Logista Vol. 1 No.2 Tahun 2017 Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN:

dokumen-dokumen yang mirip
BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI DI DESA KOTA KARANG KECAMATAN KUMPEH ULU

IMPLEMENTASI SISTEM LEISA PADA BUDIDAYA SAPI KELOMPOK PETERNAK GADING TANI, DESA ARISAN GADING, KECAMATAN INDRALAYA SELATAN, KABUPATEN OGAN ILIR

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

POTENSI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG SEBAGAI SENTRA PERTANIAN ORGANIK MELALUI KEGIATAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI

GUBERNUR SUMATERA BARAT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN MENJADI ENERGI BIOGAS UNTUK MENDUKUNG PERTUMBUHAN UMKM DI KABUPATEN PAMEKASAN

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian yang berhasil dapat diartikan jika terjadi pertumbuhan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

POHON KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar Bergerak disektor Pertanian dan Peternakan.

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI DI KOTA KEDIRI

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober Desember 2015

PENGEMBANGAN DODOL WORTEL DESA GONDOSULI KECAMATAN TAWANGMANGU KABUPATEN KARANGANYAR

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG

EXECUTIVE SUMMARY SURVEY PENDAHULUAN BIOGAS RUMAH TANGGA

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PERLINDUNGAN HUTAN

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT MELALUI USAHA KOMPOS BOKASHI, BUDIDAYA SAYUR DAN JAMUR MERANG ABSTRAK

IbM KELOMPOK PKK DUSUN SUKAREJO DAN DUSUN KARANGHARJO DALAM PEMANFAATAN PEKARANGAN DENGAN INTRODUKSI PADI METODE SRI DI POT BERBASIS MOL PUEYEM

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG ALOKASI PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN KUDUS TAHUN ANGGARAN 2010

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM)

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 13 TAHUN 2012

3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik

Lingkup Kegiatan Adapun ruang lingkup dari kegiatan ini yaitu :

PENINGKATAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA SEI KEPAYANG TENGAH MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH TEMPURUNG KELAPA

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

IPTEKS BAGI WILAYAH (IbW) KOTA SUNGAI PENUH. Trias Novita, Hanibal dan M. Sugihartono Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi

INurhaida Hamzah, Kesuma Sayuti. Fak. Teknologi Pertanian Universitas Andalas ABSTRAK

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IbM di KELURAHAN SISIR KOTA BATU (BUDIDAYA SAYURAN/TOGA ORGANIK)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERANAN BUMDes DALAM PENGELOLAAN LIMBAH CAIR TAHU DAN PEMANFAATAN BIOGAS

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

PEMANFAATAN KOTORAN KAMBING PADA BUDIDAYA TANAMAN BUAH DALAM POT UNTUK MENDUKUNG PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

KAJIAN USAHA PENGOLAHAN HASIL SAYURAN PRODUKSI MODEL KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (MKRPL) KABUPATEN BOYOLALI

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

Oleh: Pujianto 1), Dyah Purwaningsih 1), dan Sugi Rahayu 2) FMIPA 1) dan FIS 2) Universitas Negeri Yogyakarta

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian masih sangat penting bagi perekonomian nasional. Hal

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

KERANGKA ACUAN KERJA PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN D. PRAKTEK REGULER / TEACHING FACTORY TAHUN ANGGARAN 2018

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

KAJIAN AWAL PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI SAMPAH DAUN KAMPUS MEMAKAI REAKTOR BIODIGISTER PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

WORKSHOP SOSIALISASI RINTISAN AGRIBISNIS PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI MELALUI INOVASI TNGKAT KABUPATEN DONGGALA

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PROGRAM DAN KEGIATAN. implementasi strategi organisasi. Program kerja operasional merupakan proses

BUPATI MADIUN SALINANAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim

Transkripsi:

Logista Vol. 1 No.2 Tahun 2017 Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN: 2579-6283 PELATIHAN PRODUKSI KOMPOS DAN BIOGAS DI KELURAHAN LIMAU MANIS SELATAN KOTA PADANG Sahadi Didi Ismanto*, Anwar Kasim, Fauzan Azima, Kesuma Sayuti, Novelina, Rini, Surini Siswarjono, Novizar,Tuty Anggraini, Hasbullah, dan Netty Sri Indeswari Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang-25163, Email: sahadididiismanto@gmail.com ABSTRAK Permasalahan utama yang dihadapi kelompok tani saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk menghasilkan kompos yang berkualitas, dengan demikian mutu kompos yang dihasilkan juga relatif masih rendah, sementara potensi yang bisa dihasilkan cukup besar. Kotoran sapi yang ada selama ini juga belum dimanfaatkan sebagai sumber biogas, karena belum adanya teknologi tepat guna pembuatan biogas yang dikuasai kelompok tani. Penyelesaian masalah ditawarkan untuk dengan cara: (1) Memberikan pelatihan cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan kotoran sapi dan kotoran ayam broiler, sisa hijauan makanan ternak dan limbah pertanian yang dihasilkan, (2) Memberikan pelatihan pembuatan starter mikroba lokal untuk mempercepat terjadinya pengomposan, (3) Memberikan pelatihan serta peragaan pembuatan biogas dari kotoran sapi, (4) Pembuatan model digester untuk produksi biogas pada skala rumah tangga dan (5) Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok tani untuk menuju kelompok tani yang profesional. Sesuai dengan rencana kegiatan maka dapat dijelaskan target luaran adalah (a) Bahan baku kompos dan Starter yang bisa digunakan, (b) Teknik pembuatan kompos untuk menghasilkan kualitas kompos yang baik, (c) Isu pertanian berkelanjutan dan pentingnya pupuk organik, (d) Teknik mempersiapkan kompos untuk dipasarkan dan teknik memasarkan produk kompos dan (e) Peragaan pembuatan digseter untuk pembuatan biogas berbahan baku kotoran sapi untuk skala rumah tangga. Kata kunci: Pelatihan, Produksi kompos, Biogas PENDAHULUAN Kelurahan Limau Manis Selatan adalah satu dari sembilan kelurahan yang ada di Kecamatan Pauh Kota Padang serta merupakan kawasan yang berada di sekitar Kampus Universitas Andalas. Terletak pada dataran paling tinggi di Kota Padang dan memiliki tipologi lahan sawah, perladangan dan hutan yang relatif luas serta memiliki sumber air yang baik. Kondisi ini menjadikan daerah ini sebagai salah satu daerah pertanian potensial di Kota Padang. Hal ini sekaligus dapat mendukung misi Kecamatan Pauh sebagai pusat pengembangan pertanian penghasil pangan dan lumbung ternak di Kota Padang. Pengembangan pertanian organik di Kelurahan Limau Manis Selatan juga tidak terlepas dari peran dua Kelompok Tani yaitu Kelompok Tani Batu Bajolang dan Kelompok Wanita Tani Sikayan Organik. Kelompok Tani Batu Bajolang mempunyai anggota sebanyak 40 orang dan Kelompok Wanita Tani Sikayan memiliki anggota sebanyak 20 orang. Kelompok Tani Batu Bajolang mengembangkan pertanian organik di lahan-lahan pertanian terutama untuk tanaman sayur-sayuran. Sementara itu Kelompok Wanita Tan Sikayan lebih fokus mengembangkan tanaman organik untuk tanaman pekarangan dengan komoditi sayur-sayuran, saledri, bawang daun dan 95

strowbery. Kedua kelompok tani ini saling bekerjasama dimana Kelompok Tani Batu Bajolang memproduksi pupuk organik dan memproduksi beberapa jenis bibit tanaman. Jumlah sapi yang dimiliki anggota kelompok saaat ini berjumlah lebih kurang 80 ekor. Jika rata-rata 1 ekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 15 kg per hari, maka dalam 1 hari akan diperoleh sebanyak lebih kurang 1.200 kg kotoran sapi basah atau lebih kurang 36 ton kotoran sapi basah per bulan. Seyogyanya kotoran sapi ini masih bisa ditambahkan dengan hijauan sisa makanan ternak yang biasanya masih tersisa antara 20-30 % dari jumlah hijauan yang diberikan. Jika ditambahkan juga dengan limbah tanaman dalam jumlah yang sama kemudian dikeringkan dan dapat dihasilkan produk kompos, maka potensi kompos yang dihasilkan per bulannya lebih kurang 36 ton. Belum semua kotoran sapi dan limbah hasil pertanian dapat diolah menjadi kompos, dikarenakan keterbatasan pengetahuan (teknologi) dan peralatan yang dimiliki oleh kelompok tani untuk memproduksi kompos. Jika 36 ton kompos kering bisa dihassilkan kelompok dalam 1 bulan dan harga jual kompos saat ini lebih kurang Rp. 625,- per kg, maka potensi pendapatan dari kompos kelompok tani di daerah ini lebih kurang sebesar Rp. 22.500.000,- per bulan. Kotoran sapi yang dihasilkan sebelum dijadikan bahan baku kompos sebetulnya masih bisa dimanfaatkan terlebih dahulu sebagai sumber biogas. Biogas bisa dikembangkan pada setiap anggota kelompok yang memiliki sapi dan biogas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pada rumah masingmasing rumah anggota. Permasalahan utama yang dihadapi kelompok saat ini adalah terbatasnya pengetahuan, teknologi dan peralatan produksi untuk menghasilkan kompos yang berkualitas. Dengan demikian mutu kompos yang dihasilkan juga relatif masih rendah, sementara potensi yang bisa dihasilkan cukup besar. Kotoran sapi yang ada selama ini juga belum dimanfaatkan sebagai sumber biogas, karena belum adanya teknologi tepat guna pembuatan biogas yang dikuasai kelompok tani. Disamping keterbatasan penguasaan teknologi juga belum optimalnya kelembagaan kelompok yang baru berjalan sebatas bekerjasama dalam hal teknis bertani, namun belum berkembang dalam hal pengadaan bersama dan pemasaran produk secara bersama. Dengan demikian tingkat efisiensi dalam hal biaya produksi dan biaya pemasaran belum bisa diperoleh oleh kelompok. TARGET DAN LUARAN Masalah sebagaimana yang dijelaskan di atas, ditawarkan untuk diselesaikan 96

dengan alternatif sebagai berikut : 1. Memberikan pelatihan cara pembuatan kompos dengan memanfaatkan kotoran sapi dan kotoran ayam broiler, sisa hijauan makanan ternak dan limbah pertanian yang dihasilkan. 2. Memberikan pelatihan pembuatan starter mikroba lokal untuk mempercepat terjadinya pengomposan. 3. Memberikan pelatihan serta peragaan pembuatan biogas dari kotoran sapi 4. Pembuatan model digester untuk produksi biogas pada skala rumah tangga. 5. Memberikan pelatihan penguatan kelembagaan kelompok tani untuk menuju kelompok tani yang profesional. Sesuai dengan rencana kegiatan maka dapat dijelaskan target luaran adalah : 1. Bahan baku kompos dan Starter yang bisa digunakan, 2. Teknik pembuatan kompos untuk menghasilkan kualitas kompos yang baik, 3. Isu pertanian berkelanjutan dan pentingnya pupuk organik, 4. Teknik mempersiapkan kompos untuk dipasarkan dan teknik memasarkan produk kompos dan 5. Peragaan pembuatan digseter untuk pembuatan biogas berbahan baku kotoran sapi untuk skala rumah tangga. METODE PELAKSANAAN Guna membantu menyelesaikan masalah pada kelompok mitra ini ada dua pendekatan yang dilakukan yaitu pelatihan serta bimbingan (pendampingan). Pelatihan dan bimbingan dilakukan dengan metode ceramah, diskusi, praktek lapangan, serta layanan konsultasi. Konsultasi dapat dilakukan melalui tatap muka, telepon ataupun melalui surat elektronik dan caracara lainnya yang mungkin dapat dilakukan. Untuk kesinambungan pembinaan, maka seyogyanya daerah ini dijadikan sebagai daerah binaan Universitas Andalas. Secara umum tahapan kegiatan ini dapat dibagi dalam tiga kelompok utama sebagaimana yang dapat dilihat pada Gambar 1. Pelaksanaan pelatihan dan bimbingan ditujukan untuk mendapatkan kapasitas kompos yang ideal berdasarkan investasi dan potensi yang ada serta untuk menghasilkan kualitas kompos yang baik. Lebih rinci dapat dirumuskan pada Tabel 1. 97

Persiapan Pelaksanaan Evaluasi & Laporan 1. Sosialisasi dengan pihak Pemerintah setempat 2. Menghubungi kelompok untuk membicarakan jadwal kegiatan 3. Penyusunan modul pelatihan 4. Persiapan untuk pelaksanaan Kegiatan: Melakukan pelatihan dan peragaan teknis serta pembuatan model-model Gambar 1. Tahapan Kegiatan 1. Evaluasi kegiatan 2. Laporan Kegiatan Tabel 1. Rencana Pelatihan dan Bimbingan yang Akan Dilaksanakan No Permasalahan Mitra 1. Masih rendahnya mutu kompos yang dihasilkan 2. Belum mampu melihat peluang bisnis yang besar dari kompos 3 Belum mengenal teknis pembuatan biogas yang sederhana 4 Belum kuatnya kelembagaan yang ada Solusi Perlu peningkatan pengetahuan dan teknik pengomposan : 1. Bahan baku kompos dan Starter yang bisa digunakan 2. Teknik pembuatan kompos untuk menghasilkan kualitas kompos yang baik. Pengetahuan kewirausahaan dan melihat potensi pasar dari produk kompos 1. Isu pertanian berkelanjutan dan pentingnya pupuk organik. 2. Teknik mempersiapkan kompos untuk dipasarkan dan teknik memasarkan produk kompos. Peragaan pembuatan digseter untuk pembuatan biogas berbahan baku kotoran sapi untuk skala rumah tangga Perlu peningkatan kemampuan pengelolaan kelembagaan, menyusun laporan keuangan sederhana yaitu; Penyusunan 1) Buku Kas, 2) Neraca dan 3) Laporan laba rugi serta teknik pengelolaan kelembagaan dan efisiensi biaya dalam kelompok. Kegiatan Metode pelatihan, bimbingan dan konsultasi Metode pelatihan, bimbingan dan konsultasi. Penjelasan dan Praktek Metode pelatihan, bimbingan dan konsultasi Mitra mempunyai partisipasi mulai dari tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Secara rinci keterlibatan mitra seperti Tabel 2. 98

Tabel 2. Partisipasi Mitra Tahap Kegiatan Partisipasi Persiapan Kesepakatan kelompok dalam menetapkan anggota yang akan dilibatkan dalam kegiatan Pelaksanaan 1. Mengikuti pelatihan dengan materi yang telah disiapkan tim. 2. Keaktifan dalam mengemukakan permasalahan yang dihadapi 3. Mempraktekan materi yang telah diajarkan dalam kegiatan pelatihan. 4. Menyediakan waktu yang cukup untuk melakukan konsultasi 5. Menetapkan penempatan model digester biogas yang akan diperagakan. Evaluasi dan Laporan 1. Mengikuti program evaluasi hasil kegiatan 2. Menyampaikan perkembangan usaha dan permasalahan yang dihadapi KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI LPPM Universitas Andalas merupakan Hal ini dapat diketahui dari pelaksanaan IbPSNB dalam pemberdayaan masyarakat institusi organik yang bertugas mengelola khususnya masyarakat petani melalui seluruh kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, baik yang bersifat intra kegiatan pelatihan dan demonstrasi dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat universitas maupun ekstra universitas Desa Binaan. (regional, nasional, dan internasional). Universitas Andalas memfasilitasi LPPM Universitas Andalas memfasilitasi IbPSNB dengan berbagai fasilitas segala bentuk kegiatan kerjasama penelitian penunjang pendidikan maupun pelatihan dan pengabdian kepada masyarakat, baik dan pendampingan, seperti laboratorium : antar bidang ilmu maupun antar lembaga lembaga ini juga merupakan wadah bagi pembentukan berbagai pusat studi dan pusat dasar (kimia, biologi, fisika, dan lain sebagainya), kimia dan biokimia hasil pertanian, teknologi dan rekayasa proses kegiatan di lingkungan Universitas Andalas. hasil pertanian, bioteknologi dan Di samping itu, LPPM Universitas Andalas mikrobiologi hasil pertanian, instrumentasi, juga memfasilitasi berbagai pelatihan, tanah, hama, penyakit, gulma dan pestisida, workshop, dan pembekalan keilmuan dan benih, kesuburan, pemetaan, teknologi praktik pengabdian. pengolahan, laboratorium komputer dan Hasil IbPSNB yang dicapai oleh lainnya. Disamping itu, Universitas Andalas Lembaga Pengabdian pada Masyarakat juga memiliki fasilitas perpustakaan, unit Universitas Andalas adalah transformasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pelaksanan teknis komputer. Hal ini cukup mendukung pelaksanaan kegiatan pelatihan dan mewujudkan peningkatan keberdayaan dan pendampingan pada program masyarakat Desa Binaan secara terukur. pengabdian pada masyarakat. 99

Semua kegiatan di atas dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendapatan masyarakat serta akan berkelanjutan dalam jangka panjang. Hal ini didukung dengan Tim pengusul Program IbDM yang memiliki latar belakang yang saling menunjang dalam permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Dengan melihat permasalahan yang ada di Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Padang, maka jenis kepakaran yang diperlukan adalah: a. Ilmu dan Teknologi Pangan Rasional : Dengan metode ceramah akan diberikan pengetahuan awal bagi peserta manfaat pengolahan jagung menjadi produk olahan jagung dari segi kecukupan gizi maupun ketahanan pangan akibat pemanfaatan bahan baku lokal. b. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Rasional: Secara teknis kegiatan ini akan melakukan peningkatan nilai tambah produk pertanian berupa pengolahan jagung menjadi berbagai produk turunan jagung. c. Teknologi Industri Pertanian Rasional : Secara teknik akan didemonstrasikan teknologi pengolahan dan pengemasan pangan olahan jagung, teknik pelabelan hingga pemberian materi mengenai pengurusan izin edar. Sehingga menjadi produk industri rumah tangga yang mampu bersaing nantinya. d. Manajemen Industri Rasional: Kelompok dan Petani jagung di Nagari Koto Tangah membutuhkan pengetahuan tentang aspek ekonomi usaha pertanian seperti analisa usaha ekonomi dan pemasaran produk. Mereka juga membutuhkan pengetahuan inovasi produk olahan jagung dan cara menangkap peluang sehingga dapat memberikan kontribusi ekonomi yang lebih besar terhadap pendapatan rumah tangga mereka. Kualifikasi tim pelaksana yang diusulkan dalam program IbDM ini sesuai dengan jenis kepakaran yang diperlukan, sehingga keahlian tersebut diharapkan dapat mendukung keberhasilan program ini. Personil yang terlibat dalam kegiatan ini terdiri dari seorang koordinator pelaksana (Ketua Program Studi) beserta dengan 10 (sepuluh) orang anggota yang terdiri dari Dosen Fateta Unand serta dibantu oleh mahasiswa Fateta. Personil yang terlibat sekaligus akan menjadi instruktur yang melatih dan mendampingi petani mitra. Personil yang terlibat memiliki kompetensi sesuai dengan masalah-masalah prioritas yang akan ditangani pada Kelompok Mitra. 100

HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI Pengabdian masyarakat berlangsung dengan lancar Pendapatan Kelompok Tani di Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Padang. Pengabdian masyrakat bekerja sama dengan LPMM Universitas Andalas, Dinas Pertanian Kabupaten Agam dan Kelompok Tani Batu Bajolang dan Kelompok Wanita Tani Sikayan Organik. Jumlah kumpulan anggota kelompok tani yang hadir berjumlah 20 orang. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan yaitu melakukan tinjauan kelompok tani pada tanggal 1 2 september 2017 beberapa anggota kelompok tani secara acak. Berdasarkan hasil tinjauan di lapangan Kelompok Tani Batu Bajolang mempunyai anggota sebanyak 40 orang dan Kelompok Wanita Tani Sikayan memiliki anggota sebanyak 20 orang. Kelompok Tani Batu Bajolang mengembangkan pertanian organik di lahan-lahan pertanian terutama untuk tanaman sayur-sayuran. Sementara itu Kelompok Wanita Tani Sikayan lebih fokus mengembangkan tanaman organik untuk tanaman pekarangan dengan komoditi sayur-sayuran, saledri, bawang daun dan strowbery. Kedua kelompok tani ini saling bekerjasama dimana Kelompok Tani Batu Bajolang memproduksi pupuk organik dan memproduksi beberapa jenis bibit tanaman. Pupuk organik yang dihasilkan juga digunakan oleh Kelompok Wanita Tani Sikayan. Namun saja pupuk organik yang digunakan oleh kelompok tani selama ini hanya bersumber dari kotoran ternak sapi yang dikeringkan dengan tanpa ada perlakuan apa-apa. Disamping itu beberapa bibit tanaman yang dikembangkan oleh Kelompok Wanita Tani Sikayan juga disupplai oleh Kelompok Tani Batu Bajolang. Penyuluhan mengenai pemanfaatan Jumlah sapi yang dimiliki anggota kelompok saaat ini berjumlah lebih kurang 80 ekor. Jika rata-rata 1 ekor sapi dapat menghasilkan kotoran sebanyak 15 kg per hari, maka dalam 1 hari akan diperoleh sebanyak lebih kurang 1.200 kg kotoran sapi basah atau lebih kurang 36 ton kotoran sapi basah per bulan. Seyogyanya kotoran sapi ini masih bisa ditambahkan dengan hijauan sisa makanan ternak yang biasanya masih tersisa antara 20-30 % dari jumlah hijauan yang diberikan. Jika ditambahkan juga dengan limbah tanaman dalam jumlah yang sama kemudian dikeringkan dan dapat dihasilkan produk kompos, maka potensi kompos yang dihasilkan per bulannya lebih kurang 36 ton. Belum semua kotoran sapi dan limbah hasil pertanian dapat diolah menjadi kompos saat ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan (teknologi) dan peralatan yang dimiliki oleh kelompok tani untuk memproduksi kompos. Jika 36 ton kompos kering bisa dihassilkan kelompok dalam 1 bulan dan harga jual kompos saat 101

ini lebih kurang Rp. 625,- per kg, maka potensi pendapatan dari kompos kelompok tani di daerah ini lebih kurang sebesar Rp. 22.500.000,- per bulan. Kotoran sapi yang dihasilkan sebelum dijadikan bahan baku kompos sebetulnya masih bisa dimanfaatkan terlebih dahulu sebagai sumber biogas. Biogas bisa dikembangkan pada setiap anggota kelompok yang memiliki sapi dan biogas yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai sumber bahan bakar pada rumah masingmasing rumah anggota. Disamping memproduksi pupuk (kompos) organik dengan bahan baku kotoran sapi, kelompok ini juga mempunyai potensi untuk memproduksi pupuk (kompos) organik dengan bahan baku menggunakan kotoran ayam broiler. Di Kelurahan Limau Manis Selatan (khusus Jorong Kotobaru) terdapat 2 peternakan ayam broiler skala menengah dengan total kotoran yang dihasilkan lebih kurang 2 ton per hari. Kegiatan pengabdian di Kelompok Tani di Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Padang, telah dilaksanakan meliputi kegiatan sebagai berikut: 1. Pelatihan pembuatan pupuk kompos 2. Pelatihan merakit digester biogas khusus pada kelompok tani ternak sebanya 10 orang 3. Pelatihan melakukan operasional pengisian digester dan pemeliharaannya Dalam tahapan ini dilakukan tanya jawab antara tim pengabdian dengan peserta penyuluhan (kelompok tani). Kelompok wanita tani terlihat sangat serius dan antusias terhadap pelatihan pembuatan pupuk kompos, hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diberikan oleh peserta. Peragaan produk yang dilakukan yaitu diajarkan secara langsung kepada para peserta pelatihan pembuatan pupuk kompos dan pelatihan pembuatan biogas dari kotoran ternak melalui praktek dan latihan langsung pada satu orang petani yang akan dijadikan pilot proyek yang akan ditempatkan digester Biogas yaitu Armen. Penunjang peragaan pproduk ini tim memberikan bantuan alat-alat digester yang meliputi digester 1 m 3 lengkap dengan alat penunjang seperti pipa inlet untuk memasukan kotoran ternak dan out let untuk mengeluarkan sisa kotoran dari digester serta selang, kran, dan alat bantu lainnya kepada sdr.armen. Luaran yang telah dicapai dari Program Ipteks Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) ini adalah: 1. Kelompok Tani dan Kelompok wanita tani Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Padang dapat memanfaatkan bahan baku kompos dan starter 102

2. Kelompok Tani dan Kelompok wanita tani Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Padang dapat membuat pupuk kompos sendiri dengan baik dan benar. 3. Dapat membuat Kemasan dan label yang telah didesain oleh tim Pengabdian Iptek berbasis Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) berdampak pada produk pupuk yang dihasilkan telah mengapilkasikan teknologi pengemasan dan pelabelan yang tepat, sehingga dapat memudahkan dalam pengurusan izin usaha dan izin edar produk. 4. Kelompok Tani dan Kelompok wanita tani Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Padang dapat membuat sendiri digester biogas dengan baik dan benar dapat memanfaatkan biogas untuk keperluan produktif dan konsumsi harian. 5. Dapat membuat Kemasan dan label yang telah didesain oleh tim Pengabdian Iptek berbasis Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) berdampak pada produk pupuk yang dihasilkan telah mengapilkasikan teknologi pengemasan dan pelabelan yang tepat, sehingga dapat memudahkan dalam pengurusan izin usaha dan izin edar produk. 6. Luaran yang dicapai lainnya yaitu telah diterimanya tulisan tim pengabdian masyarakat yang berjudul Pelatihan Produksi Kompos Dan Biogas Di Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang pada jurnal Logista Fateta Unand dengan Volume 1 nomor 2 Tahun 2017 ISSN : 2579-6238. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA Rencana tahapan program Pengabdian Iptek berbasis Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) berikutnya dilakukan dalam bentuk tahapan sebagai berikut: 1. Tahapan pertama : Pelatihan perakitan dan pengoperasion digester biogas yang dirancang tim pengabdian Program Ipteks Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) 2. Tahapan kedua: Penyuluhan dan Bantuan Pengurusan izin usaha dan izin edar produk. Bantuan dan bimbingan mengenai cara pengurusan pengurusan izin usaha dan izin edar produk produk pupuk kompos yang diproduksi oleh Kelompok Tani Batu Bajolang dan Kelompok Wanita Tani Sikayan Organik sehingga produk aman untuk diedarkan. 3. Tahapan ketiga : Bantuan alat-alat Alat-alat yang diberikan kepada salah seorang dari kelompok tani adalah peralatan digester biogas. 4. Tahapan Keempat : Monitoring dan Evaluasi Kegiatan ini bertujuan untuk memantau aktivitas mitra setelah tim pengabdian meninggalkan lokasi kelompok tani. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh Tim 103

Pengadian masyarakat dengan turun langsung ke lokasi. Kegiatan monitoring dan evaluasi ini dilakukan dengan cara: mengadakan diskusi dengan kelompok tani, mengenai permasalahan yang dihadapi setelah kegiatan pendampingan, sehingga dicari pemecahan persoalan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang bisa diambil dari Program Pengabdian Iptek berbasis Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) pada Kelompok Tani dan Kelompok wanita tani Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang ini yaitu : 1. Pengabdian masyarakat telah selesai dilaksanakan pada Pengabdian masyarakat bekerja sama dengan LPMM Universitas Andalas, dan Kelompok tani dan kelompok wanita tani di Jorong Koto Luar Kelurahan Limau manis Selatan Kota Padang. 2. Kelompok tani dan wanita tani jorong Koto Luar telah mendapatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai teknik pembuatan pupuk kompos dengan pengemasan dan pelabelan yang sesuai standar yang diberikan penyuluhan dan peragaan langsung 3. Kelompok tani jorong Koto Luar telah mendapatkan keterampilan mengenai merakit digester biogas dan mengoperasikan digester dengan baik dan benar. 4. Luaran yang dicapai lainnya yaitu telah diterimanya tulisan tim pengabdian masyarakat yang berjudul Pelatihan Produksi Kompos Dan Biogas Di Kelurahan Limau Manis Selatan Kota Padang pada jurnal Logista Fateta Unand dengan Volume 1 nomor 2 Tahun 2017 ISSN : 2579-6238. Saran dari tim Pengabdian Iptek berbasis Berbasis Prodi Dan Nagari Binaan (IbPSNB) pada Kelompok Tani dan Kelompok wanita tani Jorong Koto Luar Kelurahan Limau Manis Selatan Kecamatan Pauh Kota Padang, yaitu program pengabdian masyarakat sebaiknya dilakukan berkelanjutan setiap tahunnya sampai kelompok tani dan kelompok wanita tani sampai benar-benar bisa memproduksi produk yang telah dipraktekan sampai diterima dipasaran dan diproduksi secara masal. UCAPAN TERIMA KASIH Diucapkan terima kasih kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Andalas bapak Dr.Ing.Uyung Gatot S Dinata,MT dan Bapak Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas atas dukungan moril dan bantuan materi yang diberikan sehingga terlaksananya kegiatan Pengabdian ini. 104

DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2006, Biogas Skala Rumah Tangga melalui Program Bio Energi Perdesaan (BEP), Ditjen PPHP-DEPTAN,Jakarta. Arinal Hamni, 2008. Rancang Bangun dan Analisa Tekno Ekonomi Alat Biogas dari Kotoran Ternak Skala Rumah Tanga. Seminar Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Negeri Lampung Badan Litbang Pertanian, 2010. Analisis Kebijakan Pertanian (Agricultural Policy Analysis)Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.Volume 8 Nomor 3. BPS. 2016. Berita Resmi Statistik No.41/7/13/Tahun XIX/1 Juli 2016. https://pariamankota.bps.go.id/websi tebackend/brs_ind/brsind- 20160714035727.pdf [Akses: 12 Mei 2017] Richard Arthur, Martina Francisca Baidoo, Edward Antwi. 2011. Biogas as a potential renewable energy source: A Ghanaian case study. Renewable Energy, 36: pp. 1510-1516. DOI: 10.1016/j.renene.2010.11.012. Sugi Rahayu, Dyah Purwaningsih, dan Pujianto. 2009. Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif Ramah Lingkungan Beserta Aspek Sosio Kulturalnya Inotek 13(2): 150-10Agustus 2009 105