Bab 1. Pendahuluan. tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. dalam dialog komik membuat pembaca secara langsung mampu. mengintepretasikan gambaran perasaan yang sedang di alami tokoh.

BAB I PENDAHULUAN. diabaikan karena Ijime dapat terjadi pada setiap orang, bahkan di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manga (baca: maηga) atau komik Jepang seolah telah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. komik. Komik berasal dari Jepang, dalam bahasa Jepang komik di kenal

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya sebagai objek dan bahasa sebagai mediumnya (Semi,1984:2). Karya

INTISARI BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

Bab 5. Ringkasan. Ide Mayumi merupakan seorang penulis Kodansha Komik Nakayoshi di

BAB 1 PENDAHULUAN. antara individu dengan sesamanya. Berawal dari bahasa tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan tekstual, yang

Bab 1. Pendahuluan. elektronik. Media hiburan ini yang sering disebut dengan dorama atau serial televisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

Bab 1. Pendahuluan. dilihat dari bagaimana masyarakatnya dapat berubah sangat cepat mengikuti. proses perkembangan negara dan manusia, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk hasil pemikiran dan pekerjaan seni yang kreatif

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan sarana komunikasi yang efektif dalam rangka

Bab 1. Pendahuluan. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek&Warren, 1995:3). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh orang Jepang, dengan bahasa Jepang, sesuai dengan gaya yang

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 5. Ringkasan. Ruka Kishimoto Dalam Serial Drama Jepang Last Friends. Adapun tujuan dan metode penelitian juga tercantum dalam pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. kanji di Jepang. Manga pertama diketahui dibuat oleh Suzuki Kankei tahun 1771

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berkembang secara pesat, selain media hiburan dan media

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu contohnya adalah kepribadian manusia dapat berkembang dan berubah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan bentuk karya seni kreatif yang menggunakan objek manusia

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah sesuatu bentuk budaya manusia. Sastra secara etimologis

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karya seni tulis yang diciptakan seorang pengarang sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. di negara Jepang. Menurut Sapardi Joko Damono dalam Prasetyo (2012), sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

Bab 1. Pendahuluan. Negara Jepang adalah negara yang telah dikenal secara luas oleh seluruh dunia

Bab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan

BAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)

BAB I PENDAHULUAN. yang dikembangkan di Jepang pada akhir abad ke 19. Istilah manga dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi sastra berasal dari bahasa sanskerta, sas artinya mengajar,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu karya yang terlahir dari perasaan dan imajinasi, perasaan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 2002: 1). Selain dimanfaatkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

Transkripsi:

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Ada begitu banyak kebudayaan dalam dunia tempat kita tinggal. Mulai dari budaya tertua di dunia seperti budaya Mesir, Cina, Babilonia, hingga kebudayaan yang termuda. Dan kita manusia, tertarik untuk mempelajari budaya-budaya tersebut. Salah satu-nya adalah kebudayaan Jepang, yang hingga kini masih terus dipelajari, dan diminati oleh banyak orang. Hasil dari suatu kebudayaan meliputi, makanan, pakaian, arsitektur, bahasa, kesenian dan lain-lain. Dan setiap kebudayaan yang ada di dunia memiliki kesemua unsur tersebut, termasuk kebudayaan Jepang. Di Jepang sendiri, setiap bentuk kebudayaan tersebut terus berkembang hingga kini, khususnya kesusastraaan Jepang. Sastra memiliki batasannya sendiri, yaitu segala sesuatu yang tertulis, dan tercetak, yang merupakan hasil dari proses kreatif, dan termasuk sebuah karya seni (Warren & Wellek, 1990, hal.11). Bentuk-bentuk dari kesusastraan di Jepang sendiri adalah puisi, prosa, dan drama (Mandah, et al, 1992, para.1). Namun, semakin berjalannya waktu, kesusastraan Jepang pun semakin berkembang, dan lahirlah suatu bentuk baru karya sastra yaitu manga. Manga termasuk kedalam karya sastra karena manga memiliki alur cerita yang tertulis dengan gambar yang tercetak di setiap halamannya. Manga sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang, dan juga asal-usul yang masih diperdebatkan. Ada yang mengatakan bahwa manga berasal dari gambar-gambar propaganda yang dibuat saat perang Pasifik, ada juga yang mengatakan bahwa manga 1

merupakan perkembangan dari seni grafik Jepang pada abad ke 12 (Kinsella, 2000, hal.19). Selain itu, menurut Kinsella (2000, hal.19) manga terus dibandingkan dengan ilustrasi Toba-e dari abad ke 12, atau cetakan kayu (ukiyo-e) dari abad 18 dan 19. Kutipan diatas membuktikan bahwa asal-usul manga memang masih sebuah misteri. Meskipun begitu, hingga kini manga tetap merupakan fenomena budaya kontemporer. Kinsella (2000, hal.20) juga berpendapat bahwa manga adalah fenomena budaya kontemporer yang mencolok. Di Jepang sendiri, pendapatan dari penjualan manga telah mencapai angka yang luar bias, yaitu 406 miliar yen, sekitar 3,6 miliar dollar Amerika di tahun 2007 (Wahyuningtyas, 2011, hal 192). Hingga kini manga terus mengalami perkembangan, baik dari segi cerita, dan gambar. Hal inilah yang membuat manga sangat digemari oleh jutaan orang di dunia. Kata manga hanya merujuk pada komik buatan Jepang, dan manga-ka hanya memiliki arti orang yang membuat manga. Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa manga memiliki arti yang khusus, dan spesial yang tidak bisa diganti dengan makna yang lain. Menurut Shimizu dalam Kinsella (2000, hal.20), penggunaan kata manga untuk yang pertama kali adalah di tahun 1770. Pada abad ke 19, kata manga juga muncul beberapa kali namun mengacu kepada penggunaan yang lebih spesifik, untuk menggambarkan ukiyo-e yang memiliki gambar karikatur. Baik manga maupun mangaka baru menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jepang sehari-hari pada awal periode Shōwa [1926-1989]. Manga memiliki bermacam-macam genre. Tidak hanya fiksi ilmiah, dan fantasi saja (Gravett, 2004, hal.8) melainkan, petualangan, action, romantis, horor, fiksi ilmiah, seks, bisnis dan lain-lain. Hal ini membuat manga menjadi bacaan yang menarik bagi semua 2

pembaca, baik tua maupun muda, dan pembaca dapat memilih genre manga mereka sesuai dengan selera. Penulis memilih tema Analisis Perubahan Sikap Tokoh Uchiha Sasuke Dalam Manga Naruto Karya Kishimoto Masashi karena penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang perubahan sikap yang ditunjukkan oleh tokoh Uchiha Sasuke, dan faktor penyebab mengapa perubahan sikap itu terjadi, selain itu penulis melihat bahwa belum ada mahasiswa sastra Jepang Binus yang menggunakan tema ini dengan manga sebagai korpus data nya. Sikap atau attitude dapat berubah-ubah (Gerungan, 2004, hal.163), sikap adalah kesiapan merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap objek atau situasi secara konsisten (Ahmadi, 1991, hal.16). Biasanya perubahan attitude cenderung mengarah ke positif atau ke negatif. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis perubahan sikap atau attitude yang ditunjukkan oleh tokoh Uchiha Sasuke dengan pendekatan psikologi, yang menjadikan pembahasan penelitian ini adalah tentang psikologi sastra. Dalam dunia kesusastraan sendiri, psikologi sastra bukanlah sesuatu yang asing lagi. Siswantoro dalam Endaswara (2008, hal.180) mengatakan bahwa secara kategori, sastra berbeda dengan psikologi sebab sebagaimana sudah kita pahami sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi, esai yang diklasifikasikan kedalam seni, sedangkan psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental. Meski keduanya berbeda, tetapi memiliki titik temu atau kesamaan, yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber penelitian. 3

Hal ini didukung dengan pendapat Minderop (2010, hal.55) yang mengatakan, bahwa karya-karya sastra memungkinkan ditelaah melalui pendekatan psikologi, karena karya sastra menampilkan watak para tokoh, yang walaupun imajinatif, dapat menampilkan berbagai masalah psikologis. Hal ini juga didukung oleh Fairuz & Mairina (2011, hal.27) yang berpendapat bahwa karya sastra sebagai produk akhir dari seorang penulis telah sering dihubungkan dengan fenomena psikologi. Melalui tingkah laku dari karakter yang terkandung dalam karya sastra, berbagai fenomena psikologi dari jiwa manusia dapat terlihat. Karya sastra bisa juga dianalisis menggunakan pendekatan psikologi sastra. Secara definitif, tujuan psikologi sastra adalah memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung didalam suatu karya melalui pemahaman para tokoh didalamnya. Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dengan sastra, yaitu: memahami unsur-unsur kejiwaan pengarang sebagai penulis, memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, memahami kejiwaan pembaca (Minderop, 2010, hal.54). Dari ketiga hubungan tersebut, penulis menekankan pada poin kedua yaitu untuk memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional, dalam hal ini tokoh Uchiha Sasuke. Hal ini didukung oleh pendapat Ratna (2004, hal.343) yang berpendapat bahwa pada dasarnya psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang kedua, yaitu pembicaraan dalam kaitannya dengan unsur-unsur kejiwaan tokotokoh fiksional yang terkandung dalam karya. Manga Naruto karya mangaka Kishimoto Masashi sendiri bercerita tentang kehidupan seorang ninja remaja dari Desa Konoha bernama Naruto, dan perjuangannya untuk mendapat gelar hokage, pemimpin desa, tersebut. Dalam kehidupannya, Naruto 4

bertemu dengan Haruno Sakura, dan Uchiha Sasuke yang kelak menjadi sahabat terdekatnya, dan musuh utamanya. Atas dasar inilah penulis menganggap tema ini menarik untuk diangkat. Melihat suatu kontradiksi pada seorang sahabat yang kemudian menjadi musuh. Hal ini bisa terjadi karena adanya perubahan sikap, pola pikir, dan kepribadian seseorang, dan ini adalah hal yang mungkin terjadi dalam kehidupan yang sebenarnya. 1.2 Rumusan Permasalahan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan sikap tokoh Uchiha Sasuke dalam manga Naruto. 1.3 Ruang Lingkup Permasalahan Ruang lingkup dalam penelitian ini hanya menganalisis perubahan sikap yang ditunjukkan oleh tokoh Uchiha Sasuke terhadap Naruto dalam manga Naruto dengan menggunakan pendekatan psikologi sosial. 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan skripsi ini adalah untuk memahami perubahan sikap yang ditunjukkan oleh tokoh Uchiha Sasuke terhadap Naruto, melalui pendekatan psikologi sosial. Selain itu, penulis berharap kalau skripsi ini dapat memberikan informasi yang berarti untuk para pembaca khususnya yang tertarik dengan manga. 1.5 Metode Penelitian Penulis mencari korpus data terlebih dahulu, lalu memilih tema dan teori yang dapat mendukung penelitian. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif 5

analitis. Metode deskriptif analitik dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. (Ratna, 2004, hal.53) Setelah menganalisis dengan menggunakan teori-teori yang mendukung, penulis dapat mengambil suatu kesimpulan. 1.6 Sistematika Penulisan Pendahuluan, berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, ruang lingkup permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam landasan teori, penulis akan membahas tentang teori psikologi sosial yang terdiri dari beberapa sub bab yang membahas tentang sikap, dan perubahan sikap itu sendiri. Selain itu penulis juga menggunakan teori penokohan dalam penelitian ini. Selanjutnya adalah analisis data. Analisis data merupakan hasil analisa penulis terhadap tokoh Uchiha Sasuke mengenai sikap, dan perubahan sikap yang ditunjukkannya berdasarkan dialog yang diucapkan tokoh, juga dialog dari tokoh lain mengenai Uchiha Sasuke. Setelah analisis data dilakukan, penulis dapat menyimpulkan hasil penelitian serta memberikan saran mengenai pengembangan tema yang masih berhubungan dengan tema yang penulis gunakan. Terakhir, penulis akan meringkas keseluruhan hasil dari penelitian ini. 6