PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 26 TAHUN 2008 TANGGAL 11 JUNI 2008 STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/MADRASAH

PEND. TEKNIK ELEKTRO FT UNY

PELATIHAN PEMBUATAN REAGEN KIMIA UNTUK PRAKTIKUM IPA SMP DAN IMPLEMENTASINYA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN BAGI GURU IPA, LABORAN DAN SISWA SMP

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

KELAYAKAN LABORATORIUM BIOLOGI SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN PRAKTIKUM DI SMA MUHAMMADIYAH 1 DAN 2 SURAKARTA TAHUN 2015

TINJAUAN KESIAPAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM IPA DI SMP NEGERI SE- KECAMATAN PALEMBAYAN KABUPATEN AGAM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) SEBAGAI KEPALA LABORATORIUM/BENGKEL SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. itu, kegiatan pembelajaran harus direncanakan dalam bentuk program

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

Oleh : FEBRI SETIYASIH WIDAYATI NIM : Q

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tempat bekerja khusus untuk keperluan penelitian ilmiah. Laboratorium adalah

PENINGKATAN KEAKTIFAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI KARANGPANDAN MELALUI STRATEGI TEAM QUIZ DISERTAI MODUL

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 45 TAHUN 2009 TANGGAL 30 JULI 2009 STANDAR TEKNISI SUMBER BELAJAR PADA KURSUS DAN PELATIHAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PARTISIPASI SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENERAPAN INKUIRI TERBIMBING DI KELAS X

PEDOMAN PENILAIAN LABORAN BERPRESTASI TAHUN 2016

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS 1 KECAMATAN MARGA

PENGEMBANGAN KIT PRAKTIKUM DAN LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) MATERI LAJU REAKSI UNTUK SISWA SMA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Permendiknas No. 16 Tahun 2007, guru harus memiliki

KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN

TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 PAINAN KABUPATEN PESISIR SELATAN SKRIPSI

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER. Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3)

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

STANDAR KOMPETENSI GURU (Permendiknas No. 16 Tahun 2007)

INVOTEC, Volume X, No.2, Agustus 2014 :

KOMPETENSI TENAGA KEPENDIDIKAN 1. KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

PETA KONDISI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU

PEMETAAN PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA BENGKULU

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG)

Kata kunci: profil laboratorium, kimia, SMA/MA

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

STRUKTUR ORGANISASI LABORATORIUM SEKOLAH dan DESKRIPSI TUGAS PENGELOLA LABORATORIUM

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium memiliki arti penting dalam perkembangan pengajaran. dan perkembangan kurikulum yang semakin kompleks.

ANALISIS MANAJEMEN LABORATORIUM KIMIA SMA NEGERI DI KOTA TANJUNGPINANG GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DAN PESERTA DIDIK

, Vol. 1, No. 1, Juni 2015, hal ISSN:

MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI METODE KERJA LABORATORIUM YANG DILENGKAPI LEMBARAN KERJA SISWA PADA KOMPETENSI DASAR KESETIMBANGAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEDOMAN PEMILIHAN LABORAN BERPRESTASI TAHUN 2016

No. KOMPETENSI INTI GURU KOMPETENSI GURU TK/ PAUD Kompetensi Pedagodik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

3/17/2011. Perorang + diperlukan 2,5 m 2 Jumlah orang dalam lab maksimal: 40 orang Tinggi langit-langit minimal 4m

THE EFFECTIVENESS OF LABORATORY USE IN MADRASAH ALIYAH IN YOGYAKARTA. Sri Rahmiyati

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. kependidikan kompetensi merupakan pengetahuan, sikap-perilaku dan

THE EVALUATION ON THE MANAGEMENT OF SCIENCE LABORATORY IN STATE SENIOR HIGH SCHOOLS IN TAMBUN UTARA OF THE DISTRICT BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

LAMPIRAN 3 INSTRUMEN PK GURU DENGAN TUGAS TAMBAHAN YANG RELEVAN DENGAN FUNGSI SEKOLAH/MADRASAH

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMILIHAN TENAGA LABORATORIUM SEKOLAH/ PRANATA LABORATORIUM PENDIDIKAN BERPRESTASI TAHUN 2017

Munarti, Sutjihati / PEDAGONAL Vol 2 No 1 (2018) VOL 2 NO 1 (2018) E-ISSN : P E D A G O N A L. Jurnal Ilmiah Pendidikan

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELATIHAN MANAGEMEN LABORATORIUM BAGI PENGELOLA LABORATORIUM IPA SD DI WILAYAHKABUPATEN SLEMAN

PROFIL ARTIKEL ILMIAH BUATAN GURU PADA PELATIHAN PENULISAN KARYA ILMIAH BAGI GURU-GURU DI SMP LAB SCHOOL SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

GAMBARAN PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN QODE (QUESTIONING, ORGANIZING, DOING AND EVALUATING) PADA GURU IPA SMP DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV STANDAR KOMPETENSI GURU. Setelah membaca materi ini mahasiswa diharapkan memahami standar

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik guna memasuki dunia kerja, serta mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adanya quality controll yang mengawasi jalannya proses dan segala. Sekolah adalah sebuah people changing instituation, yang dalam

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

oleh : Juli Astono, Budi Purwanta, dan Pujianto FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PENGARUH PELAKSANAAN MGMP IPA TERPADU DAN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU IPA SMP/MTS SE-KOTA MAGELANG

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM IPA TERPADU SMP BERBASIS HOME MATERIALS UNTUK PEMBENTUKAN KARAKTER PESERTA DIDIK

Analisis Kebutuhan Pelatihan Kompetensi Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang

A. KUALIFIKASI PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

Listiani dan Kusuma. Memperkenalkan Penerapan Strategi 1

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

KOMPETENSI GURU SOSIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN HULU SUNGAI TENGAH. Ulpah SMAN Negeri 1 Barabai

EVALUASI MANAJEMEN LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PENGELOLAAN LABORATORIUM SEKOLAH (Kasus Laboratorium SMA Unggul Del Tapanuli Utara)

KOMPETENSI ALUMNI PG PAUD FIP UNNES DI LEMBAGA PENDIDIKAN

SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM SISWA KELAS XII SMA N 11 SEMARANG

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Le

PENGEMBANGAN PROFESI GURU SD/MI. Udin S. Sa ud, Ph.D

ANALISIS PERSEPSI JASA PELAYANAN PENDIDIKAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KANO DAN IPA PADA PERGURUAN XYZ

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 SMP NEGERI 3 UNGARAN. Disusun Oleh Dyah Ayu Kusuma W

Wangan Indriyani Hendyat Soetopo Desi Eri Kusumaningrum. Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang 5 Malang 65145

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

JENIS-JENIS KOMPETENSI GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Di dalam proses

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALLING PADA MATERI ATOM, ION, MOLEKUL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 19 SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

NEEDS ASSESSMENT LABORATORIUM BIOLOGI PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) DI KOTA BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PKN DI SMA SEKECAMATAN COMAL KABUPATEN PEMALANG a

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

KARTU BIMBINGAN PPL DI SEKOLAH MITRA TAHUN AKADEMIK 2014/2015

PELATIHAN PENYUSUNAN INSTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS BELAJAR BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BAGI GURU DI GUGUS I KECAMATAN MARGA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG STANDAR PENGUJI PADA KURSUS DAN PELATIHAN

Transkripsi:

PELATIHAN MANAJEMEN LABORATORIUM UNTUK PENGELOLA LABORATORIUM IPA TINGKAT SMA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh: Nurita Apridiana Lestari 1, Mukhayyarotin Niswati Rodliyatul Jauhariyah 2, Utama Alan Deta 3 1,2,3 Universitas Negeri Surabaya 1 nuritalestari@unesa.ac.id Abstrak Laboratorium memerlukan pengelolaan yang terstandardisasi baik dalam hal pengelola maupun ketersediaan peralatan. Laboratorium sekolah yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya laboratorium IPA yang meliputi bidang Fisika, Kimia, dan Biologi. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, masih banyak laboratorium yang belum memenuhi standar, khususnya laboratorium sekolah di Kabupaten Bojonegoro. Guru maupun tenaga kependidikan yang ditunjuk sebagai pengelola laboratorium masih mengalami kesulitan untuk mengelola komponen-komponen dalam laboratorium sekolah. Tujuan kegiatan ini adalah para pengelola Laboratorium baik dari guru maupun tenaga kependidikan dapat memperoleh informasi tentang manajemen/pengelolaan laboratorium IPA yang baik dan standar serta menilai kinerja pengelola laboratorium, dalam mengelola laboratorium di sekolah khususnya di Kabupaten Bojonegoro. Metode penyelesaian masalah yang digunakan adalah melakukan telaah tentang pengelolaan laboratorium beberapa sekolah di Kabupaten Bojonegoro. Tindakan dilanjutkan dengan memberikan wawasan tentang pengelolaan laboratorium yang baik dan terstandar yang selanjutnya dapat diterapkan di laboratorium sekolah masing-masing. Hasil analisis angket yang diberikan saat kegiatan pelatihan menunjukkan respon positif peserta terhadap kualitas kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan memberikan manfaat bagi peserta, khususnya dalam bidang pengelolaan laboratorium sekolah. Kata Kunci: Pelatihan, Manajemen Laboratorium, Pengelola Laboratorium Abstract The laboratory requires standardized management in both management and equipment availability. School laboratories that need attention, especially science laboratories covering the fields of Physics, Chemistry, and Biology. Based on observations in the field, there are still many laboratories that have not met the standards, especially the school laboratory in Bojonegoro District. Teachers and educational personnel appointed as laboratory managers still have difficulty managing the components in the school laboratory. The purpose of this activity is the manager of the laboratory of both teachers and educational personnel can obtain information about the management / management of good and standard IPA laboratory and assess the performance of laboratory managers, in managing laboratories in schools, especially in Bojonegoro District. The problem solving method used is a review of the laboratory management of several schools in Bojonegoro District. The action is continued by providing insight into the management of a good and standardized laboratory which can then be applied in each school's laboratory. The results of the questionnaire analysis provided during the training show the participants' positive responses to the quality of activities. This indicates that the training activities provide benefits for the participants, especially in the field of school laboratory management. Keywords: Training, Laboratory Management, Laboratory Manager PENDAHULUAN Kegiatan pembelajaran yang efektif sebaiknya ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadahi. Salah satu sarana yang dapat menunjang keterampilan siswa yaitu Laboratorium. Laboratorium merupakan pusat belajar siswa untuk melakukan observasi, mempraktikkan serta membuktikan teori yang dipelajari di kelas. Prasarana yang memadahi juga sangat dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Prasarana tersebut antara lain, alat-alat dan bahan percobaan yang sesuai dengan materi sesuai dengan kurikulum di sekolah. Selain itu, untuk menunjang penyelenggaraan laboratorium dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang tersusun dalam struktur pengelolaannya. Keberadaan Laboratorium dapat menunjang pembentukan sikap dan keterampilan ilmiah, pemahaman dan penemuan konsep keilmuan, pengembangan ilmu dan teknologi serta pengabdian kepada 17

Nurita A. L., dkk., Pelatihan Manajemen Laboratorium masyarakat. Laboratorium adalah tempat untuk mengadakan percobaan, penyelidikan dalam bidang IPA yang meliputi Fisika, Biologi, Kimia. Laboratorium juga merupakan penunjang bagi sekolah sabagai lembaga pelaksanaan pendidikan dan pengajaran. Laboratorium juga bermanfaat bagi siswa yang hendak mengembangkan pengetahuannya melalui penelitian, dapat tersalurkan secara positif yang pada akhirnya dapat menghasilkan suatu karya ilmiah. Agar dapat meningkatkatkan fungsi laboratorium, maka laboratorium memerlukan pengelolaan yang baik. Pengelolaan atau manajemen laboratorium (Laboratory management) adalah usaha untuk mengelola laboratorium berdasarkan konsep manajemen baku. Pengelolaan laboratorium yang baik tergantung beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Beberapa peralatan laboratorium yang canggih dengan staf yang professional dan terampil tidak serta merta dapat beroperasi dengan baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan atau aktivitas laboratorium sehari-hari (Pujianto, 2011). Setiap laboratorium, khususnya laboratorium IPA di suatu sekolah hendaknya dikelola oleh seorang guru pengelola yang dibantu oleh seorang laboran, yang bertugas sebagai penanggung jawab kepada kepala sekolah, sedangkan laboran harus bertanggung jawab kepada guru pengelola laboratorium. Pengelola laboratorium sains ini harus dikelola oleh guru yang berkompeten dalam bidangnya. Pengelolaan laboratorium ini dapat diserahkan kepada seorang guru bidang studi tertentu yang sesuai dengan bidang studi yang dipelajari dalam laboratorium tersebut. Misalnya, laboratorium fisika harus dikelola oleh guru yang berkompeten di dalam bidangnya. Guru pengelola laboratorium hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam hal inventarisasi alat/bahan. Selain itu, pengelola laboratorium harus mempunyai pengetahuan tentang disiplin kerja, kebersihan laboratorium, keselamatan kerja, pengaturan jadwal, manfaat setiap alat/bahan. Standar tenaga laboratorium menurut Permendiknas No.26 Tahun 2008 yaitu mencakup kepala laboratorium, teknisi laboratorium dan laboran. Setiap tenaga laboratorium harus memenuhi standart tenaga laboratorium yang berlaku secara nasional yaitu harus memenuhi kompetensi, yaitu kompetensi Kepribadian, Sosial dan Manajerial. Kompetensi kepribadian meliputi menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, mantap dan berakhlak mulia serta menunjukkan komitmen terhadap tugas. Dalam hal ini, kepala laboratorium harus bertindak secara konsisten sesuai dengan norma agama, hukum, social dan budaya nasional Indonesia, berperilaku arif dan jujur, menunjukkan kemandirian, rasa percaya diri serta berupaya meningkatkan kemampuan diri. Selain itu, kepala laboratorium juga harus bersikap disiplin, beretos kerja yang tinggi, bertanggung jawab terhadap tugas, tekun, teliti dan hati-hati dalam melaksanakan tugas, kreatif dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan tugas profesinya serta berorientasi pada kualitas. Kompetensi sosial meliputi bekerja sama dalam pelaksanaan tugas dan berkomunikasi secara lisan. Dalam hal ini, kepala laboratorium harusnya dapat menyadari kekuatan dan kelemahan baik diri maupun stafnya, memiliki wawasan tentang pihak lain dapat diajak kerjasama, bekerja dengan berbagai pihak secara efektif, berkomunikasi dengan berbagai pihak secara santun, empatik dan efektif serta memanfaatkan berbagai peralatan TIK. Sedangkan Kompetensi manajerial meliputi merencanakan kegiatan dan pengembangan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium serta membagi tugas teknisi dan laboran. Pengelolaan yang dilakukan oleh kepala laboratorium antara lain: menyusun rencana pengembangan laboratorium, merencanakan pengelolaan, mengembangkan system administrasi, menyusun Prosedur Operasi Standar kerja, menyusun jadwal kegiatan, memantau serta mengevaluasi kegiatan di laboratorium. Selain itu, kepala laboratorium sebagai pimpinan dalam tenaga laboratorium harus merumuskan tugas teknisi laboratorium dan laboran serta mensupervisi kinerja keduanya. Namun, kendala yang dihadapi di sekolah khususnya di Bojonegoro adalah tenaga laboratorium masih belum sesuai standar atau bahkan tidak pernah mendapatkan pelatihan maupun pengetahuan tentang pengelolaan laboratorium yang baik dan benar. Akibatnya, banyak laboratorium di sekolah yang kurang maksimal dalam pemanfaatannya atau bahkan ada siswa yang tidak pernah diajak belajar ke laboratorium. Hal ini juga mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam 18

keterampilan dan membatasi rasa ingin tahu siswa mengenai teori yang dipelajari di kelas. Pengembangan kemampuan pengelola laboratorium di sekolah dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan dalam hal manajemen laboratorium. Oleh sebab itu, diharapkan pihak-pihak yang terkait (lembaga pendidikan, sekolah, dan guru) dapat mengembangkan kinerja dan keterampilannya dengan membuka diri dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) yang membantu meningkatkan kemampuan pengelola laboratorium. METODE PELAKSANAAN Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan untuk guru-guru dan pengelola laboratorium IPA Tingkat SMA di Bojonegoro memiliki tujuan utama untuk memberikan pengetahuan terkait bidang pengelolaan/manajemen dalam laboratorium di sekolah serta mendiskusikan permasalahan dan hambatan yang dialami oleh pengelola laboratorium, khususnya laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi). Kegiatan yang dilakukan tim pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Bojonegoro dengan cara (1) Melakukan telaah pada pengelolaan laboratorium di beberapa sekolah di Kabupaten Bojonegoro, (2) Memberikan wawasan kepada pengelola Laboratorium tentang Kompetensikompetensi yang harus dimiliki dan dilaksanakan, (3) Melakukan pelatihan dan diskusi masalah di bidang pengelolaan laboratorium, (4) Melakukan penilaian respon pada pengelola laboratorium IPA di Tingkat SMA setelah dilakukan pelatihan pengelolaan laboratorium. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan PKM diawali dengan tahap observasi pengelolaan laboratorium IPA Tingkat SMA di Bojonegoro. Observasi dilakukan dengan peninjauan laboratorium sekolah secara acak di Bojonegoro serta menganalisis masalah-masalah yang terkait dengan pengelolaan laboratorium di sekolah. Kemudian tim PKM melakukan analisa terkait pelaksanaan kegiatan laboratorium di sekolah. Pengelola laboratorium sekolah yang sebagian besar juga merupakan guru bidang studi mata pelajaran IPA diminta untuk melakukan inventarisasi alat-alat laboratorium dan deskripsi kondisi laboratorium di sekolah masing-masing. Data-data tersebut diperlukan sebagai data pendukung saat mengikuti kegiatan PKM tentang pelatihan pengelolaan laboratorium. Para pengelola laboratorium di sekolah juga diminta untuk melakukan pendataan terkait masalah-masalah yang sering terjadi ketika melakukan kegiatan pengelolaan laboratorium. Tujuannya adalah untuk didiskusikan bersama dan saling berbagi informasi dengan para pengelola laboratorium di sekolah lain. Pelaksanaan kegiatan PKM dilakukan di salah satu sekolah dalam lingkup Kabupaten Bojonegoro, yaitu di SMK PGRI Sumberrejo. Pemilihan sekolah tempat penyelenggaraan kegiatan dilakukan dengan kerjasama tim dengan pihak sekolah terkait. Agar dapat melaksanakan kegiatan PKM di sekolah dengan lancar, tim meminta ijin kepada kepala sekolah SMA PGRI Sumberrejo serta Dinas Pendidikan kota Bojonegoro sebagai lokasi kegiatan. Kegiatan dilanjutkan dengan perencanaan pengembangan materi dan pembuatan administrasi yang dibutuhkan selama pelaksanaan. Tim berdiskusi untuk menentukan materi yang terkait dengan pengelolaan laboratorium. Materi pengelolaan laboratoium yang dipilih adalah tentang Manajemen Laboratorium, Penataan dan Administrasi Laboratorium, dan Pengolahan Limbah Laboratorium. Isi materi yang disampaikan adalah materi umum tentang pengelolaan laboratoium karena peserta kegiatan meliputi pengelola dan guru-guru IPA yang terdiri dari bidang Fisika, Kimia, dan Biologi. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerancuan karena secara detail pengelolaan masing-masing laboratorium memiliki perbedaan terkait dengan kegiatan maupun alat-alat laboratoriumnya. Pelaksanaan kegiatan PKM dilakukan pada tanggal 24 September 2016 dengan diikuti 30 peserta yang terdiri dari guru-guru dan pengelola laboratorium IPA Tingkat SMA di Bojonegoro. Kegiatan diawali dengan penyampaian materi pengelolaan laboratorium IPA di SMA oleh para narasumber sesuai bidang masing-masing. Materi yang disampaikan ditunjukkan pada bagian lampiran. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi tentang permasalahan-permasalahan yang terjadi saat pengelolaan laboratorium IPA di SMA. Contohnya adalah kurangnya fasilitas laboratorium, baik terkait dengan ketenagaan dan pengaturan alat serta ruangan yang digunakan sebagai laboratorium bersama antara bidang Fisika, 19

Nurita A. L., dkk., Pelatihan Manajemen Laboratorium Kimia, dan Biologi. Pelaksanaan diskusi ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Diskusi Permasalahan di Laboratorium Permasalahan terkait kurangnya fasilitas alat di laboratorium dapat diatasi dengan melakukan percobaan-percobaan sederhana dengan alat-alat yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar. Tim PKM memberikan contoh-contoh percobaan sains sederhana yang sekiranya nanti dapat diterapkan di sekolah sebagai kegiatan laboratorium tanpa menggunakan peralatan yang mahal. Salah satu kelemahan dalam perancangan materi yang disampaikan dalam kegiatan pelatihan adalah terkait kapasitas pemateri yang lebih menguasai pengelolaan laboratorium dalam bidang fisika. Meskipun contoh-contoh yang telah disampaikan meliputi semua bidang IPA (fisika, kimia, dan biologi), tetapi kecenderungan pengaplikasian adalah pada bidang fisika. Kegiatan diakhiri dengan membagikan angket respon kepada peserta untuk mengetahui efektivitas kegiatan PKM. Angket respon memuat pernyataan-pernyataan terkait manfaat dan saran dari peserta terhadap kegiatan PKM. Hasil dari angket respon yang telah dibagikan terangkum pada Gambar 2. Gambar 2. Hasil Angket Respon Kepuasan Peserta Berdasarkan hasil analisis angket respon, diperoleh hasil yang cukup baik, yaitu sebanyak 60% guru merasa sangat puas dan 40% puas serta menganggap bahwa kegiatan pelatihan bermanfaat bagi pengembangan kualitas profesional guru dan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan telah berjalan dengan baik, meskipun masih memerlukan perbaikan seperti pengelolaan kegiatan pelatihan dan cara menyampaikan materi yang harus lebih komunikatif. Saran lain yang dapat dirangkum dari hasil analisis angket respon adalah kurangnya materi yang terkait dengan pembinaan perancangan praktikum sederhana dalam bidang IPA, baik untuk mata pelajaran Fisika, Kimia, maupun Biologi. Berdasarkan hasil angket, dapat diperoleh juga indikator peningkatan kemampuan pengelolaan laboratorium bagi peserta. Peningkatan tersebut ditunjukkan dari hasil sebesar 63% menyatakan sangat setuju bahwa kegiatan pelatihan dapat membantu mengembangkan kemampuan peserta dalam mengelola laboratorium. Hasil angket tersebut dianalisis seperti pada Gambar 3. Gambar 3. Hasil Angket Respon Peningkatan Kemampuan Peningkatan kemampuan para pengelola laboratorium setelah mengikuti pelatihan diukur melalui proses pengamatan/pemantauan keterlaksanaan kegiatan Laboratorium di sekolah masingmasing. Peserta pelatihan diminta untuk melakukan kegiatan mandiri, yaitu mempersiapkan/mengkondisikan kegiatan di laboratorium sesuai dengan materi yang telah disampaikan pada kegiatan pelatihan. Kemudian tim PKM melakukan kegiatan pemantauan laboratorium di salah satu sekolah untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan pengelolaan laboratorium. Contoh penataan laboratorium di sekolah tersebut ditunjukkan pada Gambar 4. 20

praktikum, misalnya pertukaran alat dan cara penanganan limbah hasil percobaan di laboratorium. SIMPULAN DAN SARAN Gambar 4. Contoh Penataan Alat Laboratorium SMA PGRI Sumberrejo dipilih manjadi sekolah pemantauan karena dianggap memiliki alat dan bahan laboratorium yang sudah cukup lengkap. Alat-alat sudah disusun berdasarkan matapelajaran yang terkait, misalnya mikroskop untuk biologi, peralatan kelistrikan untuk Fisika, dan tabung-tabung reaksi untuk Kimia. Seperti halnya yang terjadi di sekolah lain, laboratorium Fisika, Kimia, dan Biologi masih digabung menjadi satu ruangan. Oleh sebab itu, diperlukan penataan laboratorium yang baik untuk mengurangi adanya masalah saat Berdasarkan hasil analisis kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kegiatan PKM telah terlaksana dengan baik dan lancar. Keseluruhan tahapan kegiatan juga telah dilakukan dengan lengkap beserta komponen-komponen yang terkait. Efektivitas kegiatan PKM dapat diketahui berdasarkan hasil analisis angket respon yang telah dibagikan kepada peserta. Hasil angket menunjukkan bahwa peserta merasakan manfaat yang positif setelah mengikuti kegiatan pelatihan, meskipun masih ada beberapa kekurangan yang perlu diperbaiki apabila ada kegiatan lanjutan. Pelaksanaan PKM juga memperoleh dukungan dari sekolah tempat penyelenggaraan kegiatan maupun dinas pendidikan setempat. Oleh sebab itu, kegiatan PKM dapat berjalan dengan lancar dan memperoleh hasil yang bermanfaat baik bagi pelaksana kegiatan maupun peserta kegiatan PKM. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2008. Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008. Jakarta: Depdiknas. Pujianto. 2011. Manajemen Pengelolaan Laboratorium IPA dan Cara Pengelolaannya. Yogyakarta: UNY. 21