BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN TEORI. Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER. 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A)

BAB II TINJAUAN TEORITIS. atau ancaman atau fenomena yang sangat tidak menyenangkan serta ada

dan menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak, masa remaja, masa dewasa yang terdiri dari dewasa awal,

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. respon psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan). Sedang kan menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kecemasan pada Mahasiswa Tingkat Pertama. Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir sampai permulaan persalinan (Saifuddin, 2006). Wibisono (2009),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN ANSIETAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN KUESIONER DATA UMUM RESPONDEN NOMOR PIN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan adalah suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres,

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

BAB I PENDAHULUAN. Penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu masalah besar di negeri

Kata Pengantar. Jawaban dari setiap pernyataan tidak menunjukkan benar atau salah, melainkan hanya pendapat dan persepsi saudara/i belaka.

BAB II TINJAUAN TEORI

PROSES TERJADINYA MASALAH


LEMBAR PERSTUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cemas berasal dari bahasa latin anxius dan dalam bahasa Jerman angst

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN. akan melakukan penelitian dengan judul Gambaran Tingkat Kecemasan Wanita

TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA WANITA PRIMIGRAVIDA DIBANDING MULTIGRAVIDA DI RUMAH BERSALIN DAN KLINIK MITRA IBU TEGAL SKRIPSI

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu anugerah yang menyenangkan bagi

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu yang didambakan oleh setiap wanita.

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

Lampiran 1. Hamilton Rating Scale For Anxiety (HARS) HAMILTON RATING SCALE FOR ANXIETY (HARS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

HUBUNGAN ANTARA SIKAP PENYELESAIAN MASALAH DAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN SOMATISASI PADA WANITA KARIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kompetensi Bidan. melaksanakan tugas dan peran dengan mengintegrasikan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

KECEMASAN (ANSIETAS) Niken Andalasari

Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin. angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

LAMPIRAN A. Cara Pengukuran Kecemasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

2013 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III TENTANG TANDA- TANDA PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS SINGANDARU KOTA SERANG TAHUN

Lembar Persetujuan Responden

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kehamilan merupakan masa yang sangat istimewa dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SUMMARY ABSTRAK. Kata kunci : Tingkat Kecemasan, Keluarga, Stroke

Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia lebih dari ibu meninggal setiap tahun saat hamil atau bersalin. Di

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi atau

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

BAB II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN dan HIPOTESIS

GAMBARAN KLINIS GANGGUAN KECEMASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu kelebihan yang diberikan oleh Sang. Pencipta, Maha Kuasa kepada kaum wanita yang membedakannya dengan

BAB II TINJAUAN TEORI. Pada bab ini akan diuraikan teori tentang kecemasan, GGT, HD dan

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi serviks, persalinan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan sesuatu hal yang di tunggu-tunggu oleh pasangan

BAB I PENDAHULUAN. dan diakhiri dengan proses persalinan (Patriasari, 2009). Ibu hamil mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya manusia dari sejak awal terbentuknya, yakni sejak terjadinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. semua orang, hal ini disebabkan oleh tingginya angka kematian yang disebabkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang bekerja sama dengan ikatan saling berbagi dan kedekatan emosi dan

BAB II KONSEP DASAR A. PENGERTIAN. Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya

BAB I PENDAHULUAN. adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan uji hasil olah data descriptive tingkat kecemasan di kedua kelompok yakni

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

Pendahuluan Masalah kesehatan jiwa sering terabaikan karena dianggap tidak menyebabkan kematian secara langsung. DALY (disability-adjusted adjusted li

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya,

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

Suryo Dharmono Bag. Psikiatri FKUI/RSCM

Kecemasan ialah suatu perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung

PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Dengan hormat, saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Yantri Nim :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kehamilan 1. Definisi Ada beberapa definisi kehamilan yang berasal dan berbagai sumber, beberapa diantaranya adalah: Kehamilan adalah hal yang luar biasa karena menyangkut perubahan fisiologis, biologis dan psikis yang mengubah hidup seorang wanita. kehamilan dengan kasus khusus misalnya hamil bermasalah kecemasan yang menghantui ibu hamil juga mempengaruhi turun naiknya kadar hormon. Selain itu, ibu yang menjalani kehamilan dengan kasus khusus, misalnya hamil bermasalah atau pernah mengalami keguguran juga mengalami keguguran juga mengalami kecemasan (Maulana, 2007). Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio fetus di dalam tubuhnya. Dalam kehamilan dapat terjadi banyak gestasi (misalnya dalam kasus kembar atau triplet). Kehamilan manusia terjadi selama 40 minggu antara waktu menstruasi dan kelahiran 6 minggu dari pembuahan. Istilah medis untuk wanita hamil adalah "gravida" sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio (minggu-minggu awal ) dan kemudian janin (sampai kelahiran). Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk pertama kalinya, sedangkan multigravida adalah seoprang wanita yang sudah pernah hamil dua kali atau lebih (Bobak, 2005).

Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita di mana dalam masa kehamilan terjadi perubahan fisiologi yang meliputi perubahan fisik, psikologis dan sosial (Saifudin, 2001). Kehamilan adalah keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh setelah penyentuhan sel telur dengan spermatozoa (Kamus Dorland, 1994) Kehamilan adalah suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami mrnghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 1995) Kehamilan adalah pertuumbuhan janin intrauterin mulai sejak 280-300 hari dengan perhitungan yang terbagi atas triwulan I (0-12 minggu usia kehamilan), Triwulan II (13-28 minggu usia kehamilan), triwulan III (29-42 minggu usia kehamilan). 2. Proses Kejiwaan pada Massa Kehamilan Menurut Mochtar (1998), proses kejiwaan selama kehamilan meliputi: a. Trimester I Pada sebagian wanita, reaksi psikologik dan emosional pertama adalah kecemasan, ketakutan, kepanikan dan kegusaran terhadap kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil dan ditumpahkan melalui manifestasi mual, muntah, pening, dan sebagainya yang merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan yang agak berat, dia menolak kehamilan dan mencoba untuk menggurkan, pada proses yang lebih parah mencoba untuk bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu hamil muda sering meminta

makanan yang aneh-aneh yang selama ini tidak disukainya. b. Trimester II Ibu yang menganggap kehamilan merupakan suatu identifikasi abstrak, mulai menyadari kenyataan bahwa kehamilan merupakan identifikasi nyata. Ibu mulai menyesuaikan diri dengan kenyataan: perut bertambah besar, terasa gerakan janin, dan dokter telah mendengar suara denyut jantung janin. Wanita bijaksana mulai mempersiapkan kebutuhannya. c. Trimester III Timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan. Ada 3 golongan ibu yang mungkin merasa takut: 1) Ibu yang mempunyai riwayat/pengalaman buruk pada persalinan yang lalu. 2) Multipara sedikit berumur, merasa takut terhadap janin dan anak apabila terjadi sesuatu atas dirinya. 3) Primigravida ang mendengar tentang pengalaman nyeri dan menakutkan dari teman-teman lain. B. Kecemasan 1. Definisi Kecemasan adalah hasil dari proses psikologi dan proses fisiologi dalam tubuh manusia. (Ramiah, 2003). Kecemasan adalah suatu sinyal yang menyadarkan, ia memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

ancaman.ansietas (cemas)merupakan satu keadaan yang ditandai oleh rasa kawatir. (Kaplan dan Sadock, 2007) Ansietas berbeda dengan rasa takut merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Ansietas adalah reaksi terhadap bahaya sesungguhnya yang mungkin menimbulkan bencana (Ramiah, 2003) Kecemasan atau ansietas adalah perasan difus, yang sangat tidak menyenangkan, agar tidak menentu dan kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi badaniah yang khas dan akan datang berulang bagi seseorang tertentu. Perasaan ini dapat berupa rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar, keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai dengan rasa ingin bergerak dan gelisah (Kaplan dan Sadock, 2007) Kecemasan adalah respon emosional terhadap perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, kondisi ini tidak memiliki objek yang spesifik(sundeen, 1998) 2. Penyebab kecemasan Berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan asal ansietas (Stuart dan Sundeen, 1998) a. Dalam pandangan psikoanalitik ansietas adalah konflik emosional terjadi antara dua elemen kepribadian diri dan superego. b. Dalam pandangan interpersonal ansietas timbul dan perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan interpersonal.

c. Menurut pandangan perilaku ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. d. Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam suatu keluarga. e. Kajian biologis menunjukkan bahwa otak mengandung respon khusus, reseptor ini membantu mangatur ansietas. 3. Gejala Umum Kecemasan Menurut Kaplan dan Sadock (2007), gejala-gejala umum kecemasan adalah sebagai berikut: a. Gejala Psikologik Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati, takut "gila", takut kehilangan kontrol dan sebagainya. b. Gejala Fisik Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah, rasa gatal, gangguan dilambung dan lain lain. Keluhan yang dikemukakan pasien dengan kecemasan kronik seperti rasa sesak nafas, rasa sakit didada, kadang-kadang merasa harus menarik nafas dalam, ada sesuatu yang menekan dada, jantung berdebar, mual, vertigo, tremor, kaki dan tangan merasa kesemutan, kaki dan tangan tidak dapat diam ada perasaan harus bergerak terus-menerus, kaki merasa lemah, sehingga berjalan dirasakan berat, kadang-kadang ada

gagap dan banyak keluhan yang spesifik untuk penyakit tertentu. Keluhan yang dikemukakan di sini tidak semua terdapat pada pasien dengan gangguan kecemasan panik, melainkan seseorang dapat saja mengalami hanya beberapa gejala satu keluhan saja, tetapi pengalaman penderitaan dan gejala ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya dirasakan cukup gawat. 4. Teori gangguan kecemasan Menurut Kaplan dan Sadock (2007), beberapa teori tentang gangguan kecemasan adalah sebagai berikut: a) Teori Psikologis 1) Teori Psikoanalitik Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan dari dalam diri misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan psikologis tanpa adanya gejala kecemasan. Jika represi tidak berhasil sebagai suatu pertahanan, maka dipakai mekanisme pertahanan yang lain misal konvensi, regresi, ini menimbulkan gejala. 2) Teori Perilaku Teori perilaku menyatakan bahwa kecemasan adalah suatu respon yang dibiasakan terhadap stimuli lingkungan spesifik. Contoh: seseorang dapat belajar untuk memiliki kecemasan internal

dengan meniru respon kecemasan orang tuanya. 3) Teori Eksistensial Konsep dan teori ini adalah seseorang menjadi menyadari adanya kemampuan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan atau kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut. b) Teori Biologis 1) Sistem Saraf Otonom Stimuli sistem saraf otonom menyebabkan gejala tertentu. Sistem kardiovaskular takikardi, muskular nyeri kepala, gastrotestinal diare dan sebagainya. 2) Neurotransmiter Tiga neurotransmiter utama yang berhubungan dengan kecemasan berdasarkan penelitian pada binatang dan respon terhadap terapi obat yaitu: norepinefrin, serotonin gammaaminobutyric acid 3) Penelian Genetika Penelitian ini mendapatkan hampir separuh dan semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurang-kurangnya satu sanak saudara yang juga menderita gangguan.

4) Penelitian Pencitraan Otak Contoh: pada gangguan kecemasan didapati kelainan di korteks fronialis, oksipital, temporalis. Pada gangguan panik didapati kelainan pada girus para hipokampus 5. Bentuk Gangguan cemas Di bawah ini merupakan bentuk-bentuk gangguan kecemasan menurut Kaplan dan Sadock (2007) adalah sebagai berikut: a. Gangguan panik Ada dua kriteria gangguan panik yaitu panik tanpa agorafobia dan gangguan panik dengan agorafobia. Kedua gangguan panik ini harus ada serangan panik. Gambaran klinis adalah sebagai berikut: Serangan panik pertama seringkali spontan, tanpa tanda akan terjadi serangan panik, walaupun serangan panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik, aktifitas seksual atau trauma emosional. Gejala mental utama adalah ketakutan yang kuat, suatu perasaan ancaman kematian dan kiamat. Tanda fisik adalah takikardia, palpitasi, sesak nafas dan berkeringat. Serangan biasanya berlangsung 20 sampai 30 menit. b. Gangguan Fobik Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak rasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas atau situasi yang ditakuti. Fobia spesifik adalah takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit, cedera, dan sebagainya. Fobia sosial adalah takut

terhadap rasa memalukan di dalam berbagi lingkungan sosial seperti berbicara di depan umum dan sebagainya. c. Gangguan Obsesif-Kompulsif Obsesif adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. Kompulsif adalah tingkah laku yang berulang, tidak bisa dihilangkan dan tidak dikehendaki. d. Gangguan Stresil Pascatrauma Gangguan stres pascatrauma dalah bila mengalami suatu stres yang bersifat traumatik bagi hampir semua orang. Trauma bisa berupa trauma peperangan, benca alam, penyerangan, pemerkosaan, kecelakaan. Gangguan stres pascatrauma terdiri dari pengalaman kembali trauma melalui mimpi dan pikrian dari pengalaman yang persisten oleh penderitaan tersebut, kesadaraan berlebihan dan persisten. Gejala penyerta yang sering dan gangguan stres pascatrauma adalah depresi, kecemasan dan kesulitan kognitif (contoh pemusatan perhatian yang buruk). Walaupun gangguan stres pascatrauma dapat terjadi pada setiap usia, namun gangguan paling menonjol pada usia dewasa muda. e. Reaksi Stres Akut Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata. Sebagai respon terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya menghilang dalam beberapa jam atau hari. Stresornya dapat

berupa pengalaman traumatik yang luar biasa. Kerentanan individu dan kemampuan menyesuaikan diri tegang peranan dalam terjadinya dan keparahannya suatu reaksi stres akut. f. Gangguan Cemas Menyeluruh Gambaran esensial dan gangguan ini adalah adanya kecemasan yang menyeluruh dan menetap (bertahan lama). Gejela yang dominan sangat bervariasi, tetapi keluhan tegang yang terasa ringan, palpitasi, pusing kepala, dan keluhan epigasrik dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat merupakan keluhan yang sering kali diungkapkan. 6. Tingkat kecemasan Kecemasan mempunyai beberapa tingkatan, hamilton rating scale for anxiety dalam Alimul, 2003 antara lain: a. Cemas ringan Ketegangan yang normal dalam kehidupan sehari-hari dan meningkatkan lapangan persepsinya, kecemasan dapat memotivasi belajar serta menghasilkan pertumbuhan serta kreativitas. b. Cemas sedang Seseorang masih memungkinkan untuk mewujudkan pada sesuatu yang penting dan mengesampingkan yang lainnya sehingga seseorang mengalami perhatian yang sensitif namun masih bisa melakukan hal yang lebih terarah.

c. Cemas berat Kecemasan ini menyebabkan persepsi berkurang sehingga cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci, spesifik, dan tidak dapat bepikir tenang, hal ini perilaku untuk mengurangi kebingungan individu ini pada banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada orang lain. d. Cemas panik Kecemasan yang berhubungan dengan ketakutan, teror, individu mengalami panik tidak mampu mengontrol presepsi kalaupun dengan pengaruhan panik merupakan disorganisasi kepribadian, terjadi peningkatan aktivitas motorik, penurunan kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, presepsi penyimpangan pemikiran rasional cemas ini jika berlangsung tents menerus dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan terjadinya kelelahan dan kematian (Stuart and Sanden, 1998) Beberapa golongan wanita tersebut tidak memerlukan pengertian dari dokter dan keluarganya, pendekatan psikologis yang tepat, kepercayaan dokter dan bidan akan melakukan segala sesuatu untuk meringankan penderitaannya dan untuk menyelamatkan ibu dan janin yang ada dalam kandungan (Alimul, 2003) 7. Pengukuran kecemasan Menurut Alimul (2003) dapat diukur menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS) yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang diberi

penilaian antara 0-4 dengan penelitian berikut: Nilai 0 = tidak ada gejala(tidak ada keluhan) 1 = gejala ringan 2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala berat sekali Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter atau tenaga kesehatan yang telah dilatih untuk menggunakan melaluui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang yaitu: Total Nilai (score) 14 = tidak ada kecemasan 14-20 = kecemasan ringan 21-27 = kecemasan sedang 28-41 = kecemasan berat 42-56 = kecemasan berat sekali/panik Adapun hal-hal yang dinilai dalam alat ukur HRS-A ini adalah sebagai berikut: gejala kecemasan meliputi perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, gangguan pola tidur, gangguan kecerdasan, perasaan depresi (murung), gejala somatik atau fisik(otot), gejala somatik/fisik sensorik, gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah), gejala respitori (pernapasan), gejala gastrointestinal (pencernaan), gejala urogenital (perkemihan dan kelamin), gejala autonom dan tingkah laku. Dari semua

gejala kecemasan dijumlahkan (Total Score). 8. Akibat kecemasan Kecemasan dapat meningkatkan resiko dalam proses persalinan yaitu mengenai keadaan jalan lahir dan bayi yang akan dilahirkan. Hal ini tidak boleh dikemukakan berlebihan karena akan dapat merugikan ibu hamil itu sendiri. Banyak wanita takut akan nyeri persalinan atau kerusakan sebab mereka tidak mengetahui tentang anatomi dan proses persalinan. Wanita mengekspresikan mengenai perilaku selama hamil sampai proses persalinan dan bagaimana seseorang untuk menerima dirinya dan berperilaku. Menurut Hanifa (1999) akibat kecemasan yang dapat timbul selama kehamilan dan persalinan antara lain: a. Partus prematurus Ini dapat disebabkan oleh ketegangan psikis/tekanan kehidupan modern dan diikutsertakan wanita dalam industri. Hal ini dapat dibuktikan bahwa frekuensi prematuritas di antara para wanita yang bekerja di kota-kota besar semakin meningkat dari tahun ke tahun. Demikian pula yang tidak kawin sering melahirkan sebelum waktunya sehingga kehamilan di luar pernikahan dapat dianggap sebagai faktor etiologi bagi prematuritas. b. Nyeri persalinan Ketakutan merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit atau nyeri dalam persalinan

c. Partus Partus lama disebabkan karena faktor-faktor yang mengakibatkan his kurang baik dan pembukaan kurang lancar C. Persalinan Persalinan atau partus (normal) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dan dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2006, p.143) Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin. Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Saifuddin, 2002, p.28), Persalinan merupakan saat menegangkan dan menggugah emosi ibu dan juga keluarga bahkan persalinan dapat pula menjadi saat mencemaskan dan menakutkan bagi ibu (Depkes RI, 2002), 1. Proses Persalinan Menurut Mochtar (1998) persalinan dibagi dalam 4 kala yaitu: a. Kala I Dimulai dari saat persalinan mulai sampai pembukaan lengkap (10 cm). Proses ini terbagi 2 fase, fase laten (8 jam) serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) serviks membuka 4-10 cm.

Kontraksi lebih kuat dan sering fase aktif. b. Kala II Kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan mendorong janin keluar hingga akhir. c. Kala III Waktu untuk pelepasan dan pengeluaran uri. d. Kala IV Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam postpartum saifudin, 2002), lamanya persalinan pada primigravida kala I adalah 13 jam, kala II adalah 1 jam, kala III adalah 1/2 jam, jadi lama persalinan 14 1/2 jam, sedangkan pada multigravida kala I yaitu 7 jam, kala II yaitu 1/2 jam, kala III yaitu 1/4 jam, jadi lama persalinan 7 jam. 2. Faktor-faktor yang memegang peranan penting pada persalinan (Prawirohardjo, 2006) a. Kekuatan-kekuatan yang ada pada ibu seperti kekuatan his dan kekuatan mengedan. b. Keadaan jalan lahir c. Janinnya sendiri

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan Hampir setiap calon orangtua, terutama ibu dikelilingi oleh kecemasan tentang bayinya, khususnya pada trimester akhir terjadinya kecemasan cukup wajar dan sebagian besar wanita mengalaminya. Jika seorang wanita hamil mengetahui rasa cemas tersebut akan muncul dan wajar serta normal, maka akan membantu menghilangkan rasa cemas yang timbul (Stoppard, 2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan antara lain: 1. Konflik diri, konflik intern antara ketakutan terhadap persalinan dan ingin segera memeluk bayinya yang dilahirkannya (Indah 2008) 2. Pengetahuan istri/ibu tentang persalinan, merupakan faktor predisposisi yang kuat terhadap stabilitas kondisi psikologis (Riven, 2002) 3. Menurut Eisenberg (1996) kondisi ibu inpartu, seorang wanita yang mengetahui kondisi kehamilan normal dapat melahirkan normal akan memiliki tingkat kecemasan yang berbeda dengan seorang wanita yang dalam kehamilannya didapatkan penyulit dan dalam melahirkannya diperkirakan tidak bisa lahir normal. 4. Menurut Kaplan dan sadock (1997) kondisi individu: umur, pendidikan, kebudayaan, sosial ekonomi. 5. Menurut Bobak (2005) Lingkungan tempat bersalin dan sekitarnya yang asing penuh dengan alat kesehatan atau kesibukan petugas kesehatan merupakan stresor tersendiri bagi yang akan melahirkan.

6. Dukungan sosial sangat diperlukan dalam upaya memberikan ketenangan pada ibu inpartu (Nolan, 2004) 7. Menurut Lees (2003) sosial ekonomi meskipun ibu mengetahui proses persalinan dengan baik, tetapi jika secara sosial ekonomi belum siap karena tidak mempunyai biaya untuk proses persalinan, kemungkinan yang tidak cemas akan menjadi cemas dan yang sudah menjadi cemas akan lebih cemas. 8. Menurut Doenges dan Moorhouse (2001) tingkat pendidikan yang berbeda dari istri akan menimbulkan respon kecemasan yang berbeda pula. Adapun jenjang pendidikan responden yang diteliti : a. Pendidikan Dasar (SD dan SMP) b. Pendidikan Menengah (SMA) c. Pendidikan Tinggi (Perguruan Tinggi, Akademik, Politeknik, Sekolah Tinggi)

E. Kerangka Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil Konflik diri Pengetahuan istri tentang persalinan kondisi ibu inpartu lingkungan Dukungan sosial Sosial ekonomi Pendidikan Tingkat kecemasan Gambar 2.1 Kerangka teori faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan ibu hamil Sumber : Nolan (2004), dan Bobak (2005)