ANALISIS SIFAT MEKANIK LAS TIG PADA PLAT ALUMINIUM SERI 5 DENGAN VARIABEL KUAT ARUS 65; 70; 75 A UNTUK MANUFAKTUR KENDARAAN AIR SAMPAN (CANOE)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SIFAT MEKANIK LAS TIG PADA PELAT ALUMINIUM SERI 5 DENGAN VARIABLE KUAT ARUS 65; 70; 75A UNTUK MANUFAKTUR KENDARAAN AIR SAMPAN ( CANOE

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMUNIUM DENGAN METODE SMAW

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH SUHU PREHEAT DAN VARIASI ARUS PADA HASIL LAS TIG ALUMINIUM PADUAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN

Kajian Struktur Mikro Sambungan Las TIG Al-13,5Si

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Pengaruh Hasil Pengelasan Las TIG Terhadap Kekuatan Tarik dan Ketangguhan

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

Pengaruh arus pengelasan terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro pada material aluminium

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Aljufri Jurusan Teknik Mesin (Manufaktur), Universitas Malikussaleh Aceh Utara Corresponding Author :

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS PENGELASAN ASTM A790 DAN ASTM A106 Gr. B HASIL PROSES PENGELASAN GTAW YANG DIAPLIKASIKAN PADA PIPA GEOTHERMAL

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

BAB I PENDAHULUAN. Pengelasan adalah suatu proses penggabungan antara dua. logam atau lebih yang menggunakan energi panas.

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Pengelasan dan Pengujian Tarik

VARIASI ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT MEKANIK MIKRO SAMBUNGAN LAS BAJA TAHAN KARAT AISI 304

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB II KERANGKA TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK DAN SUDUT KAMPUH V TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN TEKUK ALUMINIUM 5083 PENGELASAN GTAW

STUDI METALOGRAFI HASIL PENGELASAN SPOT WELDING TIPE KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

PENGARUH PREHEAT DAN POST WELDING HEAT TREATMENT TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA BAJA AMUTIT K-460

KAPAL JURNAL ILMU PENGETAHUAN & TEKNOLOGI KELAUTAN

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

ANALISA KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 6110

PENGARUH FILLER PLAT DAN VARIASI TEBAL PLAT PADA SPOT WELDING ANTARA BAJA-ALLUMUNIUM TERHADAP BEBAN GESER.

PENGARUH WAKTU DAN JARAK TITIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP KEKUATAN GESER HASIL SAMBUNGAN LAS

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

Jl. Prof. Sudarto, SH, Tembalang, Semarang Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS TITIK LOGAM DISSIMILAR AL-STEEL

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

LAPORAN S K R I P S I DOSEN PEMBIMBING QOMARUDDIN, S.T., M.T SUGENG SLAMET S.T.,M.T.

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

PENGARUH MASUKAN PANAS (HEAT INPUT) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK SAMBUNGAN LAS TIG Al-13,5Si

BAB IV PEMBAHASAN. Setelah melakukan beberapa langkah/usaha mencari alat dan bahan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA KEKUATAN TARIK DAN KOMPOSISI BAHAN PADUAN ALUMINIUM LIMBAH AC MOBIL DENGAN METODE METAL CASTING UNTUK BAHAN JENDELA KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

TUGAS AKHIR PENGARUH KEKUATAN LAS BERBAHAN KUNINGAN TERHADAP PROSES PENGELASAN TIG DAN OXY-ACETYLENE

PENGARUH HASIL PENGELASAN GTAW DAN SMAW PADA PELAT BAJA SA 516 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERAAN DAN STRUKTUR MIKRO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN DAN VARIASI DIAMETER ELEKTRODA TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA STAINLESS STEEL AISI 304

PENGARUH PROSES TEMPERING PADA HASIL PENGELASAN BAJA TERHADAP MECHANICAL PROPPERTIES DAN SIFAT KOROSI

I. PENDAHULUAN. terjadinya oksidasi lebih lanjut (Amanto & Daryanto, 2006). Selain sifatnya

STUDI KEKUATAN TARIK LAS DARI BAHAN PLAT DASAR ALUMINIUM MAGNESIUM

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Studi Kekuatan Sambungan Plat Pada Spot Welding Ditinjau dari Kekuatan Tarik dan Geser

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

KAJIAN HASIL PROSES PENGELASAN MIG DAN SMAW PADA MATERIAL ST41 DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN (Air, Collent, dan Es) TERHADAP KEKUATAN TARIK

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

PENGARUH KECEPATAN PUTAR TOOL TERHADAP SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN ALUMINIUM 1XXX DENGAN METODE FRICTION STIR WELDING. Tri Angga Prasetyo ( )

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN KOROSI SAMBUNGAN LAS TAK SEJENIS ALUMINIUM PADUAN 5083 DAN 6061-T6 ABSTRAK POLBAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DESAIN PROSES LAS PENGURANG PELUANG TERJADINYA KOROSI. Abstrak

PENGARUH ARUS PADA PENGELASAN ALUMINIUM TREATABLE DENGAN MESIN TIG TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

STUDI KOMPARASI KUALITAS HASIL PENGELASAN PADUAN ALUMINIUM DENGAN SPOT WELDING KONVENSIONAL DAN PENAMBAHAN GAS ARGON

STUDI BAHAN ALUMUNIUM VELG MERK SPRINT DENGAN METODE TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

PENGARUH PENAMBAHAN UNSUR SILIKON (Si) PADA ALUMINIUM PADUAN HASIL REMELTING VELG SEPEDA MOTOR TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS SKRIPSI

VARIASI POSISI PENGELASAN DAN GERAKAN ELEKTRODA TERHADAP BAJA VCN 150

Analisis Sifat Fisik dan Mekanik Poros Berulir (Screw) Untuk Pengupas Kulit Ari Kedelai Berbahan Dasar Aluminium Bekas dan Piston Bekas

PENGARUH DAN SUDUT KAMPUH PENGELASAN TERHADAP KEKERASAM DAN KERETAKAN PADA LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018

TUGAS AKHIR ANALISIS KEKUATAN LAS BERBAHAN ALUMINIUM MAMPU LAS TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

Transkripsi:

ANALISIS SIFAT MEKANIK LAS TIG PADA PLAT ALUMINIUM SERI 5 DENGAN VARIABEL KUAT ARUS 65; 70; 75 A UNTUK MANUFAKTUR KENDARAAN AIR SAMPAN (CANOE) Andika Wisnujati Program Studi D3 Teknik Mesin, Program Vokasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, DIY; Telp 087739255515 e-mail: andika_wisnujati@yahoo.com Abstract: In general, water vehicles or water transport commonly called canoes are still used in villages for fishermen to fish in the sea and in rivers. Aluminum alloy in this research using Aluminum series 5. Background of this research is to analyze the strength of TIG weld (Tungsten Inert Gas) connection in the canoe to get reliable samples and no leakage. In high TIG welding the low temperature is determined by the high-low of the electric current being flowed. The aluminum plate for the canoe is subjected to material composition testing and tensile testing to determine the physical and mechanical properties of the TIG welding joints on the aluminum series 5. TIG welding with the current variable 65, 70 and 75 Ampere. Testing specimens of 2mm thick with dimensions of 24x16 cm where the electric arc flame is generated by tungsten electrodes (non-feeding electrodes) with metal workpieces. Test results obtained include that welding on aluminum series 5 is done with AC current (Alternating Current) due to the action of cleaning the metal surface is greater. Thin metal work, TIG welding can be used without metal filler. Material composition test showed that aluminum content of 97,76% and magnesium main addition element equal to 1.753%. In tensile testing, the strong variations of current used to connect aluminum plates are 65, 70, and 75 Ampere produce different tensile strength. The highest tensile strength is generated on plate grafting using a strong current of 75 Ampere with a yield of 165.91 MPa. This is because with a strong current of 75 A, the welding liquid enters and fuses into the center of the aluminum, resulting in a strong welding joint. Keywords: Aluminum Series 5, Las TIG, Physical Properties and Mechanical PENDAHULUAN Pada zaman dahulu, orang bermukim terletak di pinggiran laut atau sungai. Hal ini disebabkan orang memerlukan air untuk kegunaan harian dan bercocok tanam. Kemudian, sungai dan laut dijadikan jalan perhubungan yang dikenali sebagai jalan air. Pengangkutan air merupakan pengangkutan kedua terpenting selepas pengangkutan darat. Sungai-sungai ini berperanan menghubungkan kawasan hulu dan hilir. Orang Melayu pada zaman dahulu menggunakan rakit, perahu dan sampan. Mereka akan berdagang ke kawasan-kawasan lain menggunakan sampan dan rakit. Mereka menghilir ke muara-muara sungai yang besar. Pada pengelasan Tungsten Inert Gas tinggi rendah temperatur salah satu ditentukan oleh tinggi rendah arus listrik yang dialirkan. Perubahan struktur mikro logam salah satu dampak berpengaruh pada kekuatan impak logam. Perubahan kekuatan impak pada hasil pengelasan dua logam yang berbeda juga akan berbeda bila dibandingkan dengan pengelasan dua logam sejenis. Gambar 1. Sampan (Canoe) Analisis sifat mekanik las tig pada plat aluminium seri 5 dengan variabel kuat arus (A. Wisnujati) 101

Latar belakang di lakukan penelitian analisis kekuatan canoe untuk kendaraan air ini adalah menjamin canoe bila dipakai wisata di sungai, embung dan kolam dalam keadaan handal dan tidak mengakibatkan kebocoran dan atau deformasi, sehingga mencelakakan penumpang canoe. Analisis dilakukan dengan pengujian kekuatan bahan yang digunakan yaitu pengujian tarik untuk menganalisis tegangan-tegangan yang terjadi khusus dibagian pada sambungan las. Penelitian ini dibatasi oleh beberapa hal, antara lain: proses pengelasan menggunakan metode las Tungsten Inert Gas atau las dengan pelindung gas; material kerja adalah pelat aluminium seri 5 dengan tebal 2 mm; uji material rnenggunakan Universal Tensile Machine (Mesin Uji Tarik) dan Alat uji bahan atau komposisi (Spectrometer) mengunakan peralatan yang disebut dengan Optical Emission Spectroscopy (OES). Tujuan dilakukan penelitian ini adalah menganalisis kekuatan canoe dan hasil analisis diharapkan memberi petunjuk pada bagian canoe yang menderita beban paling besar dapat dilakukan penguatan konstruksi, sehingga canoe yang di manufaktur mempunyai kehandalan baik. Penelitian tentang pengaruh pengelasan berulang tiga kali dan variasi ampere terhadap kekuatan tarik material baja ST 42, diperoleh besar kecil kekuatan tarik pada penelitian ini banyak dipengaruhi oleh variasi masukan panas ampere yang menyebabkan kekuatan tarik baja ST 42 menurun. Dari semua variasi ampere yang mernpunyai kekuatan tarik terbesar adalah 90A [1]. Menurut Fiskan, tentang pengaruh variasi kampuh terhadap kekuatan tarik hasil pengelasan tungsten inert gas pada baja karbon rendah ST 37 [2]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan tarik hasil pengelasan tungsten inert gas (TIG) pada baja karbon rendah ST 37. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, diketahui bahwa kekuatan tarik tertinggi terdapat pada raw material dengan nilai rata-rata sebesar 493,02 MPa. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan pada penelitian tentang analisis sifat mekanik las tungsten inert gas (TIG) pada aluminium seri 5 untuk manufaktur kendaraan air canoe antara lain sebagai berikut: Alat Beberapa alat yang digunakan antara lain: a. Mesin las AC b. Tabung gas lindung c. Regulator gas lindung d. Flowmeter gas e. Selang gas f. Kabel elektroda g. Elektroda tungsten h. Mesin uji tarik Servopulser Shimadzu, digunakan untuk menguji tarik dari suatu material. Bahan a. Material yang digunakan dalam pengujian tarik ini adalah pelat aluminium dengan tebal 2 mm dan berukuran persegi 30 mm x 30 mm. b. Material yang digunakan untuk pengelasan adalah pelat aluminium dengan tebal 2 mm dengan ukuran semula pelat 240 mm x 160 mm Tempat Penelitian Pengujian dilakukan di Laboratorium Bahan Teknik, Departemen Teknik Mesin dan Industri Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. HASIL DAN PEMBAHASAN Aluminium merupakan logam ringan mempunyai ketahanan korosi yang baik, hantaran listrik yang baik serta sifat-sifat baik yang lain sebagai sifat logam. Kekuatan mekanik yang sangat meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Mn, Zn, Ni dan sebagainya, material ini digunakan di bidang yang luas bukan saja untuk peralatan rumah tangga tapi juga dipakai untuk keperluan 102 Poros, Volume 15 Nomor 2, November 2017, 101 106

material pesawat terbang, mobil, konstruksi serta sampan atau canoe yang sedang di bahas dalam penelitian ini. Paduan Alumunium-Magnesium (Al-Mg) mempunyai ketahanan korosi yang sangat baik, sejak lama disebut hidronalim dan dikenal sebagai paduan yang tahan korosi. Cu dan Fe sangat berbahaya bagi ketahanan korosi terutama Cu sangat memberikan pengaruh ketahanan korosi. Paduan Alumunium-Magnesium 5xxx yang diambil adalah paduan antara (4,5% Mg) kuat dan mudah dilas oleh karena itu sekarang dipakai sebagai bahan pembuatan sampan atau canoe. Gambar 2. Spesimen uji tarik Pengujian Komposisi Bahan Pengujian komposisi material ini dilakukan untuk memastikan bahwa pemilihan bahan yang digunakan untuk pengujian sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian ini menggunakan peralatan yang disebut dengan Optical Emission Spectroscopy (OES) alat ini bekerja dengan menggunakan prinsip pantulan cahaya ke spesimen uji. Pantulan cahaya dari unsur akan langsung di-input ke dalam komputer dan akan dihasilkan data hasil komposisi seperti Tabel 1 dan dilakukan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dari hasil pengujian yang dilakukan didapatkan hasil seperti berikut ini: Tabel 1. Hasil uji komposisi bahan Unsur ( % ) Si 0.04 Fe 0.2243 Cu 0.0170 Mn 0.0108 Mg 1.7531 Zn 0.0295 Ti 0.0161 Cr 0.1526 Ni 0.0003 Pb 0.0009 Sn 0.0026 Al 97.76 Hasil pengujian spectrometer pada Tabel 1 di atas memperlihatkan bahwa kandungan aluminium sebesar (Al) 97.76% dan unsur alloy penambah utama yang terdapat pada paduan ini merupakan Magnesium (Mg) yang memiliki prosentase sebesar 1.7531%. Dari data tersebut maka bisa disimpulkan bahwa aluminium tersebut merupakan aluminium seri 5 karena memiliki dan unsur alloy penambah utama yang terdapat pada paduan ini merupakan Magnesium (Mg) yang memiliki kadar 1.7531%. Analisis sifat mekanik las tig pada plat aluminium seri 5 dengan variabel kuat arus (A. Wisnujati) 103

Pengujian Tarik Sifat mekanik yang dipelajari adalah kekuatan tarik. Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui tegangan tarik, tegangan luluh dan regangan pada bahan pembuatan poros berulir (screw). Kekuatan tarik merupakan kemampuan bahan untuk menerima beban tarik. Pengujian dilakukan dengan menggunakan mesin uji tarik Servopulser Shimadzu dengan cara menjepit sampel dengan kuat dan beban diberikan secara kontinyu sampai sampel tersebut putus. Sifat-sifat mekanis yang diharapkan untuk diketahui adalah kekuatan (tegangan) tarik, kekuatan luluh dan regangan dengan perhitungan menggunakan rumus [1-2]: σu = Pu Ao (1) dengan: σu : Tegangan Tarik (N/mm²) Pu : Beban Tarik (KN) Aօ : Luas Penampang Tarik mula-mula (mm²) ε = L Lo Lo x 100% (2) dengan: ε : Regangan (%) Lօ : Panjang Awal Spesimen (mm) L : Panjang Akhir Spesimen (mm) Tabel 2. Data hasil pengujian tarik dengan arus 65A Pengujian Kode Tegangan Regangan Modulus Elastisitas Specimen (σ)mpa (ε)(%) E (Gpa) 1 Al-Mg 65A 181,3 8,65 2,266 2 Al-Mg 65A 136,26 2,56 3,649 3 Al-Mg 65A 91,23 5,6 2,957 Rata-rata 136,26 5,603 2,96 Tabel 3. Data hasil pengujian tarik dengan arus 70A Pengujian Kode Tegangan Regangan Modulus Elastisitas Specimen (σ)mpa (ε)(%) E (Gpa) 1 Al-Mg 70A 146,51 4,61 3,185 2 Al-Mg 70A 116,42 2,5 4,85 3 Al-Mg 70A 131,46 3,53 4,11 Rata-rata 131,46 3,55 4,05 Tabel 4. Data hasil pengujian tarik dengan arus 75A Pengujian Kode Tegangan Regangan Modulus Elastisitas Specimen (σ)mpa (ε)(%) E (Gpa) 1 Al-Mg 75A 158,46 5,187 3,11 2 Al-Mg 75A 173,36 4,65 3,77 3 Al-Mg 75A 165,91 4,92 3,4 Rata-rata 165,91 4,91 3,43 104 Poros, Volume 15 Nomor 2, November 2017, 101 106

Gambar 3. Grafik tegangan tarik rata-rata Pada pengujian tarik untuk spesimen hasil las TIG didapatkan data pengujian seperti Tabel 2, 3, 4 dan Gambar 3 di atas. Variasi kuat arus yang digunakan untuk pengelasan TIG adalah 65, 70, dan 75 A menghasilkan kekuatan tarik yang bervariasi pula. Kekuatan tarik tertinggi dihasilkan oleh plat dengan penyambungan menggunakan arus las 75A yaitu 165,91 MPa. Hal ini dikarenakan faktor arus yang digunakan pada arus 75A terjadi peningkatan sifat mekanis, selain itu juga pada saat proses pengelasan berlangsung cairan las masuk dan melebur ke tengah aluminium, sehingga menghasilkan sambungan las yang kuat. Gambar 4. Spesimen hasil uji tarik SIMPULAN Hasil kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah bahwa proses pengelasan untuk pada pelat aluminium seri 5 dengan variasi arus pengelasan 65, 70, dan 75 A didapatkan bahwa pada pengelasan TIG dengan bahan paduan Al-Mg dilakukan dengan arus AC dikarenakan pembersihan permukaan logam yang lebih besar. Untuk pengerjaan logam bentuk pelat, pengelasan TIG dapat dilakukan tanpa filler logam. Dari pengujian komposisi bahan memperlihatkan bahwa kandungan aluminium sebesar 97,76% dan unsur penambah utama Magnesium sebesar 1,753%. Pada pengujian tarik, dari variasi kuat arus yang digunakan untuk menyambung pelat aluminium yaitu 65, 70, dan 75 A menghasilkan kekuatan tarik yang berbeda. Kekuatan tarik tertinggi dihasilkan pada penyambungan pelat menggunakan kuat arus 75 A dengan hasil 165,91 MPa. Hal Analisis sifat mekanik las tig pada plat aluminium seri 5 dengan variabel kuat arus (A. Wisnujati) 105

ini dikarenakan dengan kuat arus 75 A menunjukkan ada peningkatan sifat mekanis, selain itu hal tersebut dikarenakan pada saat proses pengelasan cairan las masuk dan melebur ke tengah aluminium, sehingga menghasilkan sambungan las yang kuat. DAFTAR PUSTAKA [1]. Syaiful, 2002, Penelitian tentang Pengaruh Pengelasan Berulang Tiga Kali dan Variasi Ampere terhadap Kekuatan Tarik Material Baja ST 42, Repository Unikom. [2]. Fiskan, Y., 2016, Pengaruh Variasi Kampu Terhadap Kekuatan Tarik Hasil Pengelasan TIG pada Baja Karbon Rendah ST 37, Skripsi Universitas Lampung, Bandar Lampung. [3]. Anonim, 2013, Grumman Canoes, One Grumman Way P.O BOX 549 Marathon, NY 13803 Tel : 888-694-1285 607-849-3211 Fax: 607-428-0596 Grumman Canoes are Manufactured by Marathon Boat Group, Inc.www.marathonboat.com. [4]. Iskandar, F., 2013, Workshop Thetrekkers, Perahu dari bahan Aluminium untuk Wisata Air, Jl. Palagan Tentara Pelajar km. 9, Komdonen, Sariharjo, Sleman, DIY. [5]. Davis, H.E., Troell, G.E., Hauck, G.F.W., 1982, The Testing of Engineering Materials, Editions, Mc Graw-Hill Book Company. [6]. Wiryosumarto, H., 1976, Teknik Pengelasan Logam, Pradnyaparamita, Jakarta. 106 Poros, Volume 15 Nomor 2, November 2017, 101 106