BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya program standar pembelajaran disusun berdasarkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan itu sendiri merupakan suatu usaha yang dilakukan dengan sengaja dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. di sekolah. Dalam KTSP Bahasa Inggris 2006 dijelaskan bahwa dalam belajar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang sedang dipikirkannya. Dengan demikian manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

KEGIATAN AWAL PERTANYAAN TUJUAN KEGIATAN KOMPETENSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Nama : Aris Jatnika Sujana NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah tonggak keberhasilan suatu bangsa. Suatu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memerankan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Enjum Juminingsih, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai oleh seorang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap orang melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. dan mendapat perhatian penting di Indonesia saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pesan,

BAB I PENDAHULUAN. mereka sehingga terwujud keprofesionalan yang mantap. Seorang guru dituntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

I. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bercerita merupakan salah satu bentuk kemampuan berbicara. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilham Zamzam Nurjaman, 2013

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang penting dipelajari termasuk di Sekolah Menengah Atas (SMA) dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan hampir pada semua aspek kehidupan manusia. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan, baik itu ilmu eksak maupun ilmu non-eksak, mulai dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. mampu menjadi mampu dan dari keadaan tidak memiliki keterampilan. pada peserta didik yang memiliki manfaat sesuai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkaitan dan saling mengisi (Tarigan, 2013:1). Setiap keterampilan, erat. semakin cerah dan jelas pula jalan pemikiranya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MENGGUNAKAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS III SDN 05 KARANGREJO TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Asemrowo Surabaya untuk mengamati berbagai kendala yang

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan di era globalisasi sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. umum dapat digambarkan bahwa proses pembelajaran menggunakan model

BAB I PENDAHULUAN. tantangan tersebut. Salah satu bentuk kreativitas seorang pendidik dapat. peserta didik dengan peserta didik lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan gagasan, keyakinan, pesan, pandangan hidup, cita-cita, serta

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya program standar pembelajaran disusun berdasarkan perkiraan kemampuan belajar yang dimiliki oleh siswa. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP), setiap siswa harus memiliki kompetensi dari masing-masing mata pelajaran sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Penguasaan beberapa aspek yang harus dimiliki oleh siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama yaitu; mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek ini harus diajarkan dengan seimbang agar tujuan pembelajaran bahasa dapat tercapai dengan baik. Tarigan mengatakan bahwa keempat aspek tersebut merupakan catur tunggal keterampilan berbahasa (1983: 1). Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan, saling berhubungan, tidak bisa dilepaskan, tetapi berbeda satu sama lainnya, dan juga berbeda dari prosesnya. Dengan demikian, keempat aspek tersebut perlu mendapat perhatian sepenuhnya di dalam pengajaran bahasa demi tercapainya tujuan (Suhendar dan Supinah, 1992: 132). Selain itu, aspek yang harus dikuasai oleh siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang tertuang dalam struktur dan muatan KTSP ditentukan Kriteria Ketuntasan Minimalnya (KKM). Seperti pelajaran yang lain, pelajaran bahasa Inggris juga harus menentukan kriteria ketuntasan minimalnya. 1

2 Penentuan KKM ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan: 1) kemampuan rata-rata peserta didik, 2) kompleksitas dan 3) SDM. Penetapan KKM dapat dilakukan di bawah batas kriteria ideal, tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan ideal. Ketuntasan belajar ideal untuk setiap indikator adalah 0 100 %, dengan batas kriteria ideal minimum 75 %. Begitu pentingnya peran bahasa, khususnya bahasa Inggris, pemerintah sangat peduli dan memberikan perhatian khusus dalam dunia pendidikan. Mata pelajaran bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang di UAN-kan. Murid dituntut memiliki kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Salah satu syarat lulus dari sekolah adalah apabila nilai bahasa Inggris siswa telah memenuhi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang ditentukan oleh Diknas. Ini berarti bahwa walaupun nilai pelajaran yang lain memiliki rata-rata yang tinggi, apabila nilai pelajaran bahasa Inggris di bawah SKL, maka siswa tidak lulus. Mengingat pentingnya peran bahasa, maka pengajaran bahasa diajarkan mulai pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi. Pengajaran bahasa haruslah memberikan kesempatan pada siswa untuk memperoleh berbagai kemampuan berbahasa yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan. Menurut metodologi pembelajaran bahasa asing, kompetensi bahasa umumnya dikategorikan menjadi keahlian yang mengacu pada kemampuan receptive competence (mendengar dan membaca) dan productive competence (berbicara dan menulis). Peran guru sangat penting untuk membantu siswa agar

3 dapat menguasai bahasa yang telah ditentukan. Ini berarti bahwa para guru harus memberi perhatian yang lebih pada kompetensi penerimaan para siswa. Peran aktif murid, disisi lain, adalah agar dapat menghasilkan ungkapan yang sesuai dalam bahasa sasaran. Ini berarti pula bahwa para guru harus secara bijak memberikan motivasi, memfasilitasi dan mendorong para murid untuk meningkatkan kompetensi produktif mereka. Bahasa adalah alat yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menggunakan bahasa sebagai alat untuk berbicara, menyampaikan ide atau pendapat, dan untuk mencurahkan perasaan. Selain itu, bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk berpikir dan berkomunikasi dalam masyarakat. Dengan berkomunikasi apa yang diucapkan dapat didengar, apa yang didengar dapat dimengerti, apa yang dimengerti dapat disetujui, apa yang disetujui dapat diterima, apa yang diterima dapat dihayati, dan apa yang dihayati dapat mengubah tingkah laku (Hendrikus, 2003: 46). Untuk berhubungan dengan orang lain, setiap orang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa yang digunakan, kita bisa melihat dan menilai karakter seseorang. Dengan bahasa pula, kita dapat mengungkapkan pikiran, menuangkan ide, gagasan dan perasaan. Selain dalam bentuk lisan, kita bisa mengungkapkan pikiran, dan gagasan dalam bentuk tulisan. Untuk memahami alat komunikasi dalam bentuk tulisan dengan baik seseorang harus menguasai seluk-beluk teks. Hanya lewat pemahaman tekslah seseorang dapat secara efektif menyampaikan gagasannya dan begitu juga dalam memahami pesan. Penguasaan atas teks berarti penguasaan bahasa. Ini berarti

4 bahwa seorang yang memiliki kemampuan dalam penguasaan teks ia memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, khususnya dalam bahasa tulis. Untuk memiliki keterampilan berbahasa khususnya membaca dan menulis teks, yang juga sebagai salah satu bagian dari pengetahuan dan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa tingkat pendidikan dasar, pembelajaran dalam memahami teks harus disampaikan secara efektif. Dengan pembelajaran yang efektif akan diperoleh hasil sesuai dengan yang diinginkan dan yang menjadi ide dasar dalam SKKD Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dengan keterampilan ini pulalah, siswa dapat mengkomunikasikan ide atau gagasan secara tertulis kepada orang lain. Selain itu keterampilan dalam memamahami teks juga sangat membantu seseorang dalam kehidupannya di masyarakat. Tidak berlebihan apabila ada yang beranggapan bahwa informasi penting yang ada dalam kehidupan zaman ini masih didominasi dalam bentuk teks. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, keterampilan membaca dan menulis teks sangatlah diperlukan. Untuk dapat memahami bacaan serta menghasilkan tulisan yang bermakna seseorang dituntut untuk memahami jenisjenis teks dengan baik sehingga tidaklah berlebihan bila kita mengatakan bahwa keterampilan memahami teks tulisan merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang harus mampu memberikan sumbangan besar dalam karya-karya nyata yang dapat dipergunakan dalam kehidupan keseharian. Selain itu juga, para siswa di sekolah diharapkan

5 memiliki kompetensi tertentu dalam pelajaran bahasa khususnya dalam menulis dan membaca teks. Kompetensi dalam menulis dan membaca teks ini hanya dapat diperoleh dengan hasil yang optimal apabila para siswa memahami seluk beluk teks seperti yang dipaparkan di atas. Namun, pada kenyataannya pembelajaran bahasa Inggris khususnya yang berhubungan dengan keterampilan membaca dan menulis teks belum menampakkan hasil yang optimal. Ini bisa dilihat apabila diadakan tes tertulis yang berhubungan dengan teks. Hasil tes siswa tidak memuaskan. Ini bisa jadi salah satu penyebabnya adalah para siswa tidak memiliki pemahaman yang baik tentang jenis teks apa yang mereka baca. Selain itu pula, siswa apabila ditanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan teks mereka tidak bisa menjawab pertanyaan dengan baik. Kemungkinan yang kedua ini adalah disebabkan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dalam kelas tidak menarik. Siswa seharusnya menyadari bahwa saat dia berkeinginan untuk membuat berbagai macam jenis tulisan, mereka seharusnya telah memahami seluk beluk teks tersebut agar tulisannya bermakna. Begitu juga pada saat mereka membaca, untuk mendapatkan informasi yang baik mereka harus mengetahui jenis teks yang sedang mereka baca. Pada dasarnya para siswa pada saat menulis, mereka sedang menapaki proses pengkomunikasian gagasan-gagasan yang dimilikinya untuk dapat dipahami oleh orang lain dan begitu juga pada saat membaca adalah memahami gagasan orang lain. Bagaimana supaya gagasan tidak disalahpahami? Bagaimana agar bahasa yang digunakan dapat menampung sebanyak-banyaknya gagasan

6 yang ingin disampaikan? Bagaimana agar pengkomunikasian gagasan tersebut dapat kena sasaran atau efektif? Bagaimana supaya gagasan-gagasannya kemudian dapat menggerakkan pikiran pembacanya dan menimbulkan wacana yang sehat dan hangat. Kenyataan ini pulalah yang tidak dapat dilakukan dengan mudah. Ini disebabkan masih banyak siswa yang tidak dapat mengungkapkan gagasan dalam bentuk tulisan dan mengambil informasi secara optimal dari membaca. Hal ini biasa terjadi karena berbagai kemungkinan baik pemahaman terhadap teks itu sendiri yang sering kurang mendapat perhatian dari siswa. Disamping itu juga, kemungkinan lain penyebabnya adalah diri para guru yang kurang kreatif dalam memberikan teknik pembelajaran. Menurut Tarigan (1991:3), salah satu penyebab kekurangmampuan siswa di dalam menulis dan membaca adalah para guru tidak menggunakan metode dan teknik dalam pembelajaran secara bervariasi dan mungkin sekali hasil karangan siswa yang ada pun tidak sempat dikoreksi. Disisi lain, siswa SMP sesuai dengan KTSP dituntut memiliki kompetensi menulis dan membaca berbagai jenis teks baik berupa functional text maupun monolog text. Ini sesuai dengan yang tertuang dalam Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pelajaran bahasa Inggris SMP. Siswa diharapkan memiliki kompetensi dalam merespon makna yang terdapat dalam berbagai teks pendek sederhana secara akurat, lancar, dan berterima untuk berinteraksi dalam konteks kehidupan sehari-hari baik berupa teks fungsional maupun teks monolog/genre.

7 Beberapa faktor yang menjadi penyebab dari kesulitan siswa dalam memahami bacaan dan menulis teks bahasa Inggris adalah dari siswa sendiri. Salah satu penyebabnya adalah mereka jarang membaca dan menulis teks dalam Bahasa Inggris. Di sisi lain adalah peran guru yang kurang memberikan fasilitas yang baik dalam menyampaikan materi pembelajarannya. Bagaimanapun, guru sangat berperan penting dalam proses belajar mengajar dan bertanggung jawab dalam pencapaian kemampuan para siswa dalam memahami bacaan dan juga kemampuan menulis berbagai teks. Pengajaran pada dasarnya adalah membantu siswa dalam belajar. Tidak bisa dipungkiri bahwa tugas siswa adalah belajar dan tugas guru memfasilitasi proses belajar. Fasilitator dapat diartikan bahwa guru membimbing siswa dalam merespon pernyataan dan membimbing siswa dalam menjawab pertanyaan. Tugas guru juga mendorong siswa untuk berpikir serius, inovatif, kreatif dan efektif dalam menghadapi segala permasalahan belajar. Model pembelajaran yang baik adalah model yang dapat membuat siswa secara aktif menggali pemecahan masalah yang dihadapi dan dapat membuat siswa mandiri meskipun pembelajaran sudah berakhir. Dengan adanya KTSP, guru direkomendasikan untuk menggunakan model pembelajaran di mana siswa dapat aktif menggunakan keterampilan berkomunikasi dan mensyaratkan guru untuk menjadi seorang inspirator dan fasilitator (Conny Semiawan dan Raka Joni, 1993). Seorang guru bukan hanya sebagai sumber belajar tetapi guru adalah

8 seorang fasilitator yang mengarahkan siswa untuk ikut berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Kreativitas sangat penting dalam proses belajar mengajar dalam bahasa Inggris. Siswa akan mendapatkan pengetahuan praktis, khususnya keterampilan memahami bacaan dan menulis teks. Pembelajaran bermakna akan tercapai jika ada peran serta siswa dalam proses belajar mengajar, berkaitan dengan pengalaman mereka dan praktek penggunaan bahasa Inggris di kehidupan seharihari. Uraian di atas memberikan gambaran yang jelas bahwa keberhasilan pembelajaran bahasa, khususnya untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan di KTSP, tentunya sangat bergantung pada sistem pembelajaran. Sistem pembelajaran tersebut mengandung berbagai komponen yang berkaitan satu dengan lainnya. Komponen-komponen yang patut diperhatikan dalam pembelajaran bahasa adalah kurikulum dan GBPP, guru, siswa, tujuan, bahan, media, pendekatan, metode, teknik, interaksi, dan evaluasi. Semua komponen tersebut harus saling mendukung satu sama lain, sehingga dapat menentukan keberhasilan pembelajaran. Keterampilan berbahasa merupakan suatu proses yang dapat dipelajari dan dilatih. Guru dapat berlatih menggunakan berbagai metode, teknik, serta media pembelajaran untuk mendapatkan kompetensi yang diinginkan melalui pembelajaran membaca dan menulis teks pada siswa. Berkenaan dengan teknik, ada salah satu teknik yang dapat digunakan untuk melatih keterampilan menulis

9 dan memahami teks baik teks fungsional maupun teks monolog, yaitu cooperative learning dengan teknik jigsaw. Teknik jigsaw merupakan cara belajar yang dipandang lebih efisien. Dalam teknik ini, siswa belajar secara bekerjasama dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan berbagai persoalan. Dalam teknik ini, guru memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi. Teknik ini bisa digunakan dalam beberapa mata pelajaran, seperti ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama dan bahasa (Anita Lie, 2002:68). Pembelajaran dengan Cooperative Learning teknik jigsaw ini dimaksudkan agar siswa memiliki kompetensi dalam memahami berbagai jenis teks pelajaran bahasa Inggris dengan hasil yang optimal. Guru menerapkan langkah-langkah pembelajaran teknik Jigsaw kepada siswa. Pengalaman belajar pada murid yang diperoleh dari pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan teknik ini diyakini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis dan membaca teks. Dan alasan ini pulalah yang mendorong penulis untuk melakukan riset atau penelitian pada objek ini. Berdasarkan pemikiran di atas, maka dirumuskan judul Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw Terhadap Kemampuan Memahami Teks Bahasa Inggris (Studi Eksperimen di SMP Islam Al-Azhar 11 Serang).

10 B. Perumusan dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik dan spesifik maka dirumuskan masalah sebagai berikut: a. Bagaimana kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Inggris dengan menggunakan metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru? b. Bagaimana kemampuan siswa dalam memahami teks bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw? c. Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan dalam pemahaman teks bahasa Inggris antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan yang selama ini dilakukan oleh guru. 2. Batasan Masalah a. Pembelajaran kooperatif pada penelitian ini hanya pada teknik jigsaw. b. Teks bahasa Inggris yang digunakan dalam pembelajaran adalah teks monolog. c. Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas 8C dan siswa kelas 8D SMP Islam Al-Azhar 11 Serang.

11 C. Definisi Operasional 1. Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dirancang untuk mengembangkan kompetensi atau kemampuan siswa melalui kerja sama. 2. Teknik jigsaw yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu teknik mengajar yang dikembangkan oleh Arenson et al. sebagai metode pembelajaran yang memandang bahwa pembelajaran yang dikatakan berhasil apabila para siswa dapat bekerja dan memberikan kontribusi dengan baik pada kelompoknya. 3. Teks bahasa Inggris adalah bentuk karya tulis yang mengungkapkan pikiran dan perasaan baik imajinatif maupun nyata dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa yang ditulis dalam bahasa Inggris. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap teks bahasa Inggris dengan menggunakan pembelajaran yang dilakukan oleh guru selama ini. b. Mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap teks bahasa Inggris sebelum dan sesudah menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

12 c. Mengetahui sejauh mana perbedaan signifikansi pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan teknik jigsaw dengan model yang selama ini digunakan. 2. Manfaat Penelitian Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini. Selain bermanfaat untuk peneliti, penelitian ini juga bermanfaat untuk guru sebagai pengajar mata pelajaran bahasa Inggris, dan siswa. Adapun manfaat tersebut adalah sebagai berikut: a. Bagi siswa, dengan mendapatkan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap teks yang mereka baca dan tulis. Ini disebabkan hampir semua siswa membaca teks setiap hari di dalam pembelajaran. Sangat ironis apabila mereka tidak memahami teks yang mereka baca. b. Bagi guru, penelitian ini dapat menambah wawasan para guru dalam dunia pendidikan di lapangan dan gambaran nyata kemampuan siswa dalam memahami teks. Selain itu, penelitian ini dapat memberikan masukan dan upaya-upaya peningkatan kemampuan dalam memahami teks. c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat membantu untuk mengetahui perkembangan pembelajaran bahasa Inggris, khususnya pembelajaran teks. Selain itu, penulis sebagai calon ahli pengembang kurikulum setidaknya dituntut untuk mengetahui materi di bidang tersebut.

13 E. Anggapan Dasar Menurut Suharsimi Arikunto (2006:65), anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang harus dirumuskan dengan jelas. Mengacu pada pengertian tersebut, maka penulis mengasumsikan titik tolak penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Pembelajaran kooperatif merupakan bagian dari pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran bahasa. 2. Pembelajaran kooperatif di SMP, dapat digunakan untuk menumbuhkembangkan sikap kreatif siswa yang pada akhirnya dapat menunjang pemahaman terhadap teks. 3. Hasil pembelajaran kooperatif yang menggunakan teknik jigsaw yang dieksperimenkan bisa diukur melalui penelitian ilmiah. 4. Bahan pembelajaran teks ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang harus diajarkan pada siswa. F. Hipotesis 1. H0 : Tidak terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik jigsaw terhadap kemampuan memahami teks bahasa Inggris. 2. Ha : Terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik jigsaw terhadap kemampuan memahami teks bahasa Inggris.