BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan dari pungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah, penerimaan dari dinas-dinas dan penerimaan lainnya yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yang bersangkutan, dan merupakan pendapatan daerah yang sah. Penerimaan pemerintah daerah yang digunakan untuk pembangunan salah satu sumbernya adalah pajak, khususnya dari sektor Pajak Daerah. Pajak Daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah (Mardiasmo, 2011:12) Sejalan dengan perkembangan perekonomian yang disertai dengan meningkatnya teknologi dan komunikasi, maka semakin meningkat pula pelaksanaan tugas-tugas pemerintah, seperti melaksanakan pembangunan serta meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal tersebut menuntut tersedianya dana yang lebih memadai sejalan dengan mewujudkan otonomi daerah. Setelah pemerintah pusat mengeluarkan Undang-Undang No 22 Tahun 1999 dan diperbaharui dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang terfokus pada otonomi daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 yang diperbaharui dengan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 1
tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, maka pemerintah daerah diberi kekuasaan yang lebih besar untuk mengatur anggaran daerahnya. Ditetapkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 perubahan atas Undang-Undang No 34 Tahun 2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintah dan Pembangunan Daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) perlu ditingkatkan, sehingga kemandirian daerah dalam hal pembiayaan penyelenggaraan pemerintah di daerah dapat terwujud. Sejalan dengan Otonomi Daerah, pelaksanaan kegiatan tersebut dapat digali dari Pendapatan Asli Daerah dimana salah satunya pajak Hotel dan Restoran yang merupakan sumber penerimaan yang penting untuk dikembangkan terutama untuk Kabupaten Tabanan. Hal ini dapat dimaklumi karena Kabupaten Tabanan juga merupakan pusat berbagai kegiatan, yaitu pusat pemerintahan, perdangangan, perekonomian dan pendidikan. Perkembangan penerimaan pajak Hotel dan Restoran,terhadap pendapat asli daerah Kabupaten Tabanan selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 : Perkembangan Peneriman Pajak Hotel dan Restoran,Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan dari Tahun 2012-2014. Tahun Anggaran Target Pajak Hotel Realisasi Pajak Hotel Pendapatan Asli dan Restoran (Rp) dan Restoran (Rp) Daerah (Rp) 2012 14.620.069.250,00 17.568.103.121,70 85.065.719.683,97 2
2013 20.262.919.250,00 25.121.457.101,00 149.035.098.066,76 2014 25.465.630.609,32 28.168.512.763,51 267.412.695.679,78 Sumber: Dinas Pendapatan dan Pesedahan Agung Kabupaten Tabanan, 2015 Dari data diatas dapat diperoleh gambaran mengenai perkembangan pajak daerah, khususnya pajak hotel dan restoran serta perkembangan pendapatan asli daerak kabupaten Tabanan dari tahun 2012 sampai tahun 2014.Realisasi penerimaan pajak hotel dan restoran setiap tahunnya mengalami kenaikan. Gambar mngenai penerimaan pajak hotel dan restoran yang selalu mengalami kenaikan menunjukan bahwa potensi pajak hotel dan restoran sebagai sumber pendapatan asli daerah masih bisah untuk dioptimalkan sehingga penerimaan pajak hotel dan restoran dapat meningkat.untuk itu pemerintahan perlu berupaya meningkatkan pajak hotel dan restoran,agar penerimaan pemerintah terus meningkat sehingga dapat memperlancar pembangunan. Untuk mencapai ini pemerintah harus melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam bidang keuangan daerah yang di kelolah secara efektif. Dengan dasar pertimbangan ini, maka pemerintahan kabupaten Tabanan sebagai pelaksana pemerintah di daerah secara aktif melakukan upaya pembangunan sumber-sumber pendapatan daerah yang salah satunya adalah pajak hotel dan restoran. 3
1.2 Tujuan Dan Keguna Penelitian 1.2.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui bukti besarnya Efektifitas penerimaan pajak Hotel dan Restoran terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tabanan. 1.2.2 Kegunaan Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Bagi Mahasiswa Dapat memahami dan menambah wawasan dalam bidang perpajakan khususnya Pajak Daerah yaitu Pajak Hotel dan Restoran. 2) Bagi Instansi Sebagai masukan bagi instansi terkait yang nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan meningkatkan kinerja dalam penerimaan Pajak Hotel dan Restoran. 1.3 Sistematik Penulisan Penulisan tugas akhir ini terdiri dari berbagai bab yang disusun secara beurutan dan sistematis sehingga bab yang satu dangan bab yang lainnya mempunyai hubungan yang sistematis. Adapun sistematis penyajian dalam laporan ini adalah sebagai berikut. 4
Bab I Pendahuluan Unsur-unsur yang yang dimuat dalam bab ini yaitu: latar belakang masalah, rumusan masalah, manfaat dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Kajian Pustaka Bab ini berisi mengenai teori yang digunakan untuk mendekati permasalahan yang akan diteliti dan pendokumentasian dan pengajian hasil dari penelitian yang pernah dilakukan pada scope pembahasan yang sama. Bab III Metode Penelitian Bab ini menyajikan lokasi dan obyek penelitian, metode analisis yang digunakan dalam penelitian dan data-data yang digunakan beserta sumber data. Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian Merupakan deskripsi dari hasil penelitian yang sudah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian tersebut. Bab V Simpulan Dan Saran Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan serta memuat saran saran yang dikemukakan. 5