BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh laba dari setiap kegiatannya sekaligus meningkatkan kualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. Laporan keuangan peruahaan merupakan sumber informasi bagi pihakpihak

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. dan interprestasi terhadap laporan keuangan badan yang bersangkutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Rasio Keuangan pada PT Citra Tubindo Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitiaan. Setiap perusahaan yang didirikan dalam menjalankan kegiatan usahanya

BAB 1 PENDAHULUAN. krisis moneter yang telah melumpuhkan perekonomian di Indonesia sehingga

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori. 1. Return on Assets (ROA) a. Pengertian Return on Assets (ROA)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kelangsungan hidup (going concern), dan pertumbuhan (growth). Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya. Untuk itu tentu saja

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

Rasio Lancar. Rasio Lancar 2.75

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penilaian Kinerja PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, Tbk dan PT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang sampai saat ini masih berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. masalah-masalah yang rumit dalam rangka mencapai tujuan yang optimal. Proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tunggal Tbk bertujuan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN & HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam kondisi sehat akan mampu menghadapi tingkat persaingan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENDAHULUAN. mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini perkembangan dunia usaha semakin maju. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat dan banyaknya persaingan dalam dunia usaha. Perkembangan suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang kompetitif. Menghadapi persaingan tersebut, perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil dari pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis menarik beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Mamduh dan Abdul (2007:159) menyatakan bahwa Return on Investment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan hukum Koperasi, dengan pemisahan kekayaan para

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB III PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Fungsi Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. studi kasus pada Koperasi Unit Desa Sumber Makmur Ngantang. Adapun hasil penelitian yang diperoleh menunjukan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, maka diperlukan suatu

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN GUNA MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT. UNILEVER INDONESIA TBK DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Klassifikasi Piutang. mempertahankan langganan-langganan yang sudah ada dan untuk menarik

BAB I PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi seperti ini menuntut perusahaan untuk mampu mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok untuk masyarakat. merupakan perusahaan yang sudah go public.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS MODAL KERJA DAN LIKUIDITAS UNTUK MENINGKATKAN RENTABILITAS PADA PT LONDON SUMATRA INDONESIA, TBK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS PADA PT. NIPPON INDOSARI CORPINDO Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan. rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan di bidang financial akan sangat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Umumnya Laporan Keuangan terdiri dari 4 laporan penting, yaitu: neraca,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini dengan semakin tingginya tingkat persaingan bisnis di Indonesia telah memaksa perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk sebisa mungkin mempertahankan kelangsungan usahanya. Dengan keadaan seperti itu, sehingga memicu perusahaan untuk berkerja keras dalam menghasilkan laba yang optimal dari penggunaan aktiva (kekayaan) suatu perusahaan, dimana dikaitkan dengan penjualan yang berhasil diciptakan suatu perusahaan sehingga dapat menghasilkan laba. Laba dapat menjamin eksistensi perusahaan baik dalam operasi maupun dalam kemampuan untuk memberikan deviden yang memuaskan kepada para pemegang sahamnya. Return on invesment merupakan bagian dari analisis rasio profitabilitas. Return on invesment adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, dalam hal ini laba yang dihasilkan oleh perusahaan berupa laba bersih setelah pajak dan bunga. Dalam kondisi persaingan yang lebih tajam, memaksa perusahaan untuk berlomba memberikan kemudahan dalam persyaratan penjualan. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan mengubah syarat pembayarannya. Perusahaan dapat menjual produknya yang semula dengan tunai kemudian diubah dengan cara kredit. Oleh karena itu penjualan secara kredit menjadi suatu kebutuhan bagi perusahaan dalam meningkatkan volume penjualannya dan dalam 1

2 mempertahankan eksistensinya. Penjualan secara kredit ini tidak segera menghasilkan penerimaan kas, dengan demikian maka akan timbul piutang, semakin longgar persyaratan yang diberikan tentunya dengan asumsi pelanggan tidak mengubah kebiasaan membayarnya maka akan semakin besar pula jumlah piutang yang dimiliki. Menurut Syamsuddin (2001:254) adalah Perputaran piutang merupakan rasio perbandingan antara jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan piutang rata-rata (piutang awal ditambah piutang akhir dibagi dua). Menurut Mas ud machfoedz (2003: 106) Perputaran piutang adalah rasio yang memperlihatkan lamanya untuk mengubah piutang menjadi kas. Putaran piutang dihitung dengan membagi penjualan kredit bersih dengan saldo rata rata piutang. Saldo rata-rata piutang dihitung dengan menjumlahkan saldo awal dan saldo akhir dan kemudian membaginya menjadi dua. Masalah piutang ini menjadi begitu penting dalam kaitannya dengan perusahaan. Disamping itu piutang juga harus dikelola dengan efisien yang menyangkut tentang laba atau tambahan laba yang diperoleh dengan perusahan kebijakan penjualan dengan beban yang timbul karena adanya piutang. Perputaran piutang berasal dari lamanya piutang diubah menjadi kas. Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang termasuk dalam golongan aktiva lancar. Likuiditas perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh bersar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk

3 diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan, dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca. Menurut Simorangkir (2000:14), bahwa Likuiditas adalah kemampuan suatu bank melunasi kewajiban-kewajiban keuangan yang segera dapat dicairkan atau yang sudah jatuh tempo. Menurut Brigham dan Houston dalam Ali Akbar Yulianto (2010:134) rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. Aset likuid (liquid assets) merupakan aset yang diperdagangkan di pasar aktif sehingga dapat dikonversi dengan cepat menjadi kas pada harga pasar yang berlaku. Menurut kasmir (2010: 112) Perusahaan yang mempunyai cukup kemampuan untuk membayar hutang lancarnya disebut perusahaan yang likuid, sedangkan apabila perusahaan berada dalam keadaan tidak mempunyai kemampuan membayar hutang lancarnya disebut perusahaan yang illikuid. Tabel 1.1 Perkembangan Perputaran piutang, Likuiditas dan Return On Invesment Pada perusahaan PT. Goodyear Indonesia, Tbk periode 2001-2010 Tahun Perputaran Piutang Current Ratio ROI 2001 28,01 2,45 3,01 2002 29,58 2,28 4,27 2003 12,9 2,25 4,19 2004 8,49 2,31 5,67 2005 8,27 2,21-1,6 2006 8,97 2,15 5,58 2007 9,14 1,35 7,31 2008 11,45 1,49 0,08 2009 11,45 0,77 10,05 2010 13,18 0,86 5,81 Sumber: laporan keuangan publikasi PT. Goodyear Indonesia Tbk

4 Grafik 1.1 Perkembangan Perputaran Piutang Series1, Series1, 2, 28.01 29.58 Series1, 3, 12.90 Series1, 4, Series1, 8, 9, 10, Series1, Series1, 5, Series1, 6, 7, 8.49 11.45 13.18 8.27 8.97 9.14 Sumber: laporan keuangan publikasi PT. Goodyear Indonesia Tbk Berdasarkan grafik 1.1 diatas diketahui Perputaran Piutang pada setiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2002 Perputaran Piutang mengalami kenaikan sebesar 1,57% yaitu mencapai 29,58%. Hal ini disebabkan perusahaan mengalami peningkatan penjualan Piutang yang tertagih. Penurunan Perputaran Piutang yang terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu mencapai 8,27%. Hal ini disebabkan oleh penjualan yang meningkat namun perputarannya lambat. Grafik 1.2 Perkembangan Likuiditas Series1, 1, Series1, 2, Series1, 4, 2.45 2.28 Series1, 3, 2.31 Series1, Series1, 5, 6, 2.25 2.21 2.15 Series1, 8, Series1, 7, 1.49 1.35 Series1, Series1, 9, 10, 0.77 0.86 Sumber: laporan keuangan publikasi PT. Goodyear Indonesia, Tbk

5 Pencapaian Current Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2001 yaitu mencapai 2,45%, pencapaian Current Ratio terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,77%. Peningkatan Current Ratio di sebabkan oleh perusahaan menetapkan kebijakan hutang lancar lebih kecil dari pada aktiva lancar. Artinya perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Berbeda dengan tahun 2009 walaupun perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi hutang lancar yang di peroleh perusahaan cukup besar sehingga Current Rationya cenderung kecil. Grafik 1.3 Perkembangan Quick Ratio Sumber: laporan keuangan publikasi PT. Goodyear Indonesia, Tbk Pencapaian Quick Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu mencapai 1,20%, pencapaian Quick Ratio terendah terjadi pada tahun 2009 sebesar 0,31%. Peningkatan Quick Ratio di sebabkan oleh perusahaan menetapkan kebijakan hutang lancar lebih kecil dari pada aktiva lancar. Artinya perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Berbeda dengan tahun 2009 walaupun perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya, tetapi hutang lancar yang di peroleh perusahaan cukup besar sehingga Quick Rationya cenderung kecil.

6 Grafik 1.4 Perkembangan Return On Invesment Series1, 4, Series1, Series1, 2, 5.67 3.01 4.27 Series1, 3, 4.19 Series1, 9, Series1, 10.05 7, Series1, 6, 7.31 5.58 Series1, 10, Series1, 5.81 8, 0.08 Series1, 5, - 1.60 Sumber: laporan keuangan publikasi PT. Goodyear Indonesia, Tbk Return On Invesment tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu mencapai 10,05%. Hal ini disebabkan oleh laba yang diperoleh perusahaan tinggi dengan pajak yang rendah. Dibandingkan dengan tahun 2008 yang mencapai Return On Invesment sebesar 0,08% yang disebabkan oleh pajak yang tinggi sehingga labanya rendah. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini akan difokuskan untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan likuiditas terhadap return on invesment pada perusahaan PT. Goodyear Indonesia yang terdaftar selama sepuluh tahun berturut-turut mulai 2001 sampai 2010, dengan alasan bahwa objek yang akan diteliti jelas dan memiliki fenomena yang cukup menarik, penelitian ini berguna bagi peneliti, pengembang ilmu, maupun perusahaan dan investor. Selain itu teori dan data yang berkaitan dengan masalah ini cukup tersedia. Begitupun dengan waktu dan biaya akan memungkinkan penelitian ini dilakukan. Oleh karena itu judul penelitian ini adalah Pengaruh Perputaran Piutang Dan Likuiditas Terhadap Return On Invesment (ROI) Pada Perusahaan PT. Goodyear Indonesia, Tbk Periode 2001-2010

7 1.2 Identifikasi Masalah Mengacu kepada latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang menyebabkan return on investment PT. Goodyears Indonesia Tbk., mengalami fluktuasi adalah : 1. Penjualan yang meningkat namun perputaran piutangnya melambat. 2. Hutang lancar yang diperoleh perusahaan cukup besar. 3. Pajak yang tinggi sehingga menyebabkan tingkat laba menjadi rendah. Untuk memperjelas arah penelitian yang hendak dikaji, penelitian ini akan dibatasi masalahnya yakni untuk mengetahui sejauhmana pengaruh perputaran piutang dan likuiditas terhadap return on investment pada PT. Goodyears Indonesia Tbk. Pembatasan tersebut disebabkan aspek peningkatan dan penurunan dari produktivitas atau kondisi piutang dan likuiditas yang berdampak pada tingkat return on investment di PT. Goodyears Indonesia Tbk. Adapun masalah yang akan diteliti adalah mengenai : 1. Besarnya perputaran piutang di PT. Goodyears Indonesia Tbk. 2. Besarnya likuiditas yang ada di PT. Goodyears Indonesia Tbk. 3. Besarnya return on investment di PT. Goodyears Indonesia Tbk. 1.3 Rumusan Masalah Masalah yang akan penulis identifikasikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh Perputaran Piutang terhadap Return On Invesment pada PT. Goodyear Indonesia Tbk periode 2001 sampai 2010.

8 2. Seberapa besar pengaruh Likuiditas terhadap Return On Invesment pada PT. Goodyear Indonesia Tbk periode 2001 sampai 2010. 3. Seberapa besar pengaruh Perputaran Piutang dan Likuiditas terhadap Return On Invesment secara Simultan pada PT. Goodyear Indonesia Tbk periode 2001 sampai 2010. 1.4 Tujuan Penelitian Permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka ditentukan tujuan dari penelitian adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang terhadap return on investment di PT. Goodyears Indonesia Tbk. 2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap return on investment di PT. Goodyears Indonesia Tbk. 3. Untuk mengetahui pengaruh Perputaran Piutang dan Likuiditas terhadap Return On Invesment (ROI) secara Simultan pada PT. Goodyear Indonesia Tbk. 1.5 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Praktisi Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan Memberikan informasi tentang perputaran piutang dan likuiditas dan return on invesment (ROI) sehingga dalam perkembangan praktek berikutnya akan semakin lebih baik.

9 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Dalam penelitian ini, peneliti dapat memperoleh tambahan wawasan dan pengalaman untuk mengaplikasikan teori yang didapat selama ini yang berhubungan dengan perputaran piutang dan likuiditas dan return on invesment (ROI). Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dan bisa menjadi bahan masukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut. 3. Bagi Pihak lain/ Pengembang Ilmu Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu manajemen khususnya Manajemen Keuangan yang berkaitan dengan perputaran piutang dan likuiditas dan return on invesment (ROI). Selain itu pula dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bila dikemudian hari terdapat penelitian kembali dalam kajian yang sama seiring dengan kemajuan pendidikan. 1.6 Kerangka Pemikiran Perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Biasanya satu periode dihitung dalam satu tahun. Keadaan perputaran piutang yang tinggi menunjukkan bahwa semakin efektif dan efisien perusahaan mengelola piutang, sehingga dapat dikonversikan menjadi kas. Piutang merupakan aktiva yang likuid (lancar) dalam kelompok aktiva lancar. Dalam kenyataannya pos ini termasuk aktiva yang paling sering

10 mengalami perubahan, hal ini disebabkan karena jumlah transaksi penjualan kredit yang dilakukan perusahaan mempengaruhi jumlah piutang. Piutang diperoleh perusahaan berasal dari penjualan kredit, sedangkan hilang atau lenyapnya piutang terjadi akibat adanya piutang yang tak tertagih yang kemudian dihapuskan. Semakin cepat perputaran piutang perusahaan yang tertagih maka akan baik pula pendapatan yang dihasilkan oleh perusahaan. Perputaran piutang adalah kemampuan perusahaan dalam menangani penjualan kredit dan kebijakannya. Indikator perputaran piutang adalah penjualan kredit dan rata-rata piutang, artinya jika jumlah piutang tinggi maka perputaran piutang akan rendah. Jika perputaran piutang rendah maka aktivitas perusahaan dalam menghasilkan laba akan turun dalam kata lain profitabilitas menurun. Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Dalam sebuah perusahaan pengendalian likuiditas sangat penting, karena bertujuan menguji kecukupan dana perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus dipenuhi. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh bersar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang dan persediaan, dengan menggunakan laporan keuangan yang terdiri atas neraca. Likuiditas adalah kemampuan untuk membayar hutang jangka pendek, rasio ini terdiri dari current ratio, quick ratio current acid test ratio. Semua rasio ini berindikator dalam aktiva lancar dan utang lancar artinya bila aktiva lancar tinggi maka perusahaan dapat menutupi utangnya berarti perusahaan mempunyai likuiditas yang tinggi.

11 Return on invesment adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, Menurut R. Agus Sartono (2002:125), mengemukakan bahwa Return on invesment merupakan tolak ukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan aktiva yang digunakan. Informasi yang penting bagi investor yang akan melakukan transaksi. Karena rasio ini menggambarkan laba bersih yang bisa didapat dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ini berarti jika semakin besar rasio ini menunjukan laba yang dapat dihasilkan dari seluruh kekayaan yang dimiliki juga besar. Return On Investment adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Jadi jika perputaran piutang tinggi maka Return On Investment akan tinggi, tetapi likuiditas akan rendah karena jumlah piutangnya rendah. Jika likuiditas rendah maka perusahaan tidak mampu membayar utang lancar begitu pula sebaliknya. Jadi hubungan antara perputaran piutang terhadap Return On Investment adalah berbanding lurus, sedangkan Likuiditas terhadap Return On Investment berbanding terbalik. Sesuai penjelasan di atas, diharapkan bahwa semakin baik tingkat perputaran piutang pada perusahaan maka akan baik pula tingkat likuiditas yang diperoleh perusahaan sehingga berdampak positif kepada pendapatan atau laba yang dihasilkan oleh perusahaan yang dalam hal ini diukur dengan menggunakan Return on Invesment (ROI). Model penelitian pengaruh perputaran piutang dan likuiditas terhadap Return on Invesment (ROI) dapat digambarkan sebagai berikut:

12 Gambar 1.1 Model Penelitian Perputaran Piutang (X 1 ) Likuiditas (current ratio) Return On Invesment (ROI) (Y) (X 2 ) Sumber : diolah peneliti 1.7 Hipotesis Jika asumsi tersebut dihubungkan dengan masalah yang telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka dapat dikemukanan hipotesis (dugaan) bahwa : H 0 = Perputaran Piutang tidak berpengaruh terhadap tingkat Return On Invesment (ROI). Ha 1 = Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Tingkat Return On Invesment (ROI). H 0 Ha 2 H 0 = Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Tingkat Return On Invesment (ROI) = Likuiditas berpengaruh terhadap Tingkat Return On Invesment (ROI). = Perputaran piutang dan Likuiditas tidak berpengaruh terhadap Return on investment (ROI). Ha 3 = Perputaran piutang dan Likuiditas berpengaruh terhadap Return on investment (ROI).