BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes Nomor. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kepmenkes RI Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh pemerintah. Menurut Kepmenkes RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknik dinas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB I PENDAHULUAN. kepuasan dan kenyamanan pasien serta masyarakat. Salah. kesehatan. Sehingga jika dari masing-masing unit sudah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit mampu melaksanakan fungsi yang profesional baik dibidang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan di rumah sakit. Rekam medis merupakan catatan tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki derajat kesehatan yang optimal, adil dan. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit adalah institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan di berbagai instansi kesehatan dengan dukungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permenkes No. 128 tahun 2004 pengertian Puskesmas. adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, memiliki peran

penyimpanan, (c) mudah pengambilannya, (d) melindungi berkas rekam medis dari bahaya pencurian, bahaya kerusakan fisik, kimiawi dan biologi.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENYIMPANAN DAN PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI RUANG FILING RSUD dr. MOEWARDI ABSTRAK

TINJAUAN PENGGUNAAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan

ANALISIS LAMA WAKTU TUNGGU PELAYANAN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS DI RSPAU dr. S. HARDJOLUKITO YOGYAKARTA Ir. Ganis Wirawan, M.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat. kesehatan yang optimal, hal itu di karenakan puskesmas mempunyai dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam lemari maka akan timbul kesulitan besar pada saat nanti akan

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit tersebut, maka terkena kewajiban menyelenggarakan. pelayanan rekam medis sesuai dengan PERMENKES RI No.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, disebutkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit menyangkut berbagai tingkatan maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit

TINJAUAN PELAKSANAAN PROSEDUR PEMINJAMAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI UNIT FILING RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djoyosoegito dalam Hatta (2010), rumah sakit merupakan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No.269 tahun

PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan. Seperti yang tercantum dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan sangat melekat dengan kegiatan pelayanan, sehingga ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan salah satu ujung tombak dalam hal. kesehatan yang dapat membantu mewujudkan derajat kesehatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan pada pasien. (3) peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. (4)

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat komplek dalam berbagai jenis pelayanan kesehatan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara maksimal. Untuk mewujudkan pelayanan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan yang. klinik yang menyelenggarakan pelayanan medik dasar baik umum

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas dunia yang dimulai dengan Asean Free Trade

TINJAUAN PELAKSANAAN SISTEM PENJAJARAN DOKUMEN REKAM MEDIS DI BAGIAN FILING RSUD KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2013

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan secara merata, dengan mengutamakan upaya. penyembuhan penyakit dan pemuliahan kesehatan, yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. harus direkam dan didokumentasikan ke dalam bentuk catatan medis. yang disebut rekam medis atau rekam kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini masalah kesehatan telah menjadi

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB I PENDAHULUAN. puskesmas. Menurut Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang. Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Kesehatan Masyarakat yang

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, puskesmas adalah unit pelaksana. teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung-jawab

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap. mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. harus dipelihara kerena bermanfaaat bagi pasien, dokter dan rumah sakit. pengobatan dan perawatan kepada pasien.

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009). Dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan kesehatan,

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

BAB IV HASIL PENELITIAN. Rumah Sakit. Ken Saras dibangun pada tahun 2007 dengan ijin. Bupati Semarang nomor 648/049761/2009. Terletak di Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

Evaluasi Kinerja Unit Filing & Retrieving Data di Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah

URAIAN TUGAS INSTALASI REKAM MEDIK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. 1. Karakteristik Petugas. Berdasarkan teori yang ada pekerja dengan usia tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

TINJAUAN PROSEDUR PELEPASAN INFORMASI MEDIS DALAM MENJAGA ASPEK KERAHASIAN REKAM MEDIS DI RSUD dr. DARSONO KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada paling dekat ditengah-tengah masyarakat dan mudah. yang bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comprehensive

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Rekam medis merupakan bagian terpenting di rumah sakit. Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan tindakan, dan pelayanan kepada pasien di sarana kesehatan (Hatta, 2008). Semua kegiatan yang dilakukan terhadap pasien harus tercatat dalam rekam medis. Menurut Huffman (1994), rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenal siapa, apa, mengapa, bilamana dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemu kenali (mengidentifikasi) pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.karena semua informasi yang dilakukan tercatat dalam rekam medis, isi dari rekam medis adalah sangat rahasia dan harus dijaga dengan baik dan benar. Rekam medis disimpan disuatu tempat tersendiri yang keamanannya sangat dijaga. Berkas yang masuk dan keluar dari ruang penyimpanan rekam medis harus tercatat dalam dalam buku register. Buku register berguna untuk mengkontrol berkas dan mempermudahkan dalam pelacakan berkas jika berkas tidak bisa ditemukan di tempat penyimpanan. Menurut Huffman (1994), aturan utama di area file adalah bahwa tidak satu pun catatan bisa dikeluarkan dari file tanpa diganti oleh outguide. Aturan ini berlaku tidak saja untuk personil yang berasal dari luar depertement informasi kesehatan tetapi juga bagi pegawai yang bekerja di depertemen tersebut. Hal ini membuktikan bahwa rekam medis memiliki sifat rahasia Selain itu sifat rahasia dan penting yang dimiliki oleh rekam medis mengharuskan rekam medis tidak boleh hilang atau terselip di tempat yang tidak semestinya. Keadaan berkas rekam medis yang tidak pada tempatnya sering disebut dengan istilah misfile. Saat berkas mengalami misfile petugas diharuskan untuk mencari berkas dapat ditemukan. Selain sifat rahasia yang dimiliki oleh rekam medis, alasan lain berkas rekam medis harus ditemukan adalah untuk menjaga kesinambungan pelayanan yang diberikan. Karena rekam medis memuat semua pelayanan yang diberikan kepada pasien, mulai dari pemeriksaan oleh perawat hingga diagnosis dan 1

2 tindakan yang diberikan oleh dokter. Rekam medis juga sangat berguna dan membantu dokter dalam melayani pasien yang menderita penyakit kronis atau menahun. Karena dengan adanya rekam medis dokter dapat dengan mudah menganalisis pengobatan apa yang sudah dilakukan dan apa saja yang akan dilakukan kepada pasien. Selain untuk menjaga kesinambungan pelayanan, rekam medis juga digunakan sebagai alat berkomunikasi antar pemberi pelayanan kesehatan. Di dalam rekam medis terdapat catatan dari perawat, dokter, radiolog, ahli gizi, bahkan psikolog. Dalam prakteknya kecil kemunkinan pemberi pelayan kesehatan tersebut saling berkomunikasi saat pelayanan berlangsung, sebagai alat perantara komunikasi, mereka menggunakan rekam medis dengan menuliskan hasil pemeriksaan dan catatan-catatan yang mereka anggap penting untuk menjelaskan kepada pemberi pelayanan lain yang menangani pasien yang sama. Rekam medis sangat diperlukan dalam pelayanan pasien post rawat inap. Pasien post rawat inap dianjurkan untuk memeriksakan kondisi mereka setelah keluar dari bangsal perawatan untuk melihat kondisi mereka membaik atau membutuhkan pelayanan rawat inap kembali. Dalam rekam medis tercatat semua pengobatan dan tindakan yang diberikan selama pasien mendapatkan pelayanan rawat inap. Saat pasien datang kembali untuk memeriksakan kondisinya paska rawat inap, dokter membutuhkan catatan saat pasien menjalani rawat inap. Disinilah peran rekam medis untuk memberikan informasi ke dokter tentang kondisi terkahir pasien. demikian seterusnya hingga pasien dinyatakan benar-benar sembuh. Masalah akan timbul apabila rekam medis tidak ditemukan di tempat filing saat dibutuhkan. Pelayanan pasien akan terganggu apabila kejadian misfile terjadi. Pasien akan menunggu pelayanan lebih lama karena pelayanan tidak bisa dilakukan tanpa adanya rekam medis. Apabila hal tersebut terjadi makan mutu pelayanan rumah sakit akan menurun. Mutu pelayanan menurun karena waktu tunggu pasien menjadi lama karena penyediaan berkas yang lama. Apabila rekam medis pasien tidak bisa ditemukan karena terselip atau hilang, dokter akan mengalami kesulitan dalam melihat kondisi pasien post rawat inap. Kemungkinan tidak ditemukan atau hilang untuk berkas post rawat inap lebih tinggi daripada berkas rekam medis pasien rawat jalan karena berkas

3 rekam medis akan melewati beberapa tempat. Berkas akan melewati klinik, pelayanan penunjang hingga ke bangsal perawatan. Dalam distribusi dari 1 tempat ketempat yang lain kemungkinan berkas terselip sangat tinggi. Di RSUD Wonosari kejadian tidak ditemukannya berkas rekam medis (misfile) saat pasien datang untuk mendapat pelayanan masih terjadi. Terutama untuk pasien post rawat inap. Kejadian ini membuat penyediaan berkas rekam medis menjadi lama. Dengan penyediaan berkas yang lama, mengakibatkan waktu tunggu pasien menjadi lama. Karena hal tersebut terjadi penumpukan pasien pada antrian poliklinik. Dengan tidak ditemukannya berkas rekam medis tersebut pelayanan kepada pasien akan terganggu karena dokter tidak bisa memeriksa kondisi pasien tanpa adanya berkas rekam medis. Dokter membutuhkan rekam medis untuk melihat riwayat pemeriksaan saat rawat inap yang dilakukan sebelumnya. Menurut studi pendahuluan pada yang dilakukan pada bulan Januari oleh peneliti, ada faktor yang menyebabkan misfile di RSUD Wonosari yaitu tidak semua berkas rekam medis tertata di dalam rak penyimpanan.dari masalah tersebut peneliti tertarik mengangkat masalah tersebut untuk dijadikan penelitian karena kemunkinan masih ada faktor lain yang menyebabkan terjadi misfile di RSUD Wonosari. Selain itu peneliti tertarik untuk melihat berapa persentase kejadian misfile yang ada di RSUD Wonosari. Peneliti memiliki ide untuk melakukan analisis faktor penyebab terjadinya misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari. Dengan demikian masalah misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari dapat teratasi dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab misfile. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan analisis faktor penyebab terjadinya misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari. C. Tujuan 1. Tujuan Umum Melakukan analisis faktor penyebab terjadinya misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari

4 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui persentase terjadinya misfile dan persentase tempat keberadaan berkas rekam medis post rawat inap di RSUD Wonosari b. Mengetahui faktor penyebab misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis a. Bagi Rumah Sakit 1) Menjadi bahan pertimbangan dalam melakukan pengambilan keputusan terkait tingkat misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari b. Bagi peneliti 1) Menambah wawasan dan pengalaman dalam melukan penelitian tentang analisis faktor penyebab misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari 2. Manfaat Teoritis a. Institusi pendidikan 1) Menjadi acuan pembelajaran untuk melukan penelitian terkait penelitian analisis faktor penyebab misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari b. Peneliti lain 1) Menjadi referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian terkait penelitian analisis faktor penyebab misfile pada pasien post rawat inap di RSUD Wonosari E. Keaslian Penelitian Penelitian berjudul Analisis Faktor Penyebab Terjadinya Misfile pada Pasien Post Rawat Inap di RSUD Wonosari belum pernah dilakukan di RSUD Wonosari, tetapi dalam penelitian ini terdapat kesamaan dengan beberapa penelitian sebelumnya. Adapun penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sari (2009) meneliti faktor-faktor tidak ditemukannya berkas rekam medis rawat jalan di tempat penyimpanan di BLU RSUD Tidar Kota Magelang.

5 Hasil dari penelitian Sari (2009) yaitu persentase tidak ditemukannya berkas rekam medis di tempat penyimpanan pada saat dibutuhkan yaitu sebesar 15,32%. Faktor penyebab tidak ditemukannya berkas rekam medis di tempat penyimpanan saat dibutuhkan yaitu karena pasien tidak membawa kartu, berkas rekam medis salah simpan, berkas rekam medis masih di poliklinik. Persamaan penelitian yang dilakukan adalah mencari faktor- faktor tidak ditemukannya rekam medis di ruang filing dan tidak ditemukannya berkas rekam medis di tempat penyimpanan. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang berfokus pada tidak ditemukannya berkas rekam medis pasien post rawat inap, menghitung persentase keberadaan berkas selain di rak filing dan tempat penelitian yang dilakukan. 2. Nugroho (2015) meneliti faktor-faktor penyebab tidak tersedianya berkas rekam medis di bagian penyimpanan di Happy Land Medical Centre Yogyakarta. Hasil dari penelitian ini adalah sistem penyimpanan rekam medis yang digunakan di Happy Land Medical Centre Yogyakarta adalah sentralisasi. Sedangkan sistem penjajaran berkas rekam medis di Happy Land Medical Centre Yogyakarta menggunakan sistem angka akhir (terminal digit filing). Faktor-faktor penyebab tidak tersedianya berkas rekam medis di bagian penyimpanan rekam medis pada saat pelayanan adalah salah simpan (misfile) dikarenakan terbatasnya petugas penyimpanan/penjajaran dan kurangnya ketelitian petugas, berkas rekam medis masih di poliklinik dikarenakan masih dalam proses rekap di poliklinik oleh perawat dan berkas rekam medis masih tertinggal di bangsal dikarenakan perawat yang masih baru yang tidak langsung mengembalikan berkas rekam medis ke bagian penyimpanan berkas rekam medis Persamaan penelitian yang dilakukan adalah mencari faktor- faktor tidak ditemukannya rekam medis di ruang filing. Perberdaan penelitian yang dilakukan adalah peneliti berfokus pada tidak ditemukannya berkas rekam medis post rawat inap, menghitung persentase tidak ditemukannya

6 berkas rekam medis di tempat penyimpanan dan persentase keberadaan berkas selain di rak filing, serta tempat penelitian yang dilakukan 3. Puspitasari (2016) meneliti faktor penyebab berkas rekam medis tidak berada di rak penyimpanan di RSUD Wates. Hasil dari penelitian yang dilakukan adalah alur berkas di RSUD Wates rawat jalan setelah dikembalikan dari poliklinik/igd, berkas tidak diolah tetapi langsung dikembalikan ke filing. Alur berkas rawat inap di pengolahan terkadang terbalik yaitu dikode dahulu baru di assembling. Dari 1269 berkas yang dicari ada 112 berkas yang tidak ditemukan. Rasio kecermatan sebesar 9,68%. Persentase keberadaan berkas rekam medis selain di rak penyimpanan saat dibutuhkan yaitu bangsal perawatan 58,04%, rak sortir 16,07%, di bagian pengolahan dan sudah masuk inaktif 10,71%, dan poliklinik/igd sebesar 3,57%. Faktor penyebab berkas tidak di rak yaitu karena berkas masih di bangsal perawatan, pengolahan, poliklinik/igd, di rak sortir, dan faktor kelelahan dan kurangnya konsentrasi. Persamaan penelitian yang dilakukan adalah mencari faktor- faktor tidak ditemukannya rekam medis di ruang filing dan menghitung persentase keberadaan berkas selain di rak filing. Perberdaan penelitian yang dilakukan adalah peneliti berfokus pada tidak ditemukannya berkas rekam medis post rawat inap, menghitung posentase kejadian misfile dan tempat penelitian yang dilakukan F. Gambaran Rumah Sakit 1. Sejarah rumah sakit Rumah sakit Umum daerah Wonosari terletak di Kabupaten Gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul merupakan daerah perbukitan kapur / KARST atau yang lebih dikenal sebahai kawasan Gunung Seribu. Kabupaten Gunungkudul masuk dalam wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas wilayah sebagai berikut: sebelah timut berbatasan dengan wilayah Kabupaten Wonogiri dan Pacitan, sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Sleman. Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Bantul sementara sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Indonesia. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul secara

7 keseluruhan mencapai 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63% dari seleruhan wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejarah berdirinya RSUD Wonosari secara pasti belum diketahui, sampai dengan saat ini belum ditemukan adanya catatan peresmian pendirinya, tetapo menurut para sesepuh yang dapat ditemui, menyatakan bahwa keberadaan RSUD Wonosari ini tidak lepas dari usaha Zending pada waktu penjajahan Belanda dahulu. Semula hanya semacam balai pengobatan dengan nama PETRONELA, kemudian meningkat menjadi tempat perawatan orang sakit. Seiring dengan adanya wabah Hongerodema (HO) pada sekitar tahun 50 an, fasilitas ini ditingkatkan sehingga mirip dengan rumah sakit. Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari menempati lokasi di Daerah Jeruksari, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Berada di jantung kota Wonosari Kabupaten Gunungkidul atau sebelah utara kantor Bupati Gunungkidul, yang beralamat di Jalan Taman Bakti nomor 06 Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta 55812. Sejak awal berdirinya sampai sekarang, RSUD Wonosari telah mengalami beberapa peningkatan fisik bangunan, sarana dan prasarana rumah sakit hingga peningkaran jumlah sumber datan manusianya. Salain itu juga mengalami peningkatan status dari type D menjadi type C pada tahun 1993 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keseharan RI Nomor 201/MENKES/SK/II?1993 tanggal 26 Februari 1993 Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari Merupakan milik Pemerintah Kebupaten Gunungkidul dengan tugas menyelenggarakan urusan rumah tangga pemerintah Daerah dan tugas pembantuan dibidang pelayanna kesehatan kepada masyarakat serta mempunyai fungsi (1) menyiapkan bahan perumusan kebijakan umum dibidang pengelolaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, (2) perumusan kebijakan teknis dibidang pelayanan kesehatan kepada masyarakat, (3) penyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, dan (4) pengelolaan tata usaha Rumah Sakit Umum Daerah. Dengan kata lain RSUD Wonosari merupakan lembaga yang bersifat pelayanan publik dibidang pelayanan kesehatan masyarkat (PKM) khususnya pelayanan kesehatan perorangan (UKP) di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

8 Sebagai rumah sakit pemerintah, RSUD Wonosari juga berfungsi sebagai rumah sakit rujukan di wilayah Kabupaten Gunungkidul, sehingga dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Sebagai unit kerja yang begitu banyak melibatkan berbagai profesi dengan multi disiplin ilmu yang beraneka ragam, tentu saja pengelolaan rumah sakit menjadi demikia kompleks. Kompleksitas permasalahan yang dihadapi tentu saja tidak dapat diitangani secara mandiri oleh rumah sakit tetapi perlu komitmen bersama antara pemilik rumah sakit (pemerintah daerah), masyarakat selaku pengguna jasa melalui perwakilan mereka di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. 2. Struktur Organisasi RSUD Wonosari dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten Gunungkidul nomor 13 Tahun 2008, sebagaimana telah diubah dengan Perda No. 23 Tahun 2011 dan struktur organisasi ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati Gunungkidul dengan struktur organisasi sebagai berikut: Gambar 1 Struktur Organisasi RSUD Wonosari 3. Rekam Medis Bagian rekam medis RSUD Wonosari terdiri dari petugas pengolahan, petugas penjaminan, petugas pendaftaran pasien (admisi rawat jalan, rawat inap, dan IGD), petugas penjaminan dan petugas filing berkas rekam medis. Bagian rekam medis dikepalai oleh Kepala Sub Bagian Data dan Rekam Medis. 4. Sistem Filing Rekam Medis

9 Sistem penyimpanan rekam medis di RSUD Wonosari adalah sentralisasi, berkas rekam medis rawat inap dan rawat jalan tersimpan dalam satu ruang penyimpanan yang ada. Untuk sistem penjajaran yang digunakan adalah sistem penjajaran Terminal Digit Filing (TDF). Penjajaran diurutkan berdasarkan 2 angka terkahir. RSUD Wonosari menerapkan sistem retensi berkas rekam medis. Retensi dilakukan untuk berka yang sudah digunakan lagi setelah 5 tahun, dihitung dari tahun terkahir pasien berobat.