BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolic 90 mmhg atau buila pasien memakai obat hipertensi. (7) 2. Manifestasi Klinis Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala dari hipertensi. Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan tetapi beberapa pasien mengeluhkan sakit kepala, pusing, lemas, sesak napas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, susah tidur, mual, muntah, epitaksis, kelemahan otot atau perubahan mental. (7) 3. Pembagian Hipertensi a. Berdasarkan penyebab Pada umumnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Hipertensi primer atau essensial sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab tetapi di curigai berhubungan dengan obesitas, hiperkolesterolmia, diet tinggi garam, penyakit diabetus mellitus, stress, riwayat keluarga, merokok, kurangnya olah raga. 2) Hipertensi sekunder, jenis hipertensi ini dapat diketahui penyebab seperti: Renovaskuler yaitu penyakit parenkim misalnya glomerulonefritis akut dan menahun dan penyempitan (stenosis) arteri renalis akibat dari aterosklerosis atau fibroplasia bawaaan, Penyakit atau syndroma cushing yaitu disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoit akibat penyakit adrenal atau disfungsi hipofisis, aldosteronisme primer yaitu peningkatan aldosteron akiba tumor adrenal, feokrositoma yaitu tumor medula adrenal yan erakibat peningkatan sekresi katekolamin adrenal, koartasio aorta yaitu konstriksi aorta bawaan pada tingkat duktus arteriosus dengan peningkatan tekanan darah. (6)
2) Klasifikasi menurut tingkatan kliniknya a). Fase Benigna Tekanan darah sistolik maupun diastolik belum begitu meningkat bersifat ringan atau sedang dan belum tampak kelainan atau kerusakan dari target organ (otak, mata, jantung dan ginjal). (6) b). Fase Maligna Tekanan darah diastolik terus menerus meningkat biasanya lebih dari 130 mmhg diastolik dan terdapat kelainan serta kerusakan dari organ target yang bersifat progesif. (1,6) Tabel 2.1 Klasifikasi Derajat Hipertensi Klasifikasi Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg) Normal Ringan Sedang Berat < 130 140-159 160-179 180 Sumber : Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. 1999 <85 90-99 100-109 110 4. Diagnosis Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dala satu kali pengukuran hanya dapat tegakkan dengan pengukuran dua atau lebih pada kunjungan yan berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klini. Pengukuran tekanan darahdilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama lima menit. Cara mengetahui penyakit hipertensi antara lain dengan : a. Pemeriksaan fisik Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensi meter, bila di perkirakan terdapat kasus koartasio maka tekanan darah juga diukur pada paha. (4) b. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat pada kasus hipertensi untuk menyeleksi penyebab hipertensi sekunder dan resiko kardio vaskuler. Kretinin
untuk menilai fungsi ginjal, kalium untuk menyaring hipertensi yang induksi oleh mineralokortikoid, kolesterol untuk mengukur HDL. (4) 5. Patogenesis Perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga interstisial yang dikontrol oleh hormone angiotensin dan vasopressin termasuk sistem kontrol yang eraksi kurang cepat. Kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh system yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal. Berbagai factor genetic yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel,aktifitas saraf simpatik dan system rennin angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamika, asupan natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal, serta obesitas dan factor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi. (1) B. Penyebab Hipertensi Data-data penelitian menemukan beberapa faktor-faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi faktor-faktor tersebut antara lain : (6 ) 1. Faktor Keturunan Dari hasil penelitian bahwa orang yang mempunyai keturunan hipertensi lebih beriko terkena hipertensi dari pada mereka yang tidak mempunyai keturunan hipertensi. (15) 2. Ciri-ciri Perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah a Umur Pada umumnya insedens makin meningkat dengan meningkatnya umur seseorang, usia 50 tahun keatas prevalensi ini mencapai 20% atau lebih sehingga problem yang serius pada usia lanjut. (6) b Jenis kelamin Prevalensi hipertensi menurut jenis kelamin pada laki laki dan perempuan ternyata mempunyai gambaran yang berbeda beda, walaupun berdasarkan jenis kelamin terdapat peningkatan akan tetapi pada usia muda ternyata peningkatan laki laki cenderung lebih tinggi dari pada perempuan. (6)
c Ras Di Amerika Serikat menujukan prevalensi pada kulit hitam lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih. (6) 3. Pola Hidup a. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi di antaranya factor pendidikan, penghasilan, dan factor hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan pekerjaan yang penuh stress berhubungan dengamn insidens hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas dipandang sebagai factor utama resiko hipertensi, bila beart badan turun tekanan darah juga turun kearah normal. b. Pengaruh lain pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah adalah sebagai berikut : 1) Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya hipertensi secara pasti belum di ketahui 2) Minum obat-obatan misal Ephedrin, prednison, Epineprin Dari seluruh faktor tersebut diatas, faktor mana yang lebih mempunyai peran terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti dan sampai sekarang masih tetap dianut pendapat bahwa hipertensi timbulnya akibat faktor multifaktoral atau yang lebih dikenal dengan istilah faktor yang mozaik. (1) C. Ketaatan Minum Obat Ketaatan minum obat adalah tingkat pasien untuk dapat melaksanakan atau mematuhi cara pengobatan yang disarankan oleh dokter, perawat, atau tenaga kesehatan yang lain. (19) Ketaatan minum obat merupakan salah satu perilaku dalam bidang kesehatan yang terdiri dari tiga aspek (19)
a. Perilaku pencegahan dan penyembuhan penyakitbila sakit, serta pemulihan kesehatan bila mana telah sembuh dari sakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat, maka orang tersebut perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi (makan dan minum). Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, dan dapat sebaliknya mendatangkan penyakit. D. Perilaku Perilaku adalah Refleksi dar kejiwaan seperti emosi, berfikir, minat, kehendak, keinginan, sikap pengertian, mitivasi, persepsi, dan lain sebagainya. Gejala kejiwaan yang tercermin dala tindakan manusia tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengalaman, keyakinan, saran fisik dan sosial budaya. (20) Perilaku manusia yang dapat mendukung terjadinya penyakit hipertensi antara lain adalah : 1. Kebiasaan makan Garam merupakan factor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. HIpertensi hamper tidak pernih ditemujkan pada suku dengan asupan garam rendah, asupan garam kurang dari tiga gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi rendah, juka asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi menjadi 15-20%. Lemak juga mempunyai peranan dalam peningkatan tekanan darah baik sistplik maupun diastolik, kadar lemak dalam darah dapat meningkatkan viscositas darah yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. (2) 2. Olah Raga Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi oleh karena olah raga secara isotonic dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga ikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi, kurang melakukan olah raga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan juka asupan garam bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi. (1)
3. Merokok Rokok dihubungkan dengan hipertensi meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui, hubungan rokok adalah dapat meningkatkan resiko kardiovaskuler yang merangsang sisten adrenergic. (1) E. Penatalaksanaan. Tujuanya adalah untuk mencegah morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah arterial dengan cara : 1. Pendekatan non farmakologi yaitu dengan penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan olah raga dan relaksasi. (6) 2. Pendekatan farmakologis dimulai jika tekanan darh diastolic menetap diatas 85-89 mmhg dan tekanan sistolok 130-139 mhg bila individu beresiko tingi terutama pada perokok. (6) 3. Pilih obat yang mempunyai keefektifan paling tinggi, efek samping sedikit, terdapat dua kelas obat sebagai terapi jalur utama : diuretic dan penyekat beta. (6)
F. Kerangka Teori Faktor genetik Aktivitas fisik Lingkungan sosial Diet Tinggi Lemak Kalori Garam Obesitas kepribadian individu Stress Mental Merokok Alkhohol Obat - obatan Hipertensi Jenis kelamin Ras umur Modifikasi : Budioro B. Pengantar Epid. Semarang. Badan penerbit Universitas Diponegoro E. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Ketaatan minum obat Olah raga Merokok Terkontrolnya tekanan darah Kebiasaan makanan dan minum
F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara ketaatan minum obat anti hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi 2. Ada hubungan antara Kebiasaan makan minum dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi 3. Ada hubungan antara olah raga dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi 4. Ada hubungan antara merokok dengan dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi