ANALISIS MORFOMETRIK KANTONG SEMAR (Nepenthes) DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT E-JURNAL DITA WARDANI NIM.10010300 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
ANALISIS MORFOMETRIK KANTONG SEMAR (Nepenthes) DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH HARAU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA SUMATERA BARAT Oleh Dita Wardani, Nursyahra, Rizki Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat Email: wardanidita2@gmail.com ABSTRACT Nepenthes is a type of plant that has recently become popular among lovers of ornamental plants. People are more familiar with this plant with the name kantong semar. Entire species of Nepenthes in Indonesia reserved by the issuance of Government Regulation No. 7 of 1999. This is because the wild population dwindling. There are even some Nepenthes species are threatened with extinction. This research aims to determine the diversity and kinship Pockets Semar (Nepenthes) in the nature reserve area Harau Valley based on morphological characters. This study uses survey and collection directly in the field with random or random sampling method followed by measuring the morphological characters. Results of this study found 21 individual variation which consists of 4 species of Nepenthes and found morphological characters of leaves and sacs varies between species. Leaves and sacs can be used to differentiate between species, most dominate in this area is Nepenthes gracilis with 9 variations morphology that is growing together Gleichenia linearis and Melastoma. Keyword : Nepenthes, Kekerabatan, Morfometrik PENDAHULUAN Tumbuhan di muka bumi ini mempunyai keunikan tersendiri, salah satunya adalah tumbuhan yang mempunyai kantung di ujung daun yang dimasukkan ke dalam genus Nepenthes. Nepenthes merupakan jenis tumbuhan yang belakangan ini menjadi populer dikalangan pecinta tumbuhan hias. Orang lebih mengenal tumbuhan ini dengan dengan nama kantong semar. Bentuk dan warna kantung yang bervariasi dan unik merupakan daya tarik yang dimiliki tumbuhan ini (Irawan, 2008). Nepenthes sudah banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti batangnya yang lentur untuk tali pengikat, air dari kantong tertutup untuk obat pencuci mata dan kantung yang sudah dewasa dipakai untuk tempat membuat sejenis makan yang disebut lamang (Tamin dan Hotta, 1986). Namun yang cukup memprihatinkan ada beberapa daerah di Sumatera Barat yang masyarakatnya sudah mulai mengambil langsung tumbuhan Nepenthes dari habitatnya untuk diperdagangkan sebagai tanaman hias. Saat ini, seluruh spesies Nepenthes yang ada di Indonesia dilindungi undang-undang dengan dikeluarkannya peraturan pemerintah nomor 7 tahun 1999. Hal ini disebabkan populasinya di alam semakin berkurang. Bahkan ada beberapa spesies Nepenthes yang terancam punah, seperti Nepenthes clipeata dan Nepenthes aristolochiodes. Kepunahan populasi atau erosi genetis perlu dihindari agar potensinya tetap dapat dimanfaatkan secara bijaksana untuk kepentingan dan kesejahteraan manusia (Mansur, 2006). Semakin menyusutnya luas hutan yang disertai kerusakan, dikhawatirkan akan berdampak langsung berkurangnya populasi dan keanekaragaman Nepenthes. Bahkan dapat mengakibatkan kepunahan, untuk itu perlu dilakukan analisis morfologi untuk mengetahui hubungan kekerabatan antar species Nepenthes dengan menggunakan metode morfometrik. Metode morfometrik merupakan suatu metode yang mengetahui variasi suatu spesies dengan melakukan pengujian karakter morfologi kuantitatif dengan statistik (Wien, 2000 dalam Wati, 2012). Keragaman genetik berdasarkan karakter morfologi pada umumnya lebih tinggi dibanding dengan keragaman genetik yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan eksternalnya. Teknik pengukuran keragaman genetik dengan metode pengukuran morfologi tetap dibutuhkan karena dapat dilihat secara langsung dan mudah dilakukan. Salah satu hutan tempat ditemukannya tumbuhan Nepenthes adalah hutan yang terdapat di kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian tanggal 02 Agustus 1979, sebagian kawasan Cagar Alam (CA) Lembah Harau dialih fungsikan menjadi Taman Wisata Alam (TWA). Berdasarkan informasi dari Balai konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, ketidak pastian batas Cagar Alam menyebabkan masyarakat sering tanpa sengaja menggarap lahan di kawasan Cagar Alam menjadi lahan perkebunan. Dari pengalaman pengelolaan kawasan di daerah Cagar Alam juga cukup rawan
terjadinya kebakaran. Hal tersebut dapat menyebabkan rusaknya keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman dan hubungan kekerabatan kantong semar (Nepenthes) di kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan pada bulan Februari- Agustus 2015 di kawasan Cagar Alam Lembah Harau dan dilakukan identifikasi di lapangan dan di lanjutkan di Laboratorium Botani Program Studi Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan koleksi langsung dilapangan, dimana pengambilan sampelnya dengan metode acak atau random sampling kemudian dilanjutkan dengan mengukur karakter morfologi dengan menggunakan jangka sorong, pembuatan herbarium dengan alkohol 96% dan analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat, ditemukan 21 variasi individu Nepenthes dengan 4 species yaitu, Nepenthes eustachya dengan jumlah 7 variasi individu, Nepenthes ampullaria dengan jumlah 2 variasi individu, Nepenthes gracilis dengan 9 variasi individu, dan Nepenthes albomarginata dengan 3 variasi individu. Karakter morfologi yang telah diamati pada penelitian ini sebanyak 47 karakter yang terdiri karakter daun, karakter kantung, dan karakter batang yang meliputi pengukuran kuantitatif dan pengamatan kualitatif. Hasil pengamatan dan pengukuran 47 karakter morfologi dari 21 variasi individu Nepenthes yang ditemukan di kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat dapat di lihat pada Tabel 1 menunjukkan bahwa Nepenthes memiliki Karakter daun dan kantung yang berbeda. Dari Tabel 1 ditemukan bahwa daun yang paling panjang adalah Nepenthes gracilis 7 (23,90±0,82), dan daun yang paling pendek ditemukan pada Nepenthes gracilis 2 (5,23±1,00), tulang daun utama yang paling panjang ditemukan pada Nepenthes ampullaria 2 (19,33±3,84), dan tulang daun utama yang paling pendek ditemukan pada Nepenthes gracilis 2 (4,83±1,19), daun yang terlebar ditemukan pada Nepenthes eustachya 1 (3,70±0,30) dan yang paling kecil ditemukan pada Nepentes gracilis 1 (0,97±0,21), diameter batang terbesar dapat ditemukan pada Nepenthes eustachya (0,62±0,34), dan diameter batang terkecil pada Nepenthes gracilis 3 (0,03±0,01). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 6 bulan dan 3 kali pengambilan sampel Nepenthes di kawasan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat tidak semuanya memiliki kantung atas dan kantung bawah, dari 21 individu Nepenthes yang di koleksi hanya 9 individu yang memiliki kantung atas saja, 3 individu yang mempunyai kantung atas dan kantung bawah, dan 9 individu yang mempunyai kantung bawah saja. Pengamatan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa, Nepenthes eustachya 7 memiliki kantung atas yang paling panjang (17,57±0,81), dan Nepenthes gracilis 5 memiliki kantung atas yang paling pendek. Diameter terlebar dari kantung atas ditemukan pada Nepenthes eustachya 7 (4,64±0,29), dan diameter terlebar dari kantung yang ukurannya paling kecil ditemukan pada Nepenthes gracilis 8 (1,82±0,70). Diameter terkecil dari kantung yang paling lebar ditemukan pada Nepenthes eustachya7 (2,90±0,26), dan diameter terkecil dari kantung yang paling kecil ditemukan pada Nepenthes gracilis 5 (1,07±0,15). Diameter mulut horizontal yang terpanjang terdapat pada Nepenthes eustachya 7 (4,24±0,73), diameter mulut horizontal yang terpendek ditemukan pada Nepenthes gracilis 5 (1,23±0,23), diameter mulut vertikal yang paling panjang ditemukan pada Nepenthes eustachya 7 (4,10±0,93. Diameter mulut vertikal terpendek ditemukan pada Nepenthes gracilis 5 (1,15±0,22). Penutup kantung terpanjang terdapat pada Nepenthes eustrachya 3 (4,55±0,35). Penutup kantung terpendek ditemukan pada Nepenthes gracilis 5 (1,45±0,08), Nepenthes eustachya 7 memiliki penutup kantung terlebar (4,23±0,67). Nepenthes albomarginata 1 memiliki lebar penutup kantung terkecil (0,85±0,21), Nepenthes eustachya 7 memiliki sulur terpanjang (25,47±1,10), Nepenthes gracilis 5 memiliki sulur terpendek (6,20±2,03), Nepenthes gracilis8 memiliki bibir yang paling tebal (1,47±0,15). Dan bibir yang paling tipis terdapat pada Nepenthes gracilis 4, Nepenthes gracilis 6, Nepenthes gacilis 7, dan Nepenthes gracilis 9 (0,01±0,00). Sayap yang paling lebar terdapat pada Nepenthes eustacya3 (0,20±0,10), lebar sayap yang paling kecil terdapat pada Nepenthes gracilis 6, Nepenthes eustachya 5 Nepenthes gracilis 8, Nepenthes gracilis 9, dan Nepenthes gracilis 7 (0,01±0,00). Taji yang paling panjang terdapat pada Nepenthes gracilis8 (0,50±0,00), taji yang paling pendek terdapat pada Nepenthes gracilis 4 (0,04±0,01).
Kantung bawah yang terpanjang terdapat pada Nepenthes eustachya 1 (9,97±2,47), kantung bawah yang terpendek terdapat pada Nepenthes gracilis 3 (5,05±2,19). Diameter terlebar dari kantung bawah terdapat pada Nepenthes ampullaria 2 (3,47±0,36), diameter terlebar dari kantung yang paling kecil pada kantung bawah terdapat pada Nepenthes gracilis 3 (1,48±0,36). Diameter terkecil dari kantung yang paling besar ditemukan pada Nepenthes ampullaria 2 (3.31±0,31), diameter terkecil dari kantung bawah terdapat pada Nepenthes eustachya 2 (0,82±0,11). Diameter mulut horizontal yang paling panjang pada kantung bawah terdapat pada Nepenthes ampullaria 2 (2,53±0,36), diameter mulut horizontal yang terpendek pada kantung bawah terdapat pada Nepenthes eustachya 2 (1,20±0,14). Diameter mulut vertikal kantung bawah yang paling panjang terdapat pada Nepenthes ampullaria 2 (2,42±0,15), diameter mulut vertikal yang paling pendek pada kantung bawah adalah pada Nepenthes gracilis 7 (1,25±0,17). Penutup kantung yang paling panjang terdapat pada Nepenthes ampullaria 2 (2,77±0,18), penutup kantung yang terpendek terdapatp pada Nepenthes gracilis 3 (1,03±0,16). Penutup kantung terlebar pada kantung bawah terdapat pada Nepenthes gracilis 2 (2,47±0,46), penutup kantung terkecil terdapat pada Nepenthes ampullaria 2 (0,90±0,10). Nepenthes eustachia 1 memiliki sulur terpanjang (12,73±4,92) dan sulur terpendek terdapat pada Nepenthes albomarginata 3 (3,13±0,06). Nepenthes ampullaria 2 memiliki bibir yang paling tebal (0,97±0,02), bibir yang paling tipis terdapat pada Nepenthesgracilis 1, Nepenthes gracilis 2, Nepenthes eustachya 2, dan Nepenthes gracilis 7 (0,01±0,00).Nepenthes ampullaria 2 memiliki sayap yang paling lebar (0,53±0,06), sayap yang paling kecil terdapat pada Nepenthes eustachya 1, Nepenthes gracilis 2, Nepenthes eustachya 2, dan Nepenthes gracilis 4 (0,01±0,00). Taji yang terpanjang terdapat pada Nepenthes ampullaria 2 (0,83±0,23), taji yang terpendek terdapat pada Nepenthes eustachya 1 (0,04±0,00). Tabel 1. Data pengukuran morfologi Nepenthes no Karakter EU1 EU2 EU3 EU4 EU5 EU6 EU7 GR1 GR2 GR3 GR4 GR5 GR6 GR7 GR8 GR9 AM1 AM2 AL2 AL1 AL3 1 Panjang daun 16,97±2,22 6,53±0,31 12,33±1,01 7,77±1,40 12,67±1,53 7,13±0,29 14,37±1,27 7,30±1,25 5,23±1,00 11,70±3,76 13,47±2,57 14,57±4,81 13,23±1,21 23,90±0,82 11,83±1,27 11,17±0,76 16,17±2,57 20,73±2,80 12,17±0,29 10,17±1,44 10,67±0,98 2 Panjang tulang daun utama 15,67±1,53 6,23±0,32 12,53±0,81 6,93±1,16 15,83±1,26 7,10±0,30 15,70±0,52 6,80±1,57 4,83±1,19 11,50±3,44 10,70±2,75 12,57±4,01 11,10±1,15 19,10±0,62 8,67±1,53 10,43±0,21 15,50±2,65 19,33±3,84 12,17±0,29 10,17±1,44 10,20±0,96 3 lebar daun 3,70±0,30 1,97±0,25 3,07±0,31 2,37±0,35 4,13±0,31 1,60±0,26 3,40±0,26 0,97±0,21 1,03±0,25 1,87±0,31 1,60±0,35 1,67±0,29 3,07±0,12 3,60±0,20 3,17±0,35 3,07±0,12 3,67±0,29 5,33±0,81 2,43±0,12 1,63±0,35 1,67±0,12 4 diameter batang 0,62±0,34 0,29±0,02 0,44±0,05 0,38±0,07 0,47±0,04 0,33±0,06 0,55±0,04 0,45±0,06 0,04±0,01 0,03±0,01 0,38±0,11 0,39±0,03 0,44±0,02 0,50±0,04 0,46±0,02 0,55±0,03 1,00±0,01 3,49±0,32 1,20±0,00 0,21±0,00 0,54±0,07 kantung atas 5 panjang kantung 15,90±2,26 10,75±0,35 12,50±0,71 17,57±0,81 10,03±0,95 7,50±1,45 11,50±2,02 12,97±0,87 9,57±2,85 10,39±1,90 13,15±5,44 9,83±1,76 6 diameter terlebar dari kantung 3,01±0,56 2,38±0,23 3,38±0,13 4,64±0,29 2,67±0,34 1,98±0,30 2,50±0,50 2,97±0,24 1,82±0,70 2,58±0,33 2,48±1,45 1,59±0,23 7 diameter terkecil dari kantung 1,87±0,33 1,55±0,03 1,97±0,22 2,90±0,26 1,60±0,40 1,07±0,15 2,23±0,29 2,10±0,22 1,58±0,83 1,46±0,05 1,56±0,78 1,16±0,06 8 diameter mulut horizontal 3,04±1,16 2,68±0,39 2,11±0,01 4,24±0,73 1,83±0,15 1,23±0,23 2,24±0,30 2,74±0,29 1,77±0,38 1,99±0,22 2,55±1,98 1,54±0,32 9 diameter mulut vertikal 3,33±0,37 2,60±0,13 3,30±0,53 4,10±0,93 1,72±0,42 1,15±0,22 2,31±0,46 2,64±0,10 2,16±0,86 1,91±0,20 2,42±1,36 1,92±0,36 10 panjang penutup kantung 4,55±0,35 2,41±0,13 2,76±0,07 3,80±0,40 1,78±0,28 1,45±0,08 2,71±0,56 2,69±0,32 1,73±0,62 2,11±0,23 2,80±1,92 1,91±0,23 11 lebar penutup kantung 3,58±0,17 3,09±0,72 2,25±0,07 4,23±0,67 1,72±0,24 1,33±0,24 2,70±0,74 3,00±0,46 1,78±0,57 2,02±0,33 2,35±2,03 1,28±0,16 12 panjang sulur 21,27±3,48 17,70±2,40 20,00±0,00 25,47±1,10 10,00±1,82 6,20±2,03 14,83±2,67 16,60±1,15 12,13±1,23 21,13±0,81 17,75±10,25 8,87±1,91 13 tebal bibir 0,28±0,16 0,18±0,03 0,15±0,07 0,44±0,12 0,01±0,00 0,11±0,06 0,01±0,00 0,01±0,00 0,47±0,15 0,01±0,00 0,28±0,23 0,11±0,00 14 Lebar sayap 0,20±0,10 0,10±0,00 0,01±0,00 0,01±0,00 0,02±0,01 0,13±0,06 0,01±0,00 0,10±0,00 0,01±0,00 0,01±0,00 0,16±0,21 0,11±0,00 15 Panjang taji 0,27±0,06 0,25±0,21 0,30±0,00 0,20±0,00 0,04±0,01 0,37±0,12 0,37±0,06 0,33±0,06 0,50±0,00 0,40±0,10 0,31±0,01 0,17±0,12 kantung bawah 16 panjang kantung 9,97±2,47 6,85±0,35 9,30±0,79 9,30±0,57 9,97±1,80 5,05±2,19 8,27±1,88 9,35±2,19 7,20±0,85 9,35±2,33 7,70±0,98 8,30±0,66 17 diameter terlebar dari kantung 2,06±0,49 1,65±0,13 2,62±0,30 2,17±0,01 2,65±0,31 1,48±0,36 2,47±0,46 2,20±0,42 1,81±0,10 4,45±1,15 3,47±0,36 1,96±0,15 18 diameter terkecil dari kantung 1,38±0,41 0,82±0,11 1,45±0,13 1,46±0,16 1,63±0,45 1,03±0,15 1,39±0,28 1,24±0,01 1,20±0,10 3,74±0,80 3,31±0,31 1,31±0,07 19 diameter mulut horizontal 1,89±0,32 1,20±0,14 2,01±0,16 1,89±0,10 2,04±0,29 1,34±0,01 1,81±0,34 1,37±0,52 1,22±0,03 3,80±0,14 2,53±0,36 1,31±0,10 20 diameter mulut vertikal 1,76±0,59 1,59±0,45 2,00±0,14 1,57±0,23 1,91±0,36 1,30±0,05 1,69±0,45 1,69±0,45 1,25±0,17 3,60±0,56 2,42±0,15 1,56±0,11 21 panjang penutup kantung 2,14±0,65 1,48±0,45 2,00±0,23 1,86±0,09 2,23±0,40 1,03±0,16 1,92±0,83 2,22±0,01 1,31±0,12 3,75±1,06 2,77±0,18 1,78±0,19 22 lebar penutup kantung 0,98±0,72 1,19±0,12 2,41±0,11 2,10±0,21 2,47±0,46 1,20±0,28 1,77±0,54 2,29±0,01 1,55±0,27 0,85±0,21 0,90±0,10 1,68±0,08 23 panjang sulur 12,73±4,92 7,90±0,14 11,17±2,48 8,50±1,70 6,77±2,05 6,35±1,48 5,67±1,15 6,30±0,14 4,40±0,53 11,65±0,21 8,00±0,20 3,13±0,06 24 tebal bibir 0,31±0,07 0,01±0,00 0,26±0,01 0,01±0,00 0,01±0,00 0,04±0,04 0,08±0,01 0,10±0,00 0,01±0,00 1,45±0,49 0,97±0,02 0,26±0,03 25 Lebar sayap 0,01±0,00 0,01±0,00 0,10±0,00 0,15±0,07 0,01±0,00 0,23±0,06 0,01±0,00 0,20±0,00 0,20±0,00 0,85±0,07 0,53±0,06 0,40±0,00 26 panjang taji 0,04±0,00 0,2±0,00 0,10±0,00 0,25±0,07 0,37±0,12 0,17±0,06 0,23±0,06 0,10±0,00 0,43±0,06 0,70±0,00 0,83±0,23 0,30±0,17 Ket :Eu = Nepenthes eustachya, Gr = Nepenthes gracilis, Al = Nepenthes albomarginata, Am = Nepenthes ampullaria Berdasarkan pengamatan pada Tabel 1 bahwa, Nepenthes eustachya memiliki karakter yang berbeda pada bentuk batang, permukaan daun atas, tangakai pada daun, dan memiliki kantung yang paling besar serta daun yang cukup panjang, kemudian di ikuti oleh Nepenthes gracilis, memiliki batang berbentuk segitiga, daun berbentuk hijau dan kemerah-merahan, pertulangan daun terlihat jelas sertaujung daun meruncing, kantung atas tidak memiliki sayap sedangkan kantung bawah memiliki sayap. Nepenthes gracillis paling banyak ditemukan di lapangan, N. Gracilis ditemukan tumbuh di pinggir sungai, semak-semak pinggir hutan, di Kawasan hutan Cagar Alam Lembah Harau N. Gracilis mendominasi di bandingkan dengan Nepenthes lainnya hal ini sesuai dengan yang di kemukakan (Tamin, 2008), bahwa N. Gracilis adalah tumbuhan dataran rendah dan
dataran tinggi, di bawah 1200 mdpl. Suka tumbuh pada tempat-tempat tanah kritis bersama dengan jenis tumbuhan lain seperti Gleichenia linearis (paku resam), melastoma malabatrikum sebagai indikator tanah kritis dalam vegetasi semak belukar. Di lapangan N. Gracilis ditemukan tumbuh bersama paku resam dan tumbuhan Melastoma. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa : 1. Karakter morfologi daun dan kantung bervariasi, daun dan kantung dapat digunakan sebagaipembeda antar species. 2. Di kawasan Cagar Alam Lembah harau di temukan 4 jenis Nepenthes, yang paling medominasi di kawasan ini adalah Nepenthes Gracilis yang tumbuh bersama paku resam dan melastoma. Setelah dilakukan penelitian tentang kekerabatan dari individu Nepenthes berdasarkan variasi morfologi maka perlu disarankan : 1. Perlunya dilakukan penelitian yang berhubungan dengan ekologi dan penyebaran Nepenthes di Sumatera Barat. 2. Perlunya dilakukan penelitian tentang keragaman genetik Nepenthes yang terdapat di Sumatera Barat dan aspek biologi lainnya termasuk peranan species dalam ekosistem. DAFTAR PUSTAKA Irawan, A. 2008. Nepenthes si Pemakan Serangga. (http://deltainkey.com/angio/wwwnepentha.htm, diakses Mai 2015. Mansur, M. 2006. Nepenthes kantung semar yang unik. Penebar swadaya. Jakarta. Radford. A. E. 1986. Fundamental of Plant Systematics. Harper and Row Published. New York. Tamin, R dan M. Hotta. 1986. Nepenthes di Sumatera. The genus Nepenthes of the Sumatera Island. Sumatera Nature Study (Botany), Kyoto Univsersity, Japan. Tamin, R. 2008. Herbarium universitas Andalas. Universitas Andalas. Padang Meliya Wati (2012). Analisis Variasi Genetik Fejerfarya Nicobariensisstolickza, 1870 (Ranidae) Berdasarkan Morfometrik Dan 16s Rrna Serta Sitokrom b di Sumatera Barat, Thesis Universitas Andalas (tidak dipublikasikan).