2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mekanisme koping adalah mekanisme yang digunakan individu untuk

POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. santri yang dengan awalan pe didepan dan akhiran an berarti tempat tinggal para

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa di mana pada masa-masa tersebut. sebagai masa-masa penuh tantangan.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. sering diartikan juga sebagai sekolah agama bagi pelajar muslim (Sumadi,

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2016 POLA ADAPTASI MANTAN NARAPIDANA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. bukan hal baru terjadi dalam kehidupan pesantren. Terdapat beberapa. penelitian terkini yang menjelaskan bagaimana bentuk perilaku

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beradaptasi dengan baik terhadap kegiatan-kegiatan dan peraturan yang berlaku di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. nasional yaitu membangun kualitas manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. orang yang dapat menggunakan ilmunya untuk hal-hal yang baik (beramal sholeh)

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak akan lepas dari norma yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Akhirnya memang akan menjadi fenomena yang jelas-jelas mencoreng

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Daar el-qolam merupakan salah satu pondok pesantren

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratifika Dewi Irianto, 2014

BAB I PENDAHULUAN. banyak disampaikan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. perilaku menyimpang. Dalam perspektif perilaku menyimpang masalah sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT. dalam pesantren, pendidikan sangat berhubungan erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sosialisasi sebagai proses belajar seorang individu merupakan salah. satu faktor yang mempengaruhi bagaimana keberlangsungan proses

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyesuaian diri manusia. Pada saat manusia belum dapat menyesuaikan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari tahapan demi tahapan perkembangan yang harus dilalui. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan serius, maraknya kasus-kasus yang dilakukan

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan sebagai upaya untuk membangun sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa remaja, terjadi proses pencarian jati diri dimana remaja banyak

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan fokus masalah yang diajukan dan ditemukan penelitian. serta pembahasannya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari hari, tanpa disadari individu sering kali bertemu

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mereka yang belum beragama. Dakwah yang dimaksud adalah ajakan kepada

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini permasalahan yang terjadi di kalangan remaja semakin beragam. Permasalahan yang muncul tidak

STUDI TENTANG KESADARAN HUKUM SISWA DALAM BERLALU LINTAS:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. hukum adalah Negara Republik Indonesia. Negara Indonesia adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

I. PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa, dimana individu berjuang untuk tumbuh menjadi sesuatu,

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kebingungan, kecemasan dan konflik. Sebagai dampaknya, orang lalu

I. PENDAHULUAN. Kenakalan remaja merupakan salah satu masalah dalam bidang pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. guru untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi pelanggaran terhadap peraturan yang berupa tata tertib sekolah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang paling penting bagi semua anak. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. tingkat internasional diperlukan suatu sistem yang mengatur bagaimana

2016 FENOMENA CERAI GUGAT PADA PASANGAN KELUARGA SUNDA

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

SWT. Kehidupan beragama identik dengan kerukunan, akan tetapi tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masala

BAB I PENDAHULUAN. itu biaya pendidikan dan biaya konsumsi.

BAB IV PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PESANTREN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan manusia yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan sebagai proses

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman membuat manusia harus bisa beradaptasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Yang Maha Esa. Manusia diciptakan berbeda dari makhluk-makhluk Tuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN MANAJEMEN KESISWAAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI MAK AL-HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadikan manusia dapat berbeda dengan makhluk lain yang. dengan sendirinya, pendidikan harus diusahakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan di pedesaan adalah bagian dari proses pembangunan. nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP MTA Gemolong yang berlokasi di

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fitri Indriyani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,

BAB I PENDAHULUAN. Amzah, 2007), hlm. 55. Pemikiran dan Kepribadian Muslim, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 150.

BAB VI PENUTUP. Menanamkan nilai mahabbatulloh dapat meningkatkan keimanan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alasan rasional dan esensial peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dikarenakan bahwa setiap individu diharuskan untuk melakukan adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya lingkungannya untuk dapat mencapai tujuannya. Menurut H. Boner dalam Gerungan (2009, hlm. 62) bahwa Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau lebih individu manusia, dimana sikap individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki sikap individu lain, atau sebaliknya. Maka dari itu peneliti menganggap di perlukannya adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya lingkungan sekitar untuk dapat melakukan interaksi dengan individu lain tersebut sehingga dapat di terima dalam lingkungan sosial (pondok pesantren). Begitupun halnya, jika individu ingin di terima dalam lingkungan sosial (pondok pesantren) maka dapat dipastikan individu tersebut menerima dan menghormati budaya yang berlaku pada lingkungan sosial (pondok pesantren). Harapan orang tua dengan mempercayakan pendidikan anaknya ke pesantren supaya dapat menghidari dari perilaku tidak baik remaja dan dapat memperoleh ilmu agama sebagai bekal hidupnya, namun pada kenyataannya individu anak karena keterpaksaan masuk ke pesantren membuat anak merasa tidak betah tinggal di pesantren. Sikap penerimaan individu oleh lingkungan sosialnya akan menciptakan sikap rasa nyaman, aman dan betah berada di lingkungan sosialnya sehingga tujuan individu (santri) akan tercapai. Proses interaksi yang terjadi antara individu akan saling mempengaruhi terhadap hasil adaptasi yang dilakukan oleh individu tersebut. Jika interaksi yang dilakukan dengan orang-orang yang mendukung kepada perbuatan yang positif maka akan dapat dipastikan perilaku individu (santri) juga akan baik, adapun jika interaksi yang dilakukan individu (santri) terjadi dengan orang-orang yang mengarahkan pada perilaku negatif maka akan terbentuk perilaku individu (santri) yang buruk. Manusia dalam kehidupan sosial membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang merupakan hakikat manusia sebagai makhluk sosial. Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu dalam masyarakat melakukan proses

2 sosial dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Soekanto (2008, hlm. 55) bahwa Bentuk umum dari proses sosial adalah interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas sosial. Interaksi antar individu atau kelompok manusia dalam kehidupan sosial terjadi dimana satu individu atau kelompok membutuhkan individu lain. Berdasarkan pengamatan sementara yang dilakukan peneliti keberadaan Pondok Pesantren Nurul Barokah di Desa Kancana Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka sejak tahun 1984 yang didirikan oleh tokoh masyarakat sekitar Desa Kancana bernama K.H Endin Muhyidin menjadi suatu kebanggaan masyarakat sekitar karena banyak orang tua yang mempercayakan pendidikan agama Islam untuk anak-anaknya kepada Pondok Pesantren Nurul Barokah. Mulai anak usia lima tahun sampai dewasa banyak orang tua yang mempercayakan pendidikan agama kepada Pondok Pesantren Nurul Barokah. Pondok Pesantren Nurul Barokah dikategorikan sebagai pondok pesantren tradisional yang masih tetap mempertahakan metode pengajaran sorogan dan bandungan dalam mengajarkan kitab-kitab klasik. Bagaimana Pondok Pesantren Nurul Barokah dapat bertahan dan berkembang di tengah-tengah kemajuan pendidikan di Indonesia dengan ditunjukkan banyaknya lembaga pendidikan formal dan sudah gratis. Pada tahun ini keberadaan Pondok Pesantren Nurul Barokah yang sedang berkembang pesat banyak bangunan-bangunan yang sedang dibangun untuk dapat menambah fasilitas bagi santri dan dapat bertahan di tengah kemajuan pendidikan di Indonesia. Bahkan pada tahun 2013 mulai dibangun lembaga pendidikan menengah untuk para santri mendapatkan ilmu umum dan tidak hanya ilmu agama saja yang diajarkan. Namun, perkembangan pesantren itu tidak semulus seperti yang diharapkan oleh setiap orang tua santri supaya anaknya dapat belajar dengan baik di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah terdapat beberapa permasalahan seperti sulitnya adaptasi santri yang berasal dari luar Sunda terhadap kondisi sosial dan budaya lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah. Selain itu, budaya Sunda yang menjadi budaya dominan di Pondok Pesantren Nurul Barokah mengakibatkan santri yang berasal dari daerah luar Sunda harus dapat menyesuaikan dirinya dengan kondisi budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah. Bahkan dalam tiga tahun ini santri yang berasal dari luar Sunda setiap

3 tahunnya selalu mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Barokah semakin besar. Maka didasarkan pada alasan di atas, hal tersebutlah yang menjadi dasar pemilihan tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti. Tabel 1.1 Data Santri Luar Sunda di Pondok Pesantren Nurul Barokah No. Tahun Putri Putra Jumlah 1. 2012 1 4 5 2. 2013 2 4 6 3. 2014 6 4 10 Jumlah 9 12 21 Sumber : Database Pondok Pesantren Nurul Barokah tahun 2015 Total santri yang ada di Pondok Pesantren Nurul Barokah tercatat 458 orang. Mayoritas santri yang berasal dari Sunda dan beberapa santri yang berasal dari luar Sunda. Perbandingan jumlah santri yang berasal dari Sunda yang lebih banyak mengakibatkan santri yang berasal dari luar Sunda merasa kesulitan dalam melakukan adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya pesantren. Kebiasaan, adat istiadat dan budaya yang berbeda tersebut mengakibatkan santri membawa budaya daerahnya masing-masing ke dalam lingkungan pesantren. Latar belakang keluarga santri sangat beragam sehingga pola pendidikan yang pada awalnya dilakukan dalam lingkup keluarga masing-masing pada saat di lingkungan pesantren mereka harus dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah. Maka bagaimana penyesuaian diri santri yang berasal dari luar Sunda terhadap lingkungan pesantren yang berada di lingkungan budaya Sunda. Pada dasarnya manusia tidak bisa hidup sendiri, setiap manusia secara individu membutuhkan orang lain dalam pergaulan sehari-hari. Adaptasi sosial dan budaya merupakan salah satu dari proses sosial yang diperlukan dalam kehidupan setiap individu (santri) sehingga di mungkinkan untuk terjadinya interaksi sosial baik dengan individu lain maupun dengan kelompok. Adaptasi sosial dan budaya merupakan salah satu bentuk penyesuaian diri dalam ranah

4 lingkungan sosial dan budaya. Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan. Setiap individu jika ingin mencapai tujuannya dengan baik maka harus dapat di terima dengan baik oleh lingkungan sosialnya, maka dari itu setiap individu diharuskan untuk dapat melakukan adaptasi untuk dapat di terima dalam lingkungan sosialnya. Hal ini seperti yang terjadi pada santri yang berasal dari luar Sunda harus dapat beradaptasi dengan kondisi sosial dan budaya di Pondok Pesantren Nurul Barokah yang berada di tengah-tengah masyarakat Sunda. Jika santri yang berada dari luar Sunda dapat beradaptasi maka tujuan berada di pesantren akan tercapai dengan baik. Menurut Gerungan (2009, hlm. 59) bahwa Penyesuaian diri berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan atau dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan pribadi. Adaptasi sosial dan budaya akan terjadi pada individu yang datang pada kelompok sosial yang berbeda dengan kondisi sosial dan budaya daerah asalnya sehingga diharuskan melakukan adaptasi sosial untuk melakukan interaksi dengan kondisi lingkungan kelompok sosial yang baru tersebut. Santri yang berasal dari luar Sunda mengubah keadaan diri sesuai lingkungan sosial bertujuan untuk dapat di terima di lingkungan sosial pesantren. Hal ini terjadi pada kehidupan santri di Pondok Pesantren Nurul Barokah yang heterogen dan berasal dari daerah yang berbeda, sehingga santri perlu melakukan adaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya di Pondok Pesantren Nurul Barokah. Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan agama tertua di Indonesia menjadi suatu kepercayaan setiap orang tua untuk dapat membekali anak-anaknya dengan ilmu agama. Kepercayaan masyarakat untuk mempercayakan pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama bagi anak dikarenakan ketidakmampuan setiap orang tua untuk memberikan pengajaran terhadap anak-anaknya. Pada masyarakat umumnya di Indonesia pendidikan agama terhadap anak sangat dirasa penting maka pondok pesantren masih menjadi kepercayaan masyarakat untuk pendidikan agama bagi anak. Namun pada realita yang ada santri terkadang merasa sulit menyesuaikan diri dengan kondisi sosial dan budaya di pesantren, hal ini karena keterpaksaan orang tua yang memasukan anak ke pesantren. Sulitnya menyesuaikan diri santri anak

5 merupakan salah satu kendala bagi pesantren untuk dapat memberikan pembelajaran yang baik bagi setiap santri. Jika santri merasa tidak betah tinggal di pesantren terkadang santri melakukan kenakalan untuk mencari sensasi atau kabur dari pesantren. Pondok pesantren yang peneliti anggap sebagai lingkungan sosial untuk kehidupan santri merupakan tempat dimana setiap santrinya diharuskan beradaptasi dengan kondisi sosial dan budaya yang berlaku untuk dapat mencapai tujuannya. Perkembangan pondok pesantren di tengah-tengah pesatnya kemajuan pendidikan formal (sekolah) juga harus menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Mulai dari pondok pesantren tradisional yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasiknya (kitab kuning) sampai pondok pesantren modern yang mulai mengembangkan metode pengajaran pada santri disesuaikan dengan materi-materi yang diajarkan. Supaya pesantren dapat berkembang di tengahtengah kemajuan pendidikan maka diharuskan untuk dapat melakukan pendidikan yang baik kepada setiap santri sehingga dapat berprestasi dan akhirnya akan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Menurut Woodworth dalam Gerungan bahwa (2009, hlm. 59) terdapat empat hubungan antara individu dengan lingkungannya untuk dapat menyesuaikan diri yaitu Individu dapat bertentangan dengan lingkungan, individu dapat menggunakan lingkungannya, individu dapat berpartisipasi (ikut serta) dengan lingkungannya, dan individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Maka berdasarkan pendapat Woodworth tersebut peneliti anggap terjadi pada kehidupan santri di Pondok Pesantren Nurul Barokah bagi santri yang berasal dari luar Sunda karena diharuskan untuk dapat menyesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah dengan berpartisipasi dalam setiap kegiatan untuk dapat menuntut ilmu dengan baik. Proses kehidupan sosial sebagai santri di pondok pesantren Nurul Barokah, santri tidak dapat begitu saja melakukan tindakan yang dianggap sesuai dengan dirinya, karena santri tersebut mempunyai lingkungan di luar dirinya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Dalam lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah ini mempunyai aturan dan norma-norma, serta budaya yang

6 membatasi tingkah laku santri tersebut. Tetapi, banyak santri-santri yang tidak dapat melakukan adaptasi sosial dan budaya dengan baik dalam lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah sehingga santri tersebut melanggar tata tertib atau aturan-aturan yang berlaku dan hal ini menjadi salah satu permasalahan yang sering terjadi dalam lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah. Menurut Woodworth dalam Gerungan (2009, hlm. 59) bahwa Individu bertentangan dengan kondisi lingkungannya mengakibatkan permasalahanpermasalahan yang terjadi dalam lingkungan. Hal ini seperti yang terjadi pada santri di Pondok Pesantren Nurul Barokah dengan melakukan kenakalan yang dilakukan oleh beberapa santri yang tidak bisa atau sulit melakukan adaptasi dengan kondisi sosial dan budaya lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah. Tata tertib yang dibuat oleh pondok pesantren terkadang dilanggar oleh santri. Bentuk kenakalan yang dilakukan oleh santri seperti mencuri barang milik santri lain, menggunakan barang orang lain tanpa izin (gasab), kabur dari pesantren, bolos sekolah, dan berkelahi sesama teman. Perilaku menyimpang tersebut di asumsikan karena santri tidak dapat melakukan adaptasi sosial dengan tata tertib yang telah dibuat dan ditetapkan di Pondok Pesantren Nurul Barokah. Gejala-gejala yang terjadi di lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah sebagai dasar pemikiran untuk memunculkan permasalahan dan bagaimana peneliti mengisi dan mencari solusi pemecahan masalah terhadap kasus-kasus yang disebutkan diatas. Kompleksitas masalah yang terjadi pada santri di Pondok Pesantren Nurul Barokah yang disebabkan dalam melakukan adaptasi terhadap kondisi lingkungan sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah, jika hal ini dibiarkan akan menimbulkan dampak yang menyulitkan, menghambat dan mengganggu santri dalam pencapai tujuannya untuk dapat menuntut ilmu dengan baik di Pondok Pesantren Nurul Barokah. Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka penelitian ini dirasa dan dipandang perlu dilakukan karena belum adanya penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren Nurul Barokah mengenai masalahmasalah yang terjadi pada proses adaptasi santri terhadap kondisi lingkungan sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui dan menggali serta dapat memecahkan permasalahan mengenai

7 Pola Adaptasi Sosial Budaya Kehidupan Santri Pondok Pesantren Nurul Barokah (Studi Deskriptif terhadap kehidupan sosial dan budaya santri Pondok Pesantren Nurul Barokah di Desa Kancana Kecamatan Cikijing Kabupaten Majalengka). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah pokok penelitian ini, yaitu Bagaimana pola adaptasi sosial dan budaya kehidupan santri Pondok Pesantren Nurul Barokah? Agar penelitian ini lebih terarah dan terfokus pada pokok permasalahan yang menjadi pembahasan peneliti, maka masalah pokok tersebut penulis jabarkan dalam beberapa sub-sub masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pola adaptasi sosial dan budaya pada santri yang berasal luar Sunda terhadap kondisi lingkungan Pondok Pesatren Nurul Barokah? 2. Bagaimana hambatan-hambatan santri yang berasal dari luar Sunda menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah? 3. Bagaimana pola pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Barokah? 4. Bagaimana bentuk kenakalan dan kontrol sosial terhadap santri yang tidak dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah? 5. Bagaimana upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Barokah supaya santri yang berasal dari luar Sunda dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi sosial dan budaya lingkungan Pondok Pesantren Nurul Barokah? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dipandang perlu dan dilakukan dengan mengacu pada permasalahan-permasalahan yang peneliti uraikan pada rumusan masalah, maka dari itu penelitian ini dibagi kedalam tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :

8 1. Tujuan Umum Secara umum, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian kehidupan sosial budaya pondok pesantren ini adalah mendapatkan gambaran mengenai pola adaptasi sosial dan budaya kehidupan santri Pondok Pesantren Nurul Barokah. 2. Tujuan Khusus Adapun secara khusus, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Menggali dan mengkaji pola adaptasi sosial dan budaya yang terjadi pada santri yang berasal luar Sunda terhadap kondisi lingkungan Pondok Pesatren Nurul Barokah. b. Menggali dan mendeskripsikan hambatan penyesuaian diri santri yang berasal dari luar Sunda di lingkungan sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah. c. Menggali dan mendeskripsikan pola pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Barokah. d. Mengidentifikasi bentuk kenakalan dan kontrol sosial terhadap santri yang tidak dapat melakukan adaptasi dengan lingkungan sosial Pondok Pesantren Nurul Barokah. e. Mendeskripsikan upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Barokah supaya santri yang berasal dari luar Sunda dapat beradaptasi dengan baik terhadap kondisi sosial dan budaya lingkungan Pondok Pesantren D. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritis Secara teoritis hasil dari penelitian ini adalah dapat memperluas wawasan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang sosiologi pada umumnya dan khususnya yang berhubungan dengan adaptasi sosial budaya kehidupan santri. 2. Secara Praktis Adapun secara praktis penelitian ini bertujuan untuk :

9 a. Memberikan informasi terhadap bentuk adaptasi sosial santri di Pondok Pesantren Nurul Barokah sehingga dapat dipergunakan untuk kemajuan dan perbaikan bagi Pondok Pesantren Nurul Barokah yang pada saat ini sedang melakukan pembangunan untuk memperbaiki kualitas. b. Memberikan sumbangsih pemecahan masalah mengenai permasalahan santri yang dilatarbelakangi ketidakmampuan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingungan sosial budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah sehingga di massa mendatang santri yang berasal dari daerah lain dapat memiliki patokan bagaimana seharusnya setiap individu dapat melakukan adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya Pondok Pesantren Nurul Barokah. c. Menambah kajian keilmuan bagi Program Studi Pendidikan Sosiologi yang dituangkan dalam penelitian skripsi terhadap pola adaptasi sosial budaya kehidupan santri. Hal ini dengan harapan penelitian yang dilakukan menjadi bahan referensi bagi muatan-muatan keilmuan yang ada pada Program Studi Pendidikan Sosiologi. d. Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai profil Pondok Pesantren Nurul Barokah. Hal ini akan memberikan gambaran bagaimana kualitas yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Nurul Barokah yang ditunjukan oleh perilaku santri dalam melakukan adaptasi terhadap kondisi lingkungan sosial dan budaya. E. Struktur Organisasi Skripsi Sistematika penulisan di dalam penyusunan skripsi ini meliputi lima bab, yaitu: 1. BAB I : Pendahuluan. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II : Tinjauan pustaka. Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian penulis. Teori-teori yang dijelaskan pada bab ini akan menjadi pisau analisis pada bab IV. Maka dari itu teori-teori yang digunakan terdapat keterkaitan dengan pembahasaan yang tertuang pada bab IV.

10 3. BAB III : Metodologi penelitian. Pada bab ini penulis menjelaskan metodologi penelitian, pendekatan penelitian, subjek lokasi penelitian, data dan sumber data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan alat dan bahan, teknik analisis data, dan validitas data, serta jadwal penelitian yang digunakan dalam penelitian mengenai adaptasi sosial kehidupan santri. 4. BAB IV : Temuan dan pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis Pola interaksi santri, hambatan-hambatan penyesuaian diri santri, pola pendidikan, kenakalan santri, dan kontrol sosial serta upaya yang diterapkan serta upaya yang dilakukan Pondok Pesantren Nurul Barokah supaya santri dapat melakukan adaptasi terhadap kondisi sosial dan budaya sekitar. 5. BAB V : Simpulan, implikasi dan saran. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.