BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. (APBN) sangat penting bagi penerimaan Negara karena pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kontribusi terbesar penerimaan negara Indonesia saat ini berasal dari sektor

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat merealisasikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang cukup signifikan, baik secara nominal maupun persentase

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kewajiban pajaknya. Perubahan sistem pemungutan pajak ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang memiliki tujuan untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan suatu negara dibentuk sebagai perwakilan suatu rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut, maka pemerintah perlu banyak memperhatikan masalah

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan tahun 2012 terlihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Perkembangan Penerimaan Pajak (triliun rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya berasal dari penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Konstribusi pajak yang terus mengalami peningkatan pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peran penting Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rutin dan Pengeluaran Pembangunan. Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak dan kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional Indonesia merupakan suatu proses yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sunset Policy Terhadap Jumlah Wajib Pajak Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Dalam menjalankan pemerintahan dan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan pajak dari tahun ke tahun, hal ini dilakukan agar program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki berbagai permasalahan perpajakan yang umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu instrumen suatu negara termasuk Indonesia dalam. memperoleh pendapatan untuk melaksanakan kegiatan pemerintahan adalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Negara Indonesia adalah Negara yang sedang giat-giatnya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Efektivitas sunset..., Ehrmons Fisca Purwa Winastyo, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu sumber utama penerimaan pemerintah di beberapa negara pada

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang masih giat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di segala bidang. Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak (DJP)

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penerimaan sektor pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan demi tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ditetapkan setiap tahun dengan Undang-

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan ekonomi negara tersebut. Indonesia adalah salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dari sektor pajak. Potensi penerimaan yang tinggi dan realisasinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Telah terjadi kenaikan tax ratio yang cukup besar. 14,8 trilyun, tahun 2000 sebesar Rp.16,9 trilyun.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I 1.PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah mengandalkan berbagai pemasukan negara sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat. Salah satunya disebabkan oleh lebih besarnya

BAB I PENDAHULUAN. dimana dengan penerimaan pajak ini negara dapat membiayai semua kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan penerimaan dari sektor pajak sangatlah penting, karena dana

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan masyarakat dan perkembangan zaman, di antaranya dengan. mengembangkan e-government sebagai trend global birokrasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengatur sumber penerimaan dan pengeluaran negara. Rencana keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. barang-barang yang dikuasai pemerintah, denda-denda atau warisan yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk membiayai

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, pemerintah mengandalkan sumber-sumber penerimaan negara. Nota Keuangan dan APBN Indonesia tahun 2015 yang diunduh dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. negeri berasal dari penjualan migas dan nonmigas serta pajak. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan masalah pembiayaan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. spiritual. Untuk dapat merealisasi tujuan tersebut perlu banyak memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. non migas. Siti Kurnia Rahayu (2010) mengungkapkan bahwa Pemerintah

BAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.

BAB I PENDAHULUAN. migas dan non migas. Misi utama Direktorat Jenderal Pajak adalah misi fiskal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pemerintah melalui dirjen pajak telah menetapkan pajak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. satunya berasal dari penerimaan pajak. Dalam Undang-Undang No. 15 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur (Punarbhawa dan Aryani, 2013). Pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak dapat memperbaiki hal tersebut dan menjadi solusi yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan utama dari kebijakan keuangan negara di bidang penerimaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kenyataannya Indonesia tidak bisa memanfaatkan berbagai potensi itu. Bisa dilihat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dari waktu ke waktu semakin menjadi andalan penerimaan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Dalam UUD 1945 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan, memajukan kebudayaan nasional, meningkatkan kemakmuran rakyat, dan memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar. Upaya tersebut terus dilakukan oleh pemerintah secara berkesinambungan. Dalam rangka mewujudkan tujuan luhur tersebut, pemerintah membutuhkan sumber penerimaan Negara. Sumber penerimaan Negara dapat diperoleh dari sektor migas, non migas dan pajak. Pajak merupakan salah satu sumber vital pendapatan negara untuk membiayai pembangunan negara. Pembangunan negara dilakukan secara bersama-sama antara pemerintah dan seluruh warga negara Indonesia. Oleh sebab itu, pemerintah membutuhkan dukungan dari seluruh elemen masyarakat baik materil maupun spiritual. Salah satu bentuk kontribusi masyarakat adalah dengan membayar pajak, yang nantinya akan digunakan untuk kemakmuran masyarakat. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memiliki peran menghimpun pajak dari masyarakat guna menunjang pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam rangka menghimpun dana dari Universitas Kristen Maranatha 1

masyarakat, DJP mengadakan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yaitu mengubah official assessment system menjadi self assessment system. Dalam self assessment system, wajib pajak dipercaya untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan kewajiban perpajakannya sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Agar sistem self assessment berjalan dengan baik, DJP menjalankan ketiga fungsinya, yaitu: pelayanan (tax services), penyuluhan (dissemination) dan penegakan hukum (law enforcement) secara optimal (Hutagaol, 2006). Harapan DJP dengan diberlakukannya sistem self assessment antara lain: meningkatnya peran serta dan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak. Namun, pada kenyataannya peran serta masyarakat dalam pembayaran pajak masih dirasa kurang. Hal ini tercermin pada tabel Perbandingan Penerimaan Pajak dalam APBN dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) yang diperoleh dari Data Pokok Departemen Keuangan, sebagai berikut: Universitas Kristen Maranatha 2

Tabel 1.1 Perbandingan Penerimaan Pajak dalam APBN dengan LKPP Tahun 2007-2009 (dalam triliun rupiah) Jenis Pajak 2007 2008 2009 APBN LKPP APBN LKPP APBN LKPP PPh 261,69 238,43 305,01 327,49 357,4 317,61 PPn dan PPnBM 161,04 154,52 195,46 209,64 249,5 193,06 PBB dan BPHTB 26,65 29,67 30,69 30,92 36,66 30,73 Cukai 42,03 44,67 45,71 51,25 49,49 56,71 Pajak Lainnya 3,15 2,73 3,35 3,03 4,27 3,11 Pajak Perdagangan Internasional 14,86 20,93 28,97 36,34 28,49 18,06 Total 509,42 490,95 609,19 658,67 725,81 619,28 Sumber : Diolah dari Data Pokok APBN dan LKPP 2007 2009 Departemen Keuangan Republik Indonesia Data diatas menunjukkan bahwa LKPP yang melampaui target APBN adalah pada tahun 2008 yaitu sebesar 49,48 triliun. Salah satu penyebab tercapainya target APBN adalah dengan diberlakukannya sunset policy. Diberlakukannya Sunset policy merupakan bentuk komitmen DJP terhadap program pengampunan pajak berupa kebijakan penghapusan sanksi administrasi yang terintegrasi di dalam Undang- Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP) Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 37A dan untuk menjaring masyarakat yang telah memenuhi kriteria sebagai wajib pajak. Kenaikan penerimaan pajak dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2008 belum menunjukkan adanya pertumbuhan yang setara dengan jumlah pertumbuhan wajib Universitas Kristen Maranatha 3

pajak, potensi pajak yang belum tergarap dan adanya wajib pajak badan yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan (Hidayat, 2011a). Tabel 1.2 Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Tahun 2007 2010 Uraian/Tahun 2007 2008 2009 2010 WP Terdaftar 4.805.290 7.137.023 10.682.099 15.911.576 WP Terdaftar 4.231.117 6.341.828 9.996.620 14.101.933 Wajib SPT SPT Tahunan 1.278.290 2.097.849 5.413.114 8.202.309 PPh Rasio Kepatuhan 30,21% 33,08% 54,15% 58,16% Sumber : Direktorat Ekstensifiksi dan Penilaian Gambar 1. 1 Grafik Rasio Kepatuhan Penyampaian SPT Tahunan Tahun 2007 2010 Sumber : Direktorat Ekstensifiksi dan Penilaian Universitas Kristen Maranatha 4

Target rasio kepatuhan penyampaian SPT yang ditetapkan pada tahun 2010 sebesar 57% sudah terlampaui, dapat dilihat pada grafik diatas bahwa realisasi rasio kepatuhan mencapai 58,16%, menurut Kasubdit Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemantauan Direktorat Potensi dan Kepatuhan dan Penerimaan Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan (Pandiangan, 2011). Berdasarkan data tersebut, jumlah penyampaian SPT wajib pajak masih jauh dari total wajib pajak yang terdaftar wajib SPT. Penyampaian SPT yang rendah ini diduga disebabkan oleh adanya tingkat kepatuhan wajib pajak yang rendah. Dugaan lainnya adalah semakin tidak terpenuhinya kepuasan wajib pajak atau semakin menurunnya kinerja layanan yang diterima dan tidak sesuai dibanding layanan yang diharapkan akibat dari menurunnya kualitas pelayanan, oleh karena itu wajib pajak mulai meninggalkan institusi ini, yaitu dengan cara melaksanakan hanya sebagian kewajiban dan atau tidak melaksanakan kewajiban perpajakan mereka sama sekali, pada akhirnya berakibat pada penurunan kepatuhan dalam penyampaian perpajakan oleh wajib pajak (Suratno dan Purnama, 2004). Namun usaha pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak tidak berhenti pada tahun 1983, reformasi menuju perbaikan terus dilakukan. Semenjak tahun 2002 DJP telah meluncurkan program perubahan atau reformasi administrasi perpajakan, yang sering disebut modernisasi. Reformasi administrasi perpajakan adalah penyempurnaan atau perbaikan kinerja administrasi, baik secara individu, kelompok, maupun kelembagaan agar lebih efisien, ekonomis dan cepat (Bird dan Jantscher, 1992). Agar reformasi perpajakan dapat berhasil, dibutuhkan: (1) Universitas Kristen Maranatha 5

penyederhanaan struktur pajak untuk kemudahan, kepatuhan dan administrasi, (2) mengembangkan strategi reformasi, (3) komitmen politik yang kuat terhadap peningkatan administrasi perpajakan (Nasucha, 2003). Salah satu tujuan pokok modernisasi administrasi perpajakan adalah peningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak dan seluruh stakeholder perpajakan. Pelayanan adalah indikator utama untuk membangun citra DJP (Nasution, 2006). Hasil penelitian Nasucha (2003) menyimpulkan bahwa: (1) reformasi administrasi perpajakan secara keseluruhan berpengaruh terhadap akuntabilitas organisasi Direktorat Jenderal Pajak, (2) reformasi administrasi perpajakan mempunyai pengaruh besar terhadap kepatuhan wajib pajak, (3) akuntabilitas organisasi sebagai bagian dari reformasi administrasi perpajakan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kepatuhan wajib pajak, (4) reformasi administrasi perpajakan bersama sama akuntabilitas organisasi mempunyai pengaruh sangat besar terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Rumaizha (2010) menyebutkan: (1) terdapat pengaruh reformasi administrasi pajak terhadap kepatuhan pajak, (2) terdapat pengaruh moralitas pajak terhadap kepatuhan pajak. Menurut Andreoni et al. (1998), kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain: pelayanan publik, kebijakan dan keuangan publik, penawaran tenaga kerja, jenis pekerjaan, bentuk organisasi, moral wajib pajak, struktur penghasilan wajib pajak, tarif pajak, demografi (jenis kelamin dan umur), kondisi sosial masyarakat, penegakan hukum (audit dan penalti), kompleksitas dan amnesti pajak. Universitas Kristen Maranatha 6

Odd Helge (2004) dalam Hutagaol (2006), kepatuhan sukarela (voluntarily compliance) membayar pajak timbul sebagai respon atas pelayanan prima (excellent services) yang dilakukan oleh kantor pajak. Untuk mengukur keberhasilan pelayanan prima yang diberikan kepada wajib pajak, DJP menggunakan indikator, yaitu indeks kepuasan wajib pajak atas pelayanan perpajakan, janji waktu pelayanan dan penyuluhan pajak (Rencana Strategis DJP 2008-2012). Namun sebelum rencana strategis tersebut dibuat, DJP sudah mencoba mengadakan survey yang lebih objektif dengan menggunakan lembaga survey independen, AC.Nielsen (2005). Berikut tabel hasil penelitian Nielsen: Tabel 1.3 Indeks Kepuasan Pelayanan Publik Negara Sektor Indeks kepuasan masyarakat Indonesia sektor publik secara keseluruhan 75 Australia sektor publik secara keseluruhan 74 Hongkong sektor publik secara keseluruhan 71 India sektor publik secara keseluruhan 78 Singapore sektor publik secara keseluruhan 76 Sumber: Pandiangan (2008) Penelitian tersebut menghasilkan indeks kepuasan wajib pajak sebesar yaitu 81 berada diatas pelayanan umum lainnya di Indonesia yaitu 75, juga berada diatas beberapa negara sekitar, seperti Australia 74, Hongkong 71, India 78, dan Singapura 76. Penelitian Nielsen ini meliputi tingkat profesionalitas, layanan yang disediakan dan sistem manajemen informasi. Universitas Kristen Maranatha 7

Lain halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Suratno dan Purnama (2004) mengenai kepuasan wajib pajak di KPP Yogyakarta II menghasilkan: kinerja kantor pelayanan pajak Yogyakarta II pada semua dimensi kualitas layanan berada dibawah nilai harapan. Hidayat (2011b) mengemukakan adanya dugaan penyimpangan fungsi account representative yang tadinya sebagai agen pelayanan kepada wajib pajak menjadi agen penagihan, mencari informasi mengenai potensi wajib pajak dari berbagai perspektif dan direcoki dengan target-target untuk mampu menambah penerimaan pajak dari kegiatan konselingnya. Sedangkan apabila dilihat dari kegiatan pemeriksaan, Hidayat (2010a,b) menyatakan adanya dugaan telah terjadi penyimpangan pemeriksaan yang dilakukan fiskus terhadap wajib pajak saat ini lebih cenderung pemeriksaan formalitas. Formalitas seharusnya bukan dijadikan tujuan, melainkan hanya sebagai alat untuk membuktikan kebenaran dari transaksi. Bila dari bukti-bukti lain selain formalitas yang disyaratkan telah dapat menunjukkan bahwa transaksi itu benar-benar terjadi, dibuktikan secara substantif oleh pihak-pihak yang kompeten, maka seharusnya formalitas bukan menjadi satu-satunya rujukan utama, tetapi lebih melihat substansi transaksinya. Permasalahan lain yang diungkapkan pada rencana strategis DJP 2008 2012, diantaranya: (1) kualitas pelayanan perpajakan yang masih belum optimal secara merata di seluruh wilayah indonesia, mengingat organisasi yang tadinya berorientasi kepada jenis pajak berubah menjadi berdasarkan fungsi sehingga berorientasi kepada Universitas Kristen Maranatha 8

proses. Hal ini menuntut pengetahuan dan keahlian meliputi seluruh jenis pajak, serta adanya Standar Operating Procedures (SOP) khususnya untuk aktivitas pelayanan kepada wajib pajak. (2) Efektivitas penyuluhan dan kehumasan yang belum optimal sehingga kesadaran wajib pajak masih rendah, kegiatan penyuluhan dan kehumasan belum sepenuhnya menjangkau seluruh lapisan wajib pajak dan wilayah Indonesia dengan berbagai karateristik wajib pajaknya. (3) Efektivitas pengawasan dan penegakan hukum kepada wajib pajak belum optimal, hal ini tercermin pada rendahnya jumlah pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) dibandingkan dengan jumlah wajib pajak terdaftar wajib SPT. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk tesis dengan judul Pengaruh Sosialisasi Peraturan Perpajakan, Pelayanan Account Representative dan Pemeriksaan PPN LB Restitusi Setelah Modernisasi Terhadap Tingkat Kepuasan Wajib Pajak (Studi Empiris: Wajib Pajak yang Pernah Diperiksa PPN LB Restitusi di KPP Madya Bandung). 1.2. Rumusan Masalah Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak secara parsial? Universitas Kristen Maranatha 9

2. Apakah sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak secara simultan? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, penelitian dimaksudkan untuk menggali, menghubungkan antara fenomena dengan studi empiris mengenai sosialiasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menguji pengaruh sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi terhadap kepuasan wajib pajak secara parsial. 2. Menguji pengaruh sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi terhadap kepuasan wajib pajak secara simultan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi operasional maupun dari segi pengembangan ilmu. 1.4.1. Manfaat Operasional Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi DJP, KPP Madya Bandung, yaitu: Universitas Kristen Maranatha 10

1. Dapat memberikan informasi mengenai evaluasi kinerja sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi. 2. Memberikan strategi alternatif dalam rangka meningkatkan kepuasan wajib pajak. 1.4.2. Manfaat Pengembangan Ilmu Dengan mengkaji adanya pengaruh sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi terhadap kepuasan wajib pajak, maka dapat dijadikan sebagai bukti empiris, bahwa faktor-faktor sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative dan pemeriksaan PPN LB restitusi berpengaruh terhadap kepuasan wajib pajak. Hasil penelitian ini merupakan pengembangan dari teori teori yang sudah ada, mengenai ilmu akuntansi, perpajakan, marketing dan psikologi. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan dapat melengkapi penelitian selanjutnya dalam rangka menambah khasanah akademik, sehingga berguna dalam pengembangan ilmu perpajakan. 1.5. Sistematika Penulisan Penulisan tesis ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Berisi latar belakang penelitian, indentifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika peneliti Universitas Kristen Maranatha 11

Bab II Tinjauan Pustaka Bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang mengulas aspek-aspek teoritis berkaitan dengan konsep dasar teori pajak, sosialisasi perpajakan, pelayanan account representative, pemeriksaan PPN LB restitusi, modernisasi dan kepuasan serta membahas mengenai penelitian terdahulu. Bab III Rerangka Pemikiran, Model, dan Hipotesis Penelitian Pada bab III membahas mengenai rerangka pemikiran, model penelitian dan hipotesis penelitian. Bab IV Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang populasi dan teknik pengambilan sampel, metode penelitian yang digunakan, teknik pengumpulan data, teknik analisis, serta operasionalisasi variabel. Bab V Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan analisis sosialisasi peraturan perpajakan, pelayanan account representative, pemeriksaan PPN LB restitusi dan kepuasan wajib pajak berdasarkan hasil kuesioner, uji statistik, uji hipotesis, serta implikasinya. Bab VI Kesimpulan dan Saran Berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis penelitian serta mengajukan saran yang dianggap perlu. Universitas Kristen Maranatha 12