ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KRIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh.

Pedagang pengecer. Perajin. Konsumen. ANALISIS SALURAN PEMASARAN TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Panglayungan Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya)

: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis

ANALISIS SALURAN PEMASARAN ANGGREK PADA KELOMPOK MODEL DESA KONSERVASI (MDK) KAWASAN TAMAN BURU MASIGIT KAREUMBI

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GABAH (Oriza sativa ) DI GAPOKTAN SAUYUNAN (Suatu Kasus di Desa Karangbenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS PEMASARAN CABE MERAH (Capsicum annuum L.) VARIETAS HOT BEAUTY (Suatu Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (SuatuKasus di Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS RENTABILITAS DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

PEMASARAN MINYAK KELAPA DI KABUPATEN PURWOREJO ABSTRAK

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

BAB IV METODE PENELITIAN

SALURAN PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum Annum L.) (Suatu Kasus di Desa Sukamaju Kecamatan Cihaurbeuti Kabupaten Ciamis)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KELAPA (Cocos nucifera L) (Suatu Kasus di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

Oleh : 1 Rian Kurnia, 2 Yus Rusman, 3 Tito hardiyanto

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

Analisis Pemasaran Sawi Hijau di Desa Balun Ijuk Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka ( Studi Kasus Kelompok Tani Sepakat Maju)

ANALISIS PEMASARAN CABAI MERAH (Capsicum annum) DI DESA GOMBONG KECAMATAN BELIK KABUPATEN PEMALANG ABSTRAK

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

STUDI KELAYAKAN AGROINDUSTRI GETUK GORENG DI KECAMATAN SOKARAJA KABUPATEN BANYUMAS

KONTRIBUSI PENDAPATAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PERAJIN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

ANALISIS MARJIN PEMASARAN JERUK SIAM (Citrus nobilis) PETANI DI DESA MUARA RENGAS KECAMATAN MUARA LAKITAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN KELOMPOKTANI (Studi Kasus pada Kelompoktani Irmas Jaya di Desa Karyamukti Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

ANALISIS MARGIN DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KAKAO DI KABUPATEN KONAWE

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

ANALISIS SALURAN TATANIAGA DAN MARJIN TATANIAGA KELAPA DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR. Siti Abir Wulandari 1 *, Rogayah 2 *

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

Kata Kunci : Pemasaran, Ikan Gurami, Efisiensi

1. PENDAHULUAN. masyarakat dan kesadaran masyarakat pentingnya mengkonsumsi protein nabati, utamanya adalah bungkil kedelai (Zakaria, 2010).

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (ARENGA PINNATA) (Studi Kasus di Desa Capar Kecamatan Salem Kabupaten Brebes) ABSTRAK

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN WORTEL DI SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) KABUPATEN KARANGANYAR

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Peternak Barokah Abadi Farm Kabupaten Ciamis.

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

SISTEM PEMASARAN KARET DI DESA UJUNG BATU TIMUR KABUPATEN ROKAN HULU. Kata Kunci : Pemasaran, karet, efisiensi pemasaran, patron client

ANALISIS SALURAN PEMASARAN BIJI KOPI ROBUSTA (Suatu Kasus di Desa Kalijaya Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

ANALISIS EFISIENSI SALURAN PEMASARAN BAHAN OLAHAN KARET RAKYAT (BOKAR) LUMP MANGKOK DARI DESA KOMPAS RAYA KECAMATAN PINOH UTARA KABUPATEN MELAWI

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN TELUR ITIK DI KABUPATEN SITUBONDO.

KAJIAN PEMASARAN KAYU JATI RAKYAT DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : 1 Mochamad Erwin Firdaus, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3 Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) saluran pemasaran gula aren (2) besarnya biaya, marjin dan keuntungan pemasaran gula aren (3) besarnya bagian harga yang diterima perajin (share) gula aren dari harga eceran (4) saluran pemasaran yang paling efisien berdasarkan persentase biaya dari nilai total produksi. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survai dengan mengambil lokasi penelitian di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling. Sedangkan untuk sampel lembaga pemasaran diambil dengan cara Snowball Sampling terhadap 2 orang pedagang pengumpul dan satu orang pedagang besar. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Terdapat dua saluran pemasaran gula aren di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Pada saluran pemasaran 1 hanya melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu pedagang pengecer sedangkan saluran pemasaran 2 melibatkan dua lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. 2. Pada saluran pertama besarnya total marjin pemasaran yaitu sebesar Rp. 2.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 265,00 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 2.235,00 per kilogram. Sedangkan pada saluran 2, besarnya total marjin pemasaran yaitu Rp. 4.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 572,00 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 3.928,00 per kilogram. 3. Besarnya bagian harga yang diterima perajin (produsen share) pada saluran 1 adalah sebesar 83,33 persen, sedangkan pada saluran 2 adalah 70,96 persen Saluran pertama adalah saluran pemasaran paling efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran 2, dengan nilai EPS pada saluran 1 sebesar 1,77 persen. Kata Kunci : Pemasaran, Gula, Aren, Culamega, Tasikmalaya PENDAHULUAN Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis pada dasarnya menunjukkan arah bahwa pengembangan agribisnis merupakan suatu upaya yang sangat penting untuk mencapai beberapa tujuan, yaitu menarik dan mendorong munculnya industry baru di sektor pertanian, menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien dan fleksibel, menciptakan nilai tambah, meningkatkan penerimaan devisa, menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki pembagian pendapatan (Azhari, 2004).Pembangunan perkebunan sebagai bagian dari pembangunan suatu wilayah harus sejalan dengan tujuan pembangunan nasional yang berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, jadi pembangunan perkebunan harus diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat (Purnomo, 2005). Aren telah ditanam dan dikembangkan hampir di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Kabupaten Tasikmalaya. Adanya potensi dalam pengembangan tersebut maka harus dimanfaat-kan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan tingkat pendapatan bagi setiap warga khusunya petani aren dan perajin gula aren. Namun sampai saat ini masih ada beberapa kendala yang menyebabkan pendapatan perajin gula aren masih rendah. Kendalanya adalah pengelolaan lahan yang masih bersifat tradisional dan kurangnya industri pengolahan aren. Masalah tersebut menyebabkan petani tidak mempunyai alternatif lain untuk memasarkan arennya. Upaya diversifikasi hasil tanaman aren semakin berkembang, salah satu produknya adalah gula aren yang terbuat dari nira aren. Namun sayang baru sebagian kecil aren Indonesia yang dimanfaatkan niranya untuk Halaman 418

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017 gula, umunya masih merupakan usaha sampingan, padahal harga dan ekspornya masih merupakan terus meningkat (Safari, 2006). Menurut Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya secara rinci mengenai luas areal menghasilkan, produksi, dan produktivitas gula aren di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas areal menghasilkan, produksi, dan produktivitas gula aren di Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2015 No. Nama Kecamatan Luas Areal Menghasilkan (Hektar) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) 1 Salawu 212,00 190,59 0,899 2 Sodong Hilir 171,25 153,44 0,896 3 Cigalontang 86,10 77,23 0,897 4 Culamega 33,00 29,83 0,904 5 Gunung Tanjung 38,00 34,28 0,902 6 Sukahening 31,00 27,87 0,899 Jumlah 571,35 531,24 - Rata-rata 95,23 85,54 0,899 Kecamatan Culamega merupakan salah satu Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang melaksanakan usaha gula Aren dan mempunyai potensi yang cukup besar. (Dinas Kehutunan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya, 2015). Dalam pelaksanaan usaha gula aren, Kecamatan Culamega memiliki luas areal menghasilkan sebanyak 33 hektar dengan produksi 29,83 ton dan produktivitas 0,904 ton per hektar. Kecamatan Culamega merupakan Kecamatan dengan produktivitas cukup tinggi di Kabupaten Tasikmalaya. Menurut data dari Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Culamega bahwa pelaksanaan usaha gula aren tersebar di 5 Desa. Untuk lebih jelasnya pelaksanaan usaha gula aren di Kecamatan Culamega dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Luas Areal Menghasilkan, Produksi, dan Produktivitas Gula Aren di Kecamatan Culamega Tahun 2014 No. NamaDesa Luas Areal Menghasilkan Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha) (Hektar) 1 Bojongsari 9 8,18 0,909 2 Cikuya 12 11,04 0,920 3 Cipicung 5 4,50 0,900 4 Cintabodas 4 3,59 0,899 5 Mekarlaksana 3 2,67 0,892 Jumlah 33 29,8 - Rata-rata 6,6 6,00 0,904 Sumber : Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Culamega, 2015. Tabel 2 menunjukkan bahwa Desa Cikuya memiliki luas luas areal menghasilkan sebanyak 12 hektar dengan produksi 11,04 ton dan produktivitas 0,920 ton per hektar. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa Desa Cikuya merupakan desa yang paling potensial dalam produksi gula aren di Kecamatan Culamega. Desa Cikuya adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya dimana di desa tersebut merupakan pusat kegiatan agroindustri perajin gula aren. Pengolahan gula aren ini diusahakan oleh beberapa rumah tangga perajin, bentuk agroindustri yang dilakukan adalah turun temurun yang telah dilakukan dari dahulu sampai sekarang. Teknologi yang digunakan pada agroindustri gula aren ini tergolong masih sederhana sedangkan pemasaran hasilnya dijual langsung ke pengepul di pasar daerah tersebut dan di luar daerah tersebut. Pemasaran gula aren di Desa Cikuya mempunyai peluang yang cukup baik untuk dikembangkan. Namun dalam Halaman 419

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) MOCHAMAD ERWIN FIRDAUS, DEDI HERDIANSAH SUJAYA, TITO HARDIYANTO pengembangannya masih dijumpai kendala terutama fluktuasi harga akibat dari rantai pemasaran yang ada, sehingga berakibat kepada pendapatan yang diterima oleh petani menjadi rendah, dengan terdapatnya lembagalembaga pemasaran dari produsen ke konsumen yang terlibat, sehingga terjadi perbedaan harga antara harga yang diterima oleh produsen dengan harga yang dibayar oleh konsumen. Perbedaan harga tersebut disebabkan adanya biaya pemasaran dan keuntungan. Pada umumnya semakin banyak lembaga yang terlibat dalam kegiatan pemasaran, maka perbedaan harga semakin besar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode survai, dengan mengambil kasus pada petani dan lembaga pemasaran gula aren di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Daniel (2002) menyatakan bahwa metode survai adalah pengamatan atau penyelidikan yang kritis untuk mendapatkan keterangan yang baik terhadap suatu persoalan tertentu di dalam daerah atau lokasi tertentu, atau suatu studi ekstensif yang dibuat pola untuk memperoleh informasi-informasi yang dibutuhkan. Operasionalisasi Variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Perajin gula aren adalah orang yang mengusahakan gula aren yang berasal dari nira aren dan selanjutnya diolah menjadi gula aren. 2. Saluran pemasaran adalah tata urutan atau jalur pemasaran gula aren dari produsn sampai ke konsumen akhir. 3. Lembaga pemasaran adalah orang, perusahaan atau lembaga yang terlibat langsung dalam pengaliran gula aren dari produsen sampai konsumen. 4. Pedagang pengumpul adalah pedagang yang membeli dan mengumpulkan hasil gula aren dari petani kemudian menjual ke pedagang besar. 5. Pedagang besar adalah pedagang yang membeli produk gula aren dalam jumlah banyak dan dijual kembali ke pedagang pengecer. 6. Pedagang pengecer adalah pedagang yang langsung menjual produk gula aren kepada konsumen akhir. 7. Konsumen akhir adalah orang yang mengkonsumsi produk gula aren dan tidak menjual kembali. 8. Volume penjualan adalah merupakan volume produk yang dijual oleh perantara atau lembaga pemasaran, dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg). 9. Volume pembelian adalah merupakan volume produk yang dibeli oleh perantara atau lembaga pemasaran, dinyatakan dalam satuan kilogram (Kg) 10. Harga beli adalah harga yang dibayarkan oleh masing-masing lembaga pemasaran atau konsumen guna mendapatkan barang-barang yang diinginkan, dihitung dalam satuan rupiah per kilogram. 11. Harga jual adalah harga yang diterima oleh masing-masing lembaga pemasaran atau produsen sebagai pengganti atas komoditi yang dipasarkannya, dihitung dalam satuan rupiah per kilogram 12. Marjin pemasaran adalah perbedaan atau selisih harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang diterima produsen, dinyatakan oleh satuan rupiah per kilogram. 13. Keuntungan lembaga pemasaran adalah merupakan selisih antara marjin pemasaran dengan biaya pemasaran gula aren di masing-masing lembaga pemasaran, dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg). 14. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam proses pergerakan gula aren dari tangan produsen ke tangan konsumen akhir, yang terdiri dari : a. Biaya pengangkutan meliputi biaya bagi kegiatan yang ditunjukan untuk menggerakan barang-barang dari tempat pembelian sampai ketempat penjualan dinilai dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). b. Biaya bongkar muat dan kuli angkut yaitu biaya yang dikeluarkan bagi penggunaan kuli angkut dari sarana transportasi ke tempat penjualan dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg). c. Biaya penyimpanan yaitu biaya yang dikelurkan bagi sewa gudang atau tempat penyimpanan dinilai dalam rupiah per kiliogram per hari (Rp/kg). d. Biaya penyusutan adalah biaya yang diperhitungkan oleh lembaga pemasaran untuk mengutip kerugian Halaman 420

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017 akibat adanya kerusakan selama peroses pemasaran seperti susut dan hilang, dinilai dalam rupiah perkilogram (Rp/kg) ( Angipora, 2002 ). = Volume Susut (Kg)X Harga Beli (Rp) Volume Beli 15. Share adalah bagian harga yang diterima produsen yang dinyatakan dalam persen. 16. Total nilai produksi adalah besarnya harga produk gula aren ditingkat konsumen dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram. 17. Efisiensi pemasaran adalah nisbah antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dijual dan dinyatakan dalam persen. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh secara langsung dari perajin gula aren dan lembaga pemasaran baik dengan cara wawancara langsung menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Sedangkan data sekunder adalah data yang didapatkan dari literaturliteratur dan instansi atau dinas terkait yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Teknik Penarikan Sampel Teknik pengambilan sampel untuk Desa Cikuya dilakukan dengan metode purposive sampling, atas pertimbangan bahwa selain memiliki rata-rata produksi dan produktivitas tinggi, juga sebagian besar produksi gula aren dari seluruh desa yang berada di Kecamatan Culamega masuk ke Desa Cikuya. Hal ini terjadi karena sebagian besar pedagang pengumpul gula aren berdomisili di Desa Cikuya. Menurut Sugiyono (2007) purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel responden ditentukan secara Simple Random Sampling diambil sebanyak 30 persen dari jumlah populasi 102 orang yaitu 31 orang perajin gula aren. menurut Sugiyono (2007) simple random sampling dilakukan secara acak dan anggota populasi dianggap homogen. Sugiono (2007) men yatakan bahwa Snowball Sampling Method adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Rancangan Analisis Data Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui saluran pemasaran gula aren digunakan analisis deskriptif kualitatif. 2. Untuk mengetahui besarnya marjin pemasaran menggunakan rumus (Angipora, 2002) : Mm = He Hp Keterangan: Mm = Marjin pemasaran di tingkat perajin He = Harga eceran di tingkat lembaga pemasaran (Rp/kg) Hp = Harga produk ditingkat perajin (Rp/kg) Karena dalam marjin pemasaran terdapat dua komponen yaitu komponen biaya dan komponen keuntungan maka : Mm = π + TC Keterangan: Mm = Margin pemasaran di tingkat perajin π = Keuntungan di tingkat lembaga pemasaran TC = Total biaya pemasaran di tingkat lembaga pemasaran 3. Untuk mengetahui bagian harga yang diterima perajin ( share) menggunakan rumus : (Angipora, 2002) PS Keterangan : PS = Bagian harga yang diterima produsen (Produsen share) Hp = Harga di tingkat perajin (Rp/kg) He = Harga di tingkat lembaga pemasaran (Rp/kg) 4. Efisiensi pemasaran dihitung dengan menggunakan rumus (Angipora, 2002) : TBP EPS x 100 % TNP Keterangan : Hp He EPS = Efisiensi Pemasaran TBP = Total Biaya Pemasaran (Rp) TNP = Total Nilai Produk (Rp) x Kriteria hasil perhitungan : 100 % Halaman 421

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) MOCHAMAD ERWIN FIRDAUS, DEDI HERDIANSAH SUJAYA, TITO HARDIYANTO - Nilai EPS terkecil menunjukkan bahwa saluran pemasaran tersebut efisien. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya. Dengan pertimbangan bahwa di Desa Cikuya Kecamatan Culamega memiliki produksi dan produktivitas yang tinggi. Adapun Waktu dalam penelitian ini di mulai dari bulan Mei sampai bulan Juli 2016. HASIL DAN PEMBAHASAN Identitas Responden Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 34 orang yang terdiri dari 31 orang perajin gula aren, 1 orang pedagang pengumpul dan 2 orang pedagang pengecer. Semua perajin gula aren, pedagang pengumpul dan satu orang pedagang pengecer berada di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya, sedangkan satu orang lagi pedagang pengecer lainnya berada di Pasar Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data usia responden berkisar antara 27 tahun sampai 65 tahun. 2. Tingkat pendidikan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden untuk tamatan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebanyak 23 responden, tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 10 responden dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak satu responden. 3. Pengalaman Berusaha menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian, pengalaman berusaha responden sebagian besar antara 2 sampai 11 tahun, yaitu sebanyak 14 responden, pengalaman berusaha antara 12 sampai 21 tahun sebanyak 19 responden dan pengalaman berusaha lebih dari 22 tahun sebanyak 1 responden 4. Tanggungan Keluarga menunjukkan bahwa tanggungan keluarga responden antara 1 sampai 2 orang sebanyak 21 responden, dan tanggungan keluarga antara 3 sampai 4 orang sebanyak 13 responden. Saluran Pemasaran Gula Aren Lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran gula aren dari perajin sampai ke tangan konsumen akhir adalah pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Berdasarkan hasil penelitian di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya terdapat dua saluran pemasaran gula aren seperti yang terlihat pada Gambar berikut: Saluran I Produse n Saluran II Pedagang Pengecer Konsumen Produsen Pedagang Pengumpul Pedagang Konsume Pengecer n Gambar Analisis Biaya, Marjin, dan Keuntungan Pemasaran antar Lembaga Pemasaran Perlakuan-perlakuan yang dilakukan oleh lembaga pemasaran dapat mempengaruhi besarnya biaya yang harus dikeluarkan oleh setiap lembaga pemasaran serta berpengaruh pula terhadap besarnya marjin dan keuntungan pemasaran (Soekartawi, 2000). Besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perajin akan berpengaruh terhadap harga produk dan akan mempengaruhi besar kecilnya nilai share. Besarnya biaya, marjin, dan keuntungan pemasaran dapat dilihat pada Tabel 3. Halaman 422

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017 Tabel 3. Rata-rata Biaya, Marjin, dan Keuntungan Pemasaran Gula Aren pada Saluran 1 dan Saluran 2 No Lembaga Pemasaran Saluran Pemasaran 1 (Rp/Kg) Saluran Pemasaran 2 (Rp/Kg) 1 Perajin Harga Jual 12.500,00 11.000,00 Marjin 0,00 0,00 Biaya 0,00 0,00 Keuntungan 0,00 0,00 2 Pedagang Pengumpul Harga Beli 0,00 11.000,00 Harga Jual 0,00 13.000,00 Marjin 0,00 2.000,00 Biaya 0,00 310,00 Keuntungan 0,00 1.690,00 3 Pedagang pengecer Harga Beli 12.500,00 13.000,00 Harga Jual 15.000,00 15.500,00 Marjin 2.500,00 2.500,00 Biaya 265,00 262,00 Keuntungan 2.235,00 2.238,00 4 Total Marjin 2.500,00 4.500,00 Biaya 265,00 572,00 Keuntungan 2.235,00 3.928,00 Tabel 3 menunjukkan bahwa pada saluran 1 pedagang pengecer membeli gula aren dari perajin dengan harga Rp. 12.500,00 per kilogram dan dijual kepada konsumen dengan harga Rp. 15.000,00 per kilogram sehingga marjin pemasaran sebesar Rp. 2.500,00 per kilogram dengan biaya pemasaran sebesar Rp. 265,00 per kilogram, maka keuntungan pemasaran sebesar Rp. 2.235,00 per kilogram. Pada saluran 2 pedagang pengumpul membeli gula aren dengan harga Rp. 11.000,00 per kilogram dan dijual kembali ke pedagang pengecer dengan harga Rp. 13.000,00 per kilogram sehingga marjin pemasaran sebesar Rp. 2.000,00 per kilogram. Dengan biaya pemasaran sebesar Rp. 310,00 per kilogram, maka keuntungan pemasaran sebesar Rp. 1.690,00 per kilogram. Pedagang pengecer membeli gula aren dengan harga Rp. 13.000,00 per kilogram dan dijual kembali ke konsumen dengan harga Rp. 15.500,00 per kilogram sehingga marjin pemasaran sebesar Rp. 2.500,00 per kilogram. Dengan biaya pemasaran sebesar Rp. 262,00 per kilogram, maka keuntungan pemasaran sebesar Rp. 2.238,00 per kilogram. Produsen Share atau Persentase Bagian Harga yang Diterima Perajin Produsen Share adalah perbandingan harga yang diterima perajin dengan harga yang dibayarkan konsumen akhir kemudian dikali seratus persen. Untung dan ruginya para perajin tidak ditentukan oleh besar dan kecilnya nilai Produsen Share, tetapi dipengaruhi oleh harga produk dan biaya produksi yang dikeluarkan (Angipora, 2002). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual gula aren di perajin pada saluran 1 sebesar Rp. 12.500,00 per kilogram dan di pedagang pengecer sebesar Rp. 15.000,00 per kilogram, maka besarnya nilai Produsen Share pada saluran 1 adalah : h = Hp He X 100 % h = 12.500 15.000 X 100 % h = 83,33 % Harga jual gula aren di perajin pada saluran 2 sebesar Rp. 11.000,00 per kilogram dan di pedagang pengecer sebesar Rp. 15.500,00 per kilogram untuk, maka besarnya nilai Produsen Share pada saluran2 adalah : Halaman 423

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) MOCHAMAD ERWIN FIRDAUS, DEDI HERDIANSAH SUJAYA, TITO HARDIYANTO h = Hp He X 100 % h = 11.000 15.500 X 100 % h = 70,96 % Efisiensi Pemasaran Efisiensi pemasaran (EPS) adalah perbandingan nilai TBP (Total Biaya Produk) dengan nilai TNP (Total Nilai Produk) kemudian dikali seratus persen. Nilai EPS yang dikatakan efisien adalah persentase terkecil (Soekartawi, 2000). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai TBP (Total Biaya Produk) pada saluran 1 sebesar Rp. 265,00 per kilogram dan nilai TNP (Total Nilai Produk) sebesar Rp. 15.000,00 per kilogram, maka besarnya nilai EPS pada saluran 1 adalah : EPS = TBP X 100 % TNP EPS = 265 15000 X 100 % EPS = 1,77 % Nilai TBP pada saluran 2 sebesar Rp. 572,00 per kilogram dan nilai TNP sebesar Rp. 15.500,00 per kilogram, maka besarnya nilai EPS adalah : EPS = TBP X 100 % TNP EPS = 572 15500 X 100 % EPS = 3,69 % Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai EPS pada saluran 1 sebesar 1,77 persen, sedangkan pada saluran 2 yaitu sebesar 3,69 persen. Pemasaran dikatakan efisien apabila perbandingan nilai EPS (Efisiensi Pemasaran) antar saluran pemasaran adalah yang persentase terkecil, sehingga saluran pemasaran 1 adalah saluran pemasaran paling efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran 2. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat dua saluran pemasaran gula aren dari perajin sampai ke tangan konsumen akhir yaitu Saluran I Produse n Saluran II Pedagang Pengecer Konsumen Produsen Pedagang Pengumpul Pedagang Pengecer Konsume n 2) Pada saluran pemasaran gula aren yang pertama hanya melibatkan satu lembaga pemasaran yaitu pedagang pengecer, sedangkan pada saluran pemasaran gula aren yang kedua melibatkan dua lembaga pemasaran yaitu pedagang pengumpul dan pedagang pengecer. Besarnya total marjin pemasaran pada saluran 1 adalah Rp. 2.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 265,00 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 2.235,00 per kilogram. Sedangkan pada saluran 2, besarnya total marjin pemasaran adalah Rp. 4.500,00 per kilogram dengan total biaya pemasaran sebesar Rp. 572,00 per kilogram sehingga total keuntungan pemasaran sebesar Rp. 3.928,00 per kilogram. 3) Besarnya bagian harga yang diterima perajin ( produsen share) pada saluran 1 adalah sebesar 83,33 persen, sedangkan pada saluran 2 adalah 70,96 persen. 4) Saluran 1 adalah saluran pemasaran paling efisien dibandingkan dengan saluran pemasaran 2 berdasarkan nilai EPS yaitu sebesar 1,77 persen. Halaman 424

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 4 Nomor 3, Sepetember 2017 Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan adalah perajin gula aren harus lebih aktif mencari peluang pasar dan diharapkan dapat menjual langsung kepada konsumen, sehingga dapat menekan biaya agar keuntungan yang diperoleh bisa lebih meningkat. DAFTAR PUSTAKA Angipora, M. 2002. Dasar-dasar Pemasaran Edisi Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Azhari, DH,. 2004. Dukungan Pengolahan dan Pemasaran Hasil terhadap Pengembangan Agribsinis Hortikultura. Makalah Disampaikan pada Pertemuan Sinkronisasi Pelaksanaan Pengembangan - Hortikultura 2004. Cisarua Bogor, 24 27 Mei 2004. Sugiono. 2007. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung. Suratiyah, 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta. Soekartawi, 2000. Pengantar Agroindustri. Raja Grapindo Persada. Jakarta. Suprapto. 2006. Karateristik, Penerapan dan Pengembangan Agroindustri Hasil Pertanian di Indonesia. Universitas Mercu Buana. Medan. Swastha, B. 2003. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta. Swastha, B. dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty. Yogyakarta. Tjasyono, B. 2006. Klimatologi. Institut Teknologi Bandung. Bandung. Balai Penyuluh Pertanian Perikanan Dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Culamega. 2015. Programa. Tasikmalaya. Daniel, M. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta. Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya. 2014. Laporan Tahunan. Tasikmalaya. Kotler. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi Dua Belas Jilid 1. Indeks, Jakarta. Mantra. 2006. Demografi Umum. Universitas Indonesia. Jakarta. Pragita,T.E. 2010. Evaluasi Keragaman dan Penyimpangan Mutu Gula Kristal ( Gula Semut) di Kawasan Home Industri Gula Kelapa Kabupaten Banyumas. [Skripsi ] Fakulatas Pertanian Universitas Jendral Soedirman. Purwokerto. Purnomo, E. 2005. Tingkat Pendapatan dan Kesejatheraan Peserta Program Perhutanan Sosial Masyarakat Desa Cibingbin Kabupaten Kuningan Jawa Barat. UNWIM. Bandung. Safari, Achmad., 2006. Teknik Membuat Gula Aren. Penerbit Karya Anda, Surabaya. Halaman 425