BAB I PENDAHULUAN. yang peting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pembangunan bidang fisik

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guna meneruskan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan peningkatan. dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN (KONTRAK KONTRUKSI) GEDUNG BANGSAL C&D RS. ORTOPEDI DENGAN PT.

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

I. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh

BAB I PENDAHULUAN. yang dilaksanakan saat ini adalah pembangunan berkesinambungan secara

PERJANJIAN PEMBORONGAN

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanprestasi dalam..., Fauziah Fitri Iskana Pane, FHUI, Universitas 2009 Indonesia. Bakti, 1998), hal. 12.

SKRIPSI KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH SUSUN SEDERHANA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia yaitu kesejahteraan, adil dan makmur yang tercantum dalam. Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dimaksudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah. dan prasarana bagi masyarakat seperti jalan raya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Indonesia sekarang ini menitikberatkan pada. pembangunan ekonomi. Berbicara mengenai masalah pembangunan, maka

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan suatu negara yang sedang membangun

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, maka. memegang peranan penting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia melalui perjuangan seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. prasarana yang berfungsi mendukung perkembangan berbagai bidang,

BAB I PENDAHULUAN. sisi ekonomi. Dalam hal ini tanah pun dapat dibiarkan begitu saja atau dikelola

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Terhadap Perjanjian Pada Umumnya. hukum perdata adalah sama penyebutannya secara berturut-turut seperti

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Konsep pembangunan Indonesia dalam Trilogi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilakukan sebagai salah satu cara untuk. itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. modal yang sehat, transfaran dan efisien. Peningkatan peran di bidang pasar

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. perencana, baik untuk pembangunan gedung, jalan maupun irigasi.

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENGANGKUTAN BARANG (Studi Tentang Tanggung Jawab Pengangkutan Kereta Api dalam Penyelengaraan Melalui Kereta api Oleh PT Bimaputra Express)

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

PENGANGKUTAN ORANG (Studi tentang perlindungan hukum terhadap barang bawaan penumpang di PO. Rosalia Indah)

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI RENOVASI PASAR TRADISIONAL DI SURAKARTA (Studi Pada Perjanjian Antara Pemkot Surakarta dengan CV D LIMA)

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pencapaian berbagai sasaran, guna menunjang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan

lelang, melakukan lelang, sampai tanda tangan kontrak untuk menangani

Oleh : Wiendia Suryana NRP : : MaksumTanubrata, Ir., MT. FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

STUDI PELELANGAN PENGADAAN JASA KONSTRUKSI MENURUT KEPPRES NO 18 TAHUN 2000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional ditujukan untuk meraih cita-cita perjuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan di berbagai bidang sedang giat dilaksanakan oleh bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa banyak di. sewa yang telah diberikan oleh pihak penyewa.

PERLUNYA PEMAHAMAN PENYEDIA DAN PENGGUNA BARANG/JASA TERHADAP PERJANJIAN PEMBORONGAN. Oleh: Taufik Dwi Laksono. Abstraksi

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. dan isi ketentuan perundang-undangan yang berlaku. rakyat Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang nomor

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHALUAN. kehidupan sehari-hari entah untuk kebutuhan pokok, kebutuhan sekunder

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman dalam penyusunan

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha untuk meraih cita-cita. perjuangan kemerdekaan Indonesia guna meningkatkan taraf kehidupan

ASPEK HUKUM JAMINAN DALAM PERJANJIAN PEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI PT. ASLI MOTOR DELANGGU KLATEN

TANGGUNGJAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN KREDIT KENDARAAN BERMOTOR DI PUTRA UTAMA MOTOR SUKOHARJO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. umumnya memperlihatkan Metalofon, Gambang, Gendeng dan Gong yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan belum dapat juga dinikmati oleh seluruh masyarakatnya terutama

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuan bangsa. Pembangunan infrastruktur sendiri sangat

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang Dasar 1945, maka kegiatan pembangunan baik pembanguanan fisik maupun non fisik memegang peranan yang peting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pembangunan bidang fisik di Indonesia berupa pembangunan proyek-proyek baik sarana maupun prasarana yang berupa pembangunan dan rehabilitasai jalan, jembatan, pelabuhan, irigasi, saluran air, gedung-gedung perumahan, rumah sakit maupun kantor pemerintah. Pembangunan tersebut dilakukan baik di pusat maupun di daerah, hal ini sangat erat hubungannya dengan asas adil dan merata sebagaimana salah satu asas pembangunan nasional. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesehatan personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik bagi masyarakat. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan makmur. Sebaliknya berhasilnya pembangunan tergantung 1

2 partisipasi seluruh rakyat, yang berarti pembangunan harus dilaksanakan seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional yang diatur dalam Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2007 adalah Dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025. 1 Yang disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam satu pola sikap dan pola tindak. Di negara berkembang khususnya Indonesia yang mengalami krisis multi dimensi berkepanjangan masih menitikberatkan pembangunan dalam bidang ekonomi sehingga kebutuhan akan berbagai bentuk prasarana yang mendukung serta menunjang pembangunan dibidang tersebut. Pembangunan di bidang fisik dewasa ini perkembangannya seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan fisik seperti gedung sekolah, jalan tol, rumah sakit dan lain-lain adalah obyek dari perjanjian pemborongan bangunan. Perjanjian pemborongan bangunan dilihat dari sistem hukum merupakan salah satu komponen dari hukum bangunan (bouwrecht). Bangunan di sini mempunyai 1 Undang-Undang Nomer 17 tahun 2007 tentang pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025

3 arti yang luas, yaitu segala sesuatu yang didirikan di atas tanah. Dengan demikian hukum bangunan adalah seluruh perangkat peraturan perundangundangan yang berhubungan dengan bangunan, meliputi pendirian, perawatan, pembongkaran, penyerahan, baik yang bersifat perdata maupun publik. Di indonesia proyek-proyek pembangunan fisik tersebut datang dari pemerintah, swasta domestik maupun asing. Sedangkan pelaksanaannya hanya sebagian kecil yang ditangani pemerintah, selebihnya sangat diharapkan peran serta pihak swasta baik sebagai investor maupun sebagai kontraktor. Dalam hal ini kontraktor bekerja dengan sistem pemborongan pekerjaan. Itulah sebabnya kontraktor disebut rekanan karena kontraktor dianggap sebagai rekan kerja, untuk memberikan kesempatan berpartisipasi serta memberikan kesempatan berusaha bagi swasta maka dapat dibedakan dari mana asal pekerjaan pemborongan pekerjaan tersebut. a. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang berasal dari pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui proses lelang seperti yang telah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. b. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang berasal dari negeri yang diperoleh langsung sebagai hasil perundingan antara pemberi tugas (Negeri) dengan pemborong (swasta). 2 Borongan pekerjaan yang berasal dari pihak negeri dan dikerjakan oleh perusahaan jasa konstruksi (pemborong) tersebut perlu dibuat suatu perjanjian 2 Keputusan President RI 80 tahun 2003

4 atau kontrak yang mengikat kedua belah pihak secara garis besar, tatanan hukum perdata indonesia memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk saling mengadakan perjanjian tentang apa saja yang dianggap perlu bagi tujuannya. Sebagaimana ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagaimana undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Mensikapi hal tersebut R. Subekti menjelaskan: Bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja (atau tentang apa saja) dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya seperti undang-undang. Atau dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian, kita diperbolehkan membuat undang-undang bagi kita sendiri. Lelang/tender, yang diatur dalam pasal 17 Undang-Undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi. Menurut Alumni UMM (Universitas Muhammadiyah Malang), Tender/lelang adalah serangkaian kegiatan untuk menyediakan kebutuhan barang dan atau jasa yang seimbang dan memenuhi syarat, berdasarkan peraturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak terkait. pelelangan/tender ini dapat diikuti oleh semua penyedia jasa pelaksana konstruksi (pemborong) yang memenuhi persyaratan pelelangan umum dengan pasca kualifikasi atau yang telah lulus prakualifikasi. Gambaran umum kontrak konstruksi di Indonesia sampai saat ini pada umumnya masih memposisikan Penyedia Jasa selalu lebih lemah dari pada posisi Pengguna Jasa. Dengan kata lain posisi Pengguna Jasa lebih dominan dari pada posisi Penyedia Jasa. Hal ini terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara terbatasnya pekerjaan konstruksi/proyek dengan banyaknya penyedia

5 jasa/pemborong. Dengan banyaknya jumlah penyedia jasa maka pengguna jasa/pihak yang memborongkan leluasa melakukan pilihan terhadap penyedia jasa untuk memberikan tender/proyek. Setelah lelang/ tender dilakukan, dan terpilih siapa yang menjadi pemenangnya, maka diterbitkan surat penunjukan penyedia jasa oleh pengguna jasa, kemudian dibuatlah kesepakatan antara kedua belah pihak dalam bentuk surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak konstruksi). 3 Perseroan Terbatas adalah Badan hukum yang merupakan persekutuan modal didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhuni persyaratan yang di tetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaanya. 4 PT. Bumi Mas Perdana sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi di kota Temanggung, dalam hal ini sebagai salah satu pihak yang terkait dengan pekerjaan pemborongan bangunan dengan pihak Negeri, sudah barang tentu kita lihat adanya hubungan hukum antara PT. Bumi Mas Perdana (pemborong) dengan pihak Negeri pemberi borongan pekerjaan. Hubungan antara kedua belah pihak adalah merupakan hubungan hukum keperdataan, sehingga kedua belah pihak mempunyai posisi dan kedudukan yang sama dalam perjanjian pemborongan. Dalam pelaksanaan perjanjian antara PT. Bumi Mas Perdana dengan pihak pemberi pekerjaan tersebut, selama ini berlangsung secara baik, walaupun pada kenyataannya terjadi beberapa perbedaan kepentingan di 3 Djumialdji. Hukum Bangunan. Jakarta: Rineka Citra,1996.. hal.21 4 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

6 lapangan yang berkaitan dengan tanggung jawab para pihak. Permasalahan yang sering timbul menyangkut masalah batas waktu penyelesaian kontrak, dimana pihak pemborong yaitu PT. Bumi Mas Perdana belum dapat menyelesaikan pekerjaan, maka hal tersebut akan menghambat penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan. Selain itu permasalahan juga dapat timbul dari pihak pemberi pekerjaan pemborongan bangunan yaitu RS. Ortopedi menyangkut penyelesaian pembayaran yang telah terjadwal sebagaimana yang telah diperjanjikan, terutama pada perjanjian pemborongan bangunan yang telah selesai dikerjakan semua dengan jangka waktu yang diperjanjikan, namun pihak pemberi borongan pekerjaan bangunan belum memenuhi kewajibannya untuk membayar apa yang telah diperoleh atau diperjanjikan. Hal ini amat mungkin terjadi karena pekerjaan pemborongan bangunan yang diperoleh PT. Bumi Mas Perdana cenderung di dasari rasa percaya dari pihak pemberi borongan pekerjaan bangunan kepada PT. Bumi Mas Perdana, karena adanya hubungan yang sudah terjalin dengan baik. Perbedaanperbedaan kepentingan tersebut menjadi suatu persoalan yang sering terjadi antara PT. Bumi Mas Perdana dengan pihak pemberi borongan pekerjaan bangunan (RS. Ortopedi), Di dalam pembuatan maupun pelaksanaan surat perjanjian pemborongan/ kontrak tidak mungkin akan selamanya bisa sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang ada. Terkadang kontrak yang dibuat, bentuk dan isinya tidakk sesuai dengan standar pembuatan kontrak,

7 dan dalam pelaksanaannyapun tak terlepas adanya kemungkinan cidera janji (wanprestasi). 5 Maka apa bila ada salah satu dalam pihak ada yang wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian pemborongan ini Menyadari pentingnya penyelesaian masalah tersebut, maka penulis akan membahas lebih lanjut mengenai pelaksanaan perjanjian pekerjaan pemborongan bangunan tersebut yang berjudul Tanggung Jawab Hukum Dalam Pelaksanaan Perjanjian (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal C&D RS. Ortopedi (Prof. DR. R. Soeharso) Surakarta Dengan PT. Bumi Mas Perdana. B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penelitian hukum yang mengambil judul Kajian Yuridis Atas Tanggung jawab hukum dalam Perjanjian Pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana. ini akan membahas beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Gambaram Umum Pembangunan Gedung Rumah sakit & Sejarah Rumah sakit Ortopedi (Prof. DR. R. Soeharso) Surakarta 2. Bagaimana Proses terjadinya perjanjian pemborongan (kontrak kontruksi) Gedung Bangsal C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana? 5 H. Nazarkhan Yasin, Mengenal Kontrak Konstruksi di Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2003. hal.245

8 3. Apa Hak dan Kewajiban Masing-masing pihak dalam Perjanjian Pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal tersebut? 4. Bagaimanakah tanggung jawab masing-masing pihak dalam perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal C&D tersebut, Apabila salah satu pihak melakukan kesalahan? C. Tujuan Penelitian. Berdasarkan Rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak di capai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Gambaram Umum Pembangunan Gedung Rumah sakit & Sejarah Rumah sakit Ortopedi (Prof. DR. R. Soeharso) Surakarta 2. Untuk mengetahui proses terjadinya pelaksanaan perjanjian pemborongan (kontrak kontruksi) Gedung Bangsal C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana. 3. Untuk mengetahui Hak dan Kewajiban Masing-masing pihak dalam Perjanjian Pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal tersebut. 4. Untuk mengetahui Tanggung jawab masing-masing pihak dalam perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal tersebut, Apabila ada salah satu pihak melakukan kesalahan. D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian akan lebih berharga jika hasilnya memberikan manfaat yang lebih positif bagi setiap orang yang menggunakannya.

9 Berdasarkan analisis dan permasalahan tersebut diatas ada beberapa manfaat penelitian adalah sebagai berikut: 1. Bagi Penulis Dengan di tulisnya sekripsi ini, dapat menambah wacana serta cakrawala ilmu pengetahuan di bidang ilmu hukum khususnya dan Hasil penelitian ini dapat membantu penulis dalam memahami mengenai kedudukan dan tanggung jawab para pihak khususnya owner dalam perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) serta pelaksanaan dan mengetahui hambatan-hambatan dan juga cara penyelesaiannya. 2. Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian sekripsi ini, diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak yang berwenang sebagai bahan membuat kebijakan yang berkaitan dengan hukum perjanjian, khususnya dalam hal perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) gedung. Dan Memberikan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya para pelaku bisnis pemborongan bangunan, agar lebih cermat dalam melihat klasul-klasul yang akan di perjanjiakan, sehingga perjanjian tersebut menguntungkan kedua belah pihak dengan kata lain tidak berat sebelah. 3. Bagi ilmu pengetahuan Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan masukan ilmu pengetahuan serta pemikiran yang bermanfaat bagi

10 pengembangan tanggung jawab hukum dalam perjanjian dibidang pemborongan pekerjaan. E. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu metode ilmiah yang dilakukan melalui penyelidikan dengan seksama dan lengkap terhadap semua bukti-bukti yang dapat di peroleh mengenai suatu permasalahan tertentu sehingga dapat diperoleh mengenai suatu permasalahan itu. Sedangkan metode penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang di dasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. 6 Adapun mengenai metode penelitian yang diguanakan penulis sebagai berikut: 1. Metode Pendekatan Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan normatif karena dalam penelitian ini, hukum di konsepkan sebagai normanorma hukum atau aspek hukum yang tertulis maupun yang tidak tertulis Oleh karena pengkajian yang dilakukan hanyalah terbatas pada peraturan perundangan (tertulis) yang terkait dengan obyek yang di ketahui kedudukan hukum mengenai perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso ) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana. 6 Khudzaifah Dimyati dan kelik Wardiyanto, 2004 Metode penelitian Hukum, Surakata: Universitas Muhammadiyah Surakarta

11 2. Jenis Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif, karena bermaksud menggambarkan secara sistematis tentang berbagai hal yang terkait dengan bentuk dan isi kontrak konstruksi yang terdapat dalam Surat perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso ) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana. 3. Sumber Data Penelitian Dalam penelitian sekripsi ini penulis akan menggunakan sumber data sebagai berikut: a. Penelitian kepustakaan Penelitian kepustakaan ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder, untuk memperoleh dasar teori dalam memecahkan masalah yang timbul dengan menggunakan bahan-bahan: 1) Bahan hukum Primer a) KUH perdata b) Undan-undang No 17 tahun 2007 (Rencana pembanguanan jangka pajang) 2) Bahan hukum sekunder Yaitu bahan-bahan hukum yang berasal dari bahan pustaka yang berhubungan dengan obyek penelitian yang diperoleh dari bukubuku bacaan, artikel ilmiah, dan hasil penelitian hukum yang berkaitan dengan perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal

12 C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana. b. Penelitian lapangan Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mempelajari obyek yang akan diteliti secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. 1) Lokasi penelitian Sesuai dengan judul yang penulis ajukan, maka untuk memperoleh data yang berkaitan dengan skripsi ini penulis mengambil lokasi penelitian di Rs.Ortopedi. Adapun alasan penulis memilih di Rs. Ortopedi, yaitu karena dekat dengan tempat kost penulis selain itu mengenai penulis ingin mendalami perjanjian pemborongan sering terjadi kekeliruan mengenai hak dan kewajiaban para pihak. 2) Subyek penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek adalah owner dengan pemborong. Pihak ngasih borongan PT. Bumi Mas perdana yaitu yang melakuakan perjanjian pemborongan bangunan Gedung Bangsal C&D antara Rs. Ortopedi (Prof. Soeharso) Surakarta dengan PT. Bumi Mas Perdana. 4. Metode Pengumpulan data Untuk mengumpulkan data yang digunakan diatas, maka penulis akan menggunakan data sebagai berikut:

13 1) Studi kepustakaan Yaitu suatu pengumpulan data dengan cara mempelajari bukubuku kepustakaan untuk memperoleh data sekunder yang dilakukan dengan cara menginventarisasi dan mempelajari serta mengutip bukubuku dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan sekripsi ini. 2) Studi Lapangan Yaitu Suatu pengumpulan data dengan cara langsung melakukan penelitian terjun ke lapangan mengenai obyek yang akan di teliti. Penelitian lapangan ini dilakukan dengan cara mempelajari obyek yang akan diteliti secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. 1) Observasi Observasi yaitu metode pengumpulan data dengan langsung melakukan penelitian dan pengecekan berkas-berkas perjanjian yang dilakukan oleh keduan belah piahak yaitu Rs Ortopedi dengan PT. Bumi Mas Perdana. 2) Wawancara Wawancara adalah suatu pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi atau Tanya jawab dengan sumber data, dalam hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan para pihak yang terkait terhadap masalah ini.

14 5. Analisis Data Sesuai dengan metode dengan metode pendekatan yang digunakan maka dalam penelitian ini analisis akan dilakukan dengan menggunakan metode analisis kualitatif. Dalam tahapan ini terutama akan dilakukan inventarisasi terhadap berbagai norma hukum atau peraturan perundangundangan, doktrin, yang terkait dengan pelaksaan perjanjian pemborongan, kemudian data yang di hasilkan diinventarisasikan dengan data yang telah di peroleh dari obyek yang diteliti sebagai satu kesatuan yang utuh. F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini penulis membagi pokok masalah secara terperinci dan dimengerti secara jelas, maka di buat suatu sistematika secara garis besar yang terdiri dari 4 (empat) bab yang sususnannya sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Penuliasan Skripsi

15 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) 2. Pengertian gedung Rumah sakit 3. Pengertian Perseroan Terbatas (PT) 4. Jenis-Jenis pemborongan 5. Pihak-pihak dalam perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) 6. Perjanjian pembangunan yang dilakukan para pihak 7. Hubungan antara Rs. Ortopedi dengan PT. Bumi Mas Perdana 8. Hak dan kewajiban para pihak 9. Tanggung jawab hukum 10. Pemberian Ganti rugi atas tanggung jawab hukum 11. Berakhirnya perjanjian 12. Resiko dalam kontrak Kontruksi (perjanjian pemborongan) BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Pembangunan Gedung Rumah sakit & Sejarah Rumah sakit Ortopedi (Prof. DR. R. Soeharso) Surakarta. 2. Proses terjadinya perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi) Gedung Bangsal C&D RS. Ortopedi (Prof. DR. R. Soeharso) dengan PT. Bumi Mas Perdana.

16 3. Hak dan Kewajiban masing-masing pihak dalam perjanjian pemboronga (Kontrak Kontruksi) bangsal 4. Tanggung jawab hukum masing-masing pihak dalam perjanjian pemborongan (Kontrak Kontruksi)gedung bangsal C&D, Apabila salah satu pihak melakukan kesalahan. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN