MAHASISWA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBELA MERAH PUTIH. Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda

dokumen-dokumen yang mirip
29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Manfaat Penelitian, (5) Penegasan Istilah. kuatlah yang membawa bangsa ini mewujudkan cita-citanya. Peran serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Diskusikan secara kelompok, apa akibat apabila Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diubah. Bagaimana sikap kalian terhadap hal ini?

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

31. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB E) A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

C. Semangat dan Komitmen Kebangsaan Para Pendiri Negara dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

BAB IV MAKNA KEBANGKITAN NASIONAL SEBAGAI TONGGAK PERGERAKAN NASIONAL PADA AWAL ABAD KE XX. 4.1 Kebangkitan Nasional dan Pergerakan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

I. PENDAHULUAN. Proklamasi Kemerdekaan yang dikumandangkan oleh Soekarno Hatta pada

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah/Tulisan RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA

MAKALAH SUMPAH PEMUDA

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa jasa para pahlawannya. Itulah

KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAHAN TAYANG MODUL 9

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

Persatuan Indonesia?

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. fundamental bagi pengaturan serta penyelenggaraan Negara. Sejarah telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, ilmu komunikasi dan

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

Oleh : Izza Akbarani*

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

SAMBUTAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN PROKLAMASI KEMERDEKAAN KE-66 REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2011 TANGGAL 17 AGUSTUS 2011

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiraukan penderitaan bangsa yang dijajah. Indonesia merupakan salah satu

C. Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi membuat dunia transparan seolah olah tidak mengenal batas antar Negara.

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

- 1 - PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA

A. Latar Belakang B. Rumusan Maalah C. Pembahasan Pengertian Nasionalisme Ernest Renan: Otto Bauar: Hans Kohn L. Stoddard: Dr.

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNANETRA

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

PENDIDIKAN KARAKTER? COBLOS LEADER CLASS! Oleh : Fauziyah Ulfatun Ni mah

Peran Persatuan Indonesia dan Generasi Pemuda Terhadap Pertumbuhan Bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembangunan nasional. Menurut Samani dan Harianto (2011:1) paling tidak ada

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah tiga institusi pilar Globalisasi.(Amin Rais, 2008: i)

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemuda sebagai generasi penerus bangsa idealnya mempunyai peran

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

Manfaat Belajar Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa

Y O G Y A K A R T A. : Amri Arifin Hidayat NPM : Kelompok : F Program Studi : Strata 1 Jurusan : Teknik Informatika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SMPLB TUNADAKSA

BAB IV IMPLEMENTASI KONSEP MANUSIA MENURUT PANDANGAN PLATO DENGAN AJARAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

MAKALAH KAJIAN KEISLAMAN DAN KEINDONESIAAN MAKNA NASIONALISME DALAM PEMIMPIN. Disusun oleh: Alvi Muhayat Syah

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Masyarakat Kampung Mosso di perbatasan provinsi papua kota Jayapura

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

I. PENDAHULUAN. perhatian yang khusus. Perjuangan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera bagi kita semua.

PENJAJAHAN TV TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK

MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-XI/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

Transkripsi:

MAHASISWA SEBAGAI UJUNG TOMBAK PEMBELA MERAH PUTIH Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda Sejarah Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran pemuda sebagai ujung tombak dalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Di mana pada awal abad ke-20 muncul semangat nasionalisme kaum pemuda terpelajar untuk melawan kolonialisme dan imperialisme. Mereka merasa senasib sepenanggungan sebagai bangsa terjajah dan memiliki tekad merebut kemerdekaan dari penjajahan kolonialisme asing. Mereka menginginkan penentuan nasib sendiri dan pembentukan pemerintahan sendiri. Mereka membayangkan sebuah komunitas politik yang bernama Indonesia. Untuk mencapainya, pemuda menyadari bahwa motor persatuanlah yang bisa mengantarkan Indonesia ke gerbang kemerdekaan. Lalu, pada 28 Oktober 1928, para pemuda yang berasal dari berbagai daerah dan latar belakang yang berbeda, menyatakan sikap dan komitmennya melalui Sumpah Pemuda, yang isinya: Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia. Kami poetera dan poeteri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia. Sumpah pemuda tersebut merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa yang mengatasi berbagai kemajemukan. Nasionalisme Pemuda Kini Jika kita bandingkan nasionalisme pemuda masa kini dengan pemuda masa perjuangan kemerdekaan, tentu sangat jauh berbeda. Pemuda masa perjuangan kemerdekaan selalu diidentikkan dengan pejuang, pemberontak, dan pemberani. Maka tidak mengherankan ketika pada 1945, Belanda menyebut aktivis-aktivis yang menentang Belanda sebagai Pemuda. Namun sekarang, semangat nasionalisme pemuda tampaknya memudar, tertidur dan ditidurkan. Sangat jarang kita temui (kelompok) pemuda yang sungguh-sungguh memikirkan dan memperjuangkan bangsa ini. Tidak sedikit organisasi mahasiswa dan kepemudaan yang

meskipun memakai simbol-simbol kebangsaan dan selalu mengatasnamakan demi rakyat, namun dalam kenyataannya lebih mementingkan kelompoknya daripada kepentingan bangsanya. Lebih parah lagi ketika organisasi tersebut terkontaminasi oleh kepentingan politik penguasa (seniornya). Selain itu, di era modern dan serba instan ini, tidak sedikit pemuda yang terikut arus menjadi generasi instan. Generasi hedonis, individualis, dan apatis. Mereka lebih suka nongkrong di pusat perbelanjaan, pusat hiburan, dan dunia maya. Tidak peduli dengan masa depan bangsanya, rakyat miskin, dan persoalan yang ada di sekitarnya. Bagi mereka, yang terpenting adalah kesenangan diri. Sangat tidak mungkin seseorang yang asyik dengan diri sendiri, bisa mencintai bangsanya. Pemuda yang tidak mengenal bangsa dan segala persolannya, tidak mungkin memiliki kemauan dan kemampuan memperjuangkan bangsanya. Seperti yang dikatakan oleh Pramoedya Ananta Toer, tak mungkin orang dapat mencintai negeri dan bangsanya, kalau orang tak mengenal kertas-kertas tentangnya. Kalau tidak mengenal sejarahnya. Apalagi kalau tak pernah berbuat sesuatu kebajikan untuknya. Pemuda yang apatis dan anasioanlis tersebut tidak bisa disalahkan juga. Karena, hal ini tidak berdiri sendiri, tapi ada hubungan kausilitas. Banyak faktor yang menyebabkan memudarnya semangat nasionalisme generasi muda. Pertama, kurangnya penanaman nilai-nilai kebangsaan. Lembaga pendidikan formal sebagai tempat paling strategis dalam membangun semangat kebangsaan, ternyata belum menemukan jalan terang. Masih kabur. Kita lihat misalnya dalam pelajaran sejarah dan kewarganegaraan, siswa biasanya dibebani dengan berbagai hafalan. Bukan penyadaran. Siswa akhirnya tidak jauh berbeda dengan burung beo yang hanya bisa mengucapkan lima sila Pancasila. Metode pembelajaran yang hanya satu arah, membuat siswa menjadi tidak kreatif dan kritis, sehingga nasionalisme yang terbangun hanyalah palsu. Upaya membangun semangat nasionalisme yang tidak didasarkan pada sikap kritis, kreatif, dan ilmiah, hanyalah menghambur-hamburkan waktu. Justru hal ini hanya melanggengkan status quo dan penindasan yang semakin masif. Di lembaga pendidikan, sangat jarang siswa mendiskusikan Pasal 33 UUD 1945 dan kaitannya dengan kesejahteraan rakyat. Mereka hanya disuruh

menghafal isi pasal 33 tersebut, tetapi tidak memahaminya. Jangankan siswa, banyak juga pemuda mahasiswa tidak memahaminya. Kedua, pengaruh media di tengah-tengah arus globalisasi. Media hari ini (khususnya media elektronik: televisi) ikut berkontribusi dalam menidurkan semangat nasionalisme generasi muda. Lihatlah, seringkali media memuat tayangan-tayangan yang cengeng, mistis, lebay, dan kepentingan politik-ekonomi segelintir elite. Tayangan-tayangan ini membuat penonton lupa daratan. Media yang salah satu fungsinya adalah memberikan pendidikan dan pencerahan, justru menyebarkan pembodohan. Memang ada juga tayangan positif yang sifatnya mendidik, hanya saja porsinya tidak sebanding. Hal ini juga tidak terlepas dari persaingan media, dan kepentingan si pemilik media tentunya. Ketiga, minimnya keteladanan dari pemimpin. Perilaku pemimpin yang korup dan mengkhianati rakyat, telah meracuni pemuda. Pemimpin-pemimpin seperti inilah sebenarnya yang paling bersalah di bangsa ini. Merekalah sesungguhnya yang tidak memiliki semangat nasionalisme karena telah menghancurkan bangsa yang telah diperjuangkan dengan susah payah oleh pejuangpejuang (khususnya pemuda) dulu. Padahal, pemimpin itu harusnya menjadi cermin bagi generasi muda. Keempat, minimnya ruang bagi pemuda untuk mengembangkan potensi dan kepemimpinannya. Membangun semangat nasionalisme itu membutuhkan proses. Semangat nasionalisme seseorang bisa muncul dan berkembang ketika dirinya diberi tanggungjawab. Persoalannya adalah ruang bagi pemuda untuk berproses dan mengembangkan potensi kepemimpinannya sangat sempit. Kalaupun pemuda memasuki ruang, katakanlah organisasi kemasyarakatan dan partai politik, pemuda seringkali hanya ditempatkan sebagai pion dalam percaturan politik kekuasaan. Membangun(kan) Nasionalisme Pemuda Menghangatnya wacana tentang pemuda dan kebangsaan belakangan ini setidaknya mengandung makna bahwa ada upaya menumbuhkan semangat nasionalisme pemuda demi masa depan bangsa yang lebih baik. Masa depan bangsa ini ada di tangan pemuda. Bangsa Indonesia akan tetap ada selama semangat nasionalisme itu tetap ada. Oleh karena, jika kita masih menginginkan keberadaan bangsa ini, maka nasionalisme pemuda harus dibangun(kan).

Cara paling strategis dalam membangun(kan) nasionalisme pemuda adalah lewat pendidikan. Pendidikan yang kritis, kreatif, dan mengabdi untuk kepentingan bangsa. Selain itu, nasionalisme harus dibangun dari dalam dan oleh pemuda itu sendiri untuk kepentingan bangsanya. Di sinilah tugas organisasi mahasiswa dan kepemudaan dinantikan. Terakhir, keteladanan pemimpin, pemerintah dan tokoh masyarakat, akan menjadi inspirasi bagi pemuda. Mahasiswa Ujung Tombak Arah Bangsa Tentu kita tahu apa itu arti dari mahasiswa. Kata mahasiswa terdiri dari dua suku kata yaitu maha dan siswa. Maha yang berarti tertinggi sedangkan siswa adalah seseorang yang berkedudukan sebagai pelajar. Bisa diartikan bahwa mahasiswa adalah pelajar yang berada diposisi tertinggi dalam sistem pembelajaran. Tentunya sebagai yang tertinggi, seorang mahasiswa dituntut untuk mampu memberikan contoh yang terbaik di berbagai kalangan, karena kita dinilai sudah memperoleh pembelajaran yang terbaik saat menjadi seorang mahasiswa. Setidaknya kita dituntut untuk bisa melakukan suatu perubahan kecil di lingkungan sekitar kita sebagai seorang mahasiswa. Dan disini saya akan menjelaskan sebuah contoh yang akan saya lakukan yaitu belajar dengan tekun. Saat ini kebanyakan mahasiswa hanya kuliah untuk bermainmain saja. Sedangkan diluaran sana banyak anak yang punya nekat dan niat yang kuat untuk belajar tetapi belum bisa merasakan apa itu bangku perkuliahan. Jadi sebagai seorang mahasiswa yang ingin melakukan perubahan kita tidak boleh menjadi salah satu dari mahasiswa yang hanya main-main saja. Kita harus menjadi mahasiswa yang memanfaatkan berkah dari Tuhan dengan baik atas nikmat-nya sehingga kita bisa merasakan kuliah. Mengisi kegiatan kuliah dengan halhal yang positif, seperti mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang ada di universitas kita masingmasing. Selain kegiatan non akademiknya, kita juga tidak boleh melupakan prestasi akademik kita. Belajar dengan tekun adalah salah satu cara yang termudah yang bisa kita lakukan sebagai seorang mahasiswa. Kenapa saya ambil contoh belajar? Sesuai dengan judul mahasiswa ujung tombak arah bangsa. Arah bangsa menjadi lebih baik apabila kita mampu memberikan yang terbaik untuk bangsa ini dengan ilmu yang telah kita dapat dari berbagai sumber. Bagaimana mendapatkan ilmu? Yaitu dengan cara belajar. Namun perlu diingat bahwa belajar itu bukan

hanya dilakukan di sekolah atau kampus, namun yang namanya proses belajar mengajar terjadi dimana saja. Kadang hal yang tidak terduga dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Ilmu yang harus kita pelajari bukan hanya akademik maupun non akademik, namun ilmu agama juga harus kita pelajari. Iman yang kuat adalah salah satu kunci kesuksesan yang akan diridhai Allah. Kenapa harus iman yang kuat? Apabila kita ingin merubah Negara ini menjadi lebih baik maka iman memiliki peran yang sangat penting. Misalnya saja apabila kita menjadi seorang presiden. Presiden tidak serta merta membuat peraturan tanpa adanya pertimbangan yang matang. Peran iman masuk dalam hal ini. Apakah peraturan tersebut dapat dilaksanakan untuk triliunan masyarakat atau mungkin peraturan ini hanya dibebankan kepada rakyat jelata. Dengan iman pasti kita akan membuat keputusan dengan seadil adilnya tanpa pandang bulu. Selain itu perlu adanya dukungan dari semua pihak untuk melaksanakan peraturan tersebut. Dan perlu adanya sebuah pengawasan yang ketat dari penegak hukum. Namun peraturan tinggalah peraturan, banyak pelanggaran disana sini karena kurang ketatnya penindakan hukum. Banyak kasus pelanggaran yang terjadi disekitar kita. Pemerintah membuat aturan tentang pembagian bantuan kepada warga miskin, namun banyak warga yang mampu juga ikut merasakannya. Kurangnya kesadaran diri pada masyarakat kita yang membuat bangsa ini menjadi biasa-biasa saja. Tanpa adanya kemajuan. Tentunya kembali lagi ke iman, kalau kita memiliki iman pastilah kita taat terhadap hukum. Menanamkan kesadaran akan taat hukum memang sulit karena sudah tertanam pada diri sebagian masyarakat kita semboyan aturan dibuat untuk dilanggar. Kalimat tersebut sudah tertanam pada banyak jiwa dinegara ini secara tidak langsung saat masih kecil ketika melihat orang tua sering melakukan pelanggaran-pelanggaran. Tanamkan pada diri anda/saya/kita untuk taat dan sadar kepada hukum yang berlaku. Bukan hanya terucap di lisan yang tajam namun juga dilakukan dengan sebuah tindakan nyata. Apabila pada diri kita masih ada semboyan tersebut, buanglah. Kita sebagai mahasiswa adalah contoh untuk generasi selanjutnya. Perlu juga tindakan nyata bukan hanya omong kosong belaka. Memang pada saat ini kita sebagai calon generasi selanjutnya sulit untuk mencari contoh yang baik yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari. Kebiasaan melanggar, korupsi, dan lain sebagainya masih banyak dilakukan terutama yang berada dikursi pemerintahan. Bahkan untuk tingkat kelurahan pun masih terjadi hal demikian. untuk membuat sebuah KTP saja kita masih

mengeluarkan segelintir uang untuk memberikan upah kepada mereka. Bukankah mereka sudah diberi upah oleh Negara? Bukan hanya terjadi di tingkat kelurahan, tingkat pusat pun banyak terjadi hal demikian. Ya mereka membuat proyek untuk membangun bangsa ini. Banyak proyek pembangunan dimana-mana, baik pembangunan jalan, gedung, sarana pembelajaran. Dalam melaksanakan proyek tersebut mereka memang merencanakan dengan matang, bahkan dalam hal keuangan. Mereka dengan sengaja melebihkan anggaran dari apa yang ada pada kenyataan. Untuk apa? Apalagi kalau bukan urusan nafsu mereka. Memang sulit untuk meninggalkan suatu keburukan yang sudah mendarah daging. Dengan landasan iman yang kuatlah yang mampu mencegah kita melakukan hal demikian. Pemimpin kita bukan berasal dari keturunan raja namun berasal dari rakyat. Kalau kebanyakan pemimpin bermasalah berarti memang sudah bermasalah ketika masih menjadi rakyat. Mari perlahan kita ubah kebiasaan buruk untuk menjadi lebih baik, tentunya dengan landasan iman juga agar kita tidak tersesat. Dengan sedikit paksaan pada diri kita untuk merubah dari kebiasaan yang buruk menjadi kebiasaan baik. Karena suatu kebiasaan akan sulit dirubah kalau tidak berasal dari dalam diri kita sendiri. Selain berusaha memperbaiki kita juga sedikit demi sedikit memperbaiki lingkungan sekitar. Berikan prinsip-prinsip kebaikan dan terus ditularkan kepada yang terdekat. Ketika semua sudah sadar maka apabila terjadi pergantian kepemimpinan maka yang akan maju selanjutnya berasal dari rakyat yang sadar akan hukum, rakyat yang bekerja untuk rakyat dengan dilandasi ilmu agama yang kuat. Dan Indonesia akan menjadi lebih baik.