SAMBUTAN REKTOR P A D A RAPAT SENAT TERBUKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DALAM RANGKA PENGUKUHAN GURU BESAR Prof. Dr. Musri, M.Sc Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si di Pusat Kegiatan Akademik (Academic Activity Center) Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Jumat, 05 Mei 2017 Oleh Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng Rektor Universitas Syiah Kuala UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH Mei 2017
SAMBUTAN REKTOR P A D A RAPAT SENAT TERBUKA UNIVERSITAS SYIAH KUALA DALAM RANGKA PENGUKUHAN GURU BESAR Prof. Dr. Musri, M.Sc Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si di Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Kampus Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh Jumat, 05 Mei 2017 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang kami hormati, Bapak/Ibu anggota senat, beserta seluruh sivitas akademika dan keluarga besar Universitas Syiah Kuala. Yang kami hormati, ketua beserta pengurus Dharma Wanita Persatuan Universitas Syiah Kuala. Dan yang kami muliakan dan kami banggakan, Prof. Dr. Musri, M.Sc dan Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si, yang keduanya Insya Allah akan dikukuhkan pada hari ini sebagai guru besar di Universitas Syiah Kuala. Hadirin sekalian yang berbahagia Mengawali segalanya, mari kita semua tak pernah berhenti memanjatkan puji serta rasa syukur yang tak terhingga kepada Allah SWT, karena berkat ridha dan izin-nya, kita semua berkesempatan untuk berhadir di gedung Pusat Kegiatan Akademik Prof. Dr. Dayan Dawood, MA pada hari yang berbahagia ini, untuk mengikuti upacara rapat senat terbuka, pengukuhan guru besar Universitas Syiah Kuala. Selawat dan salam mari sama-sama kita sanjungkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, sosok penting yang sangat pantas kita contoh 1
dan ikuti. Seorang guru besar yang bukan hanya memiliki ilmu, tetapi juga mempunyai akhlaq yang agung dan mulia, yang mendapatkan pengukuhan langsung dari Allah SWT. Bapak/Ibu yang kami muliakan Pertama-tama, kami ingin mengucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah berkenan memenuhi undangan kami untuk menghadiri Upacara dan Rapat Senat Terbuka Pengukuhan Guru Besar Universitas Syiah Kuala pada hari ini. Selanjutnya kami ingin mengekspresikan rasa syukur dan rasa bangga kami, atas keberhasilan Prof. Dr. Musri, M.Sc dan Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si, dalam mencapai tingkat jabatan fungsional tertinggi pada kepakaran mereka masing-masing, yaitu menyandang predikat sebagai guru besar di Universitas Syiah Kuala. Pengukuhan kedua guru besar baru di lingkungan Universitas Syiah Kuala ini menjadikan jumlah total guru besar di universitas jantung hati rakyat aceh ini menjadi 47 orang. Jumlah tersebut tersebar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis 6 orang, Fakultas Kedokteran Hewan 4 orang, Fakultas Hukum 5 orang, Fakultas Teknik 9 orang, Fakultas Pertanian 11 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 6 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam 3 orang, serta Fakultas Kelautan dan Perikanan 3 orang. Harus kita akui, bahwa jumlah guru besar di Universitas Syiah Kuala masih relatif minim, dan jumlah ini masih jauh dari mencukupi kebutuhan yang ideal, untuk sebuah perguruan tinggi berbasis riset dan pengembangan. Pertambahan jumlah guru besar di Universitas Syiah Kuala juga berjalan relatif lambat. 2
Meskipun demikian, kita patut bersyukur, karena potensi Universitas Syiah Kuala untuk menambah secara signifikan jumlah guru besarnya, dalam lima tahun ke depan masih sangat besar. Saat ini, sistem informasi kepegawaian Universitas Syiah Kuala, mencatat bahwa masih ada sebanyak 476 orang tenaga pengajar kita, yang berjabatan lektor kepala. Hampir 90% dari mereka berlatar pendidikan doktor, yang merupakan syarat utama menjadi guru besar. Fakta ini paling tidak memberi harapan bagi kita untuk insya Allah sesegera mungkin memiliki minimal 100 guru besar. Krisis guru besar sesungguhnya merupakan masalah Indonesia secara umum. Menurut data terakhir dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, jumlah guru besar di seluruh Indonesia baru hanya sekitar 5.000 orang di seluruh Indonesia, di mana lebih dari 80% di antaranya berada di Perguruan Tinggi Negeri. Dan jumlah guru besar Universitas Syiah Kuala saat ini bahkan tidak mencapai 1% dari jumlah total professor di Indonesia. Bagaimanapun, seperti yang telah saya ungkapkan tadi, bahwa kita semua masih optimis dengan pertambahan jumlah guru besar Universitas Syiah Kuala, dalam beberapa tahun mendatang. Paling tidak komitmen universitas sangat tinggi, untuk menfasilitasi para dosen dalam mencapai level profesionalitas tertingginya ini. Komitmen ini insya Allah akan lebih mudah kita realisasikan, karena dalam waktu dekat, Insya Allah Universitas Syiah Kuala akan memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dan dengan komitmen dan kebersamaan keluarga besar universitas ini, semoga tak lama kemudian status institusi kita akan menjadi Perguruan Tinggi Badan Hukum (PTN-BH). Hadirin yang kami hormati Universitas Syiah Kuala telah dikenal sebagai jantong hate rakyat Aceh sejak lama. Namun harus kita akui bahwa kontribusi kita secara 3
institusi untuk daerah, negara, atau dunia belum optimal hingga saat ini. Padahal, sejak awal, salah satu misi Universitas Syaih Kuala adalah untuk menyelenggarakan tridarma perguruan tinggi, dan untuk mendukung pembangunan daerah, nasional, dan internasional berbasis sumberdaya lokal. Kontribusi Universitas Syiah Kuala dalam pembangunan yang berbasis sumberdaya dan kearifan lokal ini, Insya Allah akan semakin meningkat dengan bertambahnya dua orang guru besar dalam dua bidang ilmu yang berbeda pada hari ini, yaitu Prof. Dr. Musri, M.Sc dan Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si. Meskipun keduanya berbasis kepakaran yang berbeda, namun tanpa skenario, keduanya menjadikan sumberdaya lokal bahari sebagai bagian dari penelitian mereka. Keduanya bukan hanya dipertemukan untuk dikukuhkan sebagai guru besar pada hari yang sama, namun mereka juga saling melengkapi dalam hal mengeksplorasi potensi bahari. Di satu sisi, Prof. Dr. Musri, M.Sc. berupaya memanfaatkan potensi sumberdaya kimia alam bahari, di sisi lain, Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si, berupaya mencari solusi terhadap ancaman bahaya gelombang yang mungkin terjadi. Kepakaran yang dimiliki oleh Prof. Dr. Musri, M.Sc. akan sangat sesuai dengan kebijakan pembangunan saat ini. Metode bioprospeksi untuk mengekplorasi keanekaragaman hayati bahari, yang ditawarkan oleh beliau, sangat berpotensi untuk menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Sementara itu, Kebijakan Kelautan Indonesia yang tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16, Tahun 2017, juga memuat dengan tegas keberpihakan pemerintah untuk pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bahari bagi kesejahteraan masyarakat. Selama ini, sumber daya alam laut terlanjur dipahami secara parsial, yaitu terfokus pada ikan, udang, dan segala bentuk sumber daya makanan. Hasil penelitian Prof. Dr. Musri, M.Sc. paling tidak menguatkan pemahaman 4
yang lebih luas tentang pemanfaatan sumber daya alam bahari. Pengalihan fokus penelitian ke sumber daya alam bahari, terjadi setelah para ilmuan sadar akan tingginya keanekaragaman hayati biota laut. Beberapa di antaranya mengandung senyawa-senyawa kimia yang memiliki sifat-sifat biokimia unik, dalam melawan dan menyembuhkan penyakit-penyakit manusia. Meskipun potensi penyembuhan penyakit berbasis biota-biota laut ini telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu, namun masih sedikit ilmuan yang melakukan kajian secara sistematis tentang itu. Mengingat luas perairan terbuka Aceh yang mencapai 295.370 kilo meter persegi, maka kami sangat optimis bahwa fokus penelitian dan kepakaran yang dimiliki oleh Prof. Dr. Musri, M.Sc, akan sangat berguna untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam bahari. Bagaimanapun, upaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi laut tidak semudah membalikkan telapan tangan. Karena selain menyediakan potensi alam yang melimpah, laut ternyata juga menyimpan ancaman yang berbahaya untuk manusia. Salah satu bahaya yang muncul dari dasar laut telah kita alami pada penghujung tahun 2004, di mana gelombang tinggi air laut dalam bentuk gelombang Tsunami, meluluhlantakkan kota Banda Aceh. Oleh karena itu, pemahaman tentang laut, yang meliputi pemahaman topografi pantai dan karakteristik laut, karakteristik gelombang, fenomena pemuncakan dan pemisahan gelombang, serta mekanika fluida, sangat dibutuhkan untuk mengantisipasi potensi ancaman bahaya dari laut ini. Kepakaran ilmu matematika terapan yang dimiliki oleh Prof. Dr. Marwan, M.Si sangat tepat jika diterapkan untuk menggali, memahami, dan sekaligus mencari solusi untuk setiap ancaman bahaya gelombang laut. Bagaimanapun, kondisi geografis Indonesia yang sebagian besar terdiri atas lautan, menuntut adanya berbagai aktivitas yang berkaitan dengan lautan. 5
Kegiatan-kegiatan tersebut terkait dengan perkapalan, pertambangan minyak dan gas bumi lepas pantai, penangkapan ikan dan sebagainya. Semua kegiatan tersebut memerlukan pengetahuan yang baik tentang laut. Perkapalan atau transportasi laut adalah salah satu sisi penting yang membutuhkan pengetahuan yang setepat mungkin tentang perilaku gelombang laut. DI sisi lain, rencana pemerintah untuk mengoptimalkan sistem pengangkutan logistik melalui laut, menuntut adanya pengetahuan dan pemahaman yang menyeluruh, tentang potensi kendala yang mungkin terjadi dalam transportasi laut. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Prof. Dr. Marwan, S.Si., M.Si., tentang Model Matematika Pembangkitan Gelombang Ekstrim di Laboratorium, dalam Kaitannya untuk Mengoptimalkan Keamanan Transportasi Laut, insya Allah akan memperkaya pemahaman kita tentang potensi bahaya gelombang laut, serta menyajikan alternatif solusi utnuk mengatasi permasalahan tersebut. Bapak/Ibu, Hadirin yang kami hormati Untuk mengetahui lebih detail tentang bagaimana peran para guru besar yang dikukuhkan hari ini, dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang kami paparkan tadi, maka sebentar lagi, kita semua akan mendengar secara langsung pemaparan gagasan dan analisis kedua guru besar ini dalam orasi ilmiah mereka, sesuai dengan bidang kepakaran yang mereka miliki. Di bagian akhir sambutan ini, kami ingin mengucapkan selamat, kepada Prof. Dr. Musri, M.Sc., dan Prof. Dr. Marwan, S.SI., M.Si., atas pencapaian gelar professional tertinggi dalam dunia pendidikan ini. Akhirnya, mari berdoa, semoga Allah tetap menjaga hati kita agar selalu menyadari, bahwa apapun gelar yang diberikan dan dikukuhkan oleh manusia, sama sekali tak berharga, jika gelar taqwa tak berhasil kita peroleh 6
dari Allah SWT. Karena apapun gelar duniawi yang kita miliki, bagi Allah kita tak akan lebih dari hanya seorang hamba. Semoga Allah meridhai setiap langkah dan niat baik kita, sehingga seluruh kompetensi yang telah kita miliki akan mendekatkan kepada Allah SWT. Amiiin. Wabillahi taifiq walhidayah, wassalammu a laikum wr. wb. Darussalam, 05 Mei 2016 Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng Nip. 19620808 198803 1003 7