BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Oktober Volume V - No.

dokumen-dokumen yang mirip
BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. September Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Mei Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juni Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juli Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. November Volume V - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Desember Volume V - No.

I. PENGERTIAN A. SIFAT HUJAN

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Januari Volume VI - No.

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Februari Volume VI - No.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI MALI - ALOR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR TANGGAL 26 OKTOBER 2017 DI BANDARA PONGTIKU KABUPATEN TANA TORAJA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

STASIUN METEOROLOGI TANJUNGPANDAN

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS EKSTRIM DI KECAMATAN ASAKOTA ( TANGGAL 4 dan 5 DESEMBER 2016 )

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

ANALISIS KEJADIAN BANJIR TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017 DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, PROVINSI SUMATERA UTARA

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

LAPORAN POTENSI HUJAN AKHIR JANUARI HINGGA AWAL FEBRUARI 2016 DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR TANGGAL 7 MARET 2018 DI LEMBANG TUMBANG DATU SANGALLA UTARA KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

ANALISIS CUACA KEJADIAN KELEMBABAN SANGAT RENDAH TANGGAL 31 JANUARI 2018

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

PROSPEK IKLIM DASARIAN PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Update: 01 Februari 2016

STASIUN METEOROLOGI KLAS III NABIRE

Buletin Meteorologi Penerbangan Edisi XXVII, Maret 2017 I. PENDAHULUAN

ANALISIS TERKAIT HUJAN SANGAT LEBAT (128,1 mm) di BALIKPAPAN

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS KEJADIAN ANGIN KENCANG DAN HUJAN LEBAT DI KAB. MEMPAWAH KALIMANTAN BARAT TANGGAL 09 AGUSTUS 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT DISERTAI ANGIN KENCANG DI WILAYAH RASAU JAYA, KAB. KUBU RAYA KALIMANTAN BARAT TANGGAL 10 SEPTEMBER 2017

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT & PROSPEK CUACA WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DESEMBER 2016 JANUARI 2017 FORECASTER BMKG EL TARI KUPANG

ANALISIS KEJADIAN KABUPATEN SEKADAU, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 19 FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

Stasiun Meteorologi Klas I Sultan Iskandar Muda Banda Aceh

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

ANALISIS CUACA SAAT TERJADI BANJIR DI WILAYAH KAB. SUMBAWA TANGGAL 11 FEBRUARI 2017

ANALISIS ANGIN KENCANG DI ABDYA, ACEH BARAT DAN ACEH SELATAN 05 AGUSTUS 2015

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

STASIUN METEOROLOGI GAMAR MALAMO GALELA

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KELURAHAN WOLOMARANG, KECAMATAN ALOK, WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (7 JANUARI 2017)

ANALISIS CUACA EKSTREM LOMBOK NTB HUJAN LEBAT (CH mm) DI LOMBOK TENGAH 15 SEPTEMBER 2016

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KEKERINGAN TAHUN 2014: NORMAL ATAUKAH EKSTRIM?

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

STASIUN METEOROLOGI NABIRE

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

ANALISIS KEJADIAN CUACA EKSTRIM TERKAIT HUJAN LEBAT, BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI KOTA BALIKPAPAN DAN PENAJAM PASIR UTARA (PPU) TANGGAL 17 MARET 2018

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

ANALISIS KEJADIAN HUJAN SANGAT LEBAT TERKAIT KEJADIAN BANJIR DI KAB. KUBU RAYA, KALIMANTAN BARAT TANGGAL 11 NOVEMBER 2017

LAPORAN KEJADIAN BANJIR DAN CURAH HUJAN EKSTRIM DI KABUPATEN LOMBOK BARAT DAN KOTA MATARAM TANGGAL 9-14 DESEMBER 2016

ANALISIS CUACA TERKAIT BANJIR DI KECAMATAN ALOK WILAYAH KABUPATEN SIKKA, NTT (16 DESEMBER 2016)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS ANGIN KENCANG DI KOTA BIMA TANGGAL 08 NOVEMBER 2016

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BIDANG ANALISIS VARIABILITAS IKLIM

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

UPDATE DASARIAN III MARET 2018

Transkripsi:

BULETIN METEOROLOGI Oktober 2017 Volume V - No. 10 BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II Bandar Udara Syamsudin Noor Banjarbaru - Kalimantan Selatan 70724 Telp (0511) 4705198, Faks (0511) 4705098 email : met_bjm@yahoo.com website : http://stametsyamsudinnoor.com/

DAFTAR ISI PENGANTAR I. PENGERTIAN. 2 II. RINGKASAN.. 3 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2017...... 4 A. Gambaran Kondisi Cuaca Global Dan Regional.. 4 1. El Nino La Nina... 4 2. Dipole Mode... 5 3. Madden Julian Oscillation (MJO).. 5 4. Suhu Muka Laut.. 7 5. Monsun 9 6. Gradien Angin Lapisan Atas... 11 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM.. 14 B. Gambaran Kondisi Cuaca Lokal... 15 1. Angin... 15 2. Kelembaban Udara. 15 3. Suhu Udara. 17 4. Jarak Pandang Mendatar 18 5. Curah Hujan 19 6. Keadaan Cuaca... 21 7. Kalender Cuaca... 21 III. KEJADIAN CUACA EKSTREM. 22 IV. PRAKIRAAN. 23 A. PRAKIRAAN HUJAN. 23 1. Prakiraan Sifat Hujan Oktober 2017.. 23 2. Prakiraan Curah Hujan Oktober 2017 24 B. Informasi Kelautan.. 25 1. Gelombang..... 25 2. Pasang Surut. 26 Lampiran....... 28

2 A. SIFAT HUJAN I. PENGERTIAN Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan yang terjadi selama satu bulan dengan nilai rata-rata atau normal dari bulan tersebut di suatu tempat. B. NORMAL CURAH HUJAN Normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun berturut-turut yang periodenya dapat ditentukan secara berkala. C. STANDAR NORMAL CURAH HUJAN BULANAN Standar normal curah hujan bulanan adalah nilai rata-rata curah hujan pada masingmasing bulan selama periode 30 tahun dimulai dari Januari 1981 s/d Januari 2010, Februari 1981 s/d Februari 2010, Maret 1981 s/d Maret 2010, dan seterusnya. D. INTENSITAS CURAH HUJAN KRITERIA CH CH/hari CH/Jam Sangat Lebat > 100 mm > 20 mm Lebat 50-100 mm 10-20 mm Sedang 20-50 mm 5-10 mm Ringan 5-20 mm 1-5 mm E. CUACA EKSTRIM Cuaca ekstrim adalah kejadian cuaca yang tidak normal, tidak lazim yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta. Dalam peraturan KBMKG tentang Prosedur Standar Operasional Peringatan Dini, Pelaporan dan Diseminasi Informasi Cuaca Ekstrim yang termasuk kategori ekstrim antara lain adalah: a. Angin kencang diatas 25 knots b. Angin puting beliung yang keluar dari awan Cumulunimbus dengan kecepatan lebih dari 34,8 knots c. Hujan lebat dengan intensitas paling rendah 50 mm/ hari atau 20 mm/jam d. Hujan es yang mempunyai garis tengah minimum 5 mm dan berasal dari awan Cumulunimbus e. Jarak Pandang Mendatar Ekstrim yang kurang dari 1000 meter f. Suhu Udara Ekstrim yang mencapai 3 0 C atau lebih di atas nilai normalnya.

3 II. RINGKASAN Secara umum, kondisi fenomena cuaca secara global pada Oktober 2017 menunjukkan bahwa suhu muka laut di wilayah Indonesia nilainya 28 0 C. Suhu muka laut di Samudera Pasifik Ekuator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0 0 C s.d 0.5 0 C yang menunjukkan kondisi normalnya. Indeks SOI pada bulan Oktober 2017 sebesar 7-13 yang menunjukkan bahwa ENSO (El-Nino Southern Oscillation) berada pada kondisi netral. Nilai OLR rata-rata bulan Oktober 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 200 W/m 2. Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 220 W/m 2. Hal ini menunjukan tutupan awan di wilayah Kalimantan Selatan pada bulan Oktober masih cukup banyak. Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di Ekuator menuju Bumi bagian Selatan. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan sedangkan daerah bertekanan rendah berada di belahan bumi utara. Akan tetapi masih terdapat daerah tekanan rendah dan daerah pertemuan angin di sekitar ekuator, yang berdampak pada masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Oktober 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 120 280 mm. Hasil pengamatan Stasiun Meteorologi Banjarmasin selama bulan Oktober 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Barat Baya (202.5-247.5 ), kecepatan angin terbanyak adalah 4 7 knot dengan kecepatan angin maksimum mencapai 19 knot. Kelembaban maksimum harian berkisar antara 92-100% dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 50-81%. Suhu udara maksimum harian berkisar antara 29.0 35.6 0 C dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.2 25.6 0 C. Jarak pandang mendatar rata-rata perjam pada umumnya > 8 km. Selama bulan Oktober 2017 terdapat kejadian jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim sebesar 100 meter akibat kabut. Hasil pengukuran curah hujan kumulatif bulan Oktober 2017 adalah sebesar 95.6 mm bersifat Bawah Normal dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir sebanyak 7 kali, asap sebanyak 4 kali, jarak pandang ekstrim <1000 meter sebanyak 6 kali.

4 III. ANALISIS KONDISI CUACA BULAN OKTOBER 2017 A. GAMBARAN KONDISI CUACA GLOBAL DAN REGIONAL 1. Anomali Sea Surface Temperature (SST) Nino 3.4 dan Southern Oscillation Index (SOI) Pada bulan Oktober 2017 anomali suhu muka laut di Samudera Pasifik Equator bagian tengah (Nino3.4) berkisar antara 0 0 C s.d -0.5 0 C yang menunjukkan masih dalam kondisi normalnya, sedangkan nilai suhu muka laut di akhir bulan Oktober sebesar -0.3. Indeks SOI pada bulan Oktober 2017 sebesar 7 13 yang menunjukkan bahwa ENSO (El- Nino Southern Oscillation) masih berada pada kondisi netral. Gambar 1. Grafik Indeks NINO 3.4 (Sumber: http://www.bom.gov.au) Gambar 2. Grafik Indeks SOI (South Oscillation Index) (Sumber: http://www.bom.gov.au)

5 2. Dipole Mode Index (DMI) Nilai DMI bulan Oktober 2017 yang ditunjukkan oleh rincian tabel 1 di bawah. Pada dasarian I (0.03 s/d 0.09), dasarian II (0.09 s/d -0.11), dan pada dasarian III (-0.11s/d -0.09). Pada bulan Oktober 2017 dominan bernilai 0 hingga negatif yang menunjukan arah pergerakan uap air dari Samudera Hindia bagian Barat menuju Samudera Hindia bagian Timur. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas hujan di wilayah Indonesia bagian Barat Tabel 1. Nilai DMI Bulan Oktober 2017 No. Tanggal DMI 1 1 Oktober 0.03 2 2-8 Oktober 0.05 3 9-15 Oktober 0.06 4 16-22 Oktober -0.11 5 23-30 Oktober -0.09 Gambar 3. Grafik Nilai Dipole Mode Indeks (Sumber: http://www.bom.gov.au) 3. Madden Julian Oscillation (MJO) a. Outgoing Longwave Radiation (OLR) Bumi memancarkan radiasi gelombang panjang ke luar angkasa yang disebut Outgoing Longwave Radiation (OLR). Tidak semua radiasi gelombang panjang yang terpancar dari bumi sampai ke luar angkasa. Adanya awan-awan konvektif merupakan salah satu faktor yang menghalangi radiasi gelombang panjang dari bumi sehingga nilai OLR

6 yang cenderung rendah menunjukkan banyaknya tutupan awan pada daerah tersebut, sebaliknya nilai OLR yang tinggi menunjukkan kurangnya tutupan awan. Gambar 4. Rata-rata nilai OLR Oktober 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/#tabs=cloudiness) Nilai OLR rata-rata bulan Oktober 2017 di wilayah Indonesia berkisar antara 180 280 W/m 2. Nilai rata-rata OLR terendah 180-200 W/m 2 terdapat di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, dan Papua. Nilai rata-rata OLR tertinggi 260-280 W/m 2 terdapat di wilayah Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dapat dikatakan bahwa secara umum tutupan awan di wilayah Indonesia relatif banyak terutama di Indonesia bagian Barat dan sedikit di wilayah Kepulauan Sumba Kecil (Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur). Sedangkan di wilayah Kalimantan Selatan, nilai OLR berkisar antara 200 220 W/m 2. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tutupan awan yang masih cukup banyak selama bulan Oktober 2017.

7 b. Fase Madden Julian Oscillation (MJO) Pada awal bulan Oktober 2017 fase MJO tidak aktif. Pada pertengahan dasarian ke I fase MJO aktif di fase 4 (Maritime Continent). Pada dasarian II MJO aktif di antara fase 5 (Maritime Continent), kemudian pada dasarian III MJO berada pada fase 6 dan 7 (Western Pasific). Selama awal hingga pertengahan bulan Oktober 2017 pada umumnya MJO mempengaruhi kondisi cuaca di wilayah Indonesia. Gambar 5.Fase MJO Oktober 2017 (Sumber: http://www.bom.gov.au/climate/mjo/graphics/rmm.phase.last40days.gif) 4. Suhu Muka Laut Secara umum rata-rata suhu muka laut pada bulan Oktober 2017 di perairan Indonesia dengan nilai 28 0 C dengan suhu muka laut tertinggi di wilayah Indonesia berada di Samudra Pasifik utara Papua. Suhu muka laut yang hangat menunjukkan banyaknya kandungan uap air atau berpotensi menghasilkan penguapan yang tinggi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut merupakan sumber utama bagi pembentukan awan-awan hujan, khususnya di sekitar wilayah dengan suhu muka laut yang sangat tinggi.

8 Gambar 6. Rata-rata Suhu Muka Laut Oktober 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monsstv2.png) Gambar 7. Rata-rata Anomali Suhu Muka Laut Oktober 2017 (Sumber: http://www.emc.ncep.noaa.gov/research/cmb/sst_analysis/images/monanomv2.png) Anomali suhu muka laut bulan Oktober 2017 di sebagian besar wilayah perairan Indonesia berkisar antara -1.5 s/d 1.5 0 C. Secara umum anomali suhu muka laut di wilayah Indonesia bernilai positif atau lebih tinggi dari normalnya. Daerah perairan Samudra Hindia barat Bengkulu, Laut Banda, Perairan Maluku, Laut Arafuru dan Samudra Pasifik utara Papua umumnya bernilai positif. Anomali suhu muka laut bernilai positif atau di atas

9 normal memberikan dampak terhadap bertambahnya uap air di wilayah Indonesia. Kondisi ini berpotensi meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah tersebut. Sementara wilayah Samudera Hindia Selatan Jawa hingga Nusa Tenggara Barat bernilai negatif yang memberikan dampak terhadap berkurangnya uap air di wilayah tersebut. 5. Monsun Posisi gerak semu matahari pada bulan Oktober berada di Ekuator dan bergerak menuju Bumi bagian Selatan. Daerah bertekanan tinggi terdapat di belahan bumi selatan dan di belahan bumi utara, sementara daerah bertekanan rendah berada di wilayah ekuator. Kondisi ini mengakibatkan masa udara dari belahan bumi selatan dan utara bergerak menuju ke daerah ekuator yang menyebabkan menjadi daerah pertemuan massa udara sehingga masih terjadinya hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian Utara termasuk sebagian Kalimantan Selatan. Gambar 8. Rata-rata Tekanan Permukaan Laut Oktober 2017 (Sumber: ftp://ftp.bom.gov.au/anon/home/ncc/www/cmb/mslp/mean/month/colour/latest.rsmc.gif) Nilai rata-rata tekanan permukaan laut bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 8. Daerah tekanan tinggi berada di Samudera Hindia (Barat Australia) (1024.6 hpa) dan di daratan China (1025.0 hpa). Daerah tekanan rendah berada di Ekuator bagian Utara (1007.0 hpa). Di wilayah Indonesia rata-rata tekanan permukaan laut berkisar antara 1010.0 hingga 1012.5 hpa.

10 Berdasarkan Gambar 9 rata-rata angin lapisan 3000ft pada bulan Oktober di wilayah Indonesia bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya. Sedangkan di Indonesia bagian utara angin dominan bertiup dari arah Barat Daya hingga Barat. Terdapat wilayah pertemuan angin atau konvergensi di Laut Natuna, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Utara Papua. Belokan angin atau shearline terjadi di Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Maluku, dan Papua. Daerah Netral terdapat di Barat Sumatera Selatan. Berdasarkan kondisi normal angin bulan Oktober, daerah pertemuan angin (konvergensi) umumnya berada di wilayah Samudera Pasifik Timur Filipina, Laut Natuna, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. Pola angin berupa pertemuan angin atau konvergensi serta belokan angin atau shearline dapat memicu pengangkatan masa udara yang berpotensi membentuk awan hujan di wilayah tersebut. Gambar 9. Normal Angin Lapisan 3000 ft dan Rata-rata angin 3000ft Oktober 2017 (Sumber: http://www.esrl.noaa.gov/ dan BMKG)

11 6. Gradien Angin Lapisan Atas a. Dasarian Pertama Pada sepuluh hari pertama (dasarian I) bulan Oktober 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 2 s/d 5 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, Benua Asia, Laut China Selatan, Filiphina, Samudera Pasifik, Samudera Hindia, Australia, dan Sumatera. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 3 sel sirkulasi tertutup (eddy). Gambar 10. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian I Oktober 2017 Pola angin di wilayah Indonesia sebelah utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur Laut Timur dengan kecepatan berkisar antara 0 30 knot, sedangkan di sebelah selatan ekuator dari arah Timur Tenggara dengan kecepatan berkisar antara 0 45 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di Filiphina, Selat Malaka, Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Jawa Barat, Bali, bagian Utara Kalimantan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Laut Sulawesi, bagian Utara Maluku, bagian Utara Papua, bagian Timur Laut Papua, dan Papua Barat. Daerah konvergensi tersebut dapat memicu naiknya masa udara yang mengakibatkan tumbuhnya awan-awan hujan di sebagian wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Laut Natuna Utara, Sumatera Utara, Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, bagian Selatan Kalimantan Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, bagian Utara Maluku, dan Papua Barat. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan intensitas ringan.

12 b. Dasarian Kedua Pada sepuluh hari kedua (dasarian II) di bulan Oktober 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s/d 5 sel tekanan rendah yaitu di India, Teluk Benggala, bagian Barat Filiphina, Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan Australia. Di wilayah ekuator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 2 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 2 siklon tropis yang aktif di Filiphina dan Samudera Pasifik yakni siklon tropis Khanun dan Lan. Siklon tropis Khanun aktif mulai dari 12 s/d 16 Oktober 2017 dengan tekanan minimum 950 mb dan kecepatan maksimum 80 knot, siklon ini aktif di Filiphina dan bergerak ke Barat, dan punah di Benua Asia. Siklon tropis Lan aktif mulai dari 16 s/d 23 Oktober 2017 dengan tekanan minimum 925 mb dan kecepatan maksimum 85 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat hingga Timur Laut, dan punah di Jepang. Gambar 11. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian II Oktober 2017 Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara ekuator pada umumnya bertiup dari arah Timur Barat, dengan kecepatan angin 0 45 knot, sedangkan di bagian selatan ekuator angin bertiup dari arah Timur Selatan dengan kecepatan 0 45 knot. Daerah konvergensi (pertemuan angin) umumnya terjadi di bagian Timur Filiphina, Laut Natuna Utara, Kepulauan Riau, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Maluku, Laut Banda, Papua, dan bagian Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terdapat di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Laut Jawa, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,

13 Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 2 hari hujan dengan intensitas ringan. c. Dasarian Ketiga Pada sepuluh hari ketiga (dasarian III) bulan Oktober 2017, dari peta gradien terlihat wilayah Indonesia sekitar selatan equator didominasi oleh sel tekanan rendah kurang lebih 1 s/d 6 sel tekanan rendah yaitu di Australia, Samudera Pasifik, Samudera Hindia, dan bagian Barat Sumatera. Di wilayah equator Indonesia tercatat kurang lebih 1 s/d 4 sel sirkulasi tertutup (eddy). Terdapat 1 siklon tropis yang aktif di Samudera Pasifik yakni siklon tropis Saola. Siklon tropis Saola aktif mulai dari 24 s/d 29 Oktober 2017 dengan tekanan minimum 975 mb dan kecepatan maksimum 65 knot, siklon ini aktif di Samudera Pasifik dan bergerak ke Barat Laut hingga Timur Laut, dan punah di bagian Selatan Jepang. Gambar 12. Analisa Gradien Angin Lapisan Atas Dasarian III Oktober 2017 Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara pada umumnya bertiup dari arah Timur Barat dengan kecepatan angin 0 45 knot, sedangkan di bagian selatan angin bertiup dari arah Tenggara Barat Daya dengan kecepatan 0 45 knot. Daerah pertemuan angin atau konvergensi umumnya terjadi di wilayah Laut Natuna Utara, bagian Barat Aceh, bagian Barat Sumatera Utara, Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Laut Flores, Kalimantan Barat, bagian Selatan Kalimantan Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Laut Sulawesi, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, bagian Utara Maluku, Maluku, Papua dan bagian Utara Papua. Daerah konvergensi menyebabkan banyaknya pertumbuhan awan-awan konvektif penyebab hujan sedang hingga lebat di wilayah tersebut. Shearline (belokan angin tajam) terjadi di wilayah Aceh, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Laut

14 Jawa, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Selat Makassar, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Laut Banda, dan Papua. Hasil Pantauan Stasiun Meteorologi Banjarmasin, kondisi cuaca di Banjarmasin dan sekitarnya terdapat 4 hari hujan dengan intensitas ringan dan 2 hari hujan dengan intensitas sedang. 7. Estimasi curah hujan pantauan Satelit TRMM (Tropical Rainfall Measuring Mission) Satelit TRMM merupakan salah satu satelit yang mengamati curah hujan di wilayah tropis secara realtime. Hasil pantauan satelit TRMM menunjukkan bahwa akumulasi curah hujan pada bulan Oktober 2017 untuk wilayah Kalimantan Selatan berkisar antara 120 280 mm. Akumulasi curah hujan 200 mm terjadi di wilayah Kab. Kotabaru, sebagian Kab. Tanah Bumbu bagian utara, Kab. Tanah Laut, Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, Kab. Banjar, Kab. Barito Kuala, Kab. Hulu Sungai Tengah, Kab. Hulu Sungai Utara, dan Kab. Balangan. Sedangkan akumulasi curah hujan 200 mm terjadi di sebagian Kab. Tanah Bumbu bagian selatan, Kab. Tapin, Kab. Hulu Sungai Selatan, Kab. Tabalong. Akumulasi curah hujan bulan Oktober 2017 berdasarkan citra satelit TRMM dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13. Akumulasi Curah hujan Bulan Oktober 2017 (Sumber: http://disc2.nascom.nasa.gov/giovanni/tovas/realtime.3b42rt.shtml)

15 B. GAMBARAN KONDISI CUACA LOKAL 1. Angin Hasil pengamatan stasiun Meteorologi Banjarmasin pada bulan Oktober 2017 arah angin dominan bertiup dari arah Barat Daya (202.5 247.5 ) dengan persentase sebesar 15.6 %. Kecepatan angin terbanyak adalah 4 7 knot dengan persentase 28 % sedangkan kecepatan angin maksimum mencapai 19 knot. Distribusi angin pada bulan Oktober 2017 berdasarkan arah dan kecepatannya (Windrose) dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14. Grafik Arah dan Kecepatan angin dominan Oktober 2017 2. Kelembaban Udara Profil kelembaban udara rata-rata harian bulan Oktober 2017 berkisar antara 73-94%, kelembaban maksimum harian berkisar antara 92 100%, dan kelembaban udara minimum harian berkisar antara 50-81%. Kelembaban minimum terjadi pada tanggal 9 dan 22 sebesar 50% dan kelembaban maksimum terjadi pada tanggal 16 sebesar 100%. Profil kelembaban harian bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 15.

16 Gambar 15.Grafik Profil Kelembaban Udara Harian Oktober 2017 Gambar 16.Grafik Profil Kelembaban Udara Rata-rata Perjam Oktober 2017 Profil kelembaban udara rata-rata per-jam mencapai nilai maksimum terjadi antara jam 01.00 08.00 WITA dengan nilai berkisar antara 98 100 %, sedangkan kelembaban udara minimum terjadi antara jam 12.00-16.00 WITA dengan nilai berkisar antara 50-53%. Detail profil kelembaban rata-rata per jam bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 16.

17 3. Suhu Udara Profil suhu udara rata-rata harian bulan Oktober 2017 berkisar antara 24.9 29.6 0 C, suhu udara maksimum harian berkisar antara 29.0 35.6 0 C, dan suhu udara minimum harian berkisar antara 23.2 25.6 0 C. Suhu udara maksimum adalah sebesar 35.6 0 C terjadi pada tanggal 12. Sedangkan suhu minimum 23.2 0 C terjadi pada tanggal 11. Profil suhu udara harian bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Grafik Profil Suhu Udara Harian Oktober 2017 Profil suhu udara rata - rata perjam bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 18. Dari grafik dapat terlihat kecenderungan suhu udara meningkat mulai pukul 07.00 WITA. Rata-rata suhu udara maksimum berkisar antara 35.0 35.6 0 C terjadi antara pukul 13.00-16.00 WITA. Rata-rata suhu udara minimum terjadi antara jam 05.00 07.00 WITA dengan suhu berkisar 23.2 23.6 0 C.

18 Gambar 18. Grafik Profil Suhu Udara Rata-rat Perjam Bulan Oktober 2017 4. Jarak Pandang Mendatar (Visibility) Hasil pengamatan jarak pandang mendatar rata-rata perjam di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin bulan Oktober 2017 umumnya > 8 km. Jarak pandang maksimum ( > 9 km) terjadi pada pagi hingga malam hari antara pukul 09.00 22.00 WITA. Visibility mulai menurun (< 9 km) antara pukul 23.00-08.00 WITA. Kondisi ini dikarenakan kabut (fog) atau asap (smoke). Profil Jarak Pandang Mendatar (visibility) rata - rata harian bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Oktober 2017

19 Gambar 20. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Oktober 2017 Selama bulan Oktober 2017, jarak pandang mendatar (visibility) yang tergolong ekstrim (< 1000 m) terjadi sebanyak 6 kali dimana jarak pandang mendatar mencapai 100 meter pada tanggal 5. Kondisi ini terjadi akibat adanya kabut, asap maupun hujan dengan intensitas sedang di wilayah Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Grafik Jarak Pandang Mendatar (visibility) Ekstrem bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 20. 5. Curah Hujan Berdasarkan hasil pengukuran, curah hujan kumulatif bulan Oktober 2017 adalah sebesar 95.6 mm dengan hari hujan sebanyak 15 hari. Pada dasarian I jumlah curah hujan kumulatif sebesar 25.7 mm dengan 5 hari hujan, dasarian II jumlah curah hujan sebesar 10.2 mm dengan 4 hari hujan dan dasarian III jumlah curah hujan adalah 59.7 mm dengan 6 hari hujan. Curah hujan harian tertinggi sebesar 21.7 mm terjadi pada tanggal 31 Oktober 2017. Curah hujan normal (rata-rata 30 tahun) bulan Oktober sebesar 138.0 mm. Dibandingkan dengan normalnya, curah hujan bulan Oktober 2017 bersifat Bawah Normal. Grafik curah hujan harian bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 21.

20 Gambar 21. Grafik Curah Hujan Harian Oktober 2017 Berdasarkan hasil pantauan penakar hujan otomatis tipe Hellman di Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor selama bulan Oktober 2017 menyatakan bahwa total curah hujan maksimum perjam sebesar 18.1 mm terjadi antara pukul 13.00 14.00 WITA dan jumlah curah hujan maksimum mutlak yakni sebesar 10.6 mm yang terjadi pada tanggal 30 Oktober 2017. Grafik kejadian hujan harian bulan Oktober 2017 dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 22. Grafik Profil Curah Hujan Setiap Jam Bulan Oktober 2017

21 6. Keadaan Cuaca Berdasarkan hasil pantauan cuaca yang terjadi bulan Oktober 2017 di Stasiun Syamsudin Noor Banjarmasin, kondisi cuaca didominasi oleh kejadian hujan sebanyak 15 kali, petir sebanyak 7 kali, asap sebanyak 4 kali, jarak pandang ekstrim < 1000 meter sebanyak 6 kali kejadian. 7. Kalender Cuaca Gambar 23. Grafik Cuaca Signifikan Bulan Oktober 2017 Gambar 24. Kalender Cuaca Bulan Oktober 2017

22 IV. KEJADIAN CUACA EKSTREM DASARIAN I a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar Pada tanggal 5 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 100 m yang dikarenakan kabut (fog). DASARIAN II a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. Pada tanggal 14 dan 20 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 700 dan 200 m yang dikarenakan asap (smoke). DASARIAN III a. Hujan Lebat Sangat Lebat NIHIL b. Angin Kencang NIHIL c. Suhu Ekstrim NIHIL d. Jarak Pandang Mendatar. Pada tanggal 21, 28 dan 30 dengan jarak pandang mendatar minimum mencapai 400, 200 dan 400 m dikarenakan asap (smoke), kabut (fog) dan hujan dengan intensitas sedang.

23 V. PRAKIRAAN A. PRAKIRAAN HUJAN 1. Prakiraan Sifat Hujan November 2017 Prakiraan sifat hujan November 2017 di wilayah Kalimantan Selatan berdasarkan data Stasiun Klimatologi Banjarbaru secara umum pada kondisi bawah normal hingga atas normal. Sifat hujan normal (85 115%) diperkirakan di sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan. Sifat hujan bawah normal (51 85%) diperkirakan di Kelumpang Selatan Kabupaten Kotabaru, Batulicin Kabupaten Tanah Bumbu, Panyipatan Kabupaten Tanah Laut, Tapin Tengah Kabupaten Tapin,. Sifat hujan di atas normal (116-150%) diperkirakan di Pulau Laut Utara Kab. Kotabaru, Martapura Kota Kab. Banjar, Lok Paikat Kab. Tapin, Padang Batung Kab. Hulu Sungai Selatan, Barabai dan Labuan Amas Utara Kab. Hulu Sungai Tengah, Upau Kab. Tabalong, Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru. Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin diprakirakan sifat hujan dalam kondisi normal. Prakiraan sifat hujan November 2017 dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25. Prakiraan Sifat Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

24 2. Prakiraan Curah Hujan November 2017 Prakiraan akumulasi curah hujan November 2017 di wilayah Kalimantan Selatan secara keseluruhan termasuk dalam kategori menengah hingga tinggi antara 100-400 mm. Prakiraan curah hujan sebagian besar wilayah Kalimantan Selatan dalam kategori menengah antara 200-300 mm. Untuk curah hujan 100-150 mm diprakirakan di Kintap Kabupaten Tanah Laut. Sedangkan curah hujan dengan kategori menengah antara 150-200 mm diprakirakan Kab. Kotabaru (Kelumpang Selatan, Kelumpang Tengah, Pulau Laut Selatan dan Pulau Laut Barat), Kab. Tapin (Bungur), Kab. Hulu Sungai Tengah (Batang Alai Selatan), Kab. Hulu Sungai Utara (Babirik), Kab. Tabalong (Haruai), Kab. Tanah Bumbu (Kusan Hilir, Sei Loban, Kusan Hulu). Sedangkan prakiraan curah hujan kategori tinggi 300 400mm diperkirakan di Kabupaten Banjar (Aluh-aluh) dan Kabupaten Barito (Tabunganen). Wilayah di sekitar Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Landasan Ulin curah hujan diprakirakan antara 200-300 mm. Prakiraan curah hujan bulan November 2017 di wilayah Kalimantan Selatan dapat dilihat pada Gambar 26. Gambar 26. Prakiraan Curah Hujan Kalimantan Selatan Bulan November 2017 Sumber: Stasiun Klimatologi Banjarbaru

25 B. INFORMASI KELAUTAN 1. Tinggi Gelombang Signifikan Gambar 27. Rata-rata Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November Rata-rata tinggi gelombang signifikan pada bulan November di wilayah perairan Kalimantan Selatan berkisar antara 0.2 hingga 0.6 meter. Rata-rata gelombang signifikan tertinggi berada di wilayah Laut Jawa dan dominan dari arah Selatan. Sedangkan untuk rata- rata maksimum tinggi gelombang signifikan pada bulan November antara 0.4 hingga 1.6 meter dari arah Selatan dengan gelombang tertinggi di wilayah perairan Laut Jawa. Gambar 28. Rata-rata Maksimum Tinggi Gelombang Signifikan Bulan November

26 2. Pasang Surut Informasi prakiraan pasang surut bulan November 2017 dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu di wilayah perairan Kota Banjarmasin meliputi Banjarmasin, Sungai Barito, Sungai Tabanio dan wilayah perairan Kabupaten Kotabaru meliputi Teluk Kelumpang, Kampung Baru, Tanjung Pamukan yang dapat dilihat pada lampiran.

27 TIM REDAKSI Pelindung Penanggungjawab Anggota Tim : Irman Sonjaya, M. Si Kepala Stasiun Meteorologi Klas II Syamsudin Noor Banjarmasin : Riza Arian Noor, S.Si, M.Ling Kepala Seksi Observasi Dan Informasi : 1. Purwo Aji Setiawan 2. Rianita Sekar Utami 3. Uli Mahanani 4. Herin Hutri Istyarini 5. Rezky Yunita 6. Rizqi Nur Fitriani 7. Utari Randiana 8. Bayu Kencana Putra

28 Lampiran 1 Pasang Surut Air Laut Bulan November 2017

29

30

31

32

33

34 Lampiran 2 Alamat Website Informasi Meteorologi - BMKG www.bmkg.go.id - BMKG Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor http://stametsyamsudinnoor.com - Prakiraan Cuaca Harian Provinsi Kalimantan Selatan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/prakiraan/cuaca-prakiraan - Informasi Meteorologi Penerbangan http://aviation.bmkg.go.id - Informasi Meteorologi Kelautan http://maritim.bmkg.go.id - Informasi Titik Panas (hotspot) http://satelit.bmkg.go.id/bmkg/index.php?pilih=31 - Informasi Potensi Kebakaran Lahan http://web.meteo.bmkg.go.id/id/peringatan/kebakaran-hutan

BMKG BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR KELAS II BANJARMASIN 2017