OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II, III, DAN IV

dokumen-dokumen yang mirip
Tata Saji. 1. Dasar Hukum 2. Kompetensi Yang akan Dibangun 3. Cara Membangun Kompetensi 4. Indikator Keberhasilan 5. Dll

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III, DAN IV. BADAN DIKLAT DIY

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT III (PER KA LAN NOMOR 12 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT IV (PER KA LAN NOMOR 13 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

DIKLAT KEPEMIMPIMAN TINGKAT II (PER KA LAN NOMOR 11 TAHUN 2013) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBPLIK INDONESIA

OVERVIEW INTEGRITAS DAN WASBANG DIKLATPIM TINGKAT II

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

INDONESIA 4/20/ ;

MATA DIKLAT PILAR-PILAR KEBANGSAAN

PETUNJUK PELAKSANAAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II ANGKATAN V TAHUN 2016

Diklat Kepemimpinan Tingkat IV Pola Baru oleh : Muhammad Fadhli,S.Sos.,M.Si BAB I PENDAHULUAN

Pusdiklat Spimnas Bidang Kepemimpinan Lembaga Administrasi Negara

PEMBEKALAN IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III

MEMAHAMI SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh

Merancang Proyek Perubahan

DR. BAYU HIKMAT PURWANA, M.PD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh: Ir. DJOKO SUTRISNO, M.Si

2016, No Kewidyaiswaraan Substansi Diklat Kepemimpinan Tingkat IV tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini, sehingga perlu untuk diubah; d. ba

INTEGRITAS DAN WAWASAN KEBANGSAAN

2013, No.1188 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT I

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

MEMBANGUN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI DIKLATPIM TK II 2017

DIKLAT KEPEMIMPINAN POLA BARU, APA, BAGAIMANA IMPLEMENTASINYA DAN TANTANGANNYA

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT I MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

MELAHIRKAN PEMIMPIN PERUBAHAN MELALUI DIKLAT KEPEMIMPINAN

KESIAPAN APARTUR DALAM MEMBANGUN KOMPETENSI MELALUI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN POLA BARU. Oleh : Drs. Saharisir, M.Pd.

INTEGRITAS DAN WAWASAN KEBANGSAAN

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

PETUNJUK PELAKSANAAN DAN TATA TERTIB DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN LXIX TAHUN 2016

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT II

PERAN MENTOR & COACH PADA PROYEK PERUBAHAN DIKLATPIM IV

INSTRUMEN EVALUASI PASCA DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

B H A A H N A N A J A A J R

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV ANGKATAN IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA TAHUN 2014

2017, No menghadapi ancaman melalui peningkatan kesadaran bela negara di lingkungan kementerian, lembaga dan pemerintah daerah; c. bahwa berda

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

BENCHMARKING KE BEST PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Integritas dan Wawasan Kebangsaan

BUDAYA KERJA UNTUK KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

- 1 - SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PELATIHAN REFORM LEADER ACADEMY

PETUNJUK PELAKSANAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN XXII TAHUN 2015

Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan serta Perubahan Dalam Organisasi oleh : sunarto *

PILAR-PILAR KEBANGSAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT PIM IV POLA BARU

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 12 TAHUN 2011

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR : 11 TAHUN 2011

TAKING OWNERSHIP (BREAKTHROUGH 1) COACHING AND COUNCELLING

2 Pusdiklat SPIMNAS Bidang Kepemimpinan

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

RANCANG BANGUN PROGRAM PEMBELAJARAN (RBPMD)/ GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (SANKRI) DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

2015, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II; Mengingat : 1.

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

INTEGRITAS. BADAN DIKLAT DIY DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

BAHAN AJAR MERANCANG PROYEK PERUBAHAN

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

DESAIN PELATIHAN DASAR CALON PNS (Diklat Terintegrasi Bagi CPNS)

PANDUAN RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TK. IV BALAI DIKLAT KEPEMIMPINAN MAGELANG 2015

Strategi Peningkatan Kapasitas Widyaiswara dalam Rangka Penjaminan Mutu Diklat

PENJELASAN AKTUALISASI NILAI DASAR PROFESI PNS

2013, No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

INTEGRITAS DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT

Kementerian Dalam Negeri 2017

PENJELASAN PROYEK PERUBAHAN

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

MENGUJI INSTING PEMIMPIN MELALUI RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN PADA DIKLAT KEPEMMPINAN POLA BARU

INTEGRITAS DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA 2013

RANCANG BANGUN PEMBELAJARAN MATA DIKLAT/GBPP

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT IV

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Transkripsi:

OVERVIEW DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT II, III, DAN IV BADAN DIKLAT DIY http://diklat.jogjaprov.go.id LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SISTEMATIKA PENYAJIAN 1. Apa tujuan dan kompetensi yang ingin dicapai dalam penyelenggaraan Diklatpim? 2.Mengapa demikian? 3.Bagaimana mencapai tujuan sasaran dan kompetensi tersebut?

TUJUAN Diklatpim Tingkat II meningkatkan kompetensi kepemimpinan strategis pada pejabat struktural eselon II yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing. Diklatpim Tingkat III mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada pejabat struktural eselon III yang akan berperan dalam melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing. Diklatpim tingkat IV membentuk kompetensi kepemimpinan operasional pada pejabat struktural eselon IV yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing.

KOMPETENSI Diklatpim Tingkat II Kompetensi kepemimpinan strategis kebijakan yaitu kemampuan menetapkan strategi kebijakan instansinya dan memimpin keberhasilan implementasi strategi kebijakan tersebut. Diklatpim Tingkat III Kompetensi kepemimpinan taktikal yaitu kemampuan menjabarkan visi dan misi instansi ke dlam program instansi dan memimpin keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Diklatpim tingkat IV Kompetensi kepemimpinan operasional yaitu kemampuan membuat perencanaan kegiatan instansi dan memimpin keberhasilan implementasi pelaksanaan kegiatan tersebut.

HIRARKI KOMPETENSI KEPEMIMPINAN E S E L O N I II III IV KEPEMIMPINAN VISIONER KEPEMIMPINAN STRATEGIK KEPEMIMPINAN TAKTIKAL KEPEMIMPINAN OPERASIONAL STAF

Mengapa Pemimpin Perubahan? Sektor publik di Indonesia umumnya tertinggal dengan korporasi dan organisasi nirlaba dalam banyak hal: wawasan global, adopsi teknologi, orientasi pada kebaruan dan inovasi, kapabilitas personil, dsb. Dibandingkan dengan sektor publik di negara-negara ASEAN, Sektor publik di Indonesia dalam banyak hal memiliki kualitas yang lebih rendah. Dalam indeks daya saing global titik lemah ada pada sektor publik. Sektor publik menjadi salah satu faktor strategis bagi daya saing dan kualitas sektor swasta, menentukan kualitas dari lingkungan bisnis.

Mengapa.? Untuk memperbaiki kualitas sektor publik diperlukan adanya kepemimpinan birokrasi yang visioner, berkarakter, dan mampu memimpin trasnformasi sektor publik. K/L/D yang inovatif dan berkinerja tinggi biasanya dipengaruhi oleh kualitas kepemimpinannya. Dalam budaya paternalistik posisi pemimpin sangat strategis. Konsentrasi kekuasaan ada pada pimpinan. Penguatan kapasitas kepemimpinan memiliki efek yang sangat besar terhadap kualitas penyelenggaraan pemerintahan. Upaya untuk membentuk kepimpinan di birokrasi pemerintahan belum optimal. Investasi pada hal ini masih sangat kecil; kebijakan, program dan kegiatan, sumberdaya.

MENGAPA PEMIMPIN PERUBAHAN? TANTANGAN INTERNAL: PELAYANAN PUBLIK BIROKRASI TANTANGAN EXTERNAL: GLOBALISASI: AEC 2015

BAGAIMANA MEREFORM TEKNIKAL ADAPTIVE MANAGEMENT LEADERSHIP FINITE FORMAL AUTHORITY INFORMAL AUTHORITY DINAMIS (Sumber: World Bank Institute)

Pemisahan antara pekerjaaan leadership dengan clerical work (thinking dan doing). Pemimpin harus fokus pada strategic works bukan rutin dan clerical work. Banyak pejabat publik mengeluh 80 persennya waktu dan enerji habis untuk mengurus pekerjaan administratif, enerji untuk kegiatan strategis terbatas. 80-20 rules.

JALAN PANJANG MENUJU PERUBAHAN. REVIEW PEMBAHARUAN SISTEM DIKLAT APARATUR 2012 SD SEKARANG: Adaptive Leadership DIKLAT MASA DEPAN 2007: Need Based Training PEMBAHARUAN SISTEM DIKLAT APARATUR: 2008 SD 2011: Leadership Competency Model

Apa yang perlu dilakukan? Diklat Kepemimpinan Pembaharuan: Meningkatkan kapasitas merencanakan, melaksanakan, mengelola konflik yang terjadi sebagai akibat perubahan, dan memastikan perubahan berjalan sesuai dengan ekspektasinya. Pemimpin instansi dari peserta memberi otorisasi kepada peserta. Menjual gagasan perubahan kepada stakeholder yang ada di instansinya. Menjadikan gagasan perubahan menjadi milik bersama Menempatkan peserta diklat dalam leadership laboratory, peserta mengelola proses perubahan yang sesungguhnya dibawah bimbingan mentor, coach, dan counselor. Melibatkan pimpinan masing-masing instansi pengirim dalam proses pembelajaran; Apreasiasi dan kepemilikan; Peran pemimpin instansi untuk menyiapkan calon pemimpin

1. INTEGRITAS DAN WAWASAN KEBANGSAAN 2. Pembekalan isu strategis 3. Diagnostic Reading 4. Penjelasan Proyek Perubahan 1.Coaching 2.Counselling 1.Inovasi 2.Membangun TimEfektif 3.Benchmarking ke best practice 4.Merancang Proyek Perubahan 5.Merancang 6.Seminar Presentasi Proyek Perubahan 8.Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan 1.Coaching 2.Counselling 12 Sesi ( 36 JP) 1.Seminar Laboratorium Kepemimpinan 2.Evaluasi Kepemimpinan 8 Sesi ( 24 JP) 13 Sesi ( 39 JP) Tahap I Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi 6 Sesi ( 18 JP) Tahap II 44 Sesi ( 132 JP) Taking Ownership (Breakthrough I) Tahap III Merancang Perubahan dan Membangun Tim Tahap IV Laboratorium Kepemimpinan (Breaktrough II) Tahap V Evaluasi LIMA TAHAPAN PEMBELAJARAN DIKLATPIM II LAN-RI NANA RUKMANA D.W.

Kurikulum Diklatpim Tingkat II 1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan a. Integritas dan Wawasan Kebangsaan; b. Pembekalan isu strategis; c. Organisasi Berkinerja Tinggi; d. Diagnostic Reading; e. Penjelasan Proyek Perubahan. 2. Tahap Taking Ownership (Breakthrough I)

Kurikulum Diklatpim Tingkat II (lanjt ) 3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim a. Inovasi; b. Benchmarking ke Best Practice; c. Membangun Tim Efektif; d. Merancang Proyek Perubahan; e. Seminar Presentasi Proyek Perubahan; f. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan. 4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan 5. Tahap Evaluasi a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan; b. Evaluasi.

TAHAP PENYELENGGARAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III 60 Hari 2 Hari 9 Hari 5 Hari 15 Hari Tahap II: Breakthrough 1: Taking Ownership Tahap III Merancang Perubahan dan Membangun Tim Tahap IV Breakthrough II: Leadership Laboratory Tahap V: Evaluasi Pemimpin Perubahan Tahap I: Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi

Kurikulum Diklatpim Tingkat III 1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan a. Wawasan Kebangsaan; b. Integritas; c. Pembekalan isu strategis; d. Diagnostic Reading; e. Penjelasan Proyek Perubahan. 2. Tahap Taking Ownership

Kurikulum Diklatpim Tk III (lanjt ) 3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim a. Pengembangan Potensi Diri; b. Inovasi; c. Jejaring Kerja; d. Budaya Kerja dalam Efektivitas Kepemimpinan; e. Membangun Tim Efektif; f. Benchmarking ke Best Practice; g. Merancang Proyek Perubahan; h. Seminar Presentasi Proyek Perubahan; i. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan. 4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan 5. Tahap Evaluasi a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan; b. Evaluasi Kepemimpinan.

TAHAP PENYELENGGARAAN DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV 60 Hari 2 Hari 13 Hari 5 Hari 17 Hari Tahap II: Breakthrough 1: Taking Ownership Tahap III Merancang Perubahan dan Membangun Tim Tahap IV Breakthrough II: Leadership Laboratory Tahap V: Evaluasi Pemimpin Perubahan Tahap I: Diagnosa Kebutuhan Perubahan Organisasi

Kurikulum Diklatpim Tingkat IV 1. Tahap Diagnosa Kebutuhan Perubahan a. Pilar-Pilar Kebangsaan; b. Integritas; c. Standar Etika Publik; d. SANRI; e. Pembekalan Isu Aktual Substantif Lembaga; f. Diagnostic Reading; g. Penjelasan Proyek Perubahan. 2. Tahap Taking Ownership (Breakthrough I)

Kurikulum Diklatpim Tingkat IV (lanjt ) 3. Tahap Merancang Perubahan dan Membangun Tim a. Kecerdasan Emosi; b. Pengenalan Potensi Diri; c. Berpikir Kreatif dan Inovasi; d. Koordinasi dan Kolaborasi; e. Membangun Tim Efektif; f. Benchmarking ke Best Practice; g. Merancang Proyek Perubahan; h. Seminar Presentasi Proyek Perubahan; i. Pembekalan Implementasi Proyek Perubahan. 4. Tahap Laboratorium Kepemimpinan (Breakthrough II) 5. Tahap Evaluasi a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan; b. Evaluasi.

Tahap penentuan area dari strategi/ program/ kegiatan organisasi yang akan mengalami perubahan Metode pembelajaran : lecturing, diskusi, visitasi ke lokus yang dapat menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan & integritas, studi/analisis issu stratejik instansional 22

Tahap membangun kesadaran bersama (peserta dengan atasan, kolega, bawahan dan stakeholder terkait) akan pentingnya melakukan reformasi pada area strategi/program/kegiatan yang bermasalah sesuai level jabatan Off Campus Metoda pembelajaran : Coaching & Counselling Atasan langsung berperan sebagai mentor yang memberikan bimbingan langsung dan persetujuan (kewenangan penuh) kepada peserta terhadap area yang akan dijadikan sebagai proyek perubahan Progress kegiatan off campus dipantau oleh penyelenggara melalui media teknologi informasi 23

TAKING OWNERSHIP MENTOR TIM COACH DAN COUNSELLOR REFORMER/ PESERTA DIKLATPIM

Membekali peserta dengan pengetahuan membuat rancangan perubahan yang komprehensif menuju kondisi ideal pelaksanaan strategi/program/kegiatan organisasi Metode Pembelajaran: lecturing, visitasi, benchmarking, penyusunan produk Target: Menyusun Rancangan Proyek Perubahan (individu) Atasan langsung (sebagai mentor) ikut menguji kelayakan Rancangan Proyek Perubahan 25

Tahap melakukan implementasi Proyek Perubahan yang telah dirancang Off campus Peserta memimpin pelaksanaan perubahan dengan melibatkan stakeholders internal & eksternal dan resources yang ada (dana, SDM, informasi, jejaring dsb). Metoda pembelajaran : Coaching & Counselling Atasan langsung berperan sebagai mentor yang memberikan bimbingan langsung dan pemantauan pelaksanaan proyek perubahan Progress kegiatan off campus dipantau oleh penyelenggara melalui media teknologi informasi 26

LEADERSHIP LABORATORY MENTOR TIM COACH DAN COUNSELLOR REFORMER/ PESERTA DIKLATPIM

TAHAP EVALUASI Tahap untuk menilai kompetensi hasil dari program diklatpim. Evaluasi dilakukan sejak awal proses pembelajaran sd akhir : aspek sikap perilaku & kualitas perubahan yang dihasilkan Forum : a. Seminar Laboratorium Kepemimpinan (Berbagi pengalaman tentang keberhasilan dan kegagalan melakukan perubahan/reform) b. Evaluasi akhir Kepemimpinan (rekap hasil akhir) Evaluator memberikan report dari awal pembelajaran sd akhir

KURIKULUM DIKLATPIM TAHAP CLUSTER MATA DIKLAT Diagnosa Kebutuhan Perubahan Taking Ownership Merancang Perubahan & Membangun Tim Self Mastery Diagnostic Reading Coaching & Counselling Inovasi 1. Integritas & Wawasan Kebangsaan 2. Pilar-pilar kebangsaan 3. SANRI 4. Standar Etika Publik 1. Diagnostic Reading 2. Organisasi Berkinerja Tinggi 1. Inovasi 2. Berpikir Kreatif & Inovasi 3. Pengenalan Potensi Diri 4. Budaya Kerja.. 5. Benchmarking ke Best Practice

TAHAP CLUSTER MATA DIKLAT Merancang Perubahan & Membangun Tim Tim Efektif 1. Tim Efektif 2. Jejaring Kerja 3. Koordinasi & Kolaborasi 4. Kecerdasan Emosional Lab Kepemimpina n Evaluasi Produk Pembelajaran Coaching & Counselling 1. Policy Brief 2. Proyek Perubahan 1. Seminar LK 2. Evaluasi akhir

AGENDA PEMBELAJARAN PESERTA 5. Proyek Perubahan 4. Tim Efektif 1. Penguasaan Diri 2. Diagnosa Perubahan 3. Inovasi PEMIMPIN PERUBAHAN

AGENDA PEMBELAJARAN Off Campus P E S E R T A DIAGNOSA KEBUTUHAN PERUBAHAN KONFIRMASI KEBUTUHAN PERUBAHAN RANCANGAN PROYEK PERUBHAN On Campus IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN BUKTI IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN PESERTA DENGAN KOMPETENSI

Metoda Pembelajaran TAHAP I TAHAP II TAHAP III TAHAP IV TAHAP V lecturing Coaching lecturing Coaching Presentasi Diskusi Counselling diskusi Counselling Evaluasi visitasi ke lokus terpilih studi/analisis issu stratejik visitasi ke lokus terpilih benchmarking, penyusunan produk

KETERKAITAN AGENDA PEMBELAJARAN Diognosa Organisasi Penguasaan Diri Proyek Perubahan Peserta Diklat Inovasi Tim Effektif Pemimpin Perubahan

PENJELASAN MATA DIKLAT Integritas dan Wawasan Kebangsaan DIKLATPIM TINGKAT II

CLUSTER MATA DIKLAT PIM I PIM II PIM III PIM IV Integritas dan wawasan Kebangsaan Integritas dan Wawasan Kebangsaan Wawasan Kebangsaan Integritas Pilar2 Kebangsaan Integritas Standar Etika Publik SANKRI DAYA SAING NASIONAL ORGANISASI BERKINERJA TINGGI PELAKSANAAN PROGRAM INSTANSI PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT KERJA

Kegiatan BM Integritas dan Wasbang Diklatpim II Menjelaskan deskripsi singkat dan tujuan pembelajaran Eksplorasi mengenai integritas dan wawasan kebangsaan Pendahuluan Slide Infocus Film Pendek Kisah/Strory Teling Penyajian Visitasi Menfasilitasi diskusi hasil visitasi terkait integritas dan wawasan kebangsaan Memandu peserta untuk merumuskan aktualisasi integritas dalam meningkatkan Organisasi Berkinerja Tinggi Transportasi Slide Film Pendek Kasus Flip chart Infocus Memfasilitasi mempresentasikan aktualisasi integritas dan wawasan kebangsaan Menfasilitasi Peserta membuat dan menyampaikan komitmen terhadap integritas Penutup Format Komitmen Flip chart Infocus

RINGKASAN MATA DIKLAT PIM II INTEGRASI DAN WAWASAN KEBANGSAAN 1. Deskripsi Singkat 2. Hasil Belajar 3. Indikator Hasil Belajar 4. Pengalaman Belajar 5. Media Pembelajaran.

DISKRIPSI SINGKAT Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menunjukkan itegritas dan semangat nasionalisme dalam mengelola strategi instansi menuju organisasi yang berkinerja tinggi melalui pembelajaran Integritas, Semangat dan Jiwa Kebangsaan, dan Organisasi Berkinerja Tinggi. Mata diklat disajikan secara interaktif melalui metode ceramah interaktif, diskusi,studi kasus, simulasi, studi lapangan dan demonstrasi. Keberhasilan peserta dinilai dari kemampuannya menunjukan pribadi yang berintegritas, jiwa dan semangat nasionalisme dalam mengelola strategi instansinya menuju organisasi berkinerja tinggi.

INDIKATOR HASIL PEMBELAJARAN SETELAH MENGIKUTI PEMBELAJARAN INI PESERTA DIHARAPKAN: 1. Memahami Pemimpin Berintegritas 2. Memahami Kesaktian Pancasila 3. Memahami Semangat dan Jiwa Kebangsan 4. Memahami Karakter Kebangsaan dan Daya Saing

MATERI POKOK 1. PEMIMPIN BERINTEGRITAS 2. KESAKTIAN PANCASILA 3. SEMANGAT DAN JIWA KEBANGSAAN 4. ORGANISASI BERKINERJA TINGGI

SUB MATERI POKOK MATERI POKOK SUB MATERI POKOK 1. Pemimpin Berintegritas 1) Pengertian Kepemimpinan 2) Pengertian Integritas, Etika dan Moral 3) Pengetian Kepemimpinan dalam Strata Kehidupan Nasional 4) Urgensi Pemimpin Beretika dan Berintegritas 5) Prinsip Dasar Pemimpin Berintegritas 6) Karakteristik Pemimpin Yang Berntegritas 2. Kesaktian Pancasila 1) Pengertian Kesaktian Pancasila 2) Kepemimpinan Dalam Perspektif Pancasila sebagai Falsafah Bangsa 3) Karakteristik Pemimpin Pancasilais dalam Organisasi Publik 3.Semangat dan Jiwa Kebangsaan 1) Pengertian Jiwa Kebangsaan 2) Membangun Semangat Jiwa Kebangsaan 3) Implementasi Kepemimpinan yg memiliki semangat dan Jiwa Kebangsaan dalam Organisasi Publik 4) Peran Pemimpin yang memiliki Semangat dan Jiwa Kebangsaan dalam Organisasi Publik 4.Organisasi Berkinerja Tinggi 1) Pengertian Organisasi 2) Pengertian Kinerja Organisasi 3) Ciri-ciri Organisasi Berkinerja Tinggi 4) Peningkatan Kinerja Organisasi Menuju Organisasi Berkinerja Tinggi

PENGALAMAN BELAJAR Untuk memperoleh hasil belajar di atas, peserta melalui serangkaian pengalamanan belajar, yaitu mulai dari membaca materi diklat sesuai materi pokok, mendengar, dan berdiskusi baik dengan tenaga pengajar maupun sesama peserta tentang materi pokok, melakukan simulasi, membahas kasus yang relevan dengan materi pokok. Di penghujung pembelajaran, peserta menghasilkan suatu produk pembelajaran yang menunjukkan kompetensi dalam Diklat Integritas dan Wawasan Kebangsaan.

METODE PEMBELAJARAN 1. Visitasi peserta dibawa ke tempat bersejarah (monumen, museum). Peserta diberi tugas secara individu menulis apa saja terkait dengan nilai-nilai yang diperoleh dari kunjungan lapangan, kesan, pesan dll 2. Film Pendek peserta diminta menonton film pendek, kemudian diminta mengomentasi dan kemudian mendiskusikannya 3. Ceramah Widyaiswara memberikan pemahaman tentang diklat Integritas dan Wawasan Kebangsaan 4. Diskusi peserta mendiskusikan pentingnya wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme bagi aparatur siil negara 5. Aktualisasi peserta diminta menulis bagaimana implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dan semangat nasionalisme dalam pelaksanaan program di unit kerjanya.

EVALUASI PEMBELAJARAN PEMAHAMAN PESERTA TENTANG PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS CONTOH PEMIMPIN YANG BERINTEGRITAS DI INDONESIA PENGERTIAN KESAKTIAN PANCASILA PENGERTIAN SEMANGAT DAN JIWA KEBANGSAAN ORGANISASI BERKINERJA TINGGI.

INTEGRITAS DAN WAWASAN KEBANGSAAN

INTEGRITAS 47

Mata Diklat ini membekali peserta dengan kemampuan menunjukkan integritas, jiwa dan semangat nasionalisme dalam mengelola strategi instansi menuju organisasi yang berkinerja tinggi melalui pembelajaran Integritas, Semangat dan Jiwa Kebangsaan, serta organisasi berkinerja NANA RUKMANA D.W.

INTEGRITAS : KESESUAIAN ANTARA HATI, UCAPAN DAN TINDAKAN INTEGRITAS: KEMAMPUAN UNTUK SENANTIASA MEMEGANG TEGUH PRINSIP-PRINSIP MORAL SECARA KONSISTEN NANA RUKMANA D.W.

Mematuhi Peraturan dan Etika Organisasi Jujur Memegang Teguh Komitmen Bertanggung Jawab Konsisten Antara Ucapan dan Tindakan Kearifan Dalam Membedakan Yg Benar dan Salah NANA RUKMANA D.W.

Integritas Nasional SUATU PROSES PENYATUAN ATAU PEMBAURAN BERBAGAI ASPEK SOSIAL BUDAYA KE DALAM KESATUAN WILAYAH DAN PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL ATAU BANGSA Keselarasan Keserasian Keseimbangan

INTEGRASI Pembauran / penyatuan kebangsaan NASIONAL Integritas Nasional (proses penyatuan/ pembauran berbagai aspek sosbud kedalam kesatuan wilayah + pembentukan identitas nasional / bangsa) Menjamin terwujudnya : 1. Keselarasan terciptanya suasana adam + tibtur, (ketentraman lahir/batin) 2. Keserasian terpadunya unsur yg terlibat dlm kehidupan bersama 3. Keseimbangan keadaan dimana unsur unsur tsb diperlakukan sewajarnya 52

Konsep Integritas Nasional Indonesia NEGARA DIBENTUK TIDAK UNTUK MENJAMIN KEPENTINGAN SESEORANG, TETAPI MENJAMIN KEPENTINGAN MASYARAKAT SELURUHNYA SEBAGAI PERSATUAN NEGARA ADALAH SUATU MASYARAKAT YANG INTEGRAL, SEGALA GOLONGAN, BAGIAN, SELURUH ANGGOTANYA BERHUBUNGAN ERAT SATU SAMA LAIN DAN MERUPAKAN PERSATUAN MASYARAKAT YANG ORGANIS NEGARA TIDAK MEMIHAK KEPADA SESUATU GOLONGAN YANG PALING KUAT, ATAU YANG PALING BESAR, TIDAK MENGANGGAP KEOENTINGAN SESEORANG SEBAGAI PUSAT, AKAN TETAPI NEGARA MENJAMIN KESELAMATAN HIDUP BANGSA SELURUHNYA SEBAGAI PERSATUAN YANG TIDAK DIPISAHKAN

Pemahaman Integrasi Nasional Dapat dilihat Dari Dua Segi : SECARA VERTIKAL : MEMBAHAS BAGAIMANA MEMPERSATUKAN PEMERINTAH NASIONAL DENGAN RAKYATNYA, YANG TERSEBAR DALAM DAERAH YANG LUAS SECARA HORIZONTAL : MEMBAHAS BAGAIMANA MEMPERSATUKAN RAKYATNYA YANG MAJEMUK, HIDUP DALAM BERBAGAI GOLONGAN PRIMORDIAL YANG BERANEKA RAGAM NILAI LEMBAGA SERTA ADAT KEBIASAANNYA, SEHINGGA MERASA BAGIAN DARI SATU BANGSA YANG SAMA

Wawasan Kebangsaan 55

P A N C A S I L A IDIOLOGI BANGSA FILSAFAH BANGSA FALSAFAH HIDUP IDEOLIGI CITA-CITA (IDEALISME) DASAR NEGARA (NORMA / ATURAN) PEMBUKAAN UUD 1945 BUDAYA NAS. DI DAERAH DOKTRIN/ AJARAN PASAL-PASAL & ATURAN PERUNDANGAN DIBAWAHNYA KEBIASAAN PERILAKU SEHARI-HARI PELAKSANAAN AJARAN/ PRAKTEK SEHARI-HARI PELAKSANAAN ATURAN SEHARI-HARI JALUR BUDAYA JALUR DOKTRIN / AJARAN JALUR HUKUM NILAI DASAR NILAI INSTRUMENTAL NILAI PRAKSIS NANA RUKMANA D.W.

Pengertian Wawasan Kebangsaan Implikasi Wawasan & Bangsa Wawasan : Cara Pandang Kebangsaan : Ciri ciri yang menandai gol bangsa tertentu Kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara Wawasan Kebangsaan Sudut pandang atau cara memandang yg mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang, untuk memahami keberadaan jatidirinya sebagai suatu bangsa, juga dalam memandang dirinya dan bertingkah laku sesuai dengan falsafah hidup bangsanya baik dalam lingkungan internal maupun eksternal Menentukan cara suatu bangsa, mendayagunakan kondisi geografis, sejarah, Ipoleksosbudhanka m negaranya dalam mencapai cita cita dan menjamin kepentingan nasionalnya

Penerapan Wawasan Kebangsaan ASPEK MORAL : Adanya komitmen untuk menjaga Eksistensi dan peningkatan kualitas bangsa ASPEK INTELEKTUAL Adanya pengetahuan yang memadai untuk menghadapi berbagai tantangan dan berbagai potensi yang dimiliki bangsa

Nilai Dasar Wawasan Kebangsaan Penghargaan terhadap harkat dan manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa Tekad Bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu Cinta Tanah Air dan Bangsa Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat Kesetiakawan Sosial Masyarakat Adil dan Makmur

MAKNA WAWASAN KEBANGSAAN MENGUTAMAKAN PERSATUAN DAN KESATUAN RELA BERKORBAN UNTUK KEPENTINGAN BANGSA PENGHARGAAN TERHADAP MARTABAT BANGSA CINTA TANAH AIR DAN BANGSA,DEMOKRASI DAN KESETIAKAWANAN SOSIAL BHINEKA TUNGGAL IKA PADA HAKEKATNYA DILANDASI OLEH PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA TERBENTUK KARAKTER BANGSA PERLU DIPAHAMI JATIDIRI BANGSA PAHAMI SECARA MENDALAM FALSAFAH PANCASILA JADIKAN PEDOMAN DALAM BERTINGKAH LAKU 60

Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika menjelajah pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Apa yang lebih menyedihkan lagi adalah bilamana kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan

Konflik horizontal dan vertikal yang terjadi dalam kehidupan sosial merupakan salah satu akibat dari semua krisis yang terjadi, yang tentu akan melahirkan ancaman disintegrasi bangsa. Apalagi bila melihat bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang plural seperti beragamnya suku, budaya daerah, agama, dan berbagai aspek politik lainnya, serta kondisi geografis negara kepulauan yang tersebar. Semua ini mengandung potensi konflik (latent sosial conflict) yang dapat merugikan dan mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.

Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri, maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang dipertaruhkan. Maka, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan reevaluasi terhadap proses terbentuknya nation and character building kita selama ini, karena boleh jadi persoalan-persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan konsep awal kebangsaan yang menjadi fondasi ke-indonesia-an. Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan Sukarno, menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsa-bangsa. Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari kekuatiran Sukarno, menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsa-bangsa.

Maka dalam hubungan nation and character building seperti yang diuraikan di atas, beberapa hal berikut terkandung di dalam gagasan awalnya: Pertama, Kemandirian (self-reliance), atau menurut istilah Presiden Soekarno adalah Berdikari (berdiri di atas kaki sendiri). Kedua, Demokrasi (democracy), atau kedaulatan rakyat sebagai ganti sistem kolonialis. Ketiga, Persatuan Nasional (national unity). Keempat, Martabat Internasional (bargaining positions). Indonesia tidak perlu mengorbankan martabat dan kedaulatannya sebagai bangsa yang merdeka untuk mendapatkan prestise, pengakuan dan wibawa di dunia internasional.

Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d entre) bangsa-bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-bangsa lain. Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan kepribadiannya. Wawasan kebangsaan yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memmiliki cita-cita kehidupan dan tujuan yang jelas.

Terima kasih