BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin berkembang. Dalam penelitiannya untuk media cetak, media sosial maupun media yang lainnya. Bahasa kini dirancang semakin menarik dalam penelitiannya di media cetak maupun media sosial agar dapat menarik masyarakat untuk membacanya. Semakin berkembangnya bahasa, perkembangan itu pun harus mengikuti kaidah-kaidah yang ada. Salah satu objek penelitian bahasa yang menarik, yaitu pembentukan kata. Pembentukan kata seperti afiksasi tersebut menjadi hal yang dapat diteliti karena hal itu mutlak terjadi dalam suatu bahasa dan disebut sebagai proses morfologi. Morfologi adalah cabang bahasa yang mengidentifikasikan satuan-satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Menurut Kridalaksana (2008:159), morfologi merupakan bidang linguistik yang di dalamnya mempelajari tentang morfem dan kombinasi-kombinasinya. Dalam bahasa Indonesia, kerapkali dijumpai kata-kata yang berubah dari bentuk dasarnya menjadi kata jadian. Hal tersebut dapat dikatakan sebagai proses morfologi. Menurut Ramlan (1985:46), proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan-satuan yang lain yang merupakan bentuk dasarnya. Proses morfologis dapat terjadi dalam afiksasi. Afiksasi merupakan proses berubahnya leksem menjadi kata kompleks. Dalam proses ini, leksem 1
2 dapat diubah menjadi sebuah kategori tertentu, sehingga berstatus kata, dan memiliki perubahan dari maknanya (Kridalaksana, 1996:28). Ramlan mengatakan bahwa dalam proses morfofologis terdapat sebuah proses lain yang disebut dengan proses morfofonemik (1985:46). Morfofonemik ialah kajian mengenai terjadinya perubahan bunyi atau perubahan fonem sebagai akibat dari adanya proses morfologi, baik proses afiksasi, proses reduplikasi, maupun proses komposisi. Dalam bahasa Indonesia, peristiwa bergabungnya morfem satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu kata, sering diikuti dengan perubahan-perubahan fonem. Perubahan fonem yang mengikuti peristiwa pembentukan dalam ilmu bahasa disebut proses morfofonemis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Empat (Alwi,dkk, 2008:930), morfofonemik adalah telaah tentang perubahan-perubahan fonem yang terjadi sebagai akibat pertemuan (hubungan) morfem dengan morfem lain. Dalam buku Morfologi Bahasa, kata morfofonemik menunjukkan bahwa antara morfem dengan fonem terjadi sebuah hubungan. Fonem ialah bunyi yang terkecil dari suatu ucapan, sedangkan morfem adalah bagian terkecil yang mengandung pengertian dari suatu ujaran (Gleason, Introduction Descriptive Linguistics, hlm. 61 dalam Parera, 2007:40). Morfofonemik mempelajari perubahan-perubahan fonem yang timbul sebagai akibat pertemuan morfem dengan morfem lain. Morfem ber-, misalnya, terdiri dari tiga fonem, ialah /b/ /ǝ/ /r/. Ketiga fonem tersebut digabungkan dengan morfem ajar. Akibat pertemuan morfem berdengan morfem ajar, maka fonem /r/ berubah menjadi /l/. Jadi, pertemuan morfem ber- dengan morfem ajar akan menghasilkan kata belajar (Ramlan, M, 1985:75).
3 Teori yang akan digunakan pada penelitian ini adalah teori Kaidah-Kaidah Morfofonemik yang terdapat dalam Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia oleh Harimurti Kridalaksana. Morfofonemik mempunyai kaidahnya sendiri. Menurut Kridalaksana (1996:184), proses morfofonemik memiliki 10 kaidah, yaitu pemunculan fonem, pengekalan fonem, pemunculan dan pengekalan fonem, pergeseran fonem, perubahan dan pergeseran fonem, pelesapan fonem, peluluhan fonem, penyisipan fonem secara historis, pemunculan fonem berdasarkan pola bahasa asing, dan variasi fonem berdasarkan bahasa sumber. Kaidah-kaidah tersebut yang menentukan bagaimana seharusnya morfofonemik itu terjadi. Salah satu tempat perkembangan bahasa saat ini adalah majalah. Ada berbagai jenis majalah di Indonesia. Ada majalah berita politik, bisnis, dan ekonomi; majalah budaya, sastra, seni dan opini; majalah agama; majalah dakwah Islam; majalah gaya hidup; majalah remaja; majalah anak; majalah komputer; majalah telekomunikasi dan majalah ibu. Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis sebuah majalah remaja yaitu majalah Gadis. Majalah Gadis adalah sebuah majalah remaja yang diperuntukkan bagi wanita, sesuai dengan namanya. Majalah Gadis berdiri pada 19 November 1973 dan didirikan oleh ibu Pia Alisjahbana. Majalah Gadis telah meraih rekor MURI pada tahun 2004. Majalah Gadis berhasil meraih rekor MURI dengan Mading Terpanjang (30 meter) dan bekerjasama dengan tim mading dari puluhan sekolah di Jabodetabeumberk. Rekor MURI lainnya berhasil diraih bertepatan dengan ulang tahun Gadis ke-35. Tim Gadis dan 450 pembaca setia Gadis berhasil memecahkan rekor poster Anti Rokok terbanyak.
4 Dalam majalah Gadis, terdapat banyak rubrik, seperti rubrik gaya, gaul, school zone, seleb, psikologi. Percikan dan lain sebagainya. Yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah proses morfofonemik yang terdapat dalam rubrik Percikan. Rubrik Percikan adalah salah satu rubrik yang berisi cerita pendek kiriman pembaca majalah Gadis. Adapun proses morfofonemik afiksasi dalam rubrik Percikan pada majalah Gadis ini menarik untuk diteliti karena disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: Pertama, dalam rubrik Percikan majalah Gadis terdapat proses berubahnya suatu fonem menjadi fonem lain sesuai dengan fonem awal atau fonem yang mendahuluinya. Berubahnya suatu fonem itu seperti penambahan fonem, penghilangan fonem, dan lain sebagainya. Hal itu menjadi suatu magnet yang membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti hal tersebut. Kedua, banyak penelitian yang meneliti tentang proses morfofonemik, tetapi belum ada yang meneliti proses morfofonemik dari rubrik sebuah majalah. Hal itu menjadi tantangan peneliti untuk meneliti hal baru yang berhubungan dengan proses morfofonemik, suatu kajian morfologi. Ketiga, bahasa yang dimuat dalam rubrik Percikan majalah Gadis merupakan bahasa yang kerap kali disebutkan dalam bahasa sehari-hari anak muda. Hal ini menjadi suatu yang menarik karena mungkinkah ada kata berafiks yang tidak mengikuti kaidahnya yang terdapat dalam rubrik tersebut. Dalam bahasa Indonesia, imbuhan sangat penting dalam menentukan arti kata yang berimbuhan tersebut. Misalnya kata berjalan memiliki arti yang berbeda dengan kata di jalan. Setiap imbuhan bahasa Indonesia memiliki arti, fungsi, dan
5 alomorf yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan perbedaan kelas kata, fonem dan konteks yang berbeda-beda. Kata-kata seperti bekerja, bergaya, membagi, dan mendukung merupakan kata-kata yang mengalami afiksasi dan proses morfofonemik pada rubrik Percikan majalah Gadis. B. Pembatasan Masalah Penelitian ini dibatasi oleh beberapa batasan masalah. Beberapa batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut, pembentukan kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis, hanya kata berafiks yang akan diteliti pada penelitian ini. Hal kedua yang membatasi penelitian ini adalah pola morfofonemik yang ditemukan dalam afiksasi pada rubrik Percikan majalah Gadis. Hal ketiga yang membatasi penelitian ini adalah kaidah morfofonemik yang dapat ditentukan dari pola morfofonemika di atas. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pembentukan dari kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis? 2. Bagaimanakah pola morfofonemik yang ditemukan dalam afiksasi pada rubrik Percikan majalah Gadis? 3. Bagaimanakah kaidah morfofonemik kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis?
6 D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Menemukan pembentukan dari kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis. 2. Mendekripsikan pola morfofonemik yang ditemukan dalam afiksasi pada rubrik Percikan majalah Gadis. 3. Mendeskripsikan kaidah-kaidah morfofonemik kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan bidang ilmu linguistik, khususnya morfologi. b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menghasilkan deskripsi analisis mengenai proses morfofonemik dalam bahasa Indonesia pada berbagai bidang yang dapat mendukung dalam pengkajian ilmu bahasa dan memperkaya kosakata bahasa Indonesia. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi pembaca, yaitu sebagai berikut: a. Memberikan wawasan bagi masyarakat mengenai proses morfofonemik.
7 b. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai wujud pengaplikasian materi yang telah diterima dalam perkuliahan, khususnya fonologi dan morfologi serta mendapatkan pengalaman dalam penelitian ilmiah. F. Sistematika Penelitian Sistematika penelitian dalam suatu penelitian diperlukan untuk memberi gambaran mengenai langkah-langkah suatu penelitian, sekaligus permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Adapun sistematika penelitian penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab pertama adalah pendahuluan, yang berisi latar belakang masalah yang di dalamnya mengangkat hal-hal yang melatarbelakangi penelitian penelitian ini, yakni proses morfofonemik yang terjadi di dalam rubrik Percikan majalah Gadis. Pembatasan masalah dalam penelitian ini yakni (1) pembentukan kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis, (2) pola morfofonemik yang ditemukan dalam afiksasi pada rubrik Percikan majalah Gadis, (3) kaidah morfofonemik dalam kata berafiks tersebut, Rumusan masalah berisi: (1) bagaimana pembentukan kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis? (2) bagaimana pola morfofonemik yang ditemukan dalam afiksasi pada rubrik Percikan majalah Gadis? (3) bagaimanakah kaidah morfofonemiknya pada kata berafiks tersebut? Tujuan penelitian berisi tujuan-tujuan yang didapatkan peneliti dalam merumuskan ketiga rumusan masalah, manfaat penelitian yang berisi manfaat secara teoritis dan praktis, serta sistematika penelitian.
8 Bab kedua adalah kajian pustaka dan kerangka pikir yang berisi penelusuran dari penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan proses morfofonemik pada majalah. Landasan teori merupaka kunci utama untuk dapat menganalisis proses morfofonemik. Teori yang digunakan adalah teori morfologi tentang proses morofofonemik dari sumber teori Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia (Harimurti Kridalaksana), Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (Hasan Alwi, dkk), Morfologi: Suatu Tinjauan Deskriptif (Prof. Drs. M. Ramlan), Morfologi (Jos Daniel Parera), Pengajaran Morfologi (Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan). Kerangka pikir merupakan pernyataan tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Bab ketiga adalah metode penelitian. Bab ketiga berisi penjelasan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini. Objek penelitian yaitu berisi tentang apa saja objek yang digunakan dalam penelitian. Sumber data yaitu asal data-data dalam penelitian yang diperoleh peneliti. Data adalah objek penelitian. Teknik pengumpulan data yaitu cara yang digunakan dalam menganalisis data dalam penelitian. Bab keempat berisi analisis proses morfofonemik dalam rubrik tokoh majalah Tempo dan rubrik Percikan majalah Gadis. Analisis proses morfofonemiknya meliputi: (1) pembentukan kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis, (2) pola morfofonemik yang ditemukan dalam kata berafiks pada rubrik Percikan majalah Gadis, (3) kaidah morfofonemik yang dapat disimpulkan. Bab kelima adalah penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. Simpulan merupakan jawaban dari pembahasan permasalahan dalam
penelitian. Terdapat daftar pustaka sebagai referensi peneliti dalam proses penelitian ini, serta lampiran sebagai pendukung dari penelitian ini. 9