ANALISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN MAKNA YANG TERKANDUNG PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AN-NISA. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS KONJUNGSI PADA TERJEMAHAN SURAT AN NISA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan segala aktivitas hidup manusia. Seperti penelitian, penyuluhan,

ANALISIS GAYA BAHASA DAN NILAI-NILAI RELIGI PADA NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBBURRAHMAN EL SHIRAZY NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI

GAYA BAHASA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TENTANG GAYA BAHASA DI SMA KELAS X

Artikel Publikasi GAYA BAHASA PERUMPAMAAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT MADANIYYAH: LAJNAH PENTASHIH MUSHAF AL QURAN DEPAG RI

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

KONSEP RIBA SESI III ACHMAD ZAKY

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,2007: 588), konsep

BAB I PENDAHULUAN. karya puisi pasti tidak akan terlepas dari peran sebuah bahasa. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bahasa merupakan sarana komunikasi yang utama. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Sarana yang paling utama untuk berkomunikasi adalah bahasa. disampaikan pada anggota masyarakat lain.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VARIASI GAYA BAHASA REPETISI PADA WACANA KATA MUTIARA

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

E-JOURNAL JAMHUR NIM diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. ataupun perasaan seseorang dari apa yang dialaminya. Ekspresi kreatif tersebut

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU ST12

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS BAHASA FIGURATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN ANALISIS GAYA BAHASA SKRIPSI

ANALISIS KLAUSA NONINTI DAN HUBUNGAN ANTAR UNSUR- UNSURNYA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AS SAFFAT NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU TEMBANG KENANGAN CIPTAAN KOES PLUS

DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA PUISI KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 CAWAS SKRIPSI

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB IV MAKNA IDEAL AYAT DAN KONTEKSTUALISASINYA

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Unsur utama karya sastra adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan. Hubungan bahasa

Oleh: Rokhmat S.Labib, M.E.I.

ANALISIS GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN PERSONIFIKASI PADA NOVEL NEGERI 5 MENARA KARYA AHMAD FUADI NASKAH PUBLIKASI

menghindari pikiran kotor dan perbuatan maksiat?. Saya mohon bantuan anda untuk menemukan solusinya

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN PAK KASUR

GAYA BAHASA PERUMPAMAAN PADA TEKS TERJEMAHAN ALQURAN SURAT MADANIYYAH: LAJNAH PENTASHIH MUSHAF AL QURAN DEPAG RI

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lisan, misalnya bahasa dalam khotbah, bahasa dalam pidato, dan bahasa. dalam karangan siswa, bahasa terjemahan Al Qur an.

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

A. Analisis Terhadap Metode Penerapan Nilai Tanah Waris di Pulau Bawean. pembagian dengan cara hukum waris Islam. Kedua; pembagian waris dengan

BAB V KESIMPULAN. kritik sastra feminis sosialis karena dalam Kumpulan Cerpen ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

MENGHAYATI PERAN ISTRI

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

KALIMAT SERUAN PADA TERJEMAHAN AL-QUR AN SURAT AL AHZAB NASKAH PUBLIKASI

Renungan tentang kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah untuk mengkaji data. Pada

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

GAYA BAHASA PADA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PERAWATAN KULIT WAJAH DI MAJALAH FEMINA SKRIPSI. oleh Yuli Wulandari Wijaya NIM

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN CUTI BERSYARAT DI RUTAN MEDAENG MENURUT UU NO. 12 TENTANG PEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, manusia dapat menyampaikan ide, gagasan, dan pikirannya terhadap orang lain. Seiring

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERMOHONAN IZIN POLIGAMI TERHADAP WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI PENGADILAN AGAMA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

BAB I PENDAHULUAN. karangan pidato. Sebuah kalimat memerlukan adanya diksi atau pilihan

- Hakekat Tersembunyi Syi'ah Rafidhoh ٢

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

KAJIAN STILISTIKA DALAM KUMPULAN CERPEN KARYA TERE LIYE SKRIPSI. Oleh: MEKAR SARI DYAH AYU P.W K

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU SLANK DALAM ALBUM JURUS TANDUR NOMOR DELAPAN BELAS SKRIPSI

ANALISIS GAYA BAHASA ALEGORI DAN REPETISI, SERTA PESAN CINTA PADA LIRIK LAGU ALBUM HARMONI JALINAN NADA DAN CERITA SKRIPSI

KARAKTERISTIK DIKSI DAN GAYA BAHASA IKLAN DALAM SURAT KABAR HARIAN KOMPAS

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan berbagi tugas seperti mencari nafkah, mengerjakan urusan rumah tangga,

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

Rumah Tangga dibentuk untuk memulihkan kembali citra Allah pada pria dan wanita.

Transkripsi:

ANALISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN MAKNA YANG TERKANDUNG PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AN-NISA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh: SITI NGAISAH A 310090057 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

UNIVERSITAS MUHAMNIADIYAH SURAKAIIl'A FAKT]LTAS KtrGURI]AN I}AN ILMU PENDII)IKAN Surat Pcrsctuiuan Artikcl Publikasi llmliqh YrDg hcnandi iitrlri d bas$ inipcnhinhing \lirinsitugas rl r r NtPrNrx : lt ll Dr Mirkhrmah. M Hotrr : l9580rr.lrc370l200l lelah m.nbali drn mcncc.mar tr$ur rnilcl publlkasi lmirh. rrn! mcripakar ringrasdi skric\i/iugr\ rkhir d.ri niahrsisu: NIIlJ l,cidldilarbahasa.sa{rrhrd.dcsii.danl)acrl : ANAI,ISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA DA) YANG TERKANDTINC P DA 'IIRIEMAHAN AL NftlxhanikelrerebuLl.]rkdof drprldis.hrjuiudrtrldipublikaslan Dcmilini p.6ertriuan ini Jiboar. semo-rn drpn did.i!unrun scpolutr)4. Prot Dr, Nl,rkhnm, M.IIunr NlK. 1953011.1,937032001

ANALISIS PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN MAKNA YANG TERKANDUNG PADA TERJEMAHAN AL QURAN SURAT AN NISA Siti Ngaisah A 310090057 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013. Abstrak Sebuah gaya bahasa biasanya tidak lepas dari suatu makna di dalamnya. Penulis menetapkan pokok pembahasan pada gaya bahasa dan makna yang tekandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa. Jenis gaya bahasa yang bervariasi dan makna yang dikandungnya akan membuat pembaca tertarik untuk membacanya. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan gaya bahasa pada terjemahan surat An Nisa, 2) mendeskripsikan makna yang terkandung pada terjemahan surat An Nisa. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah gaya bahasa dan makna yang terkandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik dokumentasi dan teknik catat. Analisis yang digunakan adalah metode padan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa gaya bahasa pada terjemahan surat An Nisa, (a) terdapat 39 data yang mengandung gaya bahasa dalam terjemahan surat An Nisa. Gaya bahasa yang dimaksud yaitu 1) personifikasi (3 data), 2) sarkasme (5 data), 3) ironi (1 data), 4) metafora (17 data), 5) hiperbola (8 data), dan 6) antiklimaks (5 data). Gaya bahasa yang paling dominan dalam terjemahan surat An Nisa adalah gaya bahasa metafora. (b) makna ungkapan yang mengandung gaya bahasa pada terjemahan Al Quran surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Kata kunci: gaya bahasa, makna konotatif. 1

1. PENDAHULUAN Bahasa melambangkan suatu pengertian, konsep, ide, atau pikiran yang disampaikan dalam wujud bunyi itu (Muhammad, 2011:48). Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi, baik komunikasi secara antar individu yang satu dengan yang lain maupun antar kelompok yang satu dengan yang lain. Interaksi dan segala macam kegiatan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat dapat terjadi melalui proses berbahasa (Yuliyanto, 2010:1). Bahasa adalah sistem lambang arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Aminuddin, 2008:28). Bahasa digunakan oleh setiap manusia. Bahasa dapat menyatukan sesama manusia satu dengan yang lain untuk bekerja sama dan berkomunikasi. Peranan penting bahasa selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga sebagai alat untuk mengekspresikan diri, integrasi dan adaptasi sosial antarmanusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri atau perasaan. Maksudnya dalam mengungkapkan ekspresi atau perasaanya manusia memakai suatu gaya bahasa agar lebih menarik. Bila kita melihat gaya secara umum, kita dapat mengatakan bahwa gaya adalah cara mengungkapkan diri sendiri, entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian dan sebagainya. Semakin baik gaya bahasanya, semakin baik pula penilaian orang terhadapnya, semakin buruk gaya bahasa seseorang, semakin buruk pula penilaian diberikan padanya (Keraf, 2010:113). Gaya bahasa dipakai dalam terjemahan Al Quran. Al Quran merupakan kitab suci umat islam yang merupakan kumpulan firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Tujuan utama diturunkan Al Quran adalah untuk menjadi pedoman manusia dalam menata kehidupan supaya memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat. Agar tujuan itu dapat direalisasikan oleh manusia, maka Al Quran datang dengan petunjuk-petunjuk, keterangan-keterangan, dan konsep-konsep baik yang bersifat global maupun yang bersifat terinci, yang tersurat maupun tersirat dalam berbagai persoalan dan bidang kehidupan (Nurdin, 2006:1). Dalam menganalisis gaya bahasa, yang sering 2

dianalisis peneliti adalah gaya bahasa pada data penelitian surat kabar, majalah, novel, cerpen, puisi ataupun pada lirik lagu. Penelitian ini berbeda dengan penelitian yang sudah ada. Penelitian ini akan meneliti gaya bahasa yang terdapat pada terjemahan surat An-Nisa. Q.S An Nisa menjelaskan dan membicarakan halhal yang berhubungan dengan wanita. Surat An Nisa juga merupakan surat yang paling banyak membicarakan hal tersebut dibanding dengan surat-surat yang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendesripsikan gaya bahasa dan makna yang terkandung pada terjemahan surat An Nisa. Adapun masalah yang akan diteliti dalam meraih tujuan tersebut adalah (1) bagaimana gaya bahasa pada terjemahan Al Quran surat An Nisa; (2) bagaimana makna gaya bahasa yang terkandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa? Penelitian tentang gaya bahasa pernah dilakukan, di antaranya yaitu Penelitian Amalia (2010) dengan judul Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pada novel Sang Pemimpi digunakan beberapa gaya bahasa. Gaya bahasa tersebut yaitu pertama, perbandingan, meliputi; hiperbola, metonomia, personifikasi, perumpamaan, metafora, sinedoke, alusio, simile, asosiasi, epitet, eponim, dan pars pro too. Kedua, perulangan, meliputi; aliterasi, anaphora, anadiplosis, simploke, epizeuksis, dan mesodiplosis. Ketiga, pertentangan, meliputi; repetisi, epifora. Nilai pendidikan yang terdapat dalam novel Sang Pemimpi antara lain: nilai pendidikan religious, nilai pendidikan moral, dan nilai pendidikan sosial. Persamaan penelitian Novita Rihi Amelia dengan penelitian ini adalah sama-sama menganalisi gaya bahasa. Adapun perbedaan penelitian Amalia, objeknya yaitu novel Sang Pemimpi sedangkan penulis yaitu objeknya terjemahan Al Quran surat An-Nisa. Penelitian Rahayu (2010) yang berjudul Diksi dan Gaya Bahasa pada Wacana Iklan Kartu Perdana pada Brosur Kartu Seluler, menyimpulkan bahwa bentuk pemakain diksi dalam wacana iklan kartu perdana pada brosur yaitu; (1) pemakaian kata tutur, (2) penanggalan konsonan, (3) penanggalan suku kata, dan (4) pemakaian kata-kata atau istilah asing. Bentuk pemakaian gaya bahasa dalam wacana iklan kartu perdana pada brosur yaitu; (1) gaya bahasa berdasarkan nada, 3

(2) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat (3) gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna. Adapun persamaan dalam penelitian ini dengan penulis teliti yaitu sama-sama menganalisis tentang gaya bahasa, perbedaanya adalah penelitian Rahayu objeknya wacana iklan kartu perdana pada brosur kartu seluler, sedangkan penelitian ini objeknya terjemahan Al Quran surat An-Nisa. Penelitian Wahyudi (2011) dengan judul Analisis Gaya Bahasa pada Novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. Berdasarkan penelitiannya dapat disimpulkan bahwa pertama, gaya bahasa pada novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral terdapat enem belas gaya bahasa antara lain sebagai berikut. Klimaks, antithesis, epizeuksis, tautotes, anaphora, mesodiplosis, pertanyaan retoris (erotesis), koreksio, hiperbola, perumpamaan (simile), metafora, personifikasi, alusio, epitet, sinedoke, dan metonomia. Kedua, gaya bahasa yang paling dominan dipakai dalam novel Sang Pencerah adalah hiperbola. Ketiga, hubungan antara gaya bahasa dengan tokoh utama novel Sang Pencerah adalah bahwa gaya bahasa yang digunakan menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dan nilai-nilai keagamaan tokoh utamanya. Adapun persamaan dalam penelitian ini dengan penulis teliti yaitu sama-sama menganalisis tentang gaya bahasa, perbedaanya adalah penelitian Wahyudi objeknya novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral, sedangkan penelitian ini objeknya terjemahan Al Quran surat An-Nisa. Sari (2012) mengadakan penelitian berjudul Analisis Gaya Bahasa pada Cerpen Karya Siswa SMA Batik 1 Surakarta. Hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa cerpen karya siswa didominan oleh bentuk pemakaian gaya bahasa hiperbola, selain bentuk pemakaian gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa simile, dan gaya bahasa metafora yang terdapat pada cerpen karya siswa SMA Batik 1 Surakarta. Adapun persamaan dan perbedaan penelitian Sari dengan peneliti dinyatakan sebagai berikut. Persamaannya yaitu sama-sama menganalisis mengenai gaya bahasa. Perbedaannya penelitian Dian Permata Sari objek penelitiannya yaitu cerpen karya siswa SMA Batik 1 Surakarta, sedangkan peneliti, objek penelitiannya yaitu terjemahan Al Quran surat An-Nisa. 4

Menurut Gorys Keraf (2010:113) gaya bahasa dibatasi sebagai cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (pemakai bahasa). Gaya bahasa adalah cara mengungkapkan perasaan atau pikiran dengan bahasa sedemikian rupa, sehingga kesan dan efek terhadap pembaca atu pendengar dapat dicapai semaksimal dan seintensif mungkin (Retno dan Qoni ah, 2012:195). Penelitian ini akan membahas beberapa gaya bahasa yang terdapat pada surat An Nisa dalam terjemahan Al Quran yaitu personifikasi, metafora, ironi, sarkasme, dan hiperbola. Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa seolah-olah memiliki sifat kemanusiaan (Keraf, 2010:140). Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat (Keraf, 2010:139). Ironi ialah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-katanya, Sarkasme merupakan suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme (Keraf, 2010:143). Hiperbola adalah semacam gaya bahasa yang mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan sesuatu hal (Keraf, 2010:135). 2. Metode Penelitian Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Analisis gaya bahasa dan makna yang terkandung pada terjemahan surat An Nisa merupakan objek penelitian. Sesuai dengan jenis penelitian dan objeknya, data dalam penelitian ini adalah kalimat yang mengandung gaya bahasa pada terjemahan surat An Nisa. Data-data tersebut dikumpulkan dengan teknik dokumentasi dan teknik catat. Analisis data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode padan merupakan cara menganalisis data untuk menjawab masalah yang diteliti dengan alat penentu berasal dari bahasa. Artinya aspek luar bahasalah yang menentukan satuan lingual sasaran penelitian. Sesuai dengan jenis penentunya, ada lima alat penentu yang digunakan oleh metode padan ketika menganalisis data (Sudaryanto dalam Muhammad, 2011:234). Alat penentunya yaitu a) referen, b) alat ucap atau wicara 5

penghasil bahasa, c) bahasa lain, d) tulisan, dan e) pemakai bahasa. Jenis penentu metode padan yang digunakan adalah referen. Referen merupakan metode yang alat penentunya adalah kenyataan yang ditunjukkan oleh bahasa atau referen bahasa (Sudaryanto dalam Wahyudi, 2011:31). 3. Hasil dan Pembahasan a. Gaya Bahasa pada Terjemahan Surat An Nisa Pada penelitian ini ditemukan beberapa gaya bahasa yaitu gaya bahasa personifikasi, sarkasme, ironi, metafora, dan gaya bahasa hiperbola. Gaya bahasa yang dominan digunakan adalah metafora. Gaya Bahasa Personifikasi. Personifikasi atau penginsanan merupakan gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda-benda mati atau benda-benda hidup selain manusia dibandingkan dengan manusia, dianggap berwatak dan berperilaku seperti manusia (Purwandari dan Qoni ah, 2012:203). Gaya bahasa personifikasi dalam surat An Nisa, terdapat pada ayat 4, 6, 43, dan 123. Berikut sebagian data dan analisisnya. (1). maka makanlah (ambilah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS An Nisa ayat 4) Kata makanlah pemberian itu merupakan personifikasi yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup. Kata makan merujuk pada pemberian maskawin dalam pernikahan untuk wanita. Makan merupakan kata kerja (sifat kemanusiaan), sedangkan pemberian merupakan kata keterangan. Kata makan tersebut berarti menerima sesuatu yang baik. Gaya Bahasa Sarkasme Gaya bahasa sarkasme merupakan gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata yang kasar Purwandari dan Qoni ah (2012:206). Gaya bahasa sarkasme dalam surat An Nisa, terdapat pada ayat 1, 10, 25, dan 61. Berikut sebagian data dan analisisnya. 6

(2). dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan lakilaki dan perempuan yang banyak. (Q.S An Nisa ayat 1) Memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan merupakan gaya bahasa sarkasme, karena kata tersebut kasar dan tidak selayaknya digunakan untuk manusia. Kata memperkembangbiakkan digunakan untuk hewan atau tumbuhan. Kata memperkembangbiakkan diganti dengan kata menambah keturunan. (3). bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami),. (Q.S An Nisa ayat 25) Mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya merupakan gaya bahasa sarkasme, karena kata piaraannya kasar dan tidak selayaknya kata piaraan digunakan untuk manusia. Kata piaraan dipakai untuk hewan. Kata piaraannya diganti dengan kata pendamping (suami). Gaya Bahasa Ironi Ironi merupakan gaya bahasa sindiran yang paling halus yang menggunakan kata-kata yang artinya justru sebaliknya dengan maksud pembicara (Purwandari dan Qoni ah, 2012:206). Gaya bahasa ironi dalam surat An Nisa, terdapat pada ayat 5. Berikut data dan analisisnya. (4) Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik (Q.S An Nisa ayat 5) Belum sempurna akalnya merupakan gaya bahasa ironi, karena kata tersebut merupakan sindiran secara halus yang menggunakan kata-kata yang artinya sebaliknya. Belum sempurna akalnya pada ayat tersebut maksud yang sebenarnya adalah tidak boleh menyerahkan harta kepada orang-orang yang sakit kejiwaannya (gila). 7

Gaya Bahasa Metafora Gaya bahasa metafora merupakan perbandingan yang membandingkan dua hal yang berbeda berdasarkan persamaannya Purwandari dan Qoni ah (2012:206). Gaya bahasa sarkasme dalam surat An Nisa, terdapat pada ayat 6, 10, 19, 21, 44, 46, 74, 81, 85, 105, 112, 154, 155, dan 161. Berikut sebagian data dan analisisnya. (5). Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barngsiapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. (QS An Nisa ayat 6) Memakan harta merupakan gaya bahasa metafora, karena membandingkan dua hal yaitu harta disamakan dengan makanan sehingga dapat dimakan. (6). sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS An Nisa ayat 10) Menelan api merupakan gaya bahasa metafora, karena membandingkan dua hal yaitu api disamakan dengan makanan sehingga bisa dimakan. (7) Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu. (QS An Nisa ayat 21) Ikatan pernikahan merupakan gaya bahasa metafora, karena membandingkan dua hal yaitu kata pernikahan dibandingkan seperti benda yang diikat, padahal pernikahan adalah peristiwa yang dialami manusia. Gaya Bahasa Hiperbola Hiperbola merupakan gaya bahasa penegasan yang menyatakan sesuatu hal dengan melebih-lebihkan dari keadaan yang sebenarnya (Purwandari dan Qoni ah (2012:20198). Gaya bahasa hiperbola dalam surat An Nisa, terdapat pada ayat 2, 18, 19, 40, 47, 84, dan 154, berikut kutipan ayatnya. 8

(8) Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka didalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan azab yang pedih. (QS An Nisa ayat 18) Azab yang pedih merupakan gaya bahasa hiperbola, karena kata azab yang pedih memiliki makna yang berlebihan. (9) janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata (QS An Nisa ayat 19) Perbuatan keji yang nyata merupakan gaya bahasa hiperbola, karena kata keji memiliki makna berlebihan. Maksud dari perbuatan keji ialah perbuatan yang hina, tidak sopan atau sangat rendah. (10) Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarah), niscaya Allah akan Melipatgandakannya dan Memberikan pahala yang besar dari sisi-nya. (QS An Nisa ayat 40) Kata sebesar zarah merupakan gaya bahasa hiperbola, karena kata tersebut berlebihan dan pernyataan terhadap yang kecil. Antiklimaks Antiklimaks merupakan gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama makin rendah tingkatannya (Purwandari dan Qoni ah, 2012:196). Gaya bahasa antiklimaks dalam terjemahan surat An Nisa, terdapat pada ayat 23, 36, 8, 69, dan 163, berikut kutipan ayatnya. (11) Diharamkan atas kamu (menikahi) ibu-ibumu, anak-anakmu yang perempuan, saudara-saudaramu yang perempuan, saudara-saudara ayahmu yang perempuan, saudarasaudara ibumu perempuan, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki, anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan, ibu-ibumu yang menyusui kamu, saudara-saudara perempuanmu sesusuan, ibu-ibu istrimu (mertua), anak-anak perempuan dari istrimu (anak tiri) yang dalam pemeliharaanmu dari istri yang telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan istrimu itu (dan sudah kamu ceraikan), maka tidak berdosa kamu 9

(menikahinya), (dan diharamkan bagimu) istri-istri anak kandungmu (menantu), dan (diharamkan) mengumpulkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang telah terjadi pada masa lampau. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang (QS An Nisa ayat 23). Kata-kata yang dicetak tebal diatas merupakan gaya bahasa antiklimaks, karena menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin rendah tingkatannya. Dari 39 data ditemukan 5 gaya bahasa, yaitu gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa sarkasme, gaya bahasa ironi, gaya bahasa metafora, dan gaya bahasa hiperbola. Dari 39 data, yang paling banyak adalah gaya bahasa metafora. Ada 3 data yang mengandung gaya bahasa personifikasi, 5 data gaya bahasa sarkasme, 1 data gaya bahasa ironi, 17 gaya bahasa metafora, 8 gaya bahasa hiperbola, dan 5 antiklimaks. Gaya bahasa metafora merupakan suatu gaya bahasa yang membandingkan hal satu dengan yang lain. b. Makna yang terkandung pada surat An Nisa dalam terjemahan Al Quran Gaya bahasa personifikasi (1). maka makanlah (ambilah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS An Nisa ayat 4) Makanlah pemberian itu merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Makanlah pemberian memiliki maksud yaitu menerima dengan senang hati dan menggunakan atau memakainya untuk hal-hal yang positif. Makna konotatif pada gaya bahasa personifikasi juga ditemukan pada kata memelihara harta (menjaga harta dengan baik sesuai dengan kebutuhan), mendekati shalat (melaksanakan shalat), dan mengerjakan kejahatan (berbuat kejahatan). 10

Gaya bahasa sarkasme (2). dan dari keduanya Allah memperkembang biakkan lakilaki dan perempuan yang banyak. (Q.S An Nisa ayat 1) Memperkembang biakkan laki-laki merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Memperkembang biakkan laki-laki memiliki makna yaitu menambah keturunan (laki-laki dan perempuan). (3). bukan pezina dan bukan (pula) perempuan yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya. Apabila mereka telah berumah tangga (bersuami),. (Q.S An Nisa ayat 25) Mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya memiliki makna yaitu merebut laki-laki yang bukan miliknya untuk dijadikan teman hidupnya (suami). Makna konotatif pada gaya bahasa sarkasme juga ditemukan pada kata secara zalim (tidak adil/kejam), memelihara diri (menjaga diri dengan baik), menghalangi dengan keras darimu (membuat tidak percaya apa yang diturunkan Allah). Gaya bahasa ironi (4) Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang baik (Q.S An Nisa ayat 5) Belum sempurna akalnya merupakan makna konotatif, karena kata belum sempurna akalnya merupakan sindiran secara halus. Belum sempurna akalnya memiliki makna yaitu orang yang terganggu (sakit) kejiwaannya (gila). Pada penelitian ini hanya ditemukan satu data yang mengandung makna konotatif yaitu belum sempurna akalnya. 11

Gaya bahasa metafora (5). Maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barngsiapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. (QS An Nisa ayat 6) Kata memakan harta merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Memakan harta memiliki makna yaitu menggunakan atau memakai (mengambil) sesuatu (harta) yang bukan miliknya. (6). sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). (QS An Nisa ayat 10) Menelan api merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Menelan api memiliki makna mendapat azab (musibah) karena perbuatan yang tidak baik. (7) Dan bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal kamu telah bergaul satu sama lain (sebagai suami-istri). Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil perjanjian yang kuat (ikatan pernikahan) dari kamu. (QS An Nisa ayat 21) Ikatan pernikahan mempunyai makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Ikatan pernikahan memiliki makna yaitu menyatukan lakilaki dan perempuan untuk membina rumah tangga dengan menikah. Makna konotatif pada gaya bahasa metafora juga ditemukan pada kata jalan paksa (berbuat sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan namun tetap dilakukan), ikatan pernikahan (menyatukan laki-laki dan perempuan untuk membina rumah tangga dengan cara menikah), membeli kesesatan (memilih jalan yang tidak baik dan dilarang oleh Allah), mengubah perkataan dari tempatnya (menukar sesuatu dari yang semula menjadi yang lain), memutarbalikkan lidahnya (apa yang dikatakan tidak sesuai dengan kenyataan), menjual kehidupan (mengorbankan sesuatu untuk mencari pahala/beribadah kepada Allah), berperang dijalan Allah (melakukan sesuatu-menjalankan dan menjauhi segala perintah dan larangannya), pahala yang besar (hadiah yang banyak atas perbuatannya yang baik), 12

mencatat siasat (mengetahui apa yang sudah direncanakan sebelumnya), memikul bagian dari dosanya (menanggung semua akibat perbuatan yang buruk), menurunkan kitab (memberikan hal yang terbaik untuk umatnya), memikul suatu kebohongan (melakukan hal yang tidak baik dan dilarang), perjanjian yang kukuh (perjanjian yang kuat dan sulit untuk diingkari), hati kami tertutup (tidak menerima pendapat /masukan lagi untuk kebaikannya), dan menjalankan riba (memberikan bunga pada pinjaman uang). Gaya bahasa hiperbola (8) Dan tidak (pula diterima tobat) dari orang-orang yang meninggal sedang mereka didalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah kami sediakan azab yang pedih. (QS An Nisa ayat 18) Kata azab yang pedih merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Azab yang pedih memiliki makna yaitu siksaan yang diberikan Allah SWT sangat sakit. (9) janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang apa yang telah kamu berikan kepadanya, kecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata (QS An Nisa ayat 19) Kata perbuatan yang keji yang nyata merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Perbuatan yang keji yang nyata memiliki makna yaitu sesuatu yang dilakukan/suatu tindakan yang tidak sopan/hina yang nyata. (10) Sungguh, Allah tidak akan menzalimi seseorang walaupun sebesar zarah, dan jika ada kebajikan (sekecil zarah), niscaya Allah akan Melipatgandakannya dan Memberikan pahala yang besar dari sisi-nya. (QS An Nisa ayat 40) Sebesar zarah merupakan makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Sebesar zarah memiliki makna atau maksud yaitu allah tidak akan memberikan cobaan yang melebihi batas kemampuannya. Makna konotatif pada gaya bahasa hiperbola juga ditemukan pada kata perbuatan keji yang nyata (suatu yang tidak sopan/hina), 13

melipatgandakannya (menambah sesuatu menjadi banyak), kami laknat (cobaan yang sulit-dikutuk/mendapat kutukan dari Allah karena berbuat maksiat), kobarkanlah (membangkitkan semangat orang-orang yang beriman untuk menghadapi perang), dan angkat gunung (suatu petanda sinyal pada hari akhir). Beberapa data yang sudah dijelaskan maknanya di atas, ternyata terdapat satu makna yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Pada penelitian ini terdapat lima gaya bahasa yaitu gaya bahasa personifikasi, sarkasme, ironi, metafora, dan hiperbola. Gaya bahasa yang dominan dalam penelitian ini adalah metafora. Makna yang terkandung pada terjemahan surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Makna konotatif pada gaya bahasa personifikasi misalnya makan harta (mengambil bagian yang bukan miliknya), mengerjakan kejahatan (berbuat kejahatan/hal yang tidak baik), dll. Gaya bahasa sarkasme misalnya memperkembangbiakkan laki-laki (menambah keturunan), memelihara diri (mendaga diri dengan baik), dll. Gaya bahasa ironi yaitu belum sempurna akalnya (orang yang terganggu kejiwaannya/gila). Gaya bahasa metafora misalnya memakan harta (menggunakan/memakai sesuatu-harta yang bukan miliknya), menelan api (mendapat azab/musibah karena perbuatannya yang tidak baik), dll. Gaya bahasa hiperbola misalnya azab yang pedih (siksaan yang diberikan Allah yang sangat berat/sakit), dll. Penelitian Amalia (2010) dengan penelitian ini mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya yaitu sama-sama menemukan gaya bahasa personifikasi, metafora, hiperbola, dan sarkasme. Perbedaannya adalah penelitian Amalia terdapat tiga jenis gaya bahasa yaitu perbandingan, (hiperbola, metonomia, personifikasi, perumpamaan, metafora, sinedoke, alusio, simile, asosiasi, epitet, eponim, dan pars pro too), perulangan (aliterasi, anaphora, anadiplosis, simploke, epizeuksis, dan mesodiplosis), pertentangan (repetisi, epifora). Peneletian ini terdapat lima gaya bahasa 14

yaitu gaya bahasa personifikasi, sarkasme, ironi, metafora, dan hiperbola. Gaya bahasa yang dominan dalam penelitian ini adalah metafora. Makna yang terkandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Rahayu (2010) yaitu sama-sama menganalisis gaya bahasa. Perbedaannya adalah penelitian Rahayu menemukan bentuk gaya bahasa yang berdasarkan nada, struktur kalimat, dan langsung tidaknya makna. Penelitian ini terdapat lima gaya bahasa yaitu gaya bahasa personifikasi, sarkasme, ironi, metafora, dan hiperbola. Gaya bahasa yang dominan dalam penelitian ini adalah metafora. Makna yang terkandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Adapun persamaan dan perbedaan dengan penelitian Wahyudi (2011) yaitu menemukan gaya bahasa hiperbola, metafora, dan personifikasi. Perbedaannya adalah dalam penelitian Wahyudi terdapat 16 gaya bahasa (klimaks, antithesis, epizeuksis, tautotes, anaphora, mesodiplosis, pertanyaan retoris (erotesis), koreksio, hiperbola, perumpamaan (simile), metafora, personifikasi, alusio, epitet, sinedoke, dan metonomia). Gaya bahasa yang dominan dipakai adalah hiperbola. Penelitian ini terdapat lima gaya bahasa yaitu gaya bahasa personifikasi, sarkasme, ironi, metafora, dan hiperbola. Gaya bahasa yang dominan dalam penelitian ini adalah metafora. Makna yang terkandung pada terjemahan surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Selanjutnya, persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian Sari (2012). Persamaannya adalah sama-sama terdapat gaya bahasa personifikasi, hiperbola, dan metafora. Perbedaannya ialah dalam penelitian Sari gaya bahasa yang dominan dipakai adalah metafora. Penelitian ini terdapat lima gaya bahasa yaitu gaya bahasa personifikasi, sarkasme, ironi, metafora, dan hiperbola. Gaya bahasa yang dominan dalam penelitian ini adalah metafora. Makna yang terkandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). 15

4. Simpulan Berdasarkan penelitian yang berjudul analisis gaya bahasa dan makna yang terkandung pada terjemahan Al Quran surat An Nisa, dapat disimpulkan bahwa: a. Gaya bahasa pada terjemahan Al Quran surat An Nisa Terdapat 39 data yang mengandung gaya bahasa dalam terjemahan surat An Nisa. Gaya bahasa yang dimaksud yaitu (1) gaya bahasa personifikasi (3 data), (2) gaya bahasa sarkasme (5 data), (3) gaya bahasa ironi (1 data), (4) gaya bahasa metafora (17 data), (5) gaya bahasa hiperbola (8 data), dan (6) antiklimaks (5 data). Gaya bahasa yang paling dominan dalam terjemahan surat An Nisa adalah gaya bahasa metafora. b. Makna gaya bahasa yang terkandung pada terjemahan surat An Nisa yaitu makna konotatif (makna yang tidak sebenarnya). Makna konotatif pada gaya bahasa personifikasi misalnya makan harta (mengambil bagian yang bukan miliknya), mengerjakan kejahatan (berbuat kejahatan/hal yang tidak baik), dll. Gaya bahasa sarkasme misalnya memperkembangbiakkan laki-laki (menambah keturunan), memelihara diri (mendaga diri dengan baik), dll. Gaya bahasa ironi yaitu belum sempurna akalnya (orang yang terganggu kejiwaannya/gila). Gaya bahasa metafora misalnya memakan harta (menggunakan/memakai sesuatu-harta yang bukan miliknya), menelan api (mendapat azab/musibah karena perbuatannya yang tidak baik), dll. Gaya bahasa hiperbola misalnya azab yang pedih (siksaan yang diberikan Allah yang sangat berat/sakit), dll. 16

DAFTAR PUSTAKA Amalia, Novita Rihi. 2010. Analisis Gaya Bahasa dan Nilai Pendidikan Novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. Skripsi. Surakarta: FKIP, Universitas Sebelas Maret. Aminuddin. 2008. Semantik Pengantar Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar Baru Agensindo. Keraf, Gorys. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogyakarta: Ar-Ruzz Media. Nurdin, Ali. 2006. Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dan Al Quran. Jakarta: Erlangga. Qoni ah, Purwandari, Retno. 2012. Buku Pintar Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Familia. Rahayu, Rina. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa pada Wacana Iklan Karu Perdana pada Brosur Kartu Seluler. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Sari, Pemata, Dian. 2012. Analisis Gaya Bahasa pada Cerpen Karya Siswa SMA Batik 1 Surakarta. Skripsi. UMS. Wahyudi, Tri. 2011. Analisis Gaya Bahasa pada Novel Sang Pencerah karya Akmal Nasery Basral. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Yulianto, Fajar Eko. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa Wacana Iklan pada Majalah Cita Cinta Bulan Desember 2009- Februari 2010. Skripsi UMS: Surakarta. 17