KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 KONAWE SELATAN. ANDI SUSI SURIANA PUSPITA DEWI

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB 1 PENDAHULUAN. Memiliki bahasa adalah salah satu kemampuan spesial manusia.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapai sesuai yang diinginkan ( Hamalik, 2001 : 56) pengetahuan, ilmu dan pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis

2015 PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING MELALUI MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik dan. Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN TEKNIK PENIRUAN MODEL PADA SISWA KELAS X TKJ 1 SMK NEGERI 1 BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB II LANDASAN TEORI. dan merupakan satu bagian atau komponen dari komunikasi tulisan

Oleh Justianus Tarigan Dr. Abdurahman A., M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. menulis seperti membuat ikhtisar, menulis puisi, mencatat pelajaran, menulis

I. PENDAHULUAN. bahan kajian bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

PENGARUH KEEFEKTIFAN MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MENEMUKAN IDE POKOK PARAGRAF

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

Kemampuan Menulis Paragraf Deskriptif Siswa Kelas VII C SMP Negeri 17 Batanghari. Oleh: Erwansyah RRA1B Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya siswa menghadapi masalah dalam menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar yang nantinya digunakan sebagai landasan untuk jenjang yang lebih

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X MULTIMEDIA 1 SMK NEGERI 9 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Herman dan Nur Indah

PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), hlm (Jakarta: Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012), hlm. 27.

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat empat aspek keterampilan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X TKJ SMK TAHSINUL AKHLAQ SITUBONDO DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK TAKE AND GIVE

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENAMUKAN IDE POKOK PARAGRAF SISWA KELAS X SMAN 2 PRINGSEWU 2013/2014. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang cerdas ditentukan oleh kualitas pendidikan di negaranya. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat modern seperti sekarang ini dikenal dua macam cara

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu keterampilan dalam berbahasa. Berdasarkan

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

PENINGKATAN MENULIS PARAGRAF MELALUI PENERAPAN LESSON STUDY MAHASISWA SEMESTER 1B PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

Emi Herlili STKIP PGRI Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

Oleh : Arief Wisnu Indaryanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. membaca yang baik akan menunjang keberhasilan hal-hal yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

Kata kunci: paragraf deskripsi, metode pembelajaran di luar ruang kelas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif. Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan berkomunikasi peserta didik dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dalam kurikulum satuan tingkat

PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA VISUAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 TELAGASARI - KARAWANG. Djuwitaningsih ABSTRAK

Transkripsi:

KOMPETENSI PENGUASAAN IDE UTAMA DAN IDE TAMBAHAN DALAM PARAGRAF SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 HALBAR DI IBU TENGAH MALUKU UTARA H. Udin Saubas 1), Sulami Sibua 2), Rizmada Azzahra 3) 1,2,3) Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Indonesia Email: 1) H.UdinSaubas@gmail.com; 2) azzahrarizmada@gmail.com.; 3) sulami_sibua@yahoo.co.id. ABSTRAK Penelitian ini perlu dilakukan karena selama ini belum diperoleh gambaran yang jelas mengenai kriteria kompetensi menulis paragraph yang baik. Selama ini, siswa lebih ditekankan pada ilmu menulis praktis seperti menulis surat dinas, karya sastra, dll. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kompetensi penguasaan ide utama dan ide penjelas dalam paragraf pada siswakelas XI SMA Negeri 2 Halbar di Ibu Tengah. Data berupa hasil wawancara dengan pihak guru dan tes instrumen pada siswa. Data dianalisis berdasarkan empat indikator pembentuk kompetensi penguasaan ide utama dan ide penjelas dalam paragraf, yaitu kemampuan siswa dalam (1) Pengetahuan tentang paragraf, (2) Memahami pikiran utama dan pikiran penjelas, dan (3) Melengkapi kalimat, (4) Memilih kalimat utama dan kalimat sumbang. Dari analisis data tersebut dihasilkan,(1) siswa mampu menafsirkan dengan baik hal penting yang ada dalam wacana, (2) secara keseluruhan siswa sudah mampu untuk menentukan ide utama dan ide penjelas dengan benar, namun identifikasi oleh siswa tersebut cenderung menggunakan letak dari kalimat utama pada paragraf. (3) siswa mampu dengan baik menentukan kata yang terbuang dari sebuah kalimat utuh sehingga terbentuk suatu paragraph utuh dengan kalimat yang saling berkesinambungan, (4) siswa mampu menyusun secara berurutan sehingga terdeteksi kalimat yang sumbang atau menyimpang dari tema paragraf. Dari nilai yang sudah dipaparkan tersebut,dihasilkan rata-rata persentase kebenaran untuk masing-masing kompetensi, (1) kompetensi pengetahuan paragraf: 37,5% (2) kompetensi memahami ide utama d an ide penjelas: 32,8% (3) kompetensi melengkapi kalimat: 32,9% dan (4) kompetensi penguasaan kalimat utama dan kalimat sumbang: 29,8%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk rata-rata persentase siswa dapat menjawab dengan benar adalah lebih dari 25% untuk masing-masing soal. Dengan demikian kemampuan siswa dikategorikan baik. Kata kunci: kompetensi menulis, ide utama dan penjelas paragraf PENDAHULUAN Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang paling akhir dikuasai pelajar setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca. Dibandingkan dengan tiga kemampuan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal itu disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi dari karangan yang ditulis. Baik unsur bahasa maupun unsur isi, haruslah terjalin sedemikian rupa sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu. Kemampuan menulis berkembang melalui pelatihan selama lebih dari dua dekade ketika seorang anak tumbuh dan mempelajari keterampilan mengomposisikan selama masa akhir remaja dan awal dewasa. Penulis pemula berkembang dari tingkat penyampaian pengetahuan ke tingkat transformasi pengetahuan, yaitu penulis dewa. Penulis professional terus berkembang ke tingkat 15Widyabastra, Volume 05, Nomor 1, Jun 2017

ahli yaitu penciptaan pengetahuan yang mana penggambaran isi penulis, teks, dan interpretasi pembaca terhadap teks. Hairston (1986: 2; dalam Darmadi, 1996: 3) mengemukakan bahwa ada beberapa alasan yang jauh lebih penting dalam proses penulisan untuk dapat menentukan ide utama dan ide tambahan dalam paragraf yaitu: (1) Kegiatan menulis adalah satu sarana untuk menemukan sesuatu. Dalam hal ini dengan menulis kita dapat merangsang pemikiran kita dan kalau itu dilakukan dengan intensif maka akan dapat membuka penyumbat otak kita dalam rangka mengangkat ide dan informasi yang ada di alam bawah sadar pemikiran kita, (2) Kegiatan menulis dapat memunculkan ide baru. Ini terutama terjadi kalau kita membuat hubungan antara ide yang satu dengan ide yang lain melihat keterkaitannya secara keseluruhan, dan (3) Kegiatan menulis dapat melatih kemampuan mengorganisasikan dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita miliki. Hal hal yang merupakan persyaratan penulisan paragraf yang perlu dan seharusnya diberikan oleh para guru kepada siswa untuk mencapai target kompetensi menulis paragraf yang baik, sampai sejauh ini belumlah diperoleh gambaran yang jelas, sehingga informasi tentang kompetensi penguasaan ide utama dan ide tambahan dalam paragraf belum diperoleh gambaran yang jelas pula. Sebagai konsekuensinya, dalam pengajaran menulis, kita harus mempertimbangkan beberapa hal seperti organisasi kalimat ke dalam paragraf, cara membentuk hubungan paragraf-paragraf tersebut, dan pengaturan gagasan ke dalam suatu wacana yang padu. Beberapa teknik pengajaran menulis dapat digunakan untuk mengembangkan kecakapan ini pada peserta didik. (Azies dan Alwasilah, 1996: 130) Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, peneliti mencoba mengemukakan permasalahan dalam penelitian ini dengan judul Kompetensi Penguasaan Ide Utama dan Ide Tambahan dalam Paragraf Siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Halbar di Ibu Tengah. KAJIAN PUSTAKA Paragraf adalah satuan pengembangan terkecil dari suatu karangan. Sebab satuan terkecil, paragraf mengandung satu pokok pikiran. Ide utama inilah yang dikembangkan, dalam arti dijabarkan, oleh kalimat-kalimat yang membentuk paragraf itu. Di samping itu, ide utama dimaksud juga berhubungan dengan pokok pikiran dalam paragrafparagraf lainnya dari karangan bersangkutan. Berdasarkan kedua hal tersebut inilah maka paragraf juga dikatakan sebagai satuan pengembangan (Tampubolon, 2008: 85). Paragraf merupakan bagian karangan yang terdiri atas beberapa kalimat yang berkaitan secara utuh dan padu serta dapat membentuk satu kesatuan. Sebuah paragraf dikatakan baik jika memiliki dua ketentuan yang menjadi syaratnya yaitu (1) kesatuan, dan (2) keterp aduan. Paragraf disebut mempunyai kesatuan, jika dalam paragraf itu hanya terdapat satu pokok pikiran. Kalimat yang membentuk itu perlu ditata secara cermat dan tidak satupun kalimat yang menyimpang dari ide pokok yang terdapat dalam pikirang paragraf itu, paragraf menjadi tidak utuh. Paragraf dikatakan memiliki kepaduan, jika kalimat-kalimatnya disusun secara logis dan melalui ungkapan pengait antar kalimat seperti dia, kita, dan nya. Terdapat tiga persyaratan agar paragraf menjadi padu, yaitu kepaduan, kesatuan, dan kelengkapan. Apabila sebuah paragraf itu bukan paragraf deskriptif atau naratif, secara lahiriah unsur paragraf itu berupa: (1) Kalimat topik atau ide utama, (2) Kalimat pengembang atau ide tambahan, (3) Kalimat penegas, dan (4) Kalimat, klausa, prosa, dan penghubung. Dalam sebuah karangan yang utuh, fungsi utama paragraf yaitu: (1) 16Widyabastra, Volume 05, Nomor 1, Jun 2017

untuk dapat menandai pembukaan atau awal ide / gagasan baru, (2) sebagai pengembangan lebih lanjut tentang ide sebelumnya, atau (3) sebagai penegasa n terhadap gagasan yang diungkapkan terlebih dahulu (Kuntarto, 2008: 153-154). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian jenis ini bertujuan mengungkap fakta, keadaan, fenomena, variabel dan keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dan menyuguhkan keadaan yang apa adanya. Menurut Sugiyono (2005) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Halbar Ibu Tengah Kecamatan Ibu. Lokasi penelitian tersebut yang terletak di wilayah kecamatan Ibu Tengah. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi Kompetensi Penguasaan Ide Utama dan Ide Tambahan dalam Paragraf siswa Kelas XI SMA Negeri 2 Halbar di Ibu Tengah, meliputi : (1) Pengetahuan tentang paragraf, (2) Memahami pikiran utama dan pikiran penjelas, dan (3) Melengkapi kalimat, (4) Memilih kalimat utama dan kalimat sumbang. (2) Menganalisis Kompetensi Penguasaan Ide Utama dan Ide tambahan dalam Paragraf peserta didik Kelas XI SMA Negeri 2 Halbar di Ibu Tengah, meliputi : (1) Pengetahuan tentang paragraf, (2) Memahami pikiran utama dan pikiran penjelas, dan (3) Melengkapi kalimat, (4) Memilih ide utama dan kalimat sumbang. (3) Dari analisis tersebut, jika jumlah rata-rata persentase pilihan jawaban benar siswa lebih dari 25% pada setiap pilihan maka berarti kompetensi siswa dalam penguasaan ide utama dan ide tambahan paragraf tergolong baik. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini, untuk teknik pengumpulan data peneliti menggunakan tiga teknik, yakni: Pertama, Pengamatan, Kedua, Teknik wawancara, dan Ketiga, Tes Pilihan Ganda. Bentuk tes pilihan ganda yang digunakan ialah bentuk tes Pilihan Ganda. Tes wawancara dilakukan dengan guru mapel Bahasa Indnesia untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menganalisis paragraf. Menurut guru maple, kemampuan siswa dalam mengidentifikasi ide utama dan ide tambahan sudah baik meskipun terkadang masih sering terkecoh. Siswa masih lebih memperhatikan peletakan kedua jenis ide tersebut dibandingkan mengidentifikasi kategorinya. Selanjutnya, siswa diberikan kesempatan untuk memilih salah satu kemungkinan kategori jawaban yang dianggap benar atau paling tepat dari kemungkinan kategori jawaban yang tersedia. Berikut hasil analisis tes pilihan ganda: Tabel. 1 TABULASI HASIL TES SISWA No. Urut Butir Soal Aarah Pilihan Pembingung Frekuensi Pilihan Tingkat Persentasi 1. A 20 41,6 % B 7 14,6 % C 13 27,1 % D 8 16,7 % 2. A 18 37,5 % B 6 12,5 % 17Widyabastra, Volume 05, Nomor 1, Jun 2017

C 16 33,3 % D 8 16,6 % 3. A 17 35,4 % B 9 18,8 % C 15 31.3 % D 7 14,6 % J u m l a h 48 4. A 7 14,6 % B 11 22,9 % C 20 41,7 % D 10 20,8 % 5. A 14 29,2 % B 8 16,7 % C 17 35,4 % D 9 18,7 % J u m l a h 48 6. A 18 37,5 % B 7 14,5 % C 15 31,3 % D 8 16,7 % J u m l a h 7. A 5 10,4 % B 16 33,3 % D 21 43,8 % 8. A 8 16,7 % B 19 39,6 % D 15 31,2 % 9. A 9 18,8 % B 16 33,3 % D 17 35,4 % 10. A 10 20,8 % B 7 14,6 % C 22 45.8 % D 9 18,8 % 11. A 6 12,5 % B 19 39,6 % C 7 14,6 % D 16 33,3 % 12. A 14 21,1 % B 9 18,8 % C 7 14,6 % D 18 37,5 % 13. A 5 10,4 % B 9 18,4 % C 20 41,7 % D 14 29,7 % 14. A 8 16,6 % B 19 39,6 % 15. A 20 35,4 % B 7 18,4 % C 13 22,5 % D 8 33,3 % 16. A 18 37,5 % B 10 20,8 % C 7 14,6 % D 13 27,0 % 17. A 16 33,3 % B 7 14,6 % C 19 39.6 % D 6 12,5 % J u m l a h 48 18. A 15 31,3 % B 10 20,8 % C 18 37,5 % D 5 10,4 % 19. A 14 29,2 % B 8 16,7 % C 17 35,4 % D 9 18,7 % 20. A 7 14,6 % B 18 37,5 % C 8 16,6 % J u m l a h 100 % 21. A 14 29,2 % B 8 16,6 % C 17 35,4 % D 9 18,8 % 22. A 10 20,8 % B 16 33,3 % C 15 31,3 % D 7 14,6 % 18Widyabastra, Volume 05, Nomor 1, Jun 2017

23. A 14 29,2 % B 19 39,5 % C 9 18,8 % D 6 12,5 % 24. A 16 33,3 % B 9 18,8 % C 8 16.6 % 25. A 19 39,5 % B 8 16,7 % Instrumen soal yang diberikan pada siswa mencakup: 5 soal pertama mengacu pada kompetensi wawasan tentang paragraf, 10 soal selanjutnya mengacu pada kompetensi memisahkan ide utama dan ide tambahan, 5 soal berikutnya mengacu pada kompetensi melengkapi kalimat, dan 5 soal terakhir mengacu pada pemilihan ide utama dan kalimat sumbang pada paragraf. Berdasarkan hasil tes siswa, dapat dianalisis mengenai kompetensi penguasaan ide utama dan ide penjelas sesuai dengan empat unsur penganalisisnya, antara lain: 1. Kompetensi pengetahuan paragraf Siswa mampu menafsirkan dengan baik hal penting yang ada dalam wacana. Siswa juga bisa mengklasifikasikan dengan baik wacana tersebut berdasarkan jenisjenis paragraf. 2. Kompetensi memahami ide utama dan ide penjelas Secara keseluruhan siswa sudah mampu untuk menentukan ide utama dan ide penjelas dengan benar, namun identifikasi oleh siswa tersebut cenderung menggunakan letak dari kalimat utama pada paragraf. Siswa terpaku pada letak sebuah ide. Menurut siswa, ide utama adalah kalimat pertama atau kalimat terakhir. 3. Kompetensi melengkapi kalimat Siswa mampu dengan baik menentukan kata yang terbuang dari sebuah kalimat utuh. Siswa juga baik dalam mengidentifikasi arti dari istilah-istilah yang digunakan sehingga terbentuk suatu paragraph utuh dengan kalimat yang saling berkesinambungan. 4. Kompetensi penguasaan kalimat utama dan kalimat sumbang Siswa mampu menyusun kalimat dengan baik dalam sebuah pargraf. Kalimat tersusun secara berurutan sehingga terdeteksi kalimat yang sumbang atau menyimpang dari tema paragraf. Dari nilai yang sudah dipaparkan tersebut,dihasilkan rata-rata persentase kebenaran untuk masing-masing kompetensi: 1. Kompetensi pengetahuan paragraf: 37,5% 2. Kompetensi memahami ide utama dan ide penjelas: 32,8%. 3. Kompetensi melengkapi kalimat: 32,9%. 4. Kompetensi penguasaan kalimat utama dan kalimat sumbang: 29,8%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk rata-rata persentase siswa dapat menjawab dengan benar adalah lebih dari 25% untuk masingmasing soal. Dengan demikian kemampuan siswa dikategorikan baik. SIMPULAN Berdasarkan data yang dihasilkan, siswa mampu memenuhi keempat unsur dalam indikator penguasaan ide utama dan ide penjelas, yaitu penguasaan tentang paragraf, DAFTAR PUSTAKA Nurgiyantoro, Buhan. (1988). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: Penerbit BPFE 19Widyabastra, Volume 05, Nomor 1, Jun 2017

Nursisto. (2000). Penuntun Mengarang. Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Adicipta Karya Nusa. Ramlan, M. (1993). Paragraf Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Andi Offset. Tarigan, Henry Guntur. (1981). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. DP. Tampubolon. ( 2008). Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Sastromiharjo, Andoyo. (2009). Pembelajaran Menulis dengan Multimedia, Bahasa dan Sastra dalam Perspektif Pendidikan. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. 20Widyabastra, Volume 05, Nomor 1, Jun 2017