III. METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. A. Kerangka Pemikiran. B. Pendekatan Studi Kelayakan

A. Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

IV. METODE PENELITIAN

VII. RENCANA KEUANGAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

IV METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014.

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

III KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kerangka Pemikiran

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. LANDASAN TEORI A. TEKNIK HEURISTIK

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

III. METODE PENELITIAN. Tulang Bawang. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Juli

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

Kewirausahaan. Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

III METODOLOGI A Kerangka Pemikiran

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penerapan kriteria optimasi yang digunakan untuk menganalisis kelayakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

MATERI 7 ASPEK EKONOMI FINANSIAL

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KELAYAKAN WIRAUSAHA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

STUDI KELAYAKAN USAHA

III. METODE PENELITIAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ini tentu akan meningkatkan resiko dari industri pertambangan.

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

BAB III LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III KERANGKA PEMIKIRAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

II. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

III KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN III. 1. KERANGKA PEMIKIRAN Terbatasnya sumber daya minyak dan kemampuan kapasitas produksi minyak mentah di dalam negeri telah menjadikan sekitar 50% pemenuhan bahan bakar nasional harus dilakukan melalui impor. Hal ini menjadi persoalan yang perlu mendapat perhatian khusus mengingat bahan bakar merupakan salah satu tulang punggung sektor transportasi, industri, dan pembangkitan listrik. salah satu upaya yang dapat ditempuh dengan segera mensubstitusi bahan bakar tersebut dengan bahan bakar alternatif terbarukan yang bahan bakunya banyak terdapat di tanah air, bahan bakar alternatif tersebut antara lain adalah biodiesel. Biji nyamplung sebagai bahan baku biodiesel memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan bahan baku yang lainnya. Dengan demikian, nyamplung sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi altenatif sumber biodiesel yang ramah lingkungan, namun hingga kini di Indonesia tanaman nyamplung masih disia-siakan dan dianggap tidak memiliki manfaat. Pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nyamplung sebagai bahan baku biodiesel memberikan nilai tambah yang tinggi. Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui proses pengolahan dari biji nyamplung menjadi minyak nyamplung ini merupakan peluang untuk didirikannya industri skala menengah sampai skala besar karena sampai saat ini industri ini masih sangat sedikit. Peluang ini masih terbuka lebar bagi pengusaha dan investor yang berminat menanamkan modalnya pada sektor industri pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nyamplung. Sebelum proyek pendirian industri pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nyamplung ini diimplementasikan, terlebih dahulu dilakukan analisa teknoekonomi serta analisa dari berbagai aspek lainnya. Hal ini dilakukan untuk memberikan rekomendasi kepada pihak pengambil keputusan kelayakan pendirian industri pengolahan biji nyamplung menjadi minyak nyamplung sebagai bahan baku biodiesel. Diagram alir kerangka pemikiran yang merupakan tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. 15

Mulai Studi pustaka, mempelajari deskripsi produk dan industri Pengumpulan data (primer dan sekunder) Data cukup? tidak Survey lapang Tabulasi data Analisa teknis dan ya teknologis Metode AHP Penentuan lokasi pabrik Penentuan kapasitas Referensi, pustaka dan metode perbesaran skala (1:4) Pemilihan Teknologi proses dan mesin Metode AR-Chart Neraca masa dan neraca energi Perencanaan tataletak Fokus penelitian Perhitungan dengan Microsoft office excel Analisa finansial Penentuan asumsi, Proyeksi arus kas, Sumber dana dan struktur pembiayaan, PBP, IRR, NPV, B C ratio, BEP Biaya investasi, Analisa sensitivitas, Proyeksi laba rugi. Analisa valuasi dan komersialisasi teknologi Visi, Misi, Value proposition (harga, bahan baku, produk, tempat dan distribusi, service, experience), Business Model (customer selection, differentiation and control, scope of product and activities, organizational desaign, value capture for profit, value for talent) A 16

A Aspek-aspek lain Analisa pasar dan pemasaran Identifikasi potensi pasar Segmenting, targeting, positioning,marketing mix Referensi, pustaka Analisa manajemen dan organisasi Struktur organisasi Deskripsi kerja Spesifikasi kerja Kebutuhan tenaga kerja Analisa lingkungan dan legalitas Analisa dampak lingkungan Peraturan pemerintah Perizinan Penyusunan Laporan Selesai Gambar 4. Diagram alir tahapan penelitian III. 2. PENDEKATAN MASALAH Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan berencana. Pendekatan berencana merupakan salah satu pendekatan dalam pemecahan suatu permasalahan yang mempunyai tujuan yang jelas. Langkah awal dalam pendekatan berencana adalah mengamati permasalahan dengan dukungan fakta-fakta, ide-ide, atau pendapat untuk mendefinisikan permasalahan selanjutnya. Tahapan-tahapan pendekatan berencana yang dilakukan pada masalah khusus ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Observasi lapang dilakukan untuk mengetahui permasalahan secara nyata. Pada tahap ini dilakukan pendataan umum terhadap faktor-faktor yang membantu pengembangan permasalahan. 2. Perumusan Masalah Pada tahap ini ditentukan faktor-faktor yang mempengaruhi permasalahan, penetapan tujuan, penetapan sasaran yang hendak dicapai, batasan-batasan terhadap penyelesaian masalah, dan asumsi yang diperlukan dalam pengembangan dan penyelesaian masalah. 17

3. Pengembangan Alternatif Penyelesaian Pengembangan alternatif penyelesaian berdasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi masalah, peubah, batasan, dan asumsi. 4. Pemilihan solusi Pemilihan solusi optimum melalui analisa alternatif-alternatif. 5. Hasil Akhir Pembuktian penyelesaian optimum melalui tahapan implementasi, kemudian dilakukan pembuatan kendali yang tepat untuk mendeteksi perubahan-perubahan yang mungkin terjadi dan mempengaruhi penyelesaian keputusan. III. 3. TATA LAKSANA Tahapan yang harus dilakukan pada analisa teknoekonomi ini adalah melakukan analisa masalah dan meneliti aspek-aspek yang berhubungan dengan perancangan industri tersebut yaitu aspek teknis dan teknologis, aspek finansial, aspek valuasi dan komersialisasi teknologi, aspek pasar dan pemasaran, aspek manajemen operasi dan organisasi, aspek lingkungan, dan aspek legalitas. Analisa teknoekonomi ini terdiri dari pengumpulan data dan analisa data. 1. Pengumpulan Data dan informasi Pengumpulan data dan informasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan keterangan tentang hal-hal yang berhubungan dengan penelitian yaitu analisa teknoekonomi. Data tersebut diharapkan dapat digunakan untuk pemecahan masalah pengambilan suatu keputusan. Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait serta para pakar pada bidang teknis dan teknologis yang sesuai. Untuk data sekunder diperoleh melalui laporan, artikel, jurnal, dan statistik dari instansi-instansi pemerintah, swasta, balai penelitian, dan sebagainya. 2. Pengolahan Data dan Informasi Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software komputer. Analisa dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif yang meliputi analisa teknis dan teknologis, analisa finansial, analisa valuasi dan komersialisasi teknologi, analisa pasar, analisa manajemen operasional, dan analisa lingkungan dan legalitas. a. Analisa Teknis dan teknologis Analisa teknis dan teknologis meliputi penentuan kapasitas produksi dan lokasi, pemilihan teknologi proses, mesin dan peralatan, neraca massa dan energi, dan perencanaan tata letak, kebutuhan luas ruang produksi, dan layout dari pabrik tersebut. Aliran proses analisa aspek teknis dan teknologis dapat dilihat pada Gambar 5. Untuk menentukan lokasi pabrik digunakan teknik multiatribut yaitu Analitycal Hierarchy Process (AHP). Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam 18

suatu hierarki, kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subyektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain, dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin, 2004). Mulai Penyusunan matriks hierarki AHP Penyebaran kuisioner Pengolahan data hasil kuisioner Konsistensi kurang dari 0,1 ya tidak lokasi pabrik Percobaan dalam skala laboratorium oleh pihak SBRC Referensi, dan metode perbandingan perbesaran skala 1 : 4 (skala laboratorium : skala industri) Peningkatan skala (scale up) Penentuan kapasitas produksi Referensi, pustaka dan mengacu pada kapasitas produksi Referensi, pustaka, mengacu pada kapasitas produksi dan pemilihan teknologi proses dan mesin Mengacu pada kapasitas produksi dan dengan metode AR-Chart Pemilihan teknologi proses, mesin, dan peralatan Penyusunan neraca massa dan energi Penyusunan diagram keterkaitan antaraktivitas, kebutuhan luas ruang produksi Penyusunan tata letak pabrik Selesai Gambar 5. Diagram alir proses analisa aspek teknis dan teknologis 19

Pemilihan jenis teknologi proses produksi didasarkan pada kemudahan proses produksi dan perkiraan biaya produksi. Pemilihan mesin dan peralatan ditentukan berdasarkan teknologi dan proses produksi yang dipilih. Neraca massa disusun untuk melihat laju alir, jumlah input, dan jumlah output masing-masing komponen bahan pada setiap proses. Neraca energi disusun untuk melihat kesetimbangan energi di setiap proses dan keseluruhan proses serta menghitung jumlah energi yang dibutuhkan pada setiap proses dan keseluruhan proses. Di dalam menganalisa dan merancang keterkaitan aktivitas untuk menentukan tata letak pabrik dapat digunakan bagan keterkaitan antar kegiatan (Aktivity Relationship-Chart). Faktorfaktor penting sebagai persyaratan harus dipenuhi untuk kegiatan atau ruang tertentu, juga karakteristik bangunan, letak bangunan, fasilitas eksternal, dan kemungkinan perluasannya. Di dalam gambar dapat diberi penilaian keterangan : A adalah absolute yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berdekatan dan bersebelahan, E adalah especially important yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus bersebelahan, I adalah important yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan cukup berdekatan, O adalah Ordinary yang menunjukkan letak antara dua kegiatan bersifat netral, U adalah unimportant yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan bebas dan tidak saling mengikat, sedangkan X adalah undesirable yang menunjukkan bahwa letak antara dua kegiatan harus saling berjauhan atau tidak boleh saling berdekatan. Alasan-alasan yang mendukung kedekatan hubungan meliputi keterkaitan produksi, keterkaitan pekerja, dan aliran informasi. Alasan keterkaitan produksi meliputi urutan aliran kerja, penggunaan peralatan, catatan dan ruang yang sama, kebisingan, kotor, debu, getaran, serta kemudahan pemindahan barang. Alasan keterkaitan pekerja meliputi penggunaan karyawan yang sama, pentingnya berhubungan, jalur perjalanan, kemudahan pengawasan, pelaksanaan pekerjaan serupa, perpindahan pekerja, dan gangguan pekerja. Alasan informasi meliputi penggunaan catatan yang sama, hubungan kertas kerja, dan penggunaan alat komunikasi yang sama (Apple, 1990). Pada bagan keterkaitan antaraktivitas, alasan-alasan pendukung ini disesuaikan penempatannya dalam kotak agar tidak tumpang tindih dengan kode derajat hubungan antaraktivitas. berikut. Tahapan proses dalam merencanakan bagan keterkaitan antaraktivitas adalah sebagai 1. Mengidentifikasi semua kegiatan penting dan kegiatan tambahan. 2. Membagi kegiatan tersebut ke dalam kelompok kegiatan produksi dan pelayanan. 3. Mengelompokkan data aliran bahan atau barang, informasi, pekerja, dan lainnya. 4. Menentukan faktor atau sub faktor mana yang menunjukkan keterkaitan (produksi, pekerja, dan aliran informasi). 5. Mempersiapkan bagan keterkaitan antaraktivitas. 6. Memasukkan kegiatan yang sedang dianalisa ke sebelah kiri bagan keterkaitan antaraktivitas. Urutannya tidak mengikat, namun dapat juga diurutkan menurut logika ketergantungan kegiatan. 7. Memasukkan derajat hubungan antaraktivitas di dalam kotak yang tersedia. Bagan keterkaitan antaraktivitas yang telah dibuat kemudian diolah lebih lanjut menjadi diagram keterkaitan antaraktivitas. 20

b. Analisa Finansial Kriteria-kriteria yang digunakan dalam analisa finansial meliputi Break Even point, Net Present Value, Internal rate of Return, Net Benefit Cost Ratio, Pay Back period, dan analisa sensitivitas. Kriteria-kriteria ini digunakan untuk melihat kelayakan industri secara finansial. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) merupakan selisih dari nilai investasi sekarang dengan nilai penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap relevan. Menurut Gray et al. (1993), formula yang digunakan untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut. dengan Bt = keuntungan pada tahun ke-t Ct = biaya pada tahun ke-t i = tingkat suku bunga (%) t n = periode investasi (t = 0,1,2,3,,n) = umur ekonomis proyek Proyek dianggap layak dan dapat dilaksanakan apabila NPV > 0. Jika NPV < 0, maka proyek tidak layak dan tidak perlu dijalankan. Jika NPV sama dengan nol, berarti proyek tersebut mengembalikan persis sebesar opportunity cost faktor produksi modal. Internal Rate of Return (IRR) NPV Internal Rate of Return (IRR) atau arus pengembalian internal merupakan tingkat kemampuan proyek untuk menghasilkan keuntungan dan dapat dinyatakan sebagai tingkat suku bunga pinjaman (bank) yang menghasilkan nilai NPV aliran kas masuk sama dengan dengan aliran kas keluar. Tujuan perhitungan IRR adalah mengetahui persentase keuntungan dari suatu proyek tiap tahunnya. Menurut Kadariah et al. (1999), rumus IRR adalah sebagai berikut. IRR [ - ] dengan NPV (+) = NPV bernilai positif NPV (-) = NPV bernilai negatif i(+) = suku bunga yang membuat NPV positif i(-) = suku bunga yang membuat NPV negative Proyek layak dijalankan bila nilai IRR besar atau sama dengan dari nilai suku bunga yang berlaku. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan angka perbandingan antara jumlah present value yang bernilai negative (modal investasi). Perhitungan net B/C dilakukan untuk melihat 21

berapa kali lipat manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan (Gray et al, 1993). Formulasi perhitungan net B/C adalah sebagai berikut : Net BC, untuk Bt-Ct>0, untuk Bt-Ct<0 Jika net B/C bernilai lebih dari satu, berarti NPV > 0 dan proyek layak dijalankan, sedangkan jika net B/C kurang dari satu, maka proyek sebaiknya tidak dijalankan (Kadariah et al., 1999). Break Even Point (BEP) dan Pay Back Period (PBP) Break Even Point atau titik impas merupakan titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas menunjukkan bahwa tingkat produksi sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Menurut Kotler (2002), hubungan antara biaya tetap dan biaya variabel dapat disajikan pada rumus dan grafik berikut : BEP Gambar 6. Grafik analisa BEP (Kotler, 2002) PBP merupakan jangka waktu yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh modal suatu investasi, yang dihitung dari aliran kas bersih. Menurut Rangkuti (2005), Pay back period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang ditanam dalam proyek dapat kembali dan menggambarkan lamanya waktu agar dana yang telah diinvestasikan dapat dikembalikan. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai PBP adalah sebagai berikut: PBP n dengan n = periode investasi pada saat nilai kumulatif Bt-Ct negative yang terakhir (tahun) 22

m Bn Cn Analisa Sensitivitas = nilai kumulatif Bt-Ct negative yang terakhir (Rp) = manfaat bruto pada tahun ke-n (Rp) = biaya bruto pada tahun ke-n (Rp) Analisa sensitivitas dilakukan untuk mengkaji sejauh mana perubahan parameter aspek finansial berpengaruh terhadap keputusan yang dipilih. Apabila nilai unsur tertentu berubah dengan variasi yang relatif besar tetapi tidak berakibat terhadap investasi, maka dapat dikatakan bahwa keputusan untuk berinvestasi pada suatu proyek tidak sensitive terhadap unsur yang dimaksud. Sebaliknya bila terjadi perubahan yang kecil saja mengakibatkan perubahan keputusan investasi, maka dinamakan keputusan untuk berinvestasi tersebut sensitive terhadap unsur yang dimaksud. Seperti halnya Giatman (2006), yang mengungkapkan bahwa analisa sensitivitas dibutuhkan dalam rangka mengetahui sejauh mana dampak parameter-parameter investasi yang telah ditetapkan sebelumnya boleh berubah karena adanya faktor situasi dan kondisi selama umur investasi, sehingga perubahan tersebut hasilnya akan berpengaruh secara signifikan pada keputusan yang telah diambil. Parameter-parameter investasi yang memerlukan analisa sensitivitas antara lain : - Investasi - Benefit atau pendapatan - Biaya atau pengeluaran - Suku Bunga (i) Gray et al. (1993) menambahkan, analisa sensitivitas diperlukan apabila terjadi suatu kesalahan dalam menilai biaya atau manfaat serta untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi perubahan suatu unsur harga pada saat proyek tersebut dilaksanakan. Perhitungan kembali perlu dilaksanakan, mengingat proyeksi-proyeksi yang ada banyak mengandung unsur ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan diketahuinya nilai-nilai sensitivitas dari masing-masing parameter suatu investasi memungkinkan dilakukannya tindakan-tindakan antisipatif di lapangan dengan tepat. c. Analisa Valuasi dan Komersialisasi Teknologi Berdasarkan dari kompetensi dasar dari suatu organisasi digandengkan dengan bisnis model dan sumber daya utama yang tersedia, suatu perusahaan mencoba untuk menciptakan dan memelihara keuntungan yang kompetitif dan berkelanjutan (Richard, 2005). Analisa valuasi dan komersialisasi teknologi meliputi penetapan visi, misi serta business model dari industri biodiesel dari biji nyamplung yang akan didirikan. Analisa tersebut penting untuk dilakukan agar industri yang akan didirikan tersebut dapat berkembang dengan visi, misi dan business model yang tepat. Business model merupakan faktor penting sebagai penentu keuntungan yang dibuat dari inovasi. Sebuah inovasi yang biasa dengan business model yang besar lebih menguntungkan daripada inovasi besar dengan business model yang biasa. Bisnis desain merupakan langkah awal dalah penetapan bisnis model. Bisnis desain adalah cara untuk menyampaikan value kepada customer dan mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut, bisnis design dapat disebut sebagai bisnis konsep. Bisnis desain yang bagus melibatkan keinginan dari perusahaan dan apa yang tidak akan dilakukan dan bagaimana perusahaan akan menciptakan value preposition, bisnis desain menjawab tiga pertanyaan inti 23

yaitu siapa customer?, bagaimana kebutuhan custumer dapat terpuaskan?, dan bagaimana keuntungan diperoleh dan keuntungan tersebut terlindungi?. Hasil dari proses bisnis desain adalah bisnis model, yang merupakan deskripsi dari bisnis dan bagaimana bisnis tersebut dapat berjalan dalam istilah ekonomi (Richard, 2005). Aliran proses analisa valuasi dan komersialisasi teknologi dapat dilihat pada Gambar 7. Mulai Penentuan visi Referensi, pustaka Penentuan misi Penentuan the value proposition Penentuan business model d. Analisa Pasar dan Pemasaran Mulai Gambar 7. Diagram alir proses analisa valuasi dan komersialisasi teknologi Aspek-aspek yang dikaji pada analisa pasar dan pemasaran meliputi analisa potensi pasar dan strategi pemasaran untuk mencapai pangsa pasar tersebut. Semua aspek tersebut diukur dengan teknik yang sesuai dengan kebutuhan penelitian dan sumber data yang diperoleh. Setelah diketahui potensi pasar yang dapat diraih, maka diperlukan strategi pemasaran, diantaranya dengan segmentasi (segmenting), penentuan target pasar (targeting), dan penentuan posisi di pasar (positioning), serta bauran pemasaran (marketing mix). Langkah-langkah dalam analisa pasar dan pemasaran dapat dilihat pada Gambar 8. Mulai Pencarian data Data cukup? Tidak Ya Analisa potensi pasar referensi, pustaka Penentuan strategi pembentukan dan pengembangan pasar Penentuan strategi bauran pemasaran Selesai Gambar 8. Diagram alir proses analisa pasar dan pemasaran 24

e. Analisa Manajemen dan Organisasi Kajian terhadap manajemen dan organisasi meliputi pemilihan bentuk perusahaan dan struktur organisasi yang sesuai, kebutuhan tenaga kerja, dan deskripsi dan spesifikasi kerja. Alir analisa manajemen dan organisasi dapat dilihat pada Gambar 9. Mulai Menentukan tujuan perusahaan Mempertimbangkan: Data perkiraan investasi yang diperlukan dari penggunaan mesin dan bahan baku Data kapasitas produksi Teknologi proses yang digunakan Referensi, pustaka, dan mengacu pada aspek teknis dan teknologis serta aspek finansial Menentukan bentuk usaha yang dipilih Menentukan struktur organisasi, deskripsi dan spesifikasi kerja, dan kebutuhan tenaga kerja Selesai Gambar 9. Diagram alir analisa aspek manajemen dan organisasi f. Analisa Lingkungan dan legalitas Analisa lingkungan meliputi sejauh mana keadaan tingkat lingkungan dapat menunjang perwujudan pendirian industri, terutama sumber daya yang diperlukan, seperti air, energi, manusia, dan ancaman alam sekitar, serta analisa mengenai dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pendirian industri ini. Analisa legalitas meliputi mekanisme perizinan dan peraturan-peraturan yang berlaku. 25