4 TINJAUAN PUSTAKA Biologi Penyebab Penyakit Jamur penyebab penyakit rebah semai ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Fungi : Basidiomycota : Basidiomycetes : Agaricales : Typhulaceae : Sclerotium : Sclerotium rolfsii Sacc. (http:// www.wikipedia.com, 2009). Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber : http://61.136.251.3/enshi/moyu/zstx/bch/baijuan.htm Dalam lingkungan yang lembab, jamur S. rolfsii membentuk miselium tipis, berwarna putih, teratur seperti bulu pada pangkal batang dan permukaan tanah di sekitarnya. Pada miselium ini, kelak akan terbentuk banyak butir-butir kecil, berbentuk bulat atau jorong dengan permukaan yang licin. Butiran-butiran
5 kecil ini mula-mula berwarna putih, kemudian menjadi coklat muda sampai coklat tua. Butiran ini dinamakan sklerotium. Sklerotium berperan sebagai alat bertahannya jamur karena memiliki sifat yang sangat tahan terhadap lingkungan yang tidak mendukung (Agrios, 1997). S. rolfsii adalah jamur yang polifag yaitu dapat menyerang bermacam macam tanaman, antara lain kedelai, kacang tanah, tembakau, cabai dan terong (Sunardi, 1988). Dalam sistem klasifikasi, S. rolfsii dimasukan dalam filum Basidiomycota, kelas Basidiomycetes, karena jamur ini tidak diketemukan spora seksual maupun aseksualnya atau disebut dengan miselia sterilia (Alexopoulos dan Mims, 1979). Gambar 2 : Biakan murni Sclerotium rolfsii Sacc Sumber : Foto Langsung Gejala Serangan Penyakit layu yang disebabkan oleh jamur S. rolfsii merupakan penyakit yang umum terdapat pada tanaman kedelai (Semangun, 1991). Penyakit ini sering juga disebut sebagai penyakit busuk pangkal batang atau busuk Sclerotium, karena menimbulkan pangkal batang membusuk. Pada tanaman kedelai, jamur
6 S. rolfsii juga dapat menyerang daun, tangkai dan polong apabila kondisi sangat lembab (Takaya dan Sudjono, 1987). Infeksi S. rolfsii pada kedelai biasanya mulai terjadi di awal pertumbuhan tanaman dengan gejala busuk kecambah atau rebah semai. Pada tanaman kedelai berumur yang lebih tua 2-3 minggu, gejalanya berupa busuk pangkal batang dan layu, pada bagian terinfeksi terlihat bercak berwarna coklat pucat dan di bagian tersebut tumbuh miselia jamur berwarna putih (Punja 1988; Semangun 1993). Tanaman yang sakit layu dan menguning perlahan-lahan. Pada pangkal batang dan permukaan tanah di dekatnya terdapat benang-benang jamur berwarna putih seperti bulu. Benang-benang ini kemudian membentuk sklerotium atau gumpalan benang yang berwarna putih akhirnya menjadi cokelat seperti biji sawi dengan garis tengah 1-1,5 mm. Karena mempunyai dinding yang keras, sklerotium dapat dipakai untuk mempertahankan diri terhadap kekeringan, suhu tinggi dan lain-lain yang merugikan. (Semangun, 1993) Pangkal batang membusuk sehingga penyakit ini sering disebut penyakit busuk pangkal batang atau busuk sklerotium. S. rolfsii juga menyerang kecambah atau semai dan menyebabkan penyakit semai (damping off). (Takaya dan Sudjono, 1987). Gambar 3 : Gejala serangan Sclerotium rolfsii Sacc Sumber : Foto Langsung
7 Faktor Yang Mempengaruhi Penyebaran Penyakit Perkembangan penyakit ini dipengaruhi oleh keaadan lingkungan. Dalam keadaan yang sangat lembab jamur juga dapat menyerang daun, tangkai dan polong (Takaya dan Sudjono, 1987). Pengelolaan Penyakit Untuk mencegah meluasnya penyakit, tanaman yang sakit dicabut dan dibakar. Harus diusahakan tanah yang mengandung miselium sklerotium jangan tersebar, karena hal ini dapat menyebarkan jamur. Pada umumnya tidak diperlukan upaya yang khusus untuk mengendalikan penyakit ini. Jika diperlukan, penyakit dapat dikurangi dengan penggarapan tanah yang lebih baik, perbaikan drainase, dan penanaman dengan jarak tanam yang lebih besar (Oka, 1971). Bakteri Endofit Bakteri endofit merupakan mikroba yang hidup di dalam jaringan tanaman pada periode tertentu dan mampu hidup dengan membentuk koloni dalam jaringan tanaman tanpa membahayakan inangnya. Setiap tanaman tingkat tinggi dapat mengandung beberapa mikroba endofit yang mampu menghasilkan senyawa biologi atau metabolit sekunder yang diduga sebagai akibat koevolusi atau transfer genetik (genetic recombination) dari tanaman inangnya ke dalam mikroba endofit (Tan et.al. 2001). Beberapa bakteri endofit mempunyai daya antagonis terhadap jamur patogen tular tanah seperti Sclerotium, Phytium, Fusarium. Pengendalian biologi dengan menggunakan bakteri endofit merupakan salah satu alternatif pengendalian jamur parasit tanaman. Keunggulan bakteri ini sebagai agens
8 pengendali hayati yaitu mampu meningkatkan ketersediaan nutrisi, menghasilkan hormon pertumbuhan dan mengendalikan penyakit tumbuhan (Kloepper et.al. 1992) serta dapat menginduksi ketahanan tanaman (Hallmann, 2001). Corynebacterium Corynebacterium/bakteri korin merupakan bakteri antagonis yang mempunyai bentuk elevasi cembung dengan warna coklat susu keruh. Cara pengendalian ini seiring dengan meningkatnya kesadaran untuk menjaga lingkungan sehat, mendorong aplikasi teknologi yang ramah lingkungan bahkan mengarah pada sistem usaha tani organik.corynebacterium sangat cocok untuk mencegah layu yang disebabkan oleh bakteri dan jamur pada tanaman hortikultura, maupun palawija. Gambar 4 : Morfologi sel bakteri Corynebacterium Sumber : microbewiki.kenyon.edu/index.php/corynebacterium