Analisis Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 ANALISIS MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Pustaka Amani, 2005), hlm Redaksi Citra Umbara, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas &

BAB I PENDAHULUAN. berdiri di bawah naungan Diknas. SMA memiliki cita-cita agar output (keluaran)

KETERSEDIAAN PERALATAN DAN PEMANFAATAN SERTA PENGELOLAAN LABORATORIUM IPA SMP NEGERI SE-KECAMATAN RANAH BATAHAN

ANALISIS KESIAPAN LABORATORIUM KIMIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN

KEBIJAKAN- KEBIJAKAN PENDIDIKAN FORMAL. Rahmania Utari, M. Pd.

STANDAR LABORATORIUM KOMPUTER SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memberi arah dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan jelas dan singkat pokok permasalahan. dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pengertian, fungsi, dan

BAB III METODE PENELITIAN

Siti Nurlailiyah 1, H. Winarto 2, Sugiyanto 3

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 2 TAHUN 2016

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan gabungan dari Fisika dan Biologi. Di Sekolah Menengah Atas. mata pelajaran fisika akan berdiri sendiri.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

THE EFFECTIVENESS OF LABORATORY USE IN MADRASAH ALIYAH IN YOGYAKARTA. Sri Rahmiyati

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 3 TAHUN 2017

SISTEM PENGELOLAAN LABORATORIUM FISIKA UNTUK MEWUJUDKAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM YANG EFISIEN

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi Belajar pada Alat Optik Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lidia Rahmawati, 2013


SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

DAFTAR PUSTAKA. Daryanto Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum Gaya Media. Yogyakarta.

NOMOR 79 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang makin bertambah dan makin padat, bangunan-bangunannya yang semakin

PROFIL LABORATORIUM IPA DI MTs NEGERI SURAKARTA II DALAM MENUNJANG PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 TAHUN 2014/ 2015

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT POKOK BAHASAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK UNTUK KELAS X SMAN 10 MALANG

BERITA NEGARA. No.256, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBDAYAAN. Dana Alokasi Khusus. Pendidikan Menengah. TA Petunjuk Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN HASIL BELAJAR FISIKA KELAS X PADA MATERI HUKUM NEWTON DAN PENERAPANNYA BERDASARKAN KURIKULUM 2013

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERSEPSI GURU TENTANG FUNGSI LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN IPA

PENGARUH PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

ANALISIS STANDAR KEBUTUHAN LABORATORIUM KIMIA DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA SMA NEGERI DI KABUPATEN BANGLI

STUDI COMPLETENESS AND UTILIZATION OF EUIPMENT AND MATERIALS PRACTICUM IN BIOLOGI SMA STATE PEKANBARU ACADEMIC YEAR 2014/2015

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan di tengah perubahan global agar warga Indonesia

PENGELOLAAN LABORATORIUM BIOLOGI SMA NEGERI DAN SMA SWASTA SE EKS KOTATIF JEMBER. Rachma Murtisari Prihastanti 1), Joko Waluyo 2), Pujiastuti 3)

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini membahas beberapa hal mengenai latar belakang masalah,

Analisis pengelolaan peralatan praktikum fisika kelas XI SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta menggunakan model countenance stake

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah


TINJAUAN KETERLAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH MERITA NIM.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 75 TAHUN 2009 TENTANG

Unnes Physics Education Journal

NOMOR 74 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2014 TENTANG MUATAN LOKAL KURIKULUM 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Puspa Handaru Rachmadhani, Muhardjito, Dwi Haryoto Jurusan Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang

BAB III METODE PENELITIAN. berarti suatu cara teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. 42

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dian Eka Budi Yanti, 2) Subiki, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

PENGEMBANGAN STANDART OPERATION PROCEDURE (SOP) LABORATORIUM TEKNIK MESIN DI JURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

KAJIAN SEBARAN SPASIAL SEKOLAH SMP/MTs DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN (Suatu Studi Kasus Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

PENGELOLAAN ADMINISTRASI SARANA DAN PRASARANA DI SDN TEMAS 02 BATU. Oleh: ARI PURWONINGTIYAS NIM

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA khususnya fisika mencakup tiga aspek, yakni sikap,

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PRAKTIKUM PEMROGRAMAN WEB DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. penelitian ini mengenai implementasi KTSP dalam pemanfaatan laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Prosedur pengembangan ini mengacu pada model pengembangan media

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PENERAPAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KERJA ILMIAH DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MIA-2 SMA N 6 MALANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengkaji kondisi ril objek penelitian berdasarkan data-data otentik yang

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

THE EVALUATION ON THE MANAGEMENT OF SCIENCE LABORATORY IN STATE SENIOR HIGH SCHOOLS IN TAMBUN UTARA OF THE DISTRICT BEKASI

EVALUASI KESIAPAN GURU FISIKA SMA DALAM KEGIATAN LABORATORIUM DI KOTA MATARAM

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum URAIAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menyamakan persepsi, maka diperlukan penjelasan tentang istilahistilah

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 109 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. reasch), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN PREDICT- OBSERVE-EXPLAIN-WRITE (POEW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PADA SISWA KELAS IX A SMP NEGERI 11 PALU

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Analisis Pengelolaan Laboratorium Fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang WANDA INDRIANA PUSPITA, KADIM MASJKUR, MUHARDJITO Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang, E-mail: wanda_ip@yahoo.co.id ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kuantitas dan kualitas peralatan, perabot, dan ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang, dan (2) pengelolaan administrasi, personalia, dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan jenis survey design. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan pengelolaan laboratorium fisika yaitu kuantitas dan kualitas peralatan, perabot, dan ruang laboratorium fisika serta pengelolaan administrasi, personalia, dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, angket, dan analisis dokumen dengan sumber data yakni laboratorium fisika, kepala laboratorium, laboran, teknisi, dan koordinator pelajaran fisika. Rata-rata ketercapaian pemenuhan standar kualitas dan kuantitas peralatan, perabot maupun ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang adalah 55.2 %, sehingga dapat dikatakan belum memenuhi standar Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah atas. Rata-rata ketercapaian pemenuhan standar pengelolaan administrasi, personalia dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang adalah 34.6, sehingga dapat dikatakan belum memenuhi standar Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium. Pengelolaan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang masih perlu diperhatikan dan diperbaiki. Kata Kunci: pengelolaan laboratorium fisika, SMA negeri, kabupaten Malang. PENDAHULUAN Laboratorium fisika merupakan salah satu sumber pembelajaran fisika yang sangat diperlukan untuk memberikan pengalaman nyata kepada peserta didik. Penggunaan laboratorium fisika sebagai tempat kegiatan praktikum dalam pembelajaran memberikan pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Selain itu kegiatan laboratorium memberikan pengalaman siswa untuk dapat mengajukan dan menguji hipotesis, merancang dan merakit instrumen, mengumpulkan dan mengolah data, serta menyusun laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan maupun tulisan (Kertiasa, 2006). Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP, 2006) menyatakan bahwa sekolah harus memiliki sarana dan prasarana laboratorium berupa perabot dan peralatan pendidikan lainnya. Keberadaan peralatan dan bahan laboratorium dalam pembelajaran fisika merupakan sarana yang harus diupayakan guna meningkatkan mutu pembelajaran fisika di sekolah. Oleh karena itu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas, laboratorium harus dikelola dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dinas Kependidikan Kabupaten Malang menaungi tiga belas SMA Negeri yang tersebar secara merata di wilayahnya. Hasil wawancara pada tanggal 22 Desember 2015 dengan kepala pengawas SMA Dinas Kependidikan Kabupaten Malang, menyatakan bahwa penelitian mengenai pengelolaan laboratorium fisika di Kabupaten Malang belum ada dan sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui pengelolaan laboratorium yang ada di masing-masing sekolah. Sehingga bahasan penelitian ini adalah kuantitas dan kualitas peralatan, perabot, dan ruang laboratorium serta pengelolaan administrasi, personalia, dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang. PFE-37

Hasil belajar siswa dapat diketahui mengalami perubahan yang cukup signifikan jika dilakukan dengan praktikum, bukan kegiatan ceramah saja. Alat atau sarana dan penggunaan laboratorium memiliki kontribusi yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran fisika (N. S. Katili, dkk, 2013). Setiap sekolah wajib memenuhi standar pengelolaan laboratorium sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah. Pada kenyataannya menurut kepala pengawas SMA Dinas Pendidikan Kabupaten Malang, pengelolaan sarana dan prasarana laboratorium fisika yang ada di setiap sekolah SMA Negeri Kabupaten Malang ini masih di bawah 60 %. Selain itu belum dapat diketahui laboratorium maupun tenaga laboratoriumnya sudah memenuhi standar Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana untuk sekolah menengah atas maupun Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang standar tenaga laboratorium. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) kuantitas dan kualitas peralatan, perabot, dan ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang, dan (2) pengelolaan administrasi, personalia, dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode dekriptif, Whitney (Nazir, 2003: 54) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan data hasil wawancara dan isian angket tentang ketiadaan ruang laboratorium khusus fisika yang menghasilkan data berupa deskriptif kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil observasi dan isian angket tenaga laboratorium yang menghasilkan data berupa angka-angka. Hal yang dideskripsikan pada penelitian ini adalah pengelolaan laboratorium fisika. Pengelolaan laboratorium fisika akan dilihat dari empat parameter, yakni: standar fasilitas, standar personalia, standar administrasi, dan standar keamanan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Untuk menjadi instrumen, maka peneliti memiliki wawasan dan bekal teori yang luas sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Data hasil observasi diperoleh secara langsung oleh peneliti dengan melakukan pengamatan di laboratorium fisika menggunakan instrumen observasi untuk mengetahui kuantitas dan kualitas peralatan, perabot maupun ruang laboratorium, serta untuk mengetahui pengelolaan administrasi, dan keamanan laboratorium. Data hasil wawancara diperoleh dari wawancara dengan informan menggunakan instrumen wawancara untuk mengetahui kompetensi yang dimiliki tenaga laboratorium di setiap sekolah. Data hasil analisis dokumen diperoleh berupa dokumen maupun foto mengenai pengelolaan laboratorium fisika. Sumber data pada penelitian ini adalah laboratorium fisika, kepala laboratorium, teknisi, laboran, dan koordinator pelajaran fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang. Analisis data dalam metode deskriptif bergantung kepada pemikiran logis dan imajinasi peneliti. Bentuk analisis deskripsi kualitatif dan kuantitatif diperlukan untuk membandingkan antara kenyataan dengan teori (Suryabrata, 1997). Dalam hal ini teorinya adalah Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 dan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008. Ada tiga langkah yang dilakukan pada proses analisis data, yaitu: reduksi data, penyajian data, dan verifikasi data. Untuk memperoleh kesimpulan yang tepat dalam penelitian kualitiatif maka perlu didukung dengan data yang tepat pula. Teknik uji keabsahan data atau temuan dalam penelitian kualitatif merupakan kriteria utama terhadap data hasil penelitian agar valid, reliabel dan objektif. HASIL DAN PEMBAHASAN PFE-38

Berdasarkan hasil penelitian analisis pengelolaan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang diperoleh temuan-temuan antara lain sebagai berikut. Kuantitas dan Kualitas Peralatan, Perabot, dan Ruang Laboratorium Fisika Berdasarkan hasil observasi yang telah di cek ulang dengan isian angket yang telah diisi kepala laboratorium, koordinator guru fisika, jika dideskripsikan secara kuantitatif maka persentase rata-rata pemenuhan pemenuhan standar kuantitas dan kualitas peralatan, perabot, dan ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang dapat dirangkum pada tabel berikut. Tabel 1. Persentase Rata-Rata Pemenuhan Standar Kuantitas dan Kualitas Peralatan, Perabot, dan Ruang Laboratorium Fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang Sekolah Peralatan Perabot Ruang Laboratorium Rata-rata pemenuhan standar A 37.7 46.8 56.5 47 B 48.5 70.6 75 65 C 49.1 57.9 33.3 46.7 D 57.5 63.5 33.3 51.4 E 47.3 67.5 62.9 59.2 F 43.9 54.5 66.7 55 G 57.4 78.6 77.8 71.3 H 40.8 69 70.4 60 I 45.3 89.3 66.7 67 J 41.8 96.8 70.4 69.7 K 47.8 92 66.7 68.8 L 43.5 64.3 48.1 51.9 M 13 0 0 4.3 Rata-rata 44.1 65.4 56 55.2 Rata-rata ketercapaian pemenuhan standar kualitas dan kuantitas peralatan, perabot maupun ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang adalah 55.2 %. Sehingga dari persentase tersebut dapat dikatakan bahwa kualitas dan kuantitas peralatan, perabot maupun ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang tentang standar sarana dan prasarana laboratorium sekolah menengah atas, yang berdampak pada keterlaksanaan praktikum fisika dan hasil belajar siswa. Terdapat berbagai macam faktor yang mempengaruhi hasil persentase tersebut, baik faktor internal maupun faktor eksternal pada masing-masing sekolah. N. Sundoro Katili, dkk (2013) menyimpulkan alat dan intensitas penggunaan laboratorium memiliki konribusi yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Pengelolaan Administrasi, Personalia, dan Keamanan Laboratorium Fisika Berdasarkan hasil observasi yang telah di cek ulang dengan isian angket yang telah diisi kepala laboratorium, koordinator guru fisika, jika dideskripsikan secara kuantitatif maka persentase rata-rata pemenuhan pemenuhan standar pengelolaan PFE-39

administrasi, personalia dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang dapat dirangkum pada tabel berikut. Tabel 4.15 Persentase Rata-Rata Pemenuhan Standar Pengelolaan Administrasi, Personalia dan Keamanan Laboratorium Fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang Sekolah Administrasi Keamanan Personalia Rata-rata pemenuhan standar A 26.9 50 31.6 36.2 B 15.4 56.2 28.4 33.3 C 26.9 50 85.6 54.2 D 3.8 50 35 29.6 E 23 37.5 26.6 29 F 7.7 50 74.3 44 G 34.6 75 82 63.9 H 3.8 25 41.6 23.5 I 26.9 50 78 51.6 J 7.7 62.5 26.6 32.3 K 26.9 7.7 77.3 37.3 L 15.4 6.2 20 13.9 M 3.8 0 0 0.95 Rata-rata 17.1 40 46.7 34.6 Rata-rata ketercapaian pemenuhan standar pengelolaan administrasi, personalia dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang adalah 34.6 %. Sehingga dari persentase tersebut dapat dikatakan bahwa pengelolaan administrasi, personalia dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang tentang standar tenaga laboratorium sekolah menengah atas, yang berdampak pada keterlaksanaan praktikum fisika dan hasil belajar siswa. Terdapat banyak faktor yang memepengaruhi hasil tersebut, baik internal maupun eksternal pada masing-masing sekolah. Faktor keefektifan atau tata kelola baik peralatan, bahan maupun ruang laboratorium berpengaruh pada kegiatan laboratorium (Rahmiyati, 2008). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan, dapat diambil kesimpulan secara umum bahwa rerata ketercapain standar kuantitas dan kualitas peralatan, perabot, dan ruang laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang sebesar 55.2% belum sepenuhnya sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang standar sarana dan prasarana laboratorium sekolah menengah atas, yang nantinya akan berpengaruh pada keterlaksanaan praktikum fisika dan hasil belajar siswa. Dan secara umum bahwa rerata ketercapain standar pengelolaan administrasi, personalia, dan keamanan laboratorium fisika SMA Negeri di Kabupaten Malang sebesar 34.6% belum sepenuhnya sesuai dengan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008 tentang standar tenaga PFE-40

laboratorium. Sehingga pengelolaan peralatan, perabot dan ruang laboratorium perlu diperhatikan, karena kondisi laboratorium belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007. Pengelolaan administrasi, personalia, dan keamanan laboratorium juga perlu diperhatikan lagi, karena kondisi laboratorium belum sesuai dengan Permendiknas Nomor 26 Tahun 2008. Sebaiknya keberadaan laboratorium fisika perlu diperhatikan, karena fisika merupakan mata pelajaran yang penting dan cukup sulit untuk dipahami oleh siswa tanpa bantuan praktikum atau demonstrasi. Hal ini akan berdampak pada pemahaman siswa tentang konsep fisika dan hasil belajar siswa. Sehingga pengelolaan laboratorium fisika yang ada di SMA Negeri Kabupaten Malang perlu diperhatikan lagi. UCAPAN TERIMA KASIH Terimakaasih kepada Kepala sekolah, Kepala Tata Usaha, Kepala Laboratorium IPA/Fisika, Guru Fisika, dan laboran SMA Negeri 13 di Kabupaten Malang yang telah berkenan mengijinkan dan membantu peneliti selama melakukan penelitian di laboratorium fisika maupun laboratorium IPA setiap sekolah. Kepada Pak Purbo Swasono yang telah memberikan kritik dan saran yang membangun pada hasil penelitian ini. Kepada kepala dinas pendidikan Kabupaten Malang yang telah memberikan surat rekomendasi pada peneliti untuk melakukan penelitian di laboratorium seluruh SMA Negeri Kabupaten Malang. DAFTAR RUJUKAN BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). 2006. Standar Sarana dan Prasarana Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum. Jakarta. Katili, N Sundoro. 2013. Analisis Sarana dan Intensitas Penggunaan Laboratorium Fisika Serta Kontribusinya Terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kabupaten Jembrana. E-journal Program Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3 (2):hlm.23-31, (Online), diakses pada 26 Agustus 2015 Kertiasa, Nyoman. 2006. Laboratorium Sekolah dan Pengelolaannya. Bandung: Pudak Scientific. Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Permendiknas (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional) Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA).Permen 24 2007. (Online), (https://nasuprawoto.files. wordpress.com/2010/10/permen_24_2007.pdf), diakses pada 16 Oktober 2015 Peraturan Mentri Pendidikan Nasional. No. 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Slideshare. ( Online), ( www.slideshare.net- /awaaaays/permen-26-tahun-2008-ttg-laboratorium-sekolah), diakses pada 16 Desember 2015 Rahmiyati, S. 2008. Keefektifan Pemanfaatan Laboratorium di Madrasah Aliyah Yogyakarta, 9 (1). ( Online), (http://www.google.co.id/jurnal+tentang +pengaruh +tata+kelola+laboratorium.0j0i131j0i22i30j33i21.evfirnjtwoy), diakses pada 29 Juni 2016 Suryabrata, S. 1997. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada PFE-41

PFE-42