UJI PEMBEBANAN PADA SISTEM STRUKTUR CYLINDRICAL SHELL DITOPANG KOLOM

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

STRUKTUR CANGKANG I. PENDAHULULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri.

STRUKTUR PERMUKAAN BIDANG

plat lengkung atau plat lipat yang tebalnya kecil dibandingkan dengan dimensi

PENGARUH VARIASI MODEL TERHADAP RESPONS BEBAN DAN LENDUTAN PADA RANGKA KUDA-KUDA BETON KOMPOSIT TULANGAN BAMBU

5ton 5ton 5ton 4m 4m 4m. Contoh Detail Sambungan Batang Pelat Buhul

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembahasan hasil penelitian ini secara umum dibagi menjadi lima bagian yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beton adalah material yang kuat dalam kondisi tekan, tetapi lemah dalam

KAJIAN PERILAKU LENTUR PELAT KERAMIK BETON (KERATON) (064M)

I.1 Latar Belakang I-1

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

ANALISIS KAPASITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN LUBANG PADA BADAN BALOK

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

APLIKASI STRUKTUR SHELL PADA ROYAN MARKET HALL, ROYAN PERANCIS

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

BAB I PENDAHULUAN. memikul tekan pada semua beban bekerja distruktur tersebut.

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

OPTIMALISASI DESAIN JEMBATAN LENGKUNG (ARCH BRIDGE) TERHADAP BERAT DAN LENDUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI STRUKTUR SHELL PADA ROYAN MARKET HALL, ROYAN

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bangunan ke dalam tanah (Schodek,1998). Bentuk struktur permukaan

PEMANFAATAN BAMBU UNTUK TULANGAN JALAN BETON

PENGARUH DINDING GESER TERHADAP PERENCANAAN KOLOM DAN BALOK BANGUNAN GEDUNG BETON BERTULANG

2- ELEMEN STRUKTUR KOMPOSIT

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

KUAT LENTUR PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGAKU DENGAN PENGISI BETON RINGAN BERAGREGAT KASAR AUTOCLAVED AERATED CONCRETE HEBEL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

ANALISIS LINIER STRUKTUR CANGKANG PADA SILO SEMEN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

BAB III LANDASAN TEORI

Integrity, Professionalism, & Entrepreneurship. : Perancangan Struktur Beton. Pondasi. Pertemuan 12,13,14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PUNTIRAN. A. pengertian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Desain struktur merupakan faktor yang sangat menentukan untuk menjamin

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

MATERI/MODUL MATA PRAKTIKUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi kegagalan

BAB I PENDAHULUAN. pesat yaitu selain awet dan kuat, berat yang lebih ringan Specific Strength yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan perilakunya. Struktur membran cenderung dapat menyesuaikan diri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTURAL FUNICULAR: KABEL DAN PELENGKUNG

Jl. Banyumas Wonosobo

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 4

BAB I PENDAHULUAN. pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Oleh karena

Tata Cara Pengujian Beton 1. Pengujian Desak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam perencanaan desain struktur konstruksi bangunan, ditemukan dua

STUDI EKSPERIMENTAL MOMEN BATAS PADA PELAT BERUSUK AKIBAT PEMBEBANAN MERATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5 Puntiran. Gambar 5.1. Contoh batang yang mengalami puntiran

BAB III LANDASAN TEORI Klasifikasi Kayu Kayu Bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu :

PENGARUH VARIASI LUAS PIPA PADA ELEMEN BALOK BETON BERTULANG TERHADAP KUAT LENTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui fondasi. Karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang biasanya dari struktur cangkang terbagi tiga, yaitu : a) Permukaan Rotasional, yaitu bentuk permukaan yang berasal dari

menahan gaya yang bekerja. Beton ditujukan untuk menahan tekan dan baja

KOLOM PROFIL LIPPED CHANNEL BERPENGISI BETON RINGAN DENGAN BEBAN KONSENTRIK

PENGUJIAN KAPASITAS LENTUR DAN KAPASITAS TUMPU KONSTRUKSI DINDING ALTERNATIF BERBAHAN DASAR EPOXY POLYSTYRENE (EPS)

BAB II DASAR-DASAR DESAIN BETON BERTULANG. Beton merupakan suatu material yang menyerupai batu yang diperoleh dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN KAWAT YANG DIPASANG LONGITUDINAL DI BAGIAN TULANGAN TARIK.

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

Tegangan Dalam Balok

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGHUBUNG GESER (SHEAR CONNECTOR) PADA BALOK BAJA DAN PELAT BETON

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pondasi Pertemuan - 5

TUGAS MAHASISWA TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

UJI PEMBEBANAN PADA SISTEM STRUKTUR CYLINDRICAL SHELL DITOPANG KOLOM Oleh: Yohana Nursruwening Wita Widyandini ABSTRAK Bentuk struktur permukaan bidang yang merupakan struktur cangkang atau shell, di alam dapat ditemukan pada bentuk perisai dari tumbuh-tumbuthan maupun binatang, meskipun bentuknya tipis, tapi kuat dan kokoh. Seperti kulit labu yang kering, kulit telur, kulit kerang dan tempurung kepala kita. Ciri-ciri dari perisai yang kokoh adalah bentuknya yang lengkung dan berbahan keras dan padat. Cangkang pada umumnya menerima beban merata yang dan dapat menutup ruangan besar dibandingkan dengan tipisnya pelat cangkang tadi. Oleh karena itu struktur cangkang paling baik digunakan pada bangunan dengan bentang besar tanpa pembagian pada interior seperti stadion, stasiun, pasar, masjid exibition hall, dang bangunan bentang besar lainnya. Ketahanan pada cylindrical shell lebih besar karena tegangan-tegangan tekan hanya terjadi di sebagian dari permukaan atas dalam arah memanjang, bagian atas merupakan bahaya tekuk besar yang merupakan titik lemah dari struktur ini. Berhubungan dengan tegangan tekan pada cylindricall shell utama dan tegangan tekan pada kantilever mengakibatkan bahaya tekuk pada sambungannya. Kata kunci: struktur cangkang, bentang lebar, tipis, keras, kuat, ulet I. PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan dunia struktur dan konstruksi dewasa ini yang sebelumnya hanya menggunakan struktur klasik yakni dinding pemikul (bearing wall), kemudian berubah sejak ditemukannya material semen dan material beton bertulang yang lainnya. Perkembangan tersebut sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya pengetahuan tentang prinsip-prinsip mekanika dan matematis yang terkait dengan bidang keteknikan, serta didukung juga oleh teknologi peralatan konstruksi. Beberapa rekayasa struktur berkembang dari waktu ke waktu sesuai tuntutan ekspresi bangunan yang diinginkan perencananya. Advence structure merupakan salah satu perwujudan dari perkembangan dunia struktur dan konstruksi tersebut dimana di dalamnya terdiri dari antara lain kelompok struktur cangkang dan kelompok struktur kabel, struktur lipat, pre stress concrrete, hollow, skew grid, dan lain sebagainya. Semua kelompok dan jenis struktur yang dimaksudkan merupakan struktur dengan bentangan lebar. Dalam bentuk yang sangat elementar, berbagai macam struktur menurut Daniel L. Schodek, 1998, secara geometris dasar diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk elemen garis atau sebagai bentuk elemen permukaan. Dalam analisis perancangan struktur, sangatlah penting ditentukan kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk menilai apakah suatu struktur sesuai atau tepat dalam kondisi tertentu. 8 Teodolita Vol.11, No.2., Des 2009:8-16

Kriteria-kriteria tersebut adalah: (1) struktur harus mempu mendukung beban secara aman dengan tidak menimbulkan tegangan dalam dan deformasi yang berlebihan, (2) ada kemungkinan suatu penyelesaian struktur tertentu membutuhkan jumlah material lebih sedikit dibandingkan dengan penyelesaian struktur yang lain, (3) cara konstruksi (pelaksanaan) dimana cara pelaksanaan sering mempengaruhi pilihan struktur yang selalu dikaitkan dengan efisien, (4) harga bangunan sangat berkaitan dengan efisien, bahan dan kemudahan pelaksanaan merupakan faktor yang menentukan dalam pemilihan struktur, (5) sifatnya subyektif, yaitu pandangan estetik arsitek yang merancang struktur tersebut (Sidharta, at all) Struktur cangkang (shell) silindris mempunyai bentangan longitudinal dan kelengkungannya tegak lurus terhadap diameter bentang, karenanya cangkang yang panjang akan berperilaku seperti balok penampang melintangnya lengkungan. Tiga syarat yang harus dipenuhi oleh struktur Shell (Sidharta, 1998) adalah sebagai berikut: (1) harus memiliki bentuk lengkung, tunggal maupun ganda (single or double curved); (2) harus tipis terhadap permukaan atau bentangnya; (3) harus dibuat dari bahan yang sangat keras, kuat, ulet dan tahan terhadap tarikan dan tekanan. Cangkang sebagai balok menyalurkan beban rangka ke pengaku ke ujung-ujungnya dimana timbul geser tangensial dengan komponen ke bawah, ditambah berat beban pada pengaku rangka ujung yang kemudian disalurkan ke tanah (Sutrisno, 1983). Permasalahan Secara teoritis penyaluran gaya dari setiap jenis dapat dipelajari melalui ilmu gaya (Mekanika Teknik), namun tidak banyak arsitek menguasai ilmu ini dengan baik, sehingga dalam perancangan bangunan seringkali harus bekerja sama dengan ahli bangunan sipil untuk mengatasi persoalan tersebut. Kebanyakan rancangan-rancangan struktur bangunan yang dibuat arsitek berpedoman pada struktur-struktur bangunan yang sudah dibangun, tanpa memahami secara pasti perilaku struktur yang sesungguhnya, beban maksimal yang dipikul, hingga penentuan dimensi elemen struktur tersebut serta dimensi tulangannya. Prinsip penyaluran beban/gaya dari cangkang yang diteruskan ke struktur rangka penyangganya dan beban maksimal yang dipikul, dimensi elemen struktur serta dimensi tulangannya, yang dilanjutkan dengan perilaku-perilaku kegagalan yang akan terjadi akibat beban yang bekerja, merupakan suatu proses yang menarik untuk diteliti. Dalam upaya untuk mendekati permasalahan bangunan yang sesungguhnya maka penelitian ini mengambil obyek canopy gedung Perpustakaan Pusat Universitas Kristen Satya Uji Pembebanan Pada Sistem Struktur Cylindrical Shell Ditopang Kolom 9

Wacana Salatiga yang dibuat dalam skala lebih kecil dari gedung yang sesungguhnya agar dapat dikerjakan di laboratorium. Perumusan Masalah Dengan bertolak pada latar belakang dan permasalahan tersebut di atas, maka perumusan masalahnya merupakan tahap-tahap penyelesaian yang perlu diketahui lebih lanjut yang menyangkut: 1. Rancangan bekesting untuk paduan kedua jenis struktur di atas. 2. Menetapkan dimensi tulangan baik untuk struktur cangkang maupun untuk struktur penopangnya. 3. Menetapkan dimensi untuk stuktur cangkang (penebalan) maupun untuk struktur rangka (panjang dan lebar penampang kolom dan balok) 4. Jenis-jenis beban yang bekerja dan deformasi yang akan terjadi 5. Besar beban maksimum yang dipikul dan pola retaknya bila pembebanan melampaui beban maksimum Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat lebih memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada sistem struktur, khususnya yang terjadi dalam paduan struktur cangkang dengan struktur penopangnya, melalui tahapan-tahapan berikut: 1. Mengetahui pembuatan bekesting untuk struktur cangkang dan struktur penopangnya. 2. Mengetahui dimensi dan tata letak tulangan untuk stuktur cangkang (Shell) 3. Mengetahui dimensi untuk struktur cangkang (penebalan) maupun untuk struktur struktur rangka/penopangnya (panjang dan lebar penampang kolom dan balok) 4. Memahami jenis-jenis beban yang bekerja dan deformasi yang akan terjadi pada paduan struktur cangkang dan struktur rangka 5. Mengetahui beban maksimum yang dipikul dan pola retaknya, bila pembebanan melampaui beban maksimum. Metode Penelitian Penelitian menggunakan metode deskriptif yang diklasifikasikan menjadi dua (2) yaitu, analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Proses penelitian ini dilakukan secara deskriptif oleh karena merupakan suatu proses modeling yang dimulai dari pembuatan hingga pengujian model struktur yang dipilih, analisis kualitatif digunakan pada penentuan model struktur yang dapat 10 Teodolita Vol.11, No.2., Des 2009:8-16

diteliti di laboratorium dan komposisi campuran dan penentuan material yang dipakai, dan analisis kuantitatif digunakan pada perhitungan-perhitungan Mekanika Teknik dan perhitungan matematis yang lainnya. Selanjutnya dalam pengujian pembebanan pada strutur yang telah memenuhi syarat (sesuai dengan umur beton), akan digunakan metoda Pembebanan Fisik dengan muatan terbagi rata. Hasil dari Penelitian diharapkan akan memberikan deskripsi dan pemahaman tentang perilaku suatu sistem struktur akibat adanya pembebanan. Jika hasilnya ternyata mengalami deviasi dari kajian-kajian teoritis yang digunakan, maka penelitian ini merupakan cerminan dari perilaku struktur prototipe. II. TINJAUAN TEORI Struktur Cangkang Cangkang adalah bentuk struktural tiga dimensional yang kaku dan tipis yang mempunyai permukaan lengkung dengan berbagai bentuk. Bentuk yang umum adalah permukaan yang berasal dari kurva yang diputar terhadap satu sumbu (permukan bola, elips, kerucut dan parabola), permukaan translasional yang dibentuk dengan menggeser kurva bidang di atas kurva bidang lainnya (parabola eliptik dan silindris), permukaan yang dibentuk dengan menggeser dua ujung segmen garis pada dua kurva bidang (hiperbolik dan konoid), dan berbagai bentuk kombinasi dari bentuk tersebut. Struktur cangkang dapat sangat tipis dan mempunyai bentangan relatif besar. Perbandingan bentang tebal sebesar 400 atau 500 dapat digunakan ketebalan 8 cm dan dapat digunakan untuk kubah berbetang 30 38 m. (Schodek, 1998) Bentuk permukaan bidang yang bertahan sendiri mempunyai pengaruh besar pada perencanaan dalam arsitektur. Dari sudut konstruksi mempunyai keuntungan antara lain: bentuk permukaan bidang yang bertahan sendiri dapat menutup ruang yang besar dan luas tanpa menggunakan tiang di tengah. Pemakaian bahan relatif sedikit dan adanya kebebasan mengatur interior. Kerugiannya bentuk permukaan bidang yang bertahan sendiri merupakan bentuk yang monoque atau senada, dan tidak fleksibel dalam proposi antara bentuk luar dan ruangan yang ditutup. (Sutrisno, 1983) Tegangan-tegangan Membran dalam Barrel Barrel bundar panjang yang ujung-ujungnya ditumpu di atas pengaku-pengaku, busurbusur atau diafragma yang kaku pada arah vertikal dan fleksibel pada arah horisontal, berkelakuan seperti balok-balok berpenampang melintang bundar yang ditumpu bebas. Uji Pembebanan Pada Sistem Struktur Cylindrical Shell Ditopang Kolom 11

Berat setiap luas satuan dari kulit kerang setengah lingkaran dengan w (kn/m²), jarijarinya R, tebal h, panjang l, maka beratnya setiap panjang satuan adalah πwr, dan momen lentur maksimum di dalam kubah silinder adalah: M maks = 1/8 (πwr) l² = 0,393 πwr l² Gaya-gaya satuan tekan dan tarik maksimum akibat M maks adalah : 2 0,393wRl N x]maks =f x l maks h = h = 0,47(1/ R) wl 2 0,83hR 2 0,393wRl = h = 0,83(1/ R) wl 2 0,47hR Gaya geser satuan N xϕ dievaluasi denga menentukan dahulu tegangan-tegangan geser balok f S f S = VS y bl V adalah gaya geser balok, h lebar balok horisontal, l momen lembam balok, dan Sy status momen dari potongan di atas serat di mana fs dievaluasi fs maksimum terdapat pada sumbu netral dari potongan-potongan ujung. Penampang melintang dari suatu kubah bundar berbeda keadaannya,penampang ini berubah bentuk di bawah beban. Untuk barrel panjang dengan l>4r, perubahan tegangan akibat pengaruh perubahan bentuk ini dapat diabaikan, akan tetapi untuk barrel pendek, dengan l<2r pengaruh ini sangat menentukan.dalam barrel-barrel pendek distribusikan tegangan melalui kedalaman barrel tidak linear dan dapat menimbulkan tarikan pada kedua-duanya:puncak dan dasar kulit kerang, sedangkan pada serat-serat dalam terjadi tekanan (Salvadori, 1992) III HUBUNGAN MODEL DENGAN PROTOTIPE Prototipe digunakan untuk struktur yang akan dibangun (dalam keadaan sebenarnya), sedangkan model adalah replika dari prototipe yang lebih kecil. Pertimbangan dalam pemilihan skala model adalah sebagai berikut: 1.Tingkat kerumitan dalam pembuatan model,karena pada dasarnya semakin kecil model struktur, maka akan semakin rumit pula pembuatannya. 2. Keterbatasan ruangan laboratorium yang ada 3. Tingkat ketelitian dalam pembuatan model. Sistem pembebanan yang dilakukan pada model struktur cylindricl shell harus memperhatikan beberapa hal, yaitu: a. beban merata b. beban statis 12 Teodolita Vol.11, No.2., Des 2009:8-16

c. arah beban Sistem skala yang akan digunakan dalam percobaan adalah dengan perbandingan : Model Struktur : Prototipe Struktur = 1 : 5 IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Hasil Pengamatan Struktur Cylindrical Shell ditopang kolom Data hasil pengamatan dari hubungan beban-lendutan pada pembebanan struktur Cylindrical shell dapat dibuat dalam grafik: Grafik. Hubungan Beban Lendutan antara Dial Gauge A dengan Dial Gauge B Pada beban diantara 310.169kg/m² dan 348.305kg/m² sudah mulai terjadi retak rambut pada permukaan bawah struktur Cylindrical Shell di bagian tengahnya (pada posisi B), yang sejajar dengan arah bentang pendeknya. Retak pada permukaan bawah struktur ini berlanjut hingga pada pembebanan 960.593 kg/m² yang merupakan batas runtuh/putus disebut juga dengan beban batas linier (perubahan dari elastis ke plastis). Setelah itu pembebanan dihentikan pada pembebanan 1.036.864kg/m² dikarenakan keamanan peralatan (dial gauge) sehingga beban runtuh tidak dapat diketahui. Uji Pembebanan Pada Sistem Struktur Cylindrical Shell Ditopang Kolom 13

Analisis Lendutan Pada model struktur Cylindrical Shell yang ditumpu oleh kolom, berdasarkan alat pengukur lendutan (dial gauge B) menunjukkan bahwa pada kapasitas beban diantara 310.169 kg/m² dan 348.305 kg/m², lendutan pada tengah struktur adalah diantara 0.780 mm dan 0.973 mm. Sedangkan pada bagian antara kolom yang diletakkan dial gauge A menunjukkan lendutan diantara 0.780 mm dan 0.905 mm. Peubahan sifat struktur dari elastis menjadi plastis pada lendutan sebesar 2.532 mm, hal ini ditandai dengan apabila ditambahkan sedikit akan terjadi deformasi atau lendutan yng besar. Deformasi dalam bentuk lendutan akibat beban pada suatu sistem struktur, khususnya struktur cylindrical shell akan dipengaruhi oleh 4 hal, yaitu beban, penampang struktur, bentangan antar kolom dan bahan (modulus elastisitas). Hal yang sangat mempengaruhi terjadinya lendutan pada struktur cylindrical shell adalah penampang struktur dan bentangan antar kolom. Dengan menambah kekuatan kolom sangat memungkinkan dibuat bentukan cylindrical shell untuk bentukan bentang lebar. Analisis Pola Retak Retak rambut yang tejadi pada permukaan bawah struktur cylindrical shell dimulai pada pembebanan diantara 310.169 kg/m² dan 348.305 kg/m² yang tidak terlihat kasat mata. Pada pembebanan tersebut retak pada struktur terjadi secara bersamaan pada sisi pendek menjadi dua bagian. Sedangkan dimana diletakkan dial gauge A, terjadi retak di sisi bagian atas. Komparasi Hasil Pembebanan Struktur Cylindrical Shell ditopang Kolom Dengan Analisis Komputasi Terjadi hubungan yang sama antara pola retak model struktur dengan bentuk deformasi struktur dalam analisis komputasi dengan program SAP 2000. Lendutan terbesar akibat pembebanan pada struktur terjadi secara membujur antara keempat kolom penopang struktur Cylindrical Sheel. Gb. Analisa Deformasi Struktur (SAP 2000) perspektif Gb. Analisa Deformasi Struktur Dalam bentuk 14 Teodolita Vol.11, No.2., Des 2009:8-16

Analisis komputasi menunjukkan Tegangan dan gaya membran terbesar yang terjadi pada Struktur Cylindrical Shell adalah pada daerah diantara ke empat kolom. Gb. Analisa Besar Tegangan, Smin (kg/cm2/cm) (kg/cm2/cm) Gb. Analisa Besar Tegangan, Smax dan gaya membran, Fmin (kg/cm) V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan Berdasarkan uji pembebanan yang telah dilakukan pada sruktur Cylindrical Shell,maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Seluruh material di dalam suatu struktur memiliki kekuatan elastisitas hingga suatu batas tertentu. Apabila batas elastisitas tersebut telah dilampaui, maka akan terjadi kekakuan plastis dimana deformasi/lendutan yang terjadi pada struktur tidak dapat lagi dihindari. Batas ini dinamakan titik hancur. Sisa deformasi yang tertinggal akan bertambah setiap kali terjadi pertambahan pembebanan. Oleh karena itu, suatu struktur dapat dikatakan tidak berfungsi lagi apabila telah melewati titik hancur. 2. Berdasarkan perhitungan dan perkiraan sebelumnya bahwa struktur Cylindrical Shell ini akan mencapai titik hancur pada pembebanan sebesar 650 kg/m², namun di dalam penelitian ini struktur ini mengalami beban batas runtuh pada pembebanan sebesar 960.593 kg/m², sehingga dapat dikatakan bahwa model ini telah dapat melebihi kekuatan struktur seperti yang diperhitungkan sebelumnya. Uji Pembebanan Pada Sistem Struktur Cylindrical Shell Ditopang Kolom 15

3. Dapat diperhitungkan faktor keamanan yaitu 960/650 yaitu sama dengan 1.477. Seharusnya faktor keamanan dari struktur minimal adalah 1.6, hal ini disebabkan karena ketidaktelitian dalam pembuatan model struktur. 4. Titik lemah dari struktur Cylindrical shell ini berada pada puncak kurva dan daerah tumpuan. 5. Struktur Cylindrical Shell ini memiliki sifat elastisitas terhadap pembebanan secara merata hingga batas elastisitas tertentu sampai akhirnya menjadi plastis dan retak, dan pada akhirnya akan menjadi hancur. Rekomendasi Kesimpulan yang telah diambil sebelumnya merupakan hasil dari pengamatan dan pembuatan pemodelan yang menyerupai prototipe yang telah ada dan dilaksanakan di dalam laboratorium struktur dan hal ini belumlah dapat diambil kesimpulan secara general (umum) Beberapa rekomendasi yang mungkin dapat dipertimbangkan lebih lanjut lagi yaitu: 1. Perlunya dibuat penelitian yang lain mengenai Shell namun dalam bentukan yang lain lagi. 2. Percobaan model struktur perlu dikembangkan lagi, terutama dengan bantuan program komputasi untuk mengenal perilaku struktur terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian selanjutnya di dalam laboratorium struktur. 3. Perlunya pengenalan program komputasi mengenai struktur kepada mahasiswa arsitektur untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai perilaku struktur terutama banyak strukturstruktur yang mempunyai nilai estetika tinggi. DAFTAR PUSTAKA Frick, Heinz, 1998. Sistem Bentuk Struktur Bangunan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Rapson, Ralp, 1977. Structure System, Suddeutsche Verlagsanstalt, Ludwigsburg, Printed in Germany. Sutrisno, R, 1983, Bentuk Struktur Bangunan Dala Aritektur Modern, Penerbit PT Gramedia, Jakarta. Sidharta, et.al., Materi Kuliah Struktur Lanjut Semester III alur I PPS-MTA, Universitas Diponegoro, Semarang Salvadori, Amrio, 1992. Desain Struktur Dalam Arsitektur. Penerbit, Erlangga, Jakarta Schodek, Daniel, 1998. Struktur, Penerbit, PT Refika Aditama, Bandung Wigroho, HY, 2000, Analisa dan Perancangan Struktur Frame, Penerbit Andi, Yogyakarta 16 Teodolita Vol.11, No.2., Des 2009:8-16