BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kesehatan Indonesia mempunyai visi yaitu sehat 2010 yang merupakan suatu proyeksi tentang keadaan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia pada tahun 2010 yang akan datang yang ditandai oleh mayoritas penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, meliputi kemampuan menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta berada dalam derajat kesehatan yang optimal (Effendy. N, 1998). Meningkatnya usia harapan hidup (UHH) memberikan dampak yang kompleks terhadap kesejahteraan lansia. Di satu sisi peningkatan UHH mengindikasikan peningkatan taraf kesehatan warga negara. Namun di sisi lain menimbulkan masalah, karena dengan meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut akan berakibat semakin besarnya beban yang ditanggung oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, terutama dalam menyediakan pelayanan dan fasilitas lainnya bagi kesejahteraan lansia (HealthyPeople, 1997). Berdasarkan laporan data demografi penduduk Internasional yang dikeluarkan oleh Bureau af the Census USA (1993, dikutip oleh Darmojo, 1999) bahwa di Indonesia pada kurun waktu tahun 1990-2025 akan terjadi kenaikan jumlah lanjut usia sebesar 414 %, suatu angka kenaikan tertinggi di seluruh dunia. Adanya peningkatan jumlah lansia, masalah kesehatan yang
dihadapi bangsa Indonesia menjadi semakin kompleks, terutama yang berkaitan dengan gejala penuaan (Amiruddin dalam unair.ac.id, 2003). Pada orang lanjut usia terdapat kecenderungan menurunnya kapasitas fungsional baik pada tingkat seluler maupun pada tingkat organ sejalan dengan terjadinya proses menua. Akibatnya mereka cenderung sulit memelihara homeostasis tubuh. Pada orang usia lanjut cenderung terjadi gangguan kognitif yang disebabkan oleh penyakit degeneratif ataupun karena proses penuaan (Anandani, 2009). Penyakit yang diderita oleh lansia pada umumnya adalah penyakit kronik yang sudah berlangsung menahun. Beberapa dari penyakit kronik yang kerap diderita oleh lansia merupakan faktor resiko terjadinya diabetes mellitus. Pada diabetes melitus terjadi mikro-makro angiopati yang dapat menimbulkan kelainan-kelainan pada organ-organ tubuh (Anandani, 2009). Prevalensi DM pada lanjut usia cenderung meningkat, hal ini dikarenakan DM pada lanjut usia bersifat muktifaktorial yang dipengaruhi faktor intrinsik dan ekstrinsik. Umur ternyata merupakan salah satu faktor yang bersifat mandiri dalam pengaruhnya terhadap perubahan toleransi tubuh terhadap glukosa. Umumnya pasien diabetes dewasa 90% termasuk diabetes tipe 2. Dari jumlah tersebut dikatakan 50% adalah pasien berumur > 60 tahun (http://klikclinickink.files.wordpress.com/2010/07/dm-pada-lansia.doc) Usia lanjut adalah suatu fenomena alamiah akibat proses penuaan. Oleh karena itu fenomena ini bukanlah suatu penyakit, melainkan keadaan
yang wajar yang bersifat universal. Proses menua bersifat regresif dan mencakup proses organobiologis, psikologik serta sosiobudaya. Walaupun demikian beberapa hal telah dapat diungkapkan, misalnya menjadi tua untuk sebagian orang ditentukan secara genetik dan dapat dipengaruhi oleh nutrisi, gaya hidup serta lingkungan (http://gudangmakalah.blogspot.com- /2010/08/skripsi-hubungan-gaya-hidup-dengan.html). Berbagai perubahan karena proses menua dapat mempengaruhi penampilan klinis DM pada lanjut usia. Gejalanya dapat sangat tidak khas dan menyelinap. Dikatakan paling sedikit separuh dari populasi lanjut usia tidak tahu bahwa mereka terkena DM. Keluhan tradisional dari hiperglikemia seperti polidipsi dan poliuria sering tidak jelas, karena penurunan respon haus dan peningkatan nilai ambang ginjal untuk pengeluaran glukosa urin. Penurunan berat badan, kelelahan dan kencing malam hari dianggap hal yang biasa pada lanjut usia, berakibat tertundanya deteksi adanya DM. Penampilan klinis seperti dehidrasi, konfusio, inkontinentia dan komplikasi-komplikasi yang berkaitan DM merupakan gejala-gejala yang tampak (http://klikclinickink.files.wordpress.com/2010/07/dm-pada-lansia.doc). DM disebut sebagai penyakit kronis sebab DM dapat menimbulkan perubahan yang permanen bagi kehidupan seseorang. Penyakit kronis tersebut memiliki implikasi yang luas bagi lansia maupun keluarganya, terutama munculnya keluhan yang menyertai, penurunan kemandirian lansia dalam melakukan aktivitas keseharian, dan menurunnya partisipasi sosial lansia.
Perawat komunitas sejak awal dapat berperan dalam meminimalisasi perubahan potensial pada sistem tubuh pasien. Beberapa penelitian eksperimental memperlihatkan bahwa perawat mempunyai peran yang cukup berpengaruh terhadap perilaku pasien (Tagliacozzo D.M., et.al., 1974 dalam Palestin. B, 2007). Effendi (1998) mengatakan bahwa dalam mengatasi masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga, yang mengambil keputusan dalam memecahkan masalah tersebut adalah kepala keluarga dan anggota keluarga yang dituakan: Dalam mengatasi masalah ini peran perawat kesehatan adalah memberikan asuhan keperawatan keluarga untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, menurut Palestin.B (2007) salah satu peran yang penting guna mendorong masyarakat terutama lansia adalah agar lansia dan keluarga mampu memahami kondisi lansia diabetisi sehingga dapat melakukan perawatan diri secara mandiri (self-care). Keluarga memiliki tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya, termasuk mengenal masalah tentang Diabetus Mellitus, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan pengobatan yang tepat, memberikan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit, mempertahankan suasanan rumah yang kondusif bagi kesehatan, dan mempertahankan hubungan dengan menggunakan fasilitas kesehatan masyarakat. (Friedmann, 1998).
Berkaitan dengan data tersebut diatas penulis tertarik untuk mengetahui lebih tentang pengelolaan keluarga dengan memberikan asuhan keperawatan yang berfokus pada pengelolaan dan pencegahan terjadinya komplikasi pada keluarga dengan diabetes mellitus dengan pendekatan proses keperawatan. B. Tujuan Penulisan Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa tujuan, antara lain: 1. Tujuan Umum Memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga secara optimal pada keluarga Tn. S khususnya Tn.S dengan masalah diabetes mellitus di RT 03 RW 06 Desa Sembungharjo wilayah kerja Puskesmas Bangetayu Kota Semarang. 2. TujuanKhusus a. Mengidentifikasi pengkajian keluarga pada keluarga Tn. S dengan masalah diabetes mellitus. b. Mengidentifikasi hasil analisa data yang diperoleh dan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn. S dengan masalah diabetes mellitus. c. Mengidentifikasi rencana tindakan keperawatan secara langsung pada keluarga Tn. S dengan masalah diabetes melitus.
d. Mengidentifikasi tindakan keperawatan dalam rangka memandirikan keluarga dalam melaksanakan tugas asuhan keperawatan pada keluarga Tn. S dengan masalah diabetes melitus. e. Mengidentifikasi hasil evaluasi yang berhasil dilakukan keperawatan pada keluarga Tn. S dengan masalah diabetes melitus. C. Metode Penulisan Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, prioritas masalah, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, sedangkan tehnik penulisan yang digunakan sebagai berikut: 1. Observasi Partisipasif Yaitu mengadakan pengawasan langsung terhadap keadaan umum pasien serta pengembangannya sambil melaksanakan asuhan keperawatan selama observasi. 2. Wawancara Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan pasien, keluarga pasien, perawat serta petugas kesehatan yang bersangkutan dengan pasien. 3. Studi Dokumentasi Yaitu mempelajari buku-buku laporan dan catatan medis serta dokumen lainnya untuk membandingkan dengan data yang ada.
4. Studi Pustaka Yaitu mempelajari buku-buku referensi tentang penyakit yang berhubungan dengan perawatan. D. Sistematika Penulisan Karya Tulis llmiah ini ditulis dalam lima bab yang ditulis secara sistematika dan tiap-tiap bab terdiri dari beberapa sub bab: BAB I : Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penulisan, metode dan tehnik penulisan, serta sistematika penulisan. BAB II : Konsep dasar yang berisi konsep keluarga yang meliputi definisi keluarga, struktur keluarga, tipe bentuk keluarga, fungsi keluarga, tahap dan tugas perkembangan keluarga, konsep lansia yang meliputi pengertian, batasan-batasan usia lanjut, teori-teori proses penuaan, perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia, permasalahn yang terjadi pada lansia, dan juga berisi fokus penyakit diabetes melitus meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinik, penatalaksanaan, komplikasi, pengkajian fokus, pathways, diagnosa dan fokus interversi. BAB III : Tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Pembahasan berisi tentang perbandingan antara konsep dan kasus di lapangan BAB V : Penutup berisi kesimpulan dan saran.