KEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANG BANGUN ROKET LAPAN DAN KINERJANYA

PROSES PRODUKSI PROPELAN RX 550 MENUJU TERWUJUDNYA ROKET PENGORBIT SATELIT (RPS)

IGNITER ROKET LAPAN. Heru Supriyatno Peneliti Bidang Propelan, LAPAN

PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º

ANALISIS KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET BERTINGKAT RX-420/RX-250 PADA KONDISI FREE- FLYING DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

RANCANG BANGUN SISTEM PENAHAN PANAS PADA MOTOR ROKET CIGARETTE BURNING

SISTEM PIROTEKNIK PADA ROKET

PERANCANGAN SISTEM PROPULSI FFAR DENGAN NOSEL TUNGGAL

EVALUASI KINERJA SAMBUNGAN PROPELAN PADA MOTOR ROKET RX 550 [EVALUATION OF THE PROPELLANT JOINT PERFORMANCE IN ROCKET MOTOR RX 550]

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR)

DUKUNGAN KEBIJAKAN UNTUK TERCIPTANYA KEUNGGULAN DAN PEMANFAATAN IPTEK PENERBANGAN DAN ANTARIKSA (Khususnya Teknologi Roket)

SELEKSI PEMILIHAN MATERIAL UNTUK TABUNG ROKET RX 420

PELUNCURAN ROKET LAPAN TAHUN 2006 DI PANDANWANGI - JATIM

Diterima 14 Desember 2015; Direvisi 07 Juni 2016; Disetujui 29 Juni 2016 ABSTRACT

RANCANG BANGUN SISTEM MUATAN VIDEO SURVEILLANCE & TELEMETRI RUM-70. Kata Kunci : rancang bangun, video surveillance, telemetri, roket.

Uji Coba Peluncuran Motor Roket Tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK DINAMIK STRUKTUR ROKET RKN BERTINGKAT PADA KONDISI TERBANG-BEBAS (FREE FLYING)

KAJIAN TENTANG RANCANGAN MOTOR ROKET RX100 MENGGUNAKAN PENDEKATAN GAYA DORONG OPTIMAL

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PEROKETAN NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME (MTCR)

POTENSI PABRIKASI PROPELAN HOMOGEN DI INDONESIA

PERANCANGAN IGNITER UNTUK MOTOR ROKET PADAT RX 420/4000 Sukandi Nasir Rohlll Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN

PENGARUH KETIDAKLURUSAN DAN KETIDAKSIMETRISAN PEMASANGAN SIRIP PADA PRESTASI TERBANG ROKET RX-250-LPN

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

SQUIB SEBAGAI SUMBU PENYALA LISTRIK

Novi Andria Peneliti Pusat Teknologi Roket, Lapan ABSTRACT

ANALISIS DEFLEKSI DAN TEGANGAN STRUKTUR ROKET RX-320 PADA WAKTU HANDLING DENGAN METODE ELEMEN HINGGA (FEM)

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI UJI TEKNOLOGI DAN PENGAMATAN ANTARIKSA DAN ATMOSFER TAHUN

UPAYA KEMANDIRIAN AMMONIUM PERKHLORAT DALAM RANGKA MENUNJANG ROKET PELUNCUR SATELIT

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MENYIAPKAN UJI STATIK MOTOR ROKET BAHAN BAKAR CAIR PADA TAHAP AWAL

PROPELAN DAN TEKNOLOGI PEMBUATANNYA

ANALISIS NOSEL BAHAN TUNGSTEN DIAMETER 200 mm HASIL PROSES PEMBENTUKAN

ANALISA STRUKTUR SUPPORT SENJATA ROKET FFAR MK INCH PADA PESAWAT HELIKOPTER BELL 412

PENELITIAN PRESTASI TERBANG ROKET SONDA SATU TINGKAT RX-320

LAPORAN KEMAJUAN PKPP 2012 TAHAP PERTAMA REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

MENGENAL ORBIT SUNSINKRONUS SEBAGAI ORBIT SATELIT LAPAN TUBSAT

PERHITUNGAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA, ANALISIS DINAMIKA DAN KESTABILAN GERAK DUA DIMENSI MODUS LONGITUDINAL ROKET RX 250 LAPAN

DESAIN DAN ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET DENGAN SIMULASI OPENROCKET DAN JAVA NETBEANS UNTUK PERHITUNGAN GAYA PADA ROKET NASKAH PUBLIKASI

ABSTRACT

PERANCANGAN TABUNG MOTOR ROKET RX-150-LPN BERDASARKAN ANALISIS PERHITUNGAN DAN EKSPERIMEN

Endang Mugia GS. Peneliti Bidang Teknologi Avionik, Lapan ABSTRACT

Jakondar Bakara Peneliti Bidang Pengkajian Kedirgantaraan Nasional Diterima 27 Juli 2012; Disetujui 16 November 2013

PROGRAM DATA UJI ROKET RX LAPAN DENGAN DBASE III PLUS

BAB II LANDASAN TEORI

RASIO UREA-METANOL DALAM PROSES METANOLISIS UREA SECARA VISUAL

Laporan Praktikum Laboratorium Teknik Material 1 Modul D Uji Lentur dan Kekakuan

PENGHEMAT BAHAN BAKAR PADA KOMPOR GAS RUMAH TANGGA

BEBERAPA MASALAH DALAM PROSES PEMBUATAN ROKET SERI RX/RKX-100 (PROBLEMS IN THE PRODUCTION PROCESS OF ROCKET RX/RKX-100 SERIES)

PETUNJUK TEKNIS KONTES PRAMUKA TERAMPIL 2012 GUGUSDEPAN SURABAYA

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES MANUFAKTUR. yang dilakukan dalam proses manufaktur mesin pembuat tepung ini adalah : Mulai. Pengumpulan data.

RANCANG BANGUN MESIN PENGADUK SERBUK KAYU DENGAN RESIN POLIMER MENGGUNAKAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI. memanfaatkan dan menjelajahi antariksa. Ribuan satelit dan puluhan pesawat

ANALISIS MODEL KINEMATIK PELURU KENDALI PADA PENEMBAKAN TARGET MENGGUNAKAN METODE KENDALI OPTIMAL

METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

ASPEK-ASPEK TERKAIT DALAM MERANCANG ROKET KENDALI RKX PADA TAHAP AWAL

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Vol. 8 No. 2 Desember 2010 ISSN

Prinsip Kerja Roket Air ROKET AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...

PENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK

LEMBAR PENGESAHAN REKAYASA TRACKING VIDEO ROKET SAAT UJI TERBANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA AKUSTIK UJI STATIS MOTOR ROKET MENGGUNAKAN ALGORITMA FFT

BAB I PENDAHULUAN. 2) pengendalian terhadap kebijakan teknis di bidang teknologi kedirgantaraan;

OPTIMASI RANCANG BANGUN ALAT PEMERAS BUAH JERUK DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM PERPUTARAN MOTOR LISTRIK 0,3 HP

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

NO JENIS DESKRIPSI 1 Nama Kegiatan Water Rocket Competition

H_43. PENINGKATAN Isp PROPELAN DENGAN PENGGUNAAN MATERIAL BARU DAN ADITIF

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN KUNJUNGAN KE PT DAHANA TASIKMALAYA, 29 MARET 2012

PENGUJIAN KEHANDALAN SIRIP ROKET RUDDER DAN AILERON DENGAN BEBAN MENGGUNAKAN KONTROL PID

ANALISA AERODIN AMIKA KEN DALI CANARD ROKET RKX 250

ANALISIS LINTAS TERBANG ROKET MULTI-STAGE RKN200

PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

3.1 Pendahuluan. 3.2 Deskripsi Roket Polyot

POLUSI UDARA DI KAWASAN CEKUNGAN BANDUNG

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

MODIFIKASI PERSAMAAN GERAK ROKET KLASIK TSIOLKOVSKY UNTUK ROKET YANG BERGERAK MENDEKATI KECEPATAN CAHAYA


PERBANDINGAN SOLUSI MODEL GERAK ROKET DENGAN METODE RUNGE-KUTTA DAN ADAM- BASHFORD

NITROSELULOSA DARI KULIT BATANG PISANG

PERBANDINGAN KOMPRESI

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera,

METODE TRACKING KECEPATAN ROKET MENGGUNAKAN TRANSPONDER DOPPLER DUA-FREKUENSI (ROCKET SPEED TRACKING METHOD USING TWO-FREQUENCY DOPPLER TRANSPONDER)

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknik Material dan Metalurgi FTI-ITS

PREDIKSI TRAYEKTORI WAKTU-NYATA ROKET BALISTIK DENGAN MENGGUNAKAN GPS

PENELITIAN DAN PENGUJIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA BOM LATIH PERCOBAAN BLP-500 DAN BLP 25

ANALISA KEBISINGAN ALAT PRAKTIKUM KOMPRESOR TORAK PADA LABORATORIUM PRESTASI MESIN

Modifikasi Ruang Panggang Oven

RANCANGAN DAN ANALISA ANTENA Dl PERMUKAAN BADAN ROKET

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN TEKNOLOGI ROKET NASIONAL DALAM KAITANNYA DENGAN HAMBATAN ALIH TEKNOLOGI DARI MISSILE TECHNOLOGY CONTROL REGIME

Transkripsi:

KEMAJUAN UJI TERBANG ROKET JUNI 2007 Sutrisno Peneliti Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN Email: strn_tyb@yahoo.co.id R1NGKASAN Sebanyak liga belas roket dari tujuh jenis telah diuji terbang oleh LAPAN di Pameungpeuk - Garut - Jawa Barat pada tanggal 19 Juni 2007. Pelaksanaan uji terbang menjadi lebih praktis dan singkat dengan menempatkan beberapa roket pada launcher sekaligus di hunching pad. Uji terbang tiga belas roket ini dilakukan hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Salah satu jenis roket yang diuji terbang telah menggunakan bahan bakar yang komponen utamanya dibuat oleh LAPAN. Roket yang menggunakan komponen kandungan lokal ini adalah RX 0707.04 LOCON sebanyak tiga buah. Secara umum uji terbang roket telah berhasil secara memuaskan. 1 PENDAHULUAN Dibandingkan dengan beberapa negara lain penguasaan teknologi peroketan di Indonesia masih ketinggalan sehingga perlu ditingkatkan. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasiona! (LAPAN) telah lama melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi roket tetapi sering kali terkendala oleh banyak hal. Di antara kendalakendala yang membatasi ruang gerak kegiatan ini misalnya adalah ad any a aturan-aturan internasional seperti MTCR (Missile Technology Control Regime). Salah satu contoh pembatasan ruang gerak tersebut adalah sulitnya memperoleh bahan baku roket maupun komponen peralatan yang mempunyai spesihkasi khusus untuk roket. Kendala lain adalah kebijakan pembangunan nasional oleh pemerintah yang belum memprioritaskan kegiatan ini. Pengembangan teknologi roket di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan negara untuk mendukung upaya-upaya yang dapat mengatasi kendala-kendala di atas. Di Indonesia pengembangan roket sangat penting untuk dilakukan. Di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pengembangan roket secara mandiri diarahkan untuk keperluan penelitian ilmiah. Adapun di bidang pertahanan, di mana cakupan wilayah geografis negara Indonesia yang cukup luas dan terpisah-pisah oleh lautan, maka roket sangat bermanfaat untuk mengamankan wilayah yang dapat melindungi aset-aset nasional. Melalui upaya penguasaan teknologi peroketan maka martabat bangsa juga dapat ditingkatkan dalam percaturan internasional. Dalam rangka penguasaan teknologi roket, maka LAPAN (dalam hal ini Pusat Teknologi Wahana Dirgantara - Deputi Bidang Teknologi Dirgantara) telah banyak melakukan penelitian dan pengembangan di bidang peroketan. Pada tanggal 19 Juni 2007 LAPAN telah melakukan uji terbang terhadap tiga belas buah roket yang diklasifikasikan ke dalam tujuh jenis. Pelaksanaan uji terbang kali ini agak berbeda dengan yang biasa dilakukan selama ini khususnya tentang penyiapan roketnya. Tulisan ini akan memaparkan tentang pelaksanaan dan kemajuan serta hasil uji terbang terhadap roket-roket tersebut. 2 ROKET-ROKET YANG DIUJI TERBANG Roket-roket yang diuji terbang oleh LAPAN diberi kode nama seperti di bawah ini. RX xxss.yy.zz 32

Keterangan: RX 1515.02.01 dan RX 1515.02.02 RX : singkatan dari roket eksperimen xx : menyatakan diameter tabung (centimeter) Kedua rok^t ini juga baru diuji terbang yang pertama kali dan menggunakan material ss : menunjukkan panjang propelan (decimeter) tabung motor roket dari jenis yang sama yy : menyatakan modifikasi disain motor roket zz : menyatakan urutan uji terbang dengan RX 2528.01.01. Roket ini dibuat atas kerja sama antara LAPAN dengan PT Pindad yang kita anggap memiliki kemampuan di bidang Sebagai contoh roket RX 1512.02.03 permesinan [machinning) yang lebih berpengalaman. Melalui kerjasama ini diharapkan kinerja menunjukkan bahwa roket tersebut adalah roket eksperimen LAPAN yang berdiameter roket secara keseluruhan akan menjadi lebih tabung motor roket 15 cm dan menggunakan baik. RX 1515.02.01 dan RX 1515.02.02 merupakan propelan sepanjang 12 dm (120 cm). Roket ini perkembangan dari roket generasi sebelumnya sudah mengalami perubahan disain yang kedua (RX 1512.03.02) di mana panjang propelan dan diuji terbang untuk yang ke tiga kalinya. ditambah dari 120 cm menjadi 150 cm sehingga Uji terbang kali ini telah meluncurkan jangkauan tembaknya juga akan lebih besar. 13 roket yang diklasifikasikan ke dalam 7 jenis. Ketujuh jenis roket tersebut adalah seperti RX 1110.02.02 diuraikan di bawah ini. Roket ini berdiameter 100 mm (RX 100)» Roket RX 2528.01.01 Roket ter bar a yang berdiameter 250 mm dan menggunakan tabung motor roket dari jenis material aluminium alloy ini masuk ke dalam kelas RX 250. RX 2528.01.01 merupakan kelanjutan dari hasil penelitian roket sekelas sebelumnya (RX 2428.04.01) yang berdiameter 240 mm yang menggunakan material tabung stainless steel AISI 17-7PH. Saat ini material dan mempunyai panjang propelan 100 cm. Berbeda dengan roket-roket yang diuji terbang lainnya, roket ini menggunakan material lama yang sering digunakan oleh LAPAN pada desain roket-roket sebelumnya. Material tabung motor roket ini menggunakan baja jenis ASTM A312. Dibandingkan dengan roket yang Iain motor roket dari RX 1110.02.02 paling banyak mengalami pengujian tanpa kegagalan. tersebut sudah sulit didapatkan. Roket ini didesain menggunakan ship spin (terbang RX 111071104.01.02 berputar pada sumbu roket) untuk menambah Ini merupakan roket kelas RX 100 yang jangkauan terbang. Selain itu roket ini baru bertingkat dua di mana tingkat pertama pertama kali diuji terbang. menggunakan motor roket seperti pada RX 1110.02.02 yang panjang propelannya 100 cm RX 1512.03.02 sedangkan tingkat kedua menggunakan propelan yang panjangnya 40 cm. Roket bertingkat Roket ini menggunakan material tabung dimaksudkan untuk menambah jangkauan dari jenis AISI 17-7PH yang masuk dalam terbang di mana motor roket pertama dilepaskan kategori RX 150. Roket ini merupakan hasil setelah propelannya habis terbakar. Roket modifikasi desain yang ketiga di mana gerak bertingkat dua ini sudah diuji terbang untuk terbang roket dibuat spin. Uji terbang kali ini yang kedua kalinya. adalah yang kedua kalinya untuk roket tersebut sehingga mempunyai misi untuk uji kehandalan roket (reliability test).

RX 0707.01.18, RX 0707.01.19. RX 0707.01.20 dan RX 0707.01.21 Roket ini berdiameter 70 mm (RX 70) yang merupakan modifikasi dari roket FFAR (Folded Fin Aerial Rocket). Dalam hal ini LAP AN hanya mengganti sistem propelannya saja (propelan, liner dan inhibitor) dari yang aslinya jenis double base menjadi propelan komposit. Kegiatan ini berawal dari kerjasama dengan TNI AU yang menginformasikan masih banyaknya roket FFAR yang sudah tidak layak terbang karena propelannya kadaluwarsa. Atas dasar ini LAP AN melakukan kegiatan substitusi propelan pada roket tersebut. Melalui kegiatan ini telah banyak diperoleh pengalaman baru di bidang peroketan. Hingga saat ini roket FFAR yang menggunakan propelan LAPAN ini telah 21 kali diuji terbang baik menggunakan single launcher maupun multiple launcher. Penembakan dengan multiple launcher dilakukan menggunakan empat buah roket yang ditembakkan secara beruntun dan telah dua kali dilakukan. Pada uji terbang menggunakan multiple launcher yang pertama hanya berhasil menembakkan dua buah roket sedangkan pada uji kedua berhasil dengan sempurna di mana jeda waktu penembakan antar roket yang digunakan adalah 3 detik. Pada uji terbang kali ini akan dilakukan menggunakan multipler launcher dengan jeda waktu penembakan 1 detik. 'RX 0707.04.01. RX 0707.04.02 dan RX 0707.04.03 Roket ini termasuk dalam kelas RX 70 yang menggunakan material tabung baja. Kegiatan penelitian roket ini diawali dengan kerjasama dengan TNI AU sebagai upaya untuk menggantikan roket sekelas FFAR. Roket ini didisain oleh LAPAN tetapi beberapa disain, seperti sirip dan igniter, dibuat oleh TNI AU. Disain ini menghasilkan RX 0707.02. Guna menyempurnakan kinerja roket maka IAPAN telah membuat modifikasi disain baru tanpa keterlibatan TNI AU sehingga menghasilkan RX 0707.03. Roket-roket dengan disain tersebut telah dibuat dan diuji terbang beberapa kali. Akhirnya sebagai upaya lepas dari ketergantungan dari luar negeri, LAPAN telah membuat ammonium perkhlorat (AP) sebagai komponen utama propelan. Propelan dengan AP LAPAN ini digunakan pada roket RX 70 yang juga dibuat oleh LAPAN sehingga menjadi RX 0707.04 LOCON. Roket ini merupakan roket yang menggunakan komponen utama bahan bakar dibuat oleh LAPAN pertama kali. Gambar 2-1 memperlihatkan ketujuh jenis roket tersebut, sedangkan Tabel 2-1 merupakan ringkasan dari jenis roket yang diluncurkan. 34 a. RX 2528.01.01 b. RX 0707.04.(01-03) locon dan RX 0707.01.(18-21) c. RX 1110/1104.01.02, RX 1512.03.02 dan RX 1110.01.02 d.rx 1515.02.01 Gambar 2-1: Tujuh jenis roket yang diuji terbang

Tabel 2-1: JENIS ROKET YANG DIUJ1TERBANG 3 PELAKSANAAN HASIL UJI TERBANG Uji terbang yang biasa dilakukan selama ini adalah mempersiapkan satu roket pada launcher di launching pad satu persatu di mana roket yang lain masih berada di ruang perakitan. Pada uji terbang kali ini lima buah launcher lengkap dengan roketnya telah disiapkan sekaligus di launching pad. Hal ini dimaksudkan untuk mempersingkat waktu uji terbang. Tiga belas roket semuanya telah disiapkan di dekat lauching pad. Gambar 3-1 memperlihatkan posisi launcher di launching pad. Pelaksanaan uji terbang kali ini tercatat sebagai uji terbang yang tersingkat karena sebanyak 13 roket diluncurkan dalam satu hari dengan hanya memakan waktu kurang lebih satu jam. Rencananya peluncuran roket akan dimulai pada pukul 08.00 namun karena harus menunggu tamu maka diundur hingga pukul 13.15. Beberapa tamu penting diberitakan urung hadir akibat cuaca buruk pada perjalanan lewat udara dan akhirnya Bapak KSAL melanjutkan perjalanan lewat darat. Penundaan waktu uji terbang ini sempat dikhawatirkan akan mengakibatkan peningkatan kecepatan angin secara tajam menjelang siang hari. Ternyata kecepatan angin maksimum yang tercatat selama uji terbang masih kurang lebih 10 knot (kecepatan angin maksimum yang akan dibolehkan selama ini adalah 12 knot). Urutan roket yang diuji terbang ditentukan dengan mempertimbangkan posisi launcher. Selain itu harus mempertimbangkan pula launcher yang digunakan karena beberapa roket harus menggunakan launcher yang sama. Adapun urutan roket yang ditembakkan seperti ditunjukkan pada Tabel 3-1.

Gambar 3-1: Posisi launcher di launching pad Tabel 3-1: URUTAN ROKET YANG DILUNCURKAN Nomor Unit 1 2 3 4 5 6 7 8 q y 10 Jenis Roket RX 1515.02.01 RX 0707.04.01 RX 0707.04.02 RX 0707.04.03 RX 0707.04.(18-21) RX 2528.02.01 RX 1515.02.02 RX 1110.02.02 DV 1K11 (YX ffl J\A J-OIZ.UD.UZ RX 1110/1104.01.02 Waktu Penembakan (WIB) 13.16 13.22 14.24 13.31 13.34 13.42 13.54 14.02 i/i ia It.lO 14.22 Keterangan Kerjasama LAPAN-Pindad AP LAPAN AP LAPAN AP LAPAN Multi launcher dengan 4 roket Kerjasama LAPAN-Pindad Roket bertingkat Roket RX 1110/1104.01.02 yang merupakan roket bertingkat telah berhasil dengan cukup memuaskan. Terjadinya sparasi motor roket tingkat kedua dapat diketahui langsung dari suara propelan yang terbakar beberapa saat setelah motor roket pertama habis propelannya. Hal yang sangat membanggakan adalah berhasilnya roket RX 0707.04.01, RX 0707.04.02 dan RX 0707.04.03 meluncur ke angkasa. Roketroket tersebut adalah roket yang menggunakan oksidator Ammonium Perkhlorat (AP) buatan LAPAN. Oksidator AP ini merupakan komponen terbesar dalam bahan bakar roket (propelan). Pengujian ini merupakan bukti bahwa untuk pertama kalinya roket yang menggunakan AP buatan LAPAN berhasil diuji terbang. Hal yang tidak kalah menarik adalah uji terbang empat buah roket RX 0707.01.18, RX 0707.01.19, RX 0707.01.20 dan RX 0707.01.21 yang diluncurkan secara beruntun dalam satu launcher (multiple launcher). Roket-roket ini merupakan modifikasi dari roket FFAR (Folded Fin Aerial Rocket) yang biasa digunakan oleh TNI AU. Modifikasi yang dilakukan adalah mengganti sistem propelan (propelan, liner dan inhibitor) dari jenis double base menjadi propelan komposit. Penembakan secara beruntun roketroket ini pernah pula dilakukan pada 20 Desember 2005 di kawasan Air Shooring Range di Pandanwangi-Lumajang. Pada uji terbang menggunakan multiple launcher tersebut jeda penembakan adalah 3 detik dan berhasil sempurna. Pada pengujian roket kali ini akan dicoba dengan jeda penembakan 1 detik. Ternyata roket keempat tidak berhasil ditembakkan. Sebelumnya telah diketahui bahwa

pengunci roket di launcher (detenter) pernah patah dan akhirnya di las. Detenter ini selain sebagai pengunci roket )uga berfungsi sebagai kontak sumber arus Iistrik untuk penyala. Pada hari uji terbang ternyata detenter ini meleset dari posisi aslinya. Keadaan ini sempat dikhawatirkan keberhasilnnya letapi telah di atasi dengan adanya jumper yang sudah dibuat dan telah diuji nyala menggunakan squib dan tidak bermasalah. Namun terjadinya perubahan jeda waktu penembakan dari 3 detik menjadi 1 detik diduga kuat sebagai penyebabnya. Dengan jeda yang relatif lebih singkat ini maka getaran yang terjadi menyebabkan roket yang tidak terkunci bergeser dan belum kembali ke posisi kontak yang baik. Akhirnya satu buah roket yang bermasalah pada detenter tersebut tidak berhasil menyala. Secara umum uji terbang roket telah berjalan dengan baik sesuai misinya. 4 PENUTUP Uji terbang kali ini telah berjalan dengan baik dan banyak kemajuan baru yang dapat kita peroleh. Pelaksanaan uji terbang menjadi lebih praktis dan singkat dengan menempatkan beberapa roket pada launclier sekaligus di launching pad. Uji terbang atas tiga betas roket tersebut hanya memakan waktu kurang lebih 1 jam. Komponen terbesar bahan bakar roket (propelan) adalah oksidator Ammonium Pertdilorat (AP) yang selama ini masih diimpor. Saat ini LAPAN telah berhasil membuat AP tersebut dan telah dapat digunakan pada roket. Uji terbang kali ini membuktikan bahwa roket yang menggunakan AP LAPAN telah berhasil diluncurkan. DAFTAR RUJUKAN Davenas, Alain, 1993. Solid Rocket Propulsion Technology, V 1 edition, Pergamon Press, Oxford. Sutton, George P.; and Ross, Donald M., 1976. Rocket Propulsion Elements, An Introduction to Vie Engineering of Rockets, 4 th ed, John Wiley and Sons, New York. Tim Rekayasa Roket, 2005. Laporan Uji Terbang Roket }uni 2005, Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN, Jakarta. Tim Rekayasa Roket, 2005. Laporan Uji Terbang Roket Oesember 2005, Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN, Jakarta. Tim Rekayasa Roket, 2007. Dokumentasi Teknik Roket Uji Terbang Roket 2007, Pusat Teknologi Wahana Dirgantara, LAPAN, Jakarta. 37