STUDI KEMAMPUA ME YELESAIKA SOAL-SOAL FISIKA ME URUT LA GKAH PEMECAHA MASALAH POLYA PADA PESERTA DIDIK XI IPA SMA EGERI 1 BARAKA KABUPATE E REKA G

dokumen-dokumen yang mirip
PE ERAPA PEMBELAJARA LA GSU G TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA 1 ALLA KABUPATE E REKA G

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PERANAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 21 MAKASSAR

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 2 MAJENE

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA

TINGKAT KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PERHITUNGAN KIMIA SISWA KELAS XI IPA 2 DI SMA NEGERI 1 TELAGA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA MELALUI CREATIVE PROBLEM SOLVING SISWA KELAS XI-IPA1 SMA NEGERI I IMOGIRI

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS MENYELESAIKAN SOAL OPEN-ENDED MENURUT TINGKAT KEMAMPUAN DASAR MATERI SEGIEMPAT DI SMP

PE GARUH MODEL PROJECT-BASED LEAR I G TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DA KEMAMPUA BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA EGERI 1 TA ETE RIAJA

Economic Education Analysis Journal

Pengaruh Model Pembelajaran Kontekstual Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IA SMA Negeri 3 Watansoppeng

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

BAB III METODE PENELITIAN

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LEARNING STARTS WITH A QUESTION (LSQ)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED DALAM RANGKA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK SMP NEGERI 29 SATAP MALAKA KAB.

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KEUANGAN BERDASARKAN MODEL POLYA SISWA SMK NEGERI 6 JEMBER

Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri 11 Madiun

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA PEMBELAJARAN FISIKA MATERI KALOR TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA

KEMAMPUAN SISWA MEMECAHKAN MASALAH DENGAN METODE MIND MAPPING DI KELAS BILINGUAL SMP NEGERI 1 PALEMBANG

Oleh Rury RD Niakhiri

Penerapan Metode Resitasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Perserta Didik Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bangkala Barat Kabupaten Jeneponto

Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar

THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen merupakan metode yang bertujuan untuk menjelaskan sebab- akibat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LINGSAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Kemampuan Komunikasi Dan Pemahaman Konsep Aljabar Linier Mahasiswa Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 8 MAKASSAR

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

BAB VI HASIL PENELITIAN. Data dalam penelitian ini diperoleh dari dua metode pengumpulan data yaitu

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

PRESTASI BELAJAR IPA

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

DESKRIPSI PEMAHAMAN SISWA PADA PERMASALAHAN PERBANDINGAN DAN STRATEGI SOLUSI DALAM MENYELESAIKANNYA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS VII SMPN 7 PADANG

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

Edu Elektrika Journal

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

ANALISIS KESULITAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA KULIAH FISIKA MODERN MAHASISWA CALON GURU FISIKA

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PECAHAN DALAM BENTUK CERITA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 5 PALOPO

BAB III METODE PENELITIAN

JURNAL SAINTIFIK VOL.2 NO.2, JULI Kata kunci: Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Tim Kuis, Eksperimen

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DIKAJI DARI TEORI BRUNER DALAM MATERI TRIGONOMETRI DI SMA

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL URAIAN TERSTRUKTUR POKOK BAHASAN TEORI KINETIK GAS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

ABSTRACT. Key word: Understanding Of Mathematical Concepts, Questions Students Have, Learning Starts With A Question PENDAHULUAN

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MENURUT POLYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA PESERTA DIDIK KELAS X SMA NEGERI 1 MA RANG

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan, yaitu penerapan strategi pembelajaran Inquiry pada pembelajaran. matematika dan pembelajaran konvensional.

Efektifitas Pembelajaran Induktif Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 9 Makassar

Ibnu Hadjar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Tadulako

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JUCAMA PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 2 No. 1 ISSN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENGGUNAAN ALAT PERAGA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA PADA PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

BAB III METODE PENELITIAN. dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari

KEMAMPUAN MENULIS TEKS ULASAN/RESENSI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 KOTAGAJAH. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME DAN KEMAMPUAN AWAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMK NEGERI 1 GORONTALO

PELATIHAN TANGGUNG JAWAB DAN DISIPLIN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-PAIR-SHARE (TPS) MATERI SISTEM KOLOID

Volume 1 Nomer 2 Desember 2015

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 2 Gorontalo

Kata Kunci : Pendekatan Matematika Realistik, Keliling dan Luas Persegi Panjang dan Persegi, Aktivitas Belajar Siswa.

BAB III METODE PENELITIAN

Ilham Baharuddin Jurusan Matematika, Fakultas MIPA Universitas Negeri Makassar. Abstrak

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 04 No. 03, September 2015, ISSN:

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI APLIKASI TURUNAN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL SUDUT, LUAS, DAN KELILING SEGITIGA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 MLATI, SLEMAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENGARUH PENDEKATAN ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS PESERTA DIDIK KELAS X SMAN 1 MARIORIWAWO KABUPATEN SOPPENG

PROFIL KEMAMPUAN SISWA SMP DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA OPEN-ENDED MATERI PECAHAN BERDASARKAN TINGKAT KEMAMPUAN MATEMATIKA

Transkripsi:

STUDI KEMAMPUA ME YELESAIKA SOAL-SOAL FISIKA ME URUT LA GKAH PEMECAHA MASALAH POLYA PADA PESERTA DIDIK XI IPA SMA EGERI 1 BARAKA KABUPATE E REKA G Muh. Sugiarto 1, Bunga Dara Amin, Ahmad Yani Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Makassar Kampus UNM Parangtambung Jln. Daeng Tata Raya, Makassar, 9224 1 e-mail : msugiarto85@gmail.com Abstract: Study of Abilty on Solving Physics Questions by Problem Solving of Polya Steps on Students Grade XI IPA SMA 1 Baraka Enrekang. This research is a descriptive research that aims to obtain a description / level of ability on solving physics questions by Problem Solving of Polya steps. The population and the sample in this research were students of class XI IPA SMA 1 Baraka Enrekang year 215/216 year that consist of 11 people. Instruments that used in this research is test of ability on solving physics questions by Problem Solving of Polya steps which have valid and reliable to use. Descriptive analysis shows that score of abilty on solving physics question by Problem Solving of Polya steps overall in the middle category by percentage of 44,7% and the score of abilitiy on solving physics questions by Problem Solving of Polya steps on each sub-indicators obtain indicator, " Understanding the problem " were in the very high category by percentage of 44,56%, the indicator " Devising a plan " were in the middle categories by percentage of 35,64%, and indicators " Carrying out the plan " were in the low category by percentage of 46,53%. Keywords: problem solving of Polya, reliable, descriptive Abstrak: Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Fisika Menurut Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Peserta Didik Kelas XI IPA SMA egeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk memperoleh gambaran/tingkat menurut langkah pemecahan masalah Polya. Adapun populasi dan sekaligus menjadi sampel dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran 215/216 yang berjumlah 11 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes menurut langkah pemecahan masalah Polya yang telah valid dan reliabel untuk digunakan. Hasil analisis deskriptif menunjukkan skor menurut langkah pemecahan masalah Polya secara keseluruhan berada pada kategori cukup dengan persentase sebesar 44,7% dan skor menurut langkah pemecahan masalah Polya, pada setiap sub indikator diperoleh untuk indikator memahami masalah berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 44,56%, indikator membuat rencana berada pada kategori cukup dengan persentase sebesar 35,64%, dan indikator melaksanakan rencana berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 46,53%. Kata Kunci: pemecahan masalah Polya, reliabel, deskriptif PE DAHULUA Mata pelajaran fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sains yang menuntut peserta didik terampil untuk menerapkan konsep dan prinsip fisika yang telah dipelajari sehingga menghasilkan peserta didik yang melek sains. Karena belajar fisika berarti belajar konsep dan mencari hubungan antara satu konsep dengan konsep lainnya. Selain itu dalam pembelajaran fisika juga erat kaitannya dengan matematika karena banyak teori fisika dinyatakan dengan notasi matematika sehingga banyak materi dalam pembelajaran fisika bersifat matematis, maka peserta didik tidak hanya sekedar menghafal rumus dan pengertian dasar yang dipelajari tetapi juga mampu menerapkan rumus dari konsep yang telah dipahami sebelumnya dalam kehidupan sehari-hari. Pemecahan masalah merupakan salah satu bagian penting untuk menerapkan konsep-konsep 183

184 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, omor 2, Agustus 216, hal. 183-191 fisika dalam pembelajaran fisika. Dwi (212), mengungkapkan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu tolok ukur kualitas peserta didik di zaman modern ini. Pemecahan masalah dalam konteks pembelajaran fisika telah menjadi tema utama dalam penyelidikan. Selain itu, pemecahan masalah membantu peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan baru, memfasilitasi pembelajaran fisika dan terlebih lagi dalam menyelesaikan soal-soal fisika dalam bentuk tes uraian/essay yang dapat mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan mengembangkan kemampuan berbahasa baik lisan maupun tulisan peserta didik. Menurut Aswar (1993), penggunaan soal bentuk uraian dalam pelaksanaan evaluasi memiliki beberapa kelebihan dibandingkan soal bentuk lainnya. Kelebihan yang dimaksud tersebut diantaranya adalah dapat digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam mengorganisasikan pikiran, menganalisis masalah, menafsirkan sesuatu, serta mengemukakan gagasan-gagasan secara rinci dan teratur yang dinyatakan dalam bentuk tulisan. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru fisika kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka diketahui bahwa, dalam proses belajar mengajar fisika ada hambatan yang dialami oleh peserta didik, yaitu peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal pada mata pelajaran fisika khususnya soal-soal dalam bentuk tes uraian/essay. Meskipun dalam proses pembelajaran fisika peserta didik diberikan bimbingan dalam mengerjakan soal-soal, dengan tujuan ketika peserta didik dihadapkan pada soal-soal fisika peserta didik tidak lagi mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Namun, ketika dihadapkan soal-soal yang redaksinya telah diubah ternyata peserta didik masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Hal ini disebabkan karena peserta didik lebih berpatokan pada rumus yang ada di buku dan menghafal contoh soal yang telah dikerjakan untuk mengerjakan soal-soal lain. Sebagai alternatif untuk menangani permasalahan tersebut terdapat suatu langkah penyelesaian soal-soal uraian/essay yang disebut langkah pemecahan masalah Polya. Menurut Ruseffendi dalam Jiwanto (212), langkah pemecahan masalah Polya tidak hanya dimaksudkan untuk menerapkan langkah-langkah penyelesaian suatu soal dengan lebih sistematis dan menyajikan teknik pemecahan masalah yang tidak hanya menarik, tetapi juga untuk meyakinkan konsep-konsep fisika yang telah dipelajari sebelumnaya. Berdasarkan hal tersebut, maka telah dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran/tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya pada peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang. METODE Penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Subjek populasi sekaligus menjadi sampel penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran 215/216 yang berjumlah 11 peserta didik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan menyelesaikan soalsoal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya dalam bentuk uraian atau essay. Tes tersebut dikembangkan untuk peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka. Jumlah butir soal sebanyak 1 butir. Sebelum digunakan, soal-soal terlebih dahulu diperiksa oleh tim validator dan dilakukan uji validitas dan reliabilitas. hasil tes kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika sisiwa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian tes. Rubrik ini

Muh. Sugiarto, dkk., Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Fisika Menurut Langkah... 185 menggunakan tiga indikator penilaian untuk setiap butir soal yang dijumlahkan secara keseluruhan. Dari butir soal nomor 1 sampai 7 akan diperoleh skor ideal 122 dan skor terendah, yang kemudian diinterpretasi ke dalam beberapa kategori, yaitu sangat rendah, rendah, cukup, tinggi dan sangat tinggi seperti dalam tabel 1, berikut: Tabel 1. Patokan Pengkategorian Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Menurut Langkah Pemecahan Masalah Polya Pengkategorian skor hasil tes pada sub indikator tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2. Untuk indikator membuat rencana, berdasarkan rubrik penilaian pada sub indikator membuat rencana, diperoleh skor ideal 45 dan skor terendah. Pengkategorian skor hasil tes untuk sub indikator ini ditampilkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Patokan Pengkategorian Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Menurut Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Sub Indikator Membuat Rencana interval skor persentase kategori -25-2 Sangat 26-49 21-5-73 41-6 Cukup 74-98 61-8 99-122 81-1 Sangat (Sumber: Riduwan, 23) Tabel 2. Patokan Pengkategorian Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Menurut Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Sub Indikator Memahami Masalah. Persentase -8-2 Sangat 9-17 21-18-26 41-6 Cukup 27-35 61-8 36-45 81-1 Sangat (Sumber: Riduwan, 23) Tabel 4. Patokan Pengkategorian Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Menurut Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Sub Indikator Melaksanakan Rencana Persentase -6-2 Sangat 7-12 21-13-18 41-6 Cukup 19-24 61-8 25-31 81-1 Sangat (Sumber: Riduwan, 23) Selanjutnya akan ditentukan pengkategorian skor hasil tes kemampuan menyelesaikan soalsoal fisika pada setiap sub indikator. Untuk penilaian pada sub indikator memahami masalah didasarkan pada rubrik penilaian yang telah dibuat untuk soal nomor 1 sampai nomor 7 dengan skor ideal 31 dan skor terendah. Persentase -9-2 Sangat 1-18 21-19-27 41-6 Cukup 28-36 61-8 37-46 81-1 Sangat (Sumber: Riduwan, 23) Sedangkan pada sub indikator melaksanakan rencana, berdasarkan rubrik penilaiannya diperoleh skor ideal 46 dan skor terendah. Pengkategoriannya diperlihatkan dalam Tabel 4.

186 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, omor 2, Agustus 216, hal. 183-191 HASIL DA DISKUSI Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan, gambaran tentang skor kemampuan pemecahan masalah Polya adalah sebagai berikut: Tabel 5. Statistik Deskriptif Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah Polya Statistik Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa skor ratarata yang diperoleh peserta didik adalah 54,7 dengan standar deviasi 18,74. Sesuai dengan patokan pengkategorian skor hasil tes menurut langkah pemecahan masalah Polya yang terdapat pada Tabel 1, maka dapat digambarkan distribusi frekuensi dan persentase hasil tes menurut langkah pemecahan masalah Polya peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang seperti yang terlihat dalam Tabel 6. ilai Statistik Jumlah sampel 11 ideal 122 maksimun 98 minimum 17 rata-rata 54,7 Rentang skor 81 Varians 351,16 Standar Deviasi 18.74 Tabel 6. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes Kemampuan Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Menurut Langkah Pemecahan Masalah Polya Frek. % -25 Sangat 5 4.95 26-49 36 35.64 5-73 Cukup 44 43.56 74-98 16 15.85 99-122 Sangat Jumlah 11 1 Berdasarkan Tabel 6 di atas, tampak bahwa tingkat kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka berada pada kategori cukup dengan jumlah 44 peserta didik atau dengan persentase 44,7%. Tabel 6 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang seperti Gambar 1 sebagai berikut. Persentase 5 3 2 1 Sangat Cukup Sangat Gambar 1. Diagram Persentase Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah Polya Selanjutnya, skor hasil tes kemampuan pemecahan masalah Polya peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang untuk setiap sub indikator disajikan dalam Tabel 6.

Muh. Sugiarto, dkk., Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Fisika Menurut Langkah... 187 Tabel 6. Statistik Hasil Tes Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Setiap Sub Indikator Statistik Sub indikator menurut langkah pemecahan masalah Polya memahami masalah membuat rencana melaksanakan rencana Jumlah sampel 11 11 11 ideal 31 45 46 maksimun 3 37 3 minimum 11 3 3 rata-rata 22,67 17,82 13,81 Rentang skor 19 34 27 Varians 28,75 7,71 42,91 Standar Deviasi 5,36 8,41 6,55 Berdasarkan Tabel 6, diperoleh gambaran skor rata-rata setiap sub inditator. Pada sub indikator memahami masalah diperoleh skor ratarata 22,67, pada sub indikator membuat rencana diperoleh skor rata-rata 17,82 dan pada sub indikator melaksanakan rencana diperoleh skor rata-rata 13,81. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sub indikator memahami masalah memiliki skor rata-rata yang paling tinggi jika dibandingkan dengan dua sub indikator lainnya sedangkan yang paling rendah adalah sub indikator melaksanakan rencana. Standar deviasi untuk sub indikator memahami masalah adalah 5,36, untuk sub indikator membuat rencana sebesar 8,41 dan untuk sub indikator melaksanakan rencana sebesar 6,55. Berikut ini disajikan tabel distribusi frekuensi dan persentase hasil tes kemampuan pemecahan masalah Polya peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang untuk setiap sub indikator. 1. Sub indikator memahami masalah Berdasarkan pengkategorian skor hasil tes dalam Tabel 2, maka kemampuan peserta didik dalam memahami masalah dapat dibuat dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut: Tabel 7. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes pada Sub Indikator Memahami Masalah Persentase Frek. skor -6 Sangat 7--12 2 1.98 13--18 Cukup 18 17.82 19--24 36 35.64 25--31 Sangat 45 44.56 Jumlah 11 1 Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya untuk sub indikator memahami masalah berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah peserta didik sebanyak 45 orang atau dengan persentase 44,56%. Gambaran tentang persentase skor untuk sub indikator memahami masalah yang disusun berdasarkan kategori pada Tabel 7 dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

188 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, omor 2, Agustus 216, hal. 183-191 Persentase 5 3 2 1 Gambar 2. Diagram Persentase Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Sub Indikator Memahami Masalah. 2. Sub indikator membuat rencana Berdasarkan pengkategorian skor hasil tes menurut langkah pemecahan masalah Polya pada indikator membuat rencana yang terdapat pada Tabel 3, dapat dibuat dalam tabel distribusi frekuensi dan persentase sebagai berikut: Tabel 8. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes pada Sub Indikator Membuat Rencana Frek. % -8 Sangat 18 17.83 9-17 32 31.68 18-26 Cukup 36 35.64 27-35 13 12.87 36-45 Sangat 2 1.98 Jumlah 11 1 Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa gambaran/tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya pada sub indikator membuat rencana berada pada kategori cukup dengan jumlah 36 peserta didik atau dengan persentase 35,64%, Untuk lebih jelasnya Tabel 8 disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut: Sangat Cukup Sangat Persentase 3 2 1 Gambar 3. Diagram Persentase Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah pada Sub Indikator Membuat Rencana 3. Sub indikator melaksanakan rencana Berdasarkan pengkategorian skor hasil tes menurut langkah pemecahan masalah Polya pada indikator melaksanakan rencana yang terdapat pada Tabel 4, maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi dan persentase hasil tes kemampuan menyelesaikan soal untuk sub indikator melaksanakan rencana sebagai berikut: Tabel 9. Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Tes pada Sub Indikator Melaksanakan Rencana Sangat Cukup Sangat Frek. % -9 Sangat 3 29.7 1-18 47 46.53 19-27 Cukup 2 19.8 28-36 4 3.97 37-46 Sangat Jumlah 11 1 Berdasarkan tabel 9 di atas, tampak bahwa gambaran/tingkat kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal fisika menurut langkah pemecahan masalah Polya pada sub indikator melaksanakan rencana berada pada kategori rendah dengan jumlah 47 peserta didik

Muh. Sugiarto, dkk., Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Fisika Menurut Langkah... 189 atau dengan persentase 46,53%. Jika disajikan dalam bentuk diagram batang, hasil dalam Tabel 9 akan tampak seperti dalam gambar 4. Persentase 5 3 2 1 Sangat Cukup Sangat Gambar 4. Diagram Persentase Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Sub Indikator Melaksanakan Rencana Pada butir soal untuk sub indikator memahami masalah, peserta didik diminta menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Marlina (213) bahwa peserta didik dikatakan telah memahami masalah jika peserta didik mampu menuliskan data yang diketahui dan ditanyakan dari soal yang diberikan. Pada sub indikator ini, peserta didik berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase sebesar 44,56%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik dalam memahami masalah sangat baik dan terlihat pada analisis hasil tes yang menunjukkan bahwa peserta didik sudah mampu menuliskan variabel yang diketahui dan ditanyakan pada soal. Untuk butir soal pada sub indikator membuat rencana, peserta didik diminta untuk menyusun langkah-langkah penyelesaian soal dengan menuliskan persamaan, teorema, atau konsep fisika yang telah dipelajari peserta didik sebelumnya. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa indicator pada sub membuat rencana peserta didik berada pada kategori cukup dengan persentase sebesar 35,64%. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam membuat rencana penyelesaian soal. Menurut Misrun (213), pada tahap membuat rencana menbutuhkan pemahaman konsep pada diri peserta didik sebagai prasyarat untuk menyelesaikan soal, karena dalam membuat rencana penyelesaian suatu soal peserta didik harus dapat menghubungkan antara konsep yang satu dengan konsep yang lain. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kurangnya pemahaman konsep peserta didik menjadi salah satu penyebab peserta didik mengalami kesulitan dalam membuat rencana penyelesaian soal. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian Muliadi (214) yang menyatakan bahwa pada langkah pemecahan masalah Polya, tahap membuat rencana penyelesaian memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, jika dibandingkan dengan tahaptahap yang lainnya. Hal ini disebabkan karena pada tahap ini peserta didik dituntut untuk memikirkan langkah-langkah apa yang seharusnya dikerjakan untuk menyelesaikan soal. Pada sub indikator melaksanakan rencana, peserta didik diminta untuk melaksanakan perhitungan yang benar sesuai dengan rencana yang dibuat. Seperti yang kemukakan oleh Marlina (213) bahwa pada sub indikator melaksanakan rencana, peserta didik telah siap melakukan perhitungan dengan menggunakan konsep dan rumus atau persamaan yang sesuai rencana yang telah dibuat, sehingga soal dapat dibuktikan atau diselesaikan. Hasil analisis terhadap sub indikator ini menunjukkan bahwa peserta didik berada pada kategori rendah dengan persentase sebesar 46,53%. Kurangnya tingkat ketelitian peserta didik dalam melakukan perhitungan merupakan salah satu penyebab rendahnya kemampuan peserta didik dalam melaksanakan rencana penyelesaian soal. Karena pada indikator melaksanakan rencana penyelesaian soal diperlukan ketelitian yang tinggi, jika salah sedikit saja maka akan membuat seluruh jawabannya salah.

19 Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika. Jilid 12, omor 2, Agustus 216, hal. 183-191 Perbandingan gambaran tingkat kemampuan pemecahan masalah Polya peserta didik untuk setiap sub indikator ditunjukkan dalam gambar 5. Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang dilakukan, diperoleh bahwa skor kemampuan menyelesaikan soal-soal fisika peserta didik SMA Negeri 1 Baraka secara keseluruhan, peserta didik mayoritas berada pada kategori cukup dengan presentase 43,56%. Persentase 5 45 35 3 25 2 15 1 5 Sangat Cukup Sangat Memahami Masalah Membuat Rencana Melaksanakan Rencana Gambar 5. Diagram Persentase Kemampuan Langkah Pemecahan Masalah Polya pada Setiap Sub Indikator. Secara keseluruhan dari ketiga sub indikator menurut langkah pemecahan masalah Polya ditemukan bahwa sub indikator memahami masalah yang diperoleh peserta didik jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kedua sub indikator yang lain. Pada kategori sangat tinggi sub indikator memahami masalah mencapai presentase skor sebesar 44,56% jika dibandingkan dengan sub indikator membuat rencana dan melakanakan rencana (presentase skor secara berurtan adalah 1,98% dan,%). SIMPULA Secara keseluruhan, tingkat kemampuan pemecahan masalah Polya peserta didik kelas XI IPA SMA Negeri 1 Baraka Kabupaten Enrekang tahun ajaran 215/216 berada pada kategori cukup dengan persentase 43,56%. Rinciannya untuk setiap sub indikator adalah: (1) pada sub indikator memahami masalah, peserta didik mayoritas berada pada kategori sangat tinggi dengan persentase 44,56%, (2) pada sub indikator membuat rencana, peserta didik mayoritas berada pada kategori cukup dengan persentase 35,64 %, dan (3) pada sub indikator melaksanakan rencana, peserta didik mayoritas berada pada kategori rendah dengan persentase 46,53%. DAFTAR RUJUKA Arikunto, Suharsimi. (25). Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek Edisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Asmawi Zaenul dan Noehi Nasution. (25). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta : Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan

Muh. Sugiarto, dkk., Studi Kemampuan Menyelesaikan Soal-soal Fisika Menurut Langkah... 191 Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti departemen Pendidikan Nasional. Azwar.(1993). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran. Yogyakarta: Liberty. Badri. (212, April 7). Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika.http://pengalaman-albadri.blogspot.co.id/212/4/pemecahanmasalah-dalampembelajaran.html.(diunduh pada tanggal 13 Desember 215) Dwi, Sambada. (212). Peranan Kreativitas Siswa Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Fisika dalam Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian Fisika dan Aplikasinya (JPFA), 2(2) : 37-47. Emi, Rofiah. (213). Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berfikir Tingkat Fisika pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika, 1(2) : 17-22. Hamalik, Oemar. (21). Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. Husnah. (213). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Komunikasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS). Jurnal Pendidikan Matematika, 5 (2) : 145-156. Jiwanto, Nur. (212). Analisis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Fisika Menurut Polya.Jurnal Kaunia, 8 (2) : 414-422 Marlina, Leni. (213). Penerapan Langkah Polya dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling dan Luas Persegi Panjang. Jurnal Pendidikan Matematika Tadulako, 1 (1) : 44-52. Misrun, Mauke (213).Pengaruh Model Contextual Teachingand Learning Terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran IPA Fisika di Mts Negeri Negara.Jurnal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 3 (2). Muliadi, Rahmat. (214). Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Strategi Pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving. Jurnal Fisika Indonesia, 54 (18) : 18-112. Nuralam. 29. Pemecahan Masalah Sebagai Pendekatan Dalam Belajar Matematika.Jurnal Edukasi, 1 (1) : 142-154. Putro, Eko. 29. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Riduwan. (23). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta. Sanjaya,Wina. 211. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana. Siswono. 28. Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press. Sudjana. 25. Metode Statistika. Bandung : Tarsito. Sugiyono. (214). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Upu, Hamzah. 23. Problem Posing dan Problem Solving Dalam Pembelajaran Matematika. Bandung: Pustaka Ramadhan.