BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE FIELD TRIP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Selain itu bahasa Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

I. PENDAHULUAN. secara kreatif dapat memikirkan sesuatu yang baru. berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan hendaknya berupa kata-kata

YUNICA ANGGRAENI A

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut saling berhubungan, tidak boleh dipisahpisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pekerjaan yang menuntut seseorang terampil menulis, misalnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan. berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menyunting memiliki berbagai macam bentuk, salah satunya

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan di Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berkomunikasi di antara anggota masyarakat tidak akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. dengan aspek yang lain dalam seluruh proses belajar mengajar yang dialami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan

BAB I PENDAHULUAN. empat aspek, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUN. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

PEMANFAATAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI SISWA KELAS V SD NEGERI I GEBANG NGUNTORONADI WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya anggapan bahwa keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

I. PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menulis merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat jenis keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Oleh karena itu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

TEKS WAWANCARA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN MENULIS NARASI DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Alpiah, 2014 Penerapan Pendekatan Kontekstual Dalam Pembelajaran Menulis Berita

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai bahasa pengantar, bahasa Indonesia berperan sebagai alat dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran dalam Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Empat keterampilan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Skripsi OLEH: REDNO KARTIKASARI K

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif yang akan. baik dalam perkembangan pengetahuan, penguasaan keterampilan, dan

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF INDUKTIF MENGGUNAKAN METODE KONTEKSTUAL. ( DESKRIPTIF PADA Siswa Kelas X SMA Darmayanti

PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada kemampuan berbicara bahasa

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA BILDERGESCHICHTE

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam kehidupan, baik dalam kehidupan pendidikan maupun masyarakat. Keterampilan menulis perlu diperhatikan karena merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa. Dengan menulis siswa dapat mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan atau pendapat, pemikiran, dan perasaan yang dimiliki. Selain itu, dapat mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam menulis. Dalam menulis paragraf deskripsi dibutuhkan adanya ketelitian, kepaduan, keruntutan dan kelogisan antara kalimat satu dengan kalimat yang lain, antara paragraf dengan paragraf berikutnya sehingga akan membentuk sebuah karangan yang baik dan utuh. Pengajaran menulis, khususnya menulis paragraf deskripsi adalah keterampilan yang bertujuan untuk mengajukan suatu objek atau suatu hal yang sedemikian rupa, sehingga objek itu seolaholah berada di depan kepala pembaca. Aktivitas menulis merupakan salah satu manisfestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa paling akhir yang dikuasai pembelajar bahasa setelah mendengarkan, membaca, dan berbicara (Nurgiyantoro, 2001: 296). Dalam buku yang sama juga dijelaskan apabila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain, kemampuan menulis lebih sulit dikuasai oleh pembelajar 1

2 bahasa karena kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai aspek lain di luar bahasa, untuk menghasilkan paragraf atau wacana yang runtut dan padu. Nurgiantoro (2001: 273) mengungkapkan bahwa menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Batasan yang dibuat Nurgiantoro sangat sederhana, menurutnya menulis hanya sekedar mengungkapkan ide, gagasan, atau pendapat dalam bahasa tulis, lepas dari mudah tidaknya tulisan tersebut dipahami oleh pembaca. Selama ini pembelajaran menulis deskripsi dilakukan secara konvensional. Dalam arti siswa diberi sebuah teori menulis deskripsi kemudian siswa melihat contoh dan akhirnya siswa ditugasi untuk membuat paragraf atau wacana deskripsi baik secara langsung atau dengan jalan melanjutkan tulisan yang ada. Kesimpulan tersebut diperkuat dengan adanya fakta bahwa media atau sumber belajar yang variatif tidak dimunculkan oleh guru. Sumber belajar di luar guru yang dapat dimanfaatkan oleh siswa yaitu buku teks dan LKS bahasa Indonesia. Oleh karena itu, suasana belajar mengajar tentang keterampilan menulis menjadi membosankan dan siswa merasa jenuh mengikuti proses pembelajaran tersebut. Selain itu siswa belum mampu mengidentifikasikan sebuah peristiwa atau pun gambaran yang ada dalam pikiran masing-masing untuk dirangkai ke dalam bentuk tulisan atau dalam kata lain siswa kurang dapat menggali ide dan gagasan. Padahal guru sudah menentukan tema tulisan secara jelas.

3 Pendekatan kontekstual adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan dalam proses belajar mengajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa mengalami sendiri apa yang dipelajarinya. Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam tatanan kehidupan baik di sekolah maupun di luar sekolah. Di dalam pendekatan kontekstual terdapat beberapa komponen salah satunya adalah komponen pemodelan. Maksudnya dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang dapat ditiru. Pemodelan pada dasarnya membahasakan gagasan yang dipikirkan, mendemonstrasikan bagaimana guru menginginkan para siswanya untuk belajar, dan melakukan apa yang guru inginkan agar siswa-siswanya melakukan. Pemodelan dapat berupa demonstrasi, pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar (Nurhadi 2003: 5). Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah, khususnya SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan menunjukkan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis siswa Kelas X-1, dalam proses belajar khususnya menulis deskripsi memiliki beberapa kelemahan yang mempengaruhi hasil tulisannya, maka ditemukan kelemahan-kelemahan yaitu: (1) siswa selalu ramai pada saat pembelajaran berlangsung, sehingga konsentrasi siswa tidak terfokus, (2) siswa kurang tertarik dengan cara guru

4 menyampaikan materi (metode ceramah) tentang menulis deskripsi, (3) tidak ada minat siswa untuk menuangkan gagasan dan pikirannya dalam sebuah tulisan khususnya tulisan deskripsi, (4) tidak ada motivasi siswa dalam mendeskripsikan orang atau tempat. Kelemahan-kelemahan di atas merupakan masalah dan perlu adanya pendekatan atau metode pembelajaran lain agar masalah tersebut dapat dipecahkan. Jika dilihat dari fakta yang ada, tradisi menulis para pelajar masih lemah. Hal ini tidak dapat dilepaskan dari pelajaran dan metode yang digunakan kurang tepat. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi dengan menggunakan metode lain yang dapat menunjang pembelajaran menulis lebih baik, serta para pelajar tertarik dan lebih terinspirasi untuk menulis terutama deskripsi. Pendekatan yang digunakan adalah Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) merupakan pendekatan pembelajaran mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata yang berkembang dan terjadi di lingkungan sekitar peserta didik sehingga dia mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dengan kehidupan sehari-hari mereka. Pembelajaran kontekstual ini dimana peserta didik akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui dan kegiatan yang akan terjadi sekelilingnya. Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan, mengumpulkan dan menganalisis data, memecahkan problema-problema tertentu baik secara individu maupun kelompok (Khaeruddin, 2007: 199-200).

5 Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) diharapkan dapat mengenalkan atau menunjukkan, memotivasi, dan menarik minat pada siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali dalam menulis karangan deskripsi diharapkan akan meningkat. Fenomena yang saat ini terjadi dalam pembelajaran menulis di sekolah khususnya siswa X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali, masih menunjukkan rendahnya kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis karangan deskripsi. Contoh hasil menulis karangan deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali, sebagai berikut : (Data 1) JAGALAH KESEHATAN GIGI Masyarakat tidak lagi awam tentang kesehatan gigi dan mulut. Namun dalam kenyataannya masih banyak dari kita pergi ke dokter gigi untuk mengobati dan bukan untuk mencegah. Hal ini juga perlu disadari oleh rekan medis agar selalu memberikan petunjuk pencegahan kepada pasien. Pencegahan penyakit merupakan hal yang sangat penting namun sering kali terlupakan ataupun sengaja dilupakan. Namun perlu disadari mencegah penyakit sebenarnya lebih murah dari pada mengobati, jadi kenapa kita tidak mencegah sebelum sakit? (Data 2) ROKOK DAN GIGI Rokok sangat erat kaitannya dengan kesehatan gigi dan mulut. jelas secara gampang bisa dijawab, karena rokok dihisap melalui mulut (saya rasa tidak ada tempat lain untuk menghisap rokok). Secara gampang bisa kita lihat bibir seorang perokok memang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan bibir seorang yang bukan perokok. Secara umum kita mengetahui rokok yang ada di Indonesia ada 2 jenis, rokok dengan filter dan tanpa filter (lebih dikenal dengan rokok kretek). Rokok tanpa filter cenderung lebih cepat merubah warna gigi dari pada rokok dengan filter.

6 (Data 3) KHASIAT BUAH NANAS Nanas adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasaan. Nanas memiliki segudang khasiat untuk tubuh kita, baik untuk kecantikan maupun kesehatan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim tropis seperti di indonesia dengan masa panen relatif singkat, yaitu antara 2 sampai 3 kali setahun. Itulah alasan kenapa buah nanas menjadi sangat terjangkau untuk masyarakat luas. Namun demikian sebenarnya buah nanas bukan berasal dari Indonersia melainkan dari negara-negara Amerika latin seperti Brazil, Paraguay, dan Bolivia. Data (1) hasil karangan belum berusaha memberikan perincian atau melukiskan dan mengemukakan objek yang sedang dibicarakan. Data (2) hasil karangan belum memberikan identifikasi atau informasi objek, sehingga pembaca dapat mengenal bila bertemu atau berhadapan dengan objek itu. Data (3) hasil karangan belum memberikan objek yang tengah diamati harus dilukiskan sesuai dengan keadaan yang nyata. Perincian-perincian dan perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain, harus dipaparkan sedemikian rupa sehingga tampak seperti di potret. Hasil menulis karangan deskripsi siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali, masih terdapat kekurangan sebagai berikut : 1) tidak menampilkan objek garapannya dengan jelas, 2) rincian objek kepada pembaca dan tidak menimbulkan kesan, dan 3) tidak ada gambaran atau lukisan yang dirangkai dengan kata-kata. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin meneliti lebih lanjut dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi melalui

7 Teknik Inquiry dengan Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching And Learning) Pada Siswa Kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali Tahun Ajaran 2010/2011. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah siswa kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali melalui pembelajaran teknik Inquiry dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi? 2. Bagaimanakah keaktifan kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui teknik Inquiry dengan pendekatan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bahwa pembelajaran melalui teknik Inquiry dengan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan kemampuan menulis deskripsi kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali. 2. Mengetahui tentang keaktifan kelas X-1 SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali dalam pembelajaran menulis deskripsi melalui teknik Inquiry dengan pendekatan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning).

8 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai : a. Bahan kajian dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran menulis deskripsi. b. Memberikan sumbangan wawasan dan pengetahuan mengenai pembelajaran menulis deskripsi. 2. Manfaat praktis a. Bagi siswa 1. Memberi kemudahan bagi siswa dalam mene mukan ide tulisan. 2. Menjadikan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa. 3. Meningkatkan kemampuan menulis deskripsi siswa. b. Bagi guru 1. Mengatasi kesulitan pembelajaran menulis deskripsi yang dialami guru. 2. Menjadi acuan bagi guru untuk membuat pembelajaran menulis deskripsi lebih kreatif dan inovatif. c. Bagi peneliti 1. Mengaplikasikan teori yang diperoleh. 2. Menambah pengalaman peneliti dalam penelitian yang terkait dengan pembelajaran menulis.

9