BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TEKANAN DARAH TINGGI (Hipertensi)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Sustrani, dkk (2009) dalam Putra (2014) mengatakan hipertensi sering

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

Mengetahui Hipertensi secara Umum

HIPERTENSI OLEH : ANITA AMIR C RIZKI AMALIAH RIFAI C PEMBIMBING : Dr. SRI ASRIYANI, Sp. Rad

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat dewasa ini. Di tengah jaman yang semakin global,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat melaksanakan masing-masing tugasnya (Kertohoesodo, 1979).

OBAT KARDIOVASKULER. Obat yang bekerja pada pembuluh darah dan jantung. Kadar lemak di plasma, ex : Kolesterol

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batas-batas tekanan darah normal yaitu 120/80 mmhg. Penyebab hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

KORELASI PERILAKU MEROKOK DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN BANJARBARU

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN kematian akibat hipertensi di Indonesia. Hipertensi disebut sebagai. (menimbulkan stroke) (Harmilah dkk., 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I TINJAUAN TEORI. Suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah diastolic>90

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi dimana jika tekanan

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prevalensi hipertensi berdasarkan yang telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan dan pengukuran tekanan darah terlihat meningkat dengan bertambahnya

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat (Rahayu, 2000). Berdasarkan data American. hipertensi mengalami peningkatan sebesar 46%.

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. melebihi 140/90 mmhg. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan menuju hidup sehat 2010 yaitu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB II TINJAUAN TEORITIS. darah arteri meningkat melebihi batas normal.menurut World. (2001) seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 29 orang, PNS yang mengajar di SD N Pujokusuman 1 Yogyakarta sebanyak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pembuluh darah untuk beredar dalam seluruh tubuh. Darah berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan saat ini sudah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN.

LATAR BELAKANG TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkat stress yang dialami. Tekanan darah sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi

PERBEDAAN ANGKA KEJADIAN HIPERTENSI ANTARA PRIA DAN WANITA PENDERITA DIABETES MELITUS BERUSIA 45 TAHUN SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

BAB I PENDAHULUAN. diastoliknya lebih dari 90 mmhg. ( Smeltzer, Suzzane, 2002 )

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Penatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang cukup banyak mengganggu masyarakat. Pada umumnya, terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. pada beberapa Negara industri maju dan Negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mencapai 400 per kematian (WHO, 2013).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. darah sistolik (TDS) maupun tekanan darah diastolik (TDD)

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam tekanan darah setiap hari. Tekanan darah merupakan. faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penderita stroke di Indonesia kini kian meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Definisi Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolic 90 mmhg atau buila pasien memakai obat hipertensi. (7) 2. Manifestasi Klinis Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala dari hipertensi. Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai keluhan tetapi beberapa pasien mengeluhkan sakit kepala, pusing, lemas, sesak napas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, susah tidur, mual, muntah, epitaksis, kelemahan otot atau perubahan mental. (7) 3. Pembagian Hipertensi a. Berdasarkan penyebab Pada umumnya hipertensi dibagi menjadi 2 yaitu : 1) Hipertensi primer atau essensial sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab tetapi di curigai berhubungan dengan obesitas, hiperkolesterolmia, diet tinggi garam, penyakit diabetus mellitus, stress, riwayat keluarga, merokok, kurangnya olah raga. 2) Hipertensi sekunder, jenis hipertensi ini dapat diketahui penyebab seperti: Renovaskuler yaitu penyakit parenkim misalnya glomerulonefritis akut dan menahun dan penyempitan (stenosis) arteri renalis akibat dari aterosklerosis atau fibroplasia bawaaan, Penyakit atau syndroma cushing yaitu disebabkan oleh peningkatan sekresi glukokortikoit akibat penyakit adrenal atau disfungsi hipofisis, aldosteronisme primer yaitu peningkatan aldosteron akiba tumor adrenal, feokrositoma yaitu tumor medula adrenal yan erakibat peningkatan sekresi katekolamin adrenal, koartasio aorta yaitu konstriksi aorta bawaan pada tingkat duktus arteriosus dengan peningkatan tekanan darah. (6)

2) Klasifikasi menurut tingkatan kliniknya a). Fase Benigna Tekanan darah sistolik maupun diastolik belum begitu meningkat bersifat ringan atau sedang dan belum tampak kelainan atau kerusakan dari target organ (otak, mata, jantung dan ginjal). (6) b). Fase Maligna Tekanan darah diastolik terus menerus meningkat biasanya lebih dari 130 mmhg diastolik dan terdapat kelainan serta kerusakan dari organ target yang bersifat progesif. (1,6) Tabel 2.1 Klasifikasi Derajat Hipertensi Klasifikasi Sistolik (mmhg) Diastolik (mmhg) Normal Ringan Sedang Berat < 130 140-159 160-179 180 Sumber : Arif Mansjoer. Kapita Selekta Kedokteran. 1999 <85 90-99 100-109 110 4. Diagnosis Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dala satu kali pengukuran hanya dapat tegakkan dengan pengukuran dua atau lebih pada kunjungan yan berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klini. Pengukuran tekanan darahdilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah beristirahat selama lima menit. Cara mengetahui penyakit hipertensi antara lain dengan : a. Pemeriksaan fisik Tekanan darah diukur dengan menggunakan tensi meter, bila di perkirakan terdapat kasus koartasio maka tekanan darah juga diukur pada paha. (4) b. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat pada kasus hipertensi untuk menyeleksi penyebab hipertensi sekunder dan resiko kardio vaskuler. Kretinin

untuk menilai fungsi ginjal, kalium untuk menyaring hipertensi yang induksi oleh mineralokortikoid, kolesterol untuk mengukur HDL. (4) 5. Patogenesis Perpindahan cairan antara sirkulasi kapiler dan rongga interstisial yang dikontrol oleh hormone angiotensin dan vasopressin termasuk sistem kontrol yang eraksi kurang cepat. Kestabilan tekanan darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh system yang mengatur jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ terutama ginjal. Berbagai factor genetic yang menimbulkan perubahan pada ginjal dan membran sel,aktifitas saraf simpatik dan system rennin angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamika, asupan natrium dan metabolisme natrium dalam ginjal, serta obesitas dan factor endotel mempunyai peran dalam peningkatan tekanan darah pada hipertensi. (1) B. Penyebab Hipertensi Data-data penelitian menemukan beberapa faktor-faktor yang sering menyebabkan terjadinya hipertensi faktor-faktor tersebut antara lain : (6 ) 1. Faktor Keturunan Dari hasil penelitian bahwa orang yang mempunyai keturunan hipertensi lebih beriko terkena hipertensi dari pada mereka yang tidak mempunyai keturunan hipertensi. (15) 2. Ciri-ciri Perseorangan Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah a Umur Pada umumnya insedens makin meningkat dengan meningkatnya umur seseorang, usia 50 tahun keatas prevalensi ini mencapai 20% atau lebih sehingga problem yang serius pada usia lanjut. (6) b Jenis kelamin Prevalensi hipertensi menurut jenis kelamin pada laki laki dan perempuan ternyata mempunyai gambaran yang berbeda beda, walaupun berdasarkan jenis kelamin terdapat peningkatan akan tetapi pada usia muda ternyata peningkatan laki laki cenderung lebih tinggi dari pada perempuan. (6)

c Ras Di Amerika Serikat menujukan prevalensi pada kulit hitam lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih. (6) 3. Pola Hidup a. Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi di antaranya factor pendidikan, penghasilan, dan factor hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan pekerjaan yang penuh stress berhubungan dengamn insidens hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas dipandang sebagai factor utama resiko hipertensi, bila beart badan turun tekanan darah juga turun kearah normal. b. Pengaruh lain pengaruh lain yang dapat menyebabkan naiknya tekanan darah adalah sebagai berikut : 1) Peminum alkohol berat akan cenderung hipertensi, walaupun mekanisme timbulnya hipertensi secara pasti belum di ketahui 2) Minum obat-obatan misal Ephedrin, prednison, Epineprin Dari seluruh faktor tersebut diatas, faktor mana yang lebih mempunyai peran terhadap timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui dengan pasti dan sampai sekarang masih tetap dianut pendapat bahwa hipertensi timbulnya akibat faktor multifaktoral atau yang lebih dikenal dengan istilah faktor yang mozaik. (1) C. Ketaatan Minum Obat Ketaatan minum obat adalah tingkat pasien untuk dapat melaksanakan atau mematuhi cara pengobatan yang disarankan oleh dokter, perawat, atau tenaga kesehatan yang lain. (19) Ketaatan minum obat merupakan salah satu perilaku dalam bidang kesehatan yang terdiri dari tiga aspek (19)

a. Perilaku pencegahan dan penyembuhan penyakitbila sakit, serta pemulihan kesehatan bila mana telah sembuh dari sakit. b. Perilaku peningkatan kesehatan apabila seseorang dalam keadaan sehat, maka orang tersebut perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal mungkin. c. Perilaku gizi (makan dan minum). Makanan dan minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan seseorang, dan dapat sebaliknya mendatangkan penyakit. D. Perilaku Perilaku adalah Refleksi dar kejiwaan seperti emosi, berfikir, minat, kehendak, keinginan, sikap pengertian, mitivasi, persepsi, dan lain sebagainya. Gejala kejiwaan yang tercermin dala tindakan manusia tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu pengalaman, keyakinan, saran fisik dan sosial budaya. (20) Perilaku manusia yang dapat mendukung terjadinya penyakit hipertensi antara lain adalah : 1. Kebiasaan makan Garam merupakan factor yang sangat penting dalam patogenesis hipertensi. HIpertensi hamper tidak pernih ditemujkan pada suku dengan asupan garam rendah, asupan garam kurang dari tiga gram tiap hari menyebabkan prevalensi hipertensi rendah, juka asupan garam antara 5-15 gram perhari prevalensi hipertensi menjadi 15-20%. Lemak juga mempunyai peranan dalam peningkatan tekanan darah baik sistplik maupun diastolik, kadar lemak dalam darah dapat meningkatkan viscositas darah yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. (2) 2. Olah Raga Olah raga lebih banyak dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi oleh karena olah raga secara isotonic dan teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan darah. Olah raga juga ikaitkan dengan peran obesitas pada hipertensi, kurang melakukan olah raga akan meningkatkan kemungkinan timbulnya obesitas dan juka asupan garam bertambah akan memudahkan timbulnya hipertensi. (1)

3. Merokok Rokok dihubungkan dengan hipertensi meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui, hubungan rokok adalah dapat meningkatkan resiko kardiovaskuler yang merangsang sisten adrenergic. (1) E. Penatalaksanaan. Tujuanya adalah untuk mencegah morbiditas dan mortalitas yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah arterial dengan cara : 1. Pendekatan non farmakologi yaitu dengan penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium, tembakau, latihan olah raga dan relaksasi. (6) 2. Pendekatan farmakologis dimulai jika tekanan darh diastolic menetap diatas 85-89 mmhg dan tekanan sistolok 130-139 mhg bila individu beresiko tingi terutama pada perokok. (6) 3. Pilih obat yang mempunyai keefektifan paling tinggi, efek samping sedikit, terdapat dua kelas obat sebagai terapi jalur utama : diuretic dan penyekat beta. (6)

F. Kerangka Teori Faktor genetik Aktivitas fisik Lingkungan sosial Diet Tinggi Lemak Kalori Garam Obesitas kepribadian individu Stress Mental Merokok Alkhohol Obat - obatan Hipertensi Jenis kelamin Ras umur Modifikasi : Budioro B. Pengantar Epid. Semarang. Badan penerbit Universitas Diponegoro E. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Ketaatan minum obat Olah raga Merokok Terkontrolnya tekanan darah Kebiasaan makanan dan minum

F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara ketaatan minum obat anti hipertensi dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi 2. Ada hubungan antara Kebiasaan makan minum dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi 3. Ada hubungan antara olah raga dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi 4. Ada hubungan antara merokok dengan dengan terkontrolnya tekanan darah tinggi