GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI

dokumen-dokumen yang mirip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. semiotika John Fiske karena dirasakan cocok dengan apa yang akan peneliti teliti.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. mudah diterima oleh masyarakat tanpa ada batasan ruang dan waktu. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. tontonan dan lain lain. Kini terdapat jasa tour di beberapa kota yang mengajak

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB II KAJIAN TEORI Film

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 201

BAB V PENUTUP. mucul dalam tayangan acara Wisata Malam, yaitu kode Appearance

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu ini mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live.

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Penyesalan seorang anak atas apa yang telah dilakukannya terhadap ibunya.

REPRESENTASI GAYA FASHION REMAJA METROPOLITAN DALAM SINETRON DIAM-DIAM SUKA. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB V IDEOLOGI ARMADA RACUN

BAB III METODE PENELITIAN. The Great queen Seondeok dan kemudian melihat relasi antara teks tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Film 5 cm adalah sebuah film yang disutradai oleh Rizal Mantovani, ini

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat,

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

( Word to PDF Converter - Unregistered ) BAB I PENDAHULUAN

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

REPRESENTASI PEREMPUAN DEWASA YANG TERBELENGGU DALAM TAYANGAN IKLAN TELEVISI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya zaman ke arah modern membuat kepopuleran ludruk

BAB IV PENUTUP. menggunakan analisis semiotik John Fiske tentang representasi asimilasi etnis

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan media audio visual yang lebih dikenal dengan video klip.

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

Memaknai Dominasi Maskulin dalam Komedi Situasi. Tetangga Masa Gitu. Skripsi. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan. Pendidikan Strata I

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. menuju kepada jalan kebaikan, memerintahkan yang ma ruf dan mencegah

BAB I PENDAHULUAN. lurus. Mereka menyanyikan sebuah lagu sambil menari. You are beautiful, beautiful, beautiful

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian unsur patriotisme dalam film Sang Kiai akan dilaksanakan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media televisi merupakan media massa yang sering digunakan sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal pokok bagi kehidupan setiap manusia, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dipelajari. Dari segi sejarah, agama, kepercayaan, budaya, bahkan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam teori teori interpretatif menyebabkan cara berpikir mazhab kritis terbawa

BAB V PENUTUP. film berupa gambar, dialog, adegan, visualisasi serta setting pada setiap

BAB V PENUTUP. bahwa film ini banyak merepresentasikan nilai-nilai Islami yang diperankan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Artinya, hampir semua kajian sosial selalu melibatkan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dipadukan dengan adanya perkembangan bidang multimedia

Kriteria Penilaian Skrip CVC

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB I PENDAHULUAN. Film merupakan sebuah media komunikasi massa yang berisi pesan-pesan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hiburan publik. Kesuksesaan film dikarenakan mewakili kebutuhan imajinatif

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock

DASAR-DASAR MULTIMEDIA INTERAKTIF (MMI) by: Agus Setiawan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

REPRESENTASI MASKULINITAS DALAM IKLAN TELEVISI. Puasini Apriliyantini 1 dan Siti Chusnul Chotimah

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB 4 KONSEP DESAIN Premise Pria tua yang kehilangan kepercayaannya bertemu dengan seseorang yang akan mengubah hidupnya selamanya.

Berikut adalah cover lagu Blank Space Gambar 1.1 Cover Lagu Taylor Swift Blank Space

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. serempak dari berbagai macam belahan dunia. Media massa merupakan saluran resmi untuk


REPRESENTASI PROFESIONALISME JURNALIS DALAM DRAMA KOREA PINOCCHIO : STUDI ANALISIS SEMIOTIKA JOHN FISKE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tingginya tingkat persaingan antar artis semakin hari semakin terlihat

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Judul Perancangan 2. Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI KARYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana

PENDAHULUAN. aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukakan secara

BAB IV ANALISIS SABAR DALAM SINETRON CATATAN HATI SEORANG ISTRI. dibandingkan dengan media-media massa lainnya. Ini dikarenakan sinetron

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu

BAB I PENDAHULUAN. sistem diskriminasi dan pemisahan ras (apartheid). Sistem diskriminasi tersebut

BAB 5 EVALUASI. 5.1 Camera Person


BAB III VIDEO KLIP DANGDUT SATU JAM SAJA

AKTING UNTUK ANIMASI. Materi 5 STORYBOARD. Lecturer: M. MIFTAKUL AMIN, S.KOM., M.ENG.

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PEMILIHAN STUDI

BAB IV PENYAJIAN DATA

Transkripsi:

GAMBARAN MASYARAKAT KELAS SOSIAL BAWAH PADA VIDEO KLIP GRUP BAND D BAGINDAS YANG BERJUDUL C.I.N.T.A, EMPAT MATA, DAN APA YANG TERJADI Oleh: Novi Seliyana (070915066) ABSTRAK Penelitian Gambaran Masyarakat Kelas Sosial Bawah pada Video Klip Grup Band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi ini membahas cara video klip menggambarkan masyarakat kelas sosial bawah pada video klip tersebut. Topik ini menarik karena marginalisasi yang dialami oleh masyarakat kelas sosial bawah. Penggunaan video klip grup band D Bagindas karena adanya kesamaan penggunaan masyarakat kelas sosial bawah pada ketiga video klip. D Bagindas juga merupakan grup band pop melayu yang lagu-lagunya didominasi tema cinta pada masyarakat kelas sosial bawah. Peneliti menggunakan tinjauan pustaka mengenai kelas sosial di media, pembagian kelas sosial, representasi dan konstruksi sosial dalam video klip, serta studi semiotika, musik dan identitas. Peneliti menggunakan metode semiotika Fiske. Dari analisis yang dilakukan, peneliti mendapati bahwa tokoh pria kelas sosial bawah digambarkan mengalami marginalisasi dalam hubungan romantis. Selain itu, masyarakat kelas sosial bawah juga digambarkan dengan marginalisasi ekonomi dan gambaran interaksi yang kolektif serta dekat dengan kesederhanaan. Kata kunci: gambaran, masyarakat kelas sosial bawah, video klip D Bagindas. PENDAHULUAN Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana gambaran masyarakat kelas sosial bawah pada video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi. Pembagian masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial tertentu juga ditampilkan dalam produk media massa seperti, film, lagu, video klip, dan lain sebagainya. Sebagai representasi dari sebuah realitas, video klip membentuk serta menghadirkan kembali realitas berdasarkan kode-kode, konvensi-konvensi, dan ideologi dari kebudayaannya. Representasi tersebut dibuat sedemikian rupa agar terlihat natural. Konsep representasi selalu melibatkan konstruksi terhadap realitas. Realitas yang telah dikonstruksi oleh media dapat memicu timbulnya stereotip

terhadap suatu kelompok (Susanti 2006, p. VI). Begitu juga konstruksi terhadap kelas sosial bawah yang menimbulkan stereotip tertentu dan cenderung merugikan kelas sosial tersebut (Susanti 2006, p. VI). Dari hal tersebut, peneliti tertarik untuk melihat mengenai masyarakat kelas bawah yakni, dalam hal ini video klip menggambarkan mereka. Pada video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi ini, peneliti melihat fenomena bahwa dalam ketiga video klip tersebut ditampilkan aktor yang berperan sebagai masyarakat kelas sosial bawah. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengetahui bagaimana video klip mengeksplorasi masyarakat kelas sosial bawah pada ketiga video klip tersebut. Hal tersebut kemudian menjadikan peneliti tertarik untuk mengeksplorasi gambaran pada masyarakat kelas sosial bawah saja dan bukan pada kelas sosial secara luas. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis penggambaran masyarakat kelas sosial bawah pada video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi. Metode yang peneliti gunakan untuk menemukan makna gambaran kelas sosial bawah yang ada dalam video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi adalah semiotik Fiske. Metode ini mempunyai tiga level analisis yakni, level realitas, level representasi, dan level ideologi. Penggunaan metode semiotika Fiske menjadi sesuai untuk penelitian ini karena metode tersebut lebih ditujukan untuk penelitian-penelitian pada film (semiotika film) atau gambar bergerak (Fiske 1990, p. 40). Peneliti memilih untuk meneliti video klip dari grup band D Bagindas dengan pertimbangan bahwa grup band D Bagindas merupakan salah satu grup musik ber-genre pop Melayu di Indonesia. Grup band D Bagindas juga termasuk grup band yang mampu bertahan dan meraih popularitas di tengah banyaknya grup band aliran serupa bermunculan serta mendapatkan berbagai prestasi (Kapanlagi 2011). Album perdana D Bagindas dirilis pada tahun 2010 di bawah label PT. Trinity Optima Production. Album perdananya yang bertajuk C.I.N.T.A sukses di pasar musik Indonesia. Lagu-lagu di dalam album tersebut

seperti, C.I.N.T.A, Apa yang Terjadi, Empat Mata, dan Tak Seindah Malam Kemarin, mampu mengambil tempat di hati masyarakat (Kapanlagi 2011). Penjualan album perdana D Bagindas mencapai angka 3,7 juta kopi (Antaranews 2011). Jumlah ini mengalahkan penjualan album perdana grup band ST 12, yang hanya mencapai angka 400.000 kopi (Gosip Baru 2011). Pemilihan video klip grup band D Bagindas juga didasarkan pada pertimbangan bahwa tema lagu yang diusung grup band D Bagindas lebih terfokus pada kehidupan cinta masyarakat kelas sosial bawah sehingga menjadi menarik bila peneliti melihat gambaran masyarakat kelas sosial bawah pada video klip grup band D Bagindas (Rezha 2011). Hal ini kembali dapat ditemui pada ketiga video klip yang dipilih peneliti yakni, C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi. Bila dibandingkan dengan grup band bergenre pop melayu lain seperti ST 12 dan Wali, lagu-lagu grup band D Bagindas dodiminasi oleh lagu yang mengusung kehidupan masyarakat kelas sosial bawah. Dalam satu album, D Bagindas lebih banyak mempunyai lagu-lagu yang bertemakan masyarakat kelas sosial bawah (Rezha 2011). Berbeda dengan grup band Wali misalnya. Meskipun sama-sama grup band pop melayu, lagu-lagu grup band Wali lebih mengusung tema religi. Meskipun ada beberapa lagu dari Wali yang juga mengusung permasalahan masyarakat kelas sosial bawah, Wali lebih menonjolkan tema religi dari lagu-lagu yang ada di albumnya. Hal tersebut juga dapat dilihat dari penggunaan lagu-lagu Wali pada sinetron-sinetron religi di televisi seperti Tobat Maksiat, Islam KTP, dan lain sebagainya (Rezha 2011). Hal ini dapat dilihat secara kasat mata dari judul-judul lagu grup band Wali di antaranya, Doaku untukmu Sayang, Tobat Maksiat, Kekasih Halal, Ya Allah, Abatasa, dan Sayang Lahir Batin. Selain Wali, grup band pop melayu lainnya adalah ST 12. Meskipun menjadi pioner grup band pop melayu di Indonesia, peneliti tidak menggunakan grup band ini karena grup band ST 12 kini telah bubar (Berita Artis 2012). Hal itulah yang menjadikan peneliti tertarik untuk menggunakan grup band D Bagindas dan tidak menggunakan grup band pop melayu lainnya.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga video klip dari grup band D Bagindas yaitu, C.I.N.T.A, Empat Mata, serta Apa yang Terjadi. Peneliti menggunakan tiga video klip sekaligus karena peneliti menemukan kesamaan di dalam ketiga video klip tersebut, di mana terdapat masyarakat kelas sosial bawah di dalamnya. Peneliti kemudian ingin mengeksplorasi penggambaran masyarakat kelas sosial bawah di dalam ketiga video klip tersebut. Penggunaan ketiga video klip tersebut dengan pertimbangan bahwa ketiga lagu tersebut merupakan tiga lagu dari album pertama yakni, C.I.N.T.A, yang merupakan album yang sangat sukses di pasar musik Indonesia. Selain itu, ketiga lagu tersebut juga merupakan lagu yang terpopuler dalam album C.I.N.T.A bila dibandingkan dengan lagu lain yang berada pada album yang sama seperti lagu Tak Seindah Malam Kemarin (Kapanlagi 2011). PEMBAHASAN Pada tahap pembahasan, peneliti menganalisis mengenai gambaran masyarakat kelas sosial bawah dalam video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi dengan menggunakan teknik analisis data semiotik milik John Fiske. Fiske mempunyai tiga cara kerja tanda yang digunakan dalam gambar bergerak, yaitu level realitas, level representasi, dan level ideologi (1987, p. 61). Pada tahap análisis semiotika Fiske, ketiga level dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan konteksnya yaitu mengenai gambaran masyarakat kelas sosial bawah dalam video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi. Level analisis Fiske, yang pertama adalah level realitas (reality). Pada level realitas, realitas yang dimaksud berupa pakaian yang dikenakan oleh pemain, make up, perilaku, ucapan, gesture, ekspresi, suara, dan sebagainya. Level kedua adalah level representasi (representation), yakni menandakan elemen-elemen secara teknis yang meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, musik, dan suara. Elemen-elemen tersebut ditransmisikan ke dalam kode representasional yang termasuk di dalamnya bagaimana objek digambarkan, yaitu dari narasi, konflik, karakter, aksi, dialog,

casting, dan sebagainya. Level yang ketiga adalah level ideologi (ideology). Level ideologi diorganisasikan ke dalam kesatuan (coherence) dan penerimaan sosial (social acceptability) seperti liberalisme, kapitalisme, individualisme, kelas, gender (Fiske 1987, p. 61). Peneliti berusaha melihat ketiga aspek tersebut untuk menganalisis teks pada gambaran masyarakat kelas sosial bawah dalam video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi. Pada level realitas, peneliti berusaha menjelaskan realitas dalam film tersebut, mulai dari pakaian yang dikenakan oleh pemain, make up, perilaku, ucapan, gesture, ekspresi, suara, dan sebagainya. Kemudian peneliti mengobservasi tataran level representasi, melalui elemen-elemen teknis yang meliputi kerja kamera, pencahayaan, editing, musik, dan suara, sehingga peneliti mendapati kode representasional yang mampu menjelaskan bagaimana objek digambarkan. Lalu tahap berikutnya adalah level ideologi yakni tahapan di mana hasil level realitas yang diperkuat level representasi kemudian menyusun suatu ideologi tertentu. Tiga level tersebut akan digunakan peneliti untuk melakukan analisis data. Marginalisasi Masyarakat Kelas Sosial Bawah dalam Hubungan Romantis Seperti yang dikatakan oleh Hardin (2011), masyarakat kelas sosial bawah mengalami berbagai bentuk marginalisasi dalam kehidupan nyata maupun dalam penggambarannya di media massa. Salah satu bentuk marginalisasi yang tergambar dalam video klip C.I.N.T.A, Empat Mata, serta Apa yang Terjadi adalah marginalisasi dalam hubungan romantis. Peneliti menemukan beberapa scene yang memberikan gambaran bagaimana tokoh pria yang berasal dari kelas sosial bawah digambarkan mengalami marginalisasi dalam hubungan romantis. Mereka digambarkan sebagai sosok yang cintanya tidak dibalas serta sosok yang mengalami kesedihan, penderitaan, harus berkorban banyak, dan berjuang keras untuk mendapatkan balasan cinta. Scene dalam video klip C.I.N.T.A misalnya, menunjukkan gambaran bahwa tokoh pria kelas sosial bawah mengalami marginalisasi. Pria memberikan surat cinta kepada wanita secara diam-diam. Pria meletakkan surat cinta tersebut di atas bangku yang terletak di samping wanita yang sedang berdiri menunggu seseorang. Beberapa saat

kemudian, wanita dijemput oleh seorang pria lain dan pergi meninggalkan tempat tersebut tanpa menyadari ada surat untuknya di bangku. Pria hanya bisa memandang kejadian tersebut dari kejauhan. Scene ini kembali memperjelas bahwa tokoh pria kelas sosial bawah, seringkali digambarkan menderita dan mengalami marginalisasi dalam hal hubungan romantis. Hingga pada akhir video klip, pria hanya bisa menyukai wanita secara diam-diam tanpa berani mendekati wanita. Hal ini diperjelas dengan lirik yang muncul pada akhir video klip yakni, Bertahan satu cinta. Bertahan satu C.I.N.T.A. Bertahan satu cinta. Bertahan satu C.I.N.T.A. kesedihan yang dialami pria didukung pula dengan ekspresi pria yang terlihat sedih dan sendu ketika melihat wanita pujaannya pulang dengan pria lain. Gesture pria yang menundukkan wajahnya menjelaskan bahwa pria sedang mengalami kesedihan yang mendalam. Gesture tersebut diperjelas dengan shot size yang digunakan yaitu, Close Up (CU). Analisis di atas merupakan analisis gambaran marginalisasi tokoh pria kelas sosial bawah dalam hubungan romantis pada video klip C.I.N.T.A. Selanjutnya, peneliti akan menganalisis scene-scene dalam video klip Empat Mata yang juga memberikan gambaran marginalisasi tokoh pria masyarakat kelas sosial bawah dalam hubungan romantis. Berikut ini adalah scene dalam video klip Empat Mata yang juga menjadi bukti adanya marginalisasi tokoh pria kelas sosial bawah dalam hubungan romantis.

Gambar 1. Gambaran Marginalisasi Masyarakat Kelas Sosial Bawah dalam Hubungan Romantis pada Video Klip Grup Band D Bagindas yang Berjudul C.I.N.T.A Gambaran Marginalisasi Ekonomi pada Masyarakat Kelas Sosial Bawah Gambaran lain yang melekat pada masyarakat kelas sosial bawah adalah gambaran marginalisasi ekonomi. Mereka digambarkan dengan keterbatasan belonging yang mencakup pekerjaan, pakaian, teknologi, tempat tinggal, serta keterbatasan setting. Salah satu scene pada video klip Empat Mata menampilkan realitas yaitu seorang pria yang sedang bekerja di sebuah kantor. Pria tersebut terlihat sedang mengepel lantai ruangan kantor. Seperti pada video klip sebelumnya, masyarakat kelas sosial bawah digambarkan mengenakan pakaian yang sederhana. Dalam video klip ini, pria mengenakan seragam office boy serta menggunakan celemek untuk melindungi bajunya dari kotoran. Shot sizes yang digunakan dalam bagian ini adalah Extreme Long Shot (XLS). Jenis shot ini sesuai karena dapat memperlihatkan setting tempat scene diambil. Selain itu, Extreme Long Shot (XLS) juga sesuai bila digunakan pada awal scene karena mampu memaparkan kepada audience mengenai background dari video klip. Dari scene ini juga dapat dilihat pekerjaan dari pria. Pria bekerja sebagai office boy. Pekerjaan tersebut dapat mengindikasikan kelas sosial seseorang yaitu, kelas sosial bawah. Masyarakat kelas sosial bawah digambarkan mempunyai pekerjaan yang lebih

mengandalkan kekuatan daripada skill pengetahuan (Engel 1995, p. 111). Begitupun pada video klip ini, pria bekerja sebagai office boy yang notabene merupakan salah satu jenis pekerjaan yang lebih membutuhkan kekuatan fisik. Gambar 2. Gambaran Marginalisasi Ekonomi pada Masyarakat Kelas Sosial Bawah Gambaran Interaksi pada Masyarakat Kelas Sosial Bawah Gambaran terakhir yang muncul dari video klip grup band D Bagindas adalah gambaran interaksi pada masyarakat kelas sosial bawah. Dari análisis yang peneliti lakukan, peneliti mendapati bahwa masyarakat kelas sosial bawah juga digambarkan sebagai sosok yang mempunyai interaksi tertentu. Pada salah satu scene video klip Apa yang Terjadi, dapat ditemukan realitas yakni, pria sedang bercengkrama dengan teman wanitanya di lapangan bulutangkis. Pria kemudian terkejut melihat wanita yang dicintainya keluar dari dalam rumah. Pria langsung menghampiri wanita dan mengajaknya untuk bermain bulutangkis. Wanita yang awalnya menolak, akhirnya ikut bermain bulutangkis. Scene ini kembali menunjukkan gambaran masyarakat kelas sosial bawah yang mempunyai sifat ceroboh. Kecerobohan tersebut dapat ditemui ketika pria mengarahkan kok bulutangkis ke arah dahi wanita yang dicintainya hingga menyebabkan wanita terjatuh. Kecerobohan pria semakin diperjelas dengan ekspresi wajahnya yang terkejut serta penggunaan shot jenis Close Up (CU) yang memperjelas ekspresi dari tokoh. Gambaran lain yang muncul pada scene ini adalah gambaran aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat kelas sosial bawah. Aktivitas olahraga yang

mereka lakukan adalah bulutangkis. Dari hal tersebut, dapat diketahui aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat kelas sosial bawah adalah aktivitas yang kolektif yang dilakukan secara bersama-sama. Aktivitas yang kolektif sesuai dengan karakteristik masyarakat kelas sosial bawah sendiri yang juga kolektif. Gambaran lain yang muncul pada scene ini adalah masyarakat kelas sosial bawah lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat pada kelas yang sama juga. Dapat dilihat bahwa pria berinteraksi dengan teman-temannya yang juga berasal dari kelas sosial bawah. Seperti yang disebutkan Gilbert dan Kahl dalam Engel (1995, p. 115), seseorang akan merasa lebih nyaman jika mereka bergaul dan berinteraksi dengan orang yang mempunyai kesamaan nilai serta sikap. Begitu pula dengan masyarakat kelas sosial bawah. Interaksi yang dilakukan biasanya hanya terbatas pada satu kelas sosial saja yakni, kelas sosial yang sama dengan diri mereka sendiri. Gambar 2. Gambaran Interaksi pada Masyarakat Kelas Sosial Bawah KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, berikut ini adalah kesimpulan yang diperoleh peneliti mengenai gambaran masyarakat kelas sosial bawah pada video klip grup band D Bagindas yang berjudul C.I.N.T.A, Empat Mata, dan Apa yang Terjadi. Melalui scene yang ada

dalam ketiga video klip grup band D Bagindas tersebut, peneliti mengeksplorasi gambaran masyarakat kelas sosial bawah dalam video klip C.I.N.T.A, Empat Mata, serta Apa yang Terjadi digambarkan dengan menggunakan metode semiotik milik John Fiske. Beberapa kesimpulan yang diperoleh untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah peneliti mendapatkan hasil bahwa masyarakat kelas sosial bawah yakni mereka yang pria, mengalami marginalisasi dalam hubungan romantis. Tokoh pria yang berasal dari kelas sosial bawah digambarkan mengalami penderitaan dan kesedihan dalam hubungan romantisnya. Dalam ketiga video klip grup band D Bagindas yakni, C.I.N.T.A, Empat Mata, serta Apa yang Terjadi, mereka digambarkan sebagai sosok yang cintanya tidak dibalas serta sosok yang mengalami kesedihan, penderitaan, harus berkorban banyak, dan berjuang keras untuk mendapatkan balasan cinta. Selain itu, gambaran marginalisasi ekonomi juga dilekatkan pada masyarakat kelas sosial bawah. Mereka digambarkan dengan keterbatasan belonging yang mencakup pekerjaan, pakaian, teknologi, tempat tinggal, serta keterbatasan setting. Masyarakat kelas sosial bawah juga digambarkan melalui aspek interaksinya dengan orang lain. Masyarakat kelas sosial bawah digambarkan hidup kolektif. Masyarakat kelas sosial bawah hidup kolektif dengan masyarakat yang kelasnya sama dengan mereka. Dalam berinteraksi, masyarakat kelas sosial bawah berinteraksi dengan melakukan aktivitas yang kolektif pula. Dalam ketiga video klip D Bagindas, masyarakat kelas sosial bawah juga digambarkan ceroboh dalam melakukan sesuatu. Kecerobohan yang dilakukan masyarakat kelas sosial bawah menyebabkan orang lain mengalami kesusahan. Kecerobohan yang melekat pada masyarakat kelas sosial bawah juga berakibat pada gambaran penderitaan yang seringkali mereka alami. DAFTAR PUSTAKA Engel, J. 1995, Consumer Behavior, The Dryden Press, London. Fiske, J. 1987, Television Culture, Routledge, New York.

Fiske, J. 1990, Cultural and Communication Studies : Sebuah Pengantar Paling Komprehensif, Jalasutra, Yogyakarta. Susanti, S. D. 2006, Representasi kelas sosial masyarakat dalam film (Studi semiotik representasi kelas sosial masyarakat dalam film Pretty Woman), Skripsi, Universitas Airlangga. Antaranews 2011, D Bagindas Rilis Album Kedua Yang No-1, diakses 15 Oktober 2011, dari http://www.antaranews.com/berita/261460/dbagindasrilis-album-kedua-yang-no-1. Berita Artis 2012, ST 12 Resmi Bubar, diakses 12 Mei 2012, dari http://st12resmibubar/read/detail/145115/. Gosip Baru 2011, Java Jazz Festival, diakses 15 Oktober 2011, dari http://inigosipbaru.blogspot.com/2011/04/java-jazz-festival-raih-specialaward.html. Hardin 2011, Marginalisasi Pemerintah terhadap Penerapan Pembangunan Ekonomi Kapitalisme, Diakses 18 September 2012, dari http://hardinattyandini.blogspot.com/2011/06/marginalisasi-pemerintahterhadap.html. Kapanlagi 2011, D Bagindas Raih Penghargaan, diakses 15 Oktober 2011, dari http://www.kapanlagi.com/showbiz/selebriti/d-bagindas-raihpenghargaan- pertama.html. Rezha 2011, Penghargaan AMI Awards, diakses 12 Mei 2012, dari http://www.kaskus.us/showthread.php?p=604800095.