PIDATO SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PIMPINAN PASCASARJANA (FORPIMPAS) PERGURUAN TINGGI NEGERI INDONESIA

Transkripsi

1 PIDATO SAMBUTAN REKTOR PADA ACARA PEMBUKAAN PERTEMUAN FORUM PIMPINAN PASCASARJANA (FORPIMPAS) PERGURUAN TINGGI NEGERI INDONESIA di Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood, MA Universitas Syiah Kuala Selasa, 10 Juni 2014 Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Yang kami hormati Yang kami hormati Yang kami hormati, seluruh pimpinan pascasarjana perguruan tinggi negeri seluruh Indonesia, yang telah berhadir ke kampus Universitas Syiah Kuala malam hari ini. Selamat datang kami ucapkan ke kampus Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, perguruan tinggi tertua di Aceh yang sejak lama dikenal sebagai jantung hati rakyat Aceh. Syukur Alhamdulillah, bahwa sampai hari ini, kita masih diridhai oleh Allah untuk tetap bersama, sehat walafiat, serta berkesempatan untuk berkumpul di hari ini, di Gedung AAC Prof. Dr. Dayan Dawood, MA, untuk mengikuti acara pembukaan pertemuan Forum Pimpinan Pascasarjana (FORPIMPAS) Perguruan Tinggi Negeri Seluruh Indonesia. Salawat serta salam mari kita sanjung sajikan ke haribaan nabi besar Muhammad SAW, seorang pemimpin terbaik sepanjang masa,

2 yang melayani dengan pengabdian terbaiknya, tanpa pamrih demi mencapai keadaan ummat yang sejahtera, berilmu pengetahuan dan berakhlak mulia. Hadirin yang kami muliakan. Pertama-tama kami ingin mengungkapkan apresiasi kami kepada Forum Pimpinan Pascasarjana (FORPIMPAS) Perguruan Tinggi Negeri Se-Indonesia, yang telah memilih Universitas Syiah Kuala sebagai tempat pertemuannya yang ke-36 ini. Bagaimanapun, bagi kami, ini merupakan sebuah penghargaan yang istimewa, dan menyiratkan apresiasi yang tinggi terhadap eksistensi Universitas Syiah Kuala, terutama Program Pascasarjananya. Secara de facto, semangat untuk mendirikan program studi pascasarjana di Universitas Syiah Kuala sudah sangat lama dikumandangkan, namun secara de jure, Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala baru terlahir dengan resmi pada tahun 2002, dengan hanya memiliki 8 program studi magister. Alhamdulillah, saat ini perkembangan program studi pascasarjana di Universitas Syiah Kuala sangat menggembirakan. Saat ini Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala telah memiliki 33 Program Studi hanya setelah 12 tahun berdiri secara resmi. Di antara 33 Program Studi tersebut, terdapat 6 Program Studi Doktor (S3), dan 27 Program Studi Magister (S2). Sementara jumlah mahasiswa Pascasarjana yang aktif saat ini adalah orang dengan jumlah alumni telah mencapai orang. Kontribusi para alumni program pascasarjana sejauh ini masih sangat dibutuhkan baik secara lokal, nasional, bahkan internasional. Di satu sisi, jumlah mereka di Indonesia masih sangat sedikit, di sisi lain, kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualifikasi lebih dari sekedar sarjana, semakin tinggi. Apalagi ketika kita dihadapkan

3 untuk menghadapi berbagai tantangan yang bersifat global, di mana tingkat kualifikasi pendidikan menjadi salah satu nilai tawar yang mutlak diperlukan. ASEAN Community yang akan diberlakukan mulai tahun depan, adalah satu bentuk tantangan global yang idealnya sudah sejak lama kita analisis. Para lulusan program magister dan doktor pada saat itu tidak hanya dituntut untuk menunjukkan gelar yang tersemat di awal atau di akhir nama mereka, namun mereka juga dibebankan untuk membuktikan kompetensi yang sesuai dengan titel yang diberikan tersebut. Persepsi masyarakat tentang titel S2 dan S3 sedikit banyak juga agak berubah. Tahun 90-an, ketika jumlah penyandang gelar S2 masih belum banyak, tentu saja gelar ini bernilai tawar yang cukup tinggi saat itu. Namun sejak tahun 2000-an, gelar ini bukan lagi sesuatu yang istimewa. Apalagi ketika Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan mensyaratkan, bahwa gelar S2 hanya merupakan standar minimal untuk menjadi seorang dosen di Perguruan Tinggi, maka gelar magister ini tak lagi mampu berbicara terlalu banyak di persaingan dunia kerja. Bukan mustahil, bahwa fenomena yang sama juga terjadi di jenjang lulusan di atasnya, yaitu lulusan S3. Saat ini, jumlah doktor di Indonesia, menurut data dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, baru mencapai sekitar orang, atau hanya sekitar 0,03% dari jumlah total penduduk Indonesia. Para doktor di Indonesia masih berstatus istimewa, karena jumlah mereka yang masih sedikit. Namun ketika tahun depan, persaingan bursa kerja terbuka untuk seluruh ASEAN, maka kompetensi yang dibutuhkan untuk persaingan tidak lagi sederhana.

4 Hadirin yang kami muliakan. Salah satu kompetensi yang dituntut dari seorang lulusan pascasarjana adalah kemampuannya untuk mengeksplorasi dan mengelaborasi ide-ide kritis yang bermanfaat berbasis pada pengamatan dan penelitian. Dan untuk hal ini, diakui atau tidak, secara umum, program pascasarjana di Indonesia masih harus berjuang dengan kreatifitas yang sangat tinggi, terutama untuk mengakali terbatasnya fasilitas penelitian. Namun di sisi lain keunikan sumber daya alam, kondisi serta kemajemukan sosial, merupakan beberapa hal yang unik, yang justru tidak dimiliki oleh program pascasarjana di luar negeri. Saya yakin, keunikan-keunikan tersebut merupakan potensi yang luar biasa, yang jika kita fokus untuk mengeksplorasinya, melalui berbagai kegiatan penelitian di tingkat pascasarjana, maka Insya Allah, program pascasarjana di Indonesia akan mampu berbicara lebih banyak di tingkat dunia. Di Universitas Syiah Kuala, Insya Allah, ada rencana besar untuk memberikan fokus penelitian yang lebih signifikan kepada tiga keunikan lokal Provinsi Aceh, yaitu kebencanaan, ekonomi Islam, serta pengelolaan sumber daya alam. Target kami, dalam 15 tahun ke depan, universitas ini akan menjadi referensi dunia untuk ketiga bidang penelitian tersebut. Oleh karena itu, saya sangat terkesan dengan tema pertemuan FORPIMPAS tahun ini yaitu Penguatan Tata Kelola Program Pascasarjana dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan dan Penelitian di Indonesia. Tema ini menunjukkan fokus utama kita, program pascasarjana di seluruh Indonesia, untuk mengerahkan semua upaya demi tercapainya peningkatan mutu pendidikan dan penelitian.

5 Dengan landasan semangat yang sama tersebut, Insya Allah pertemuan ini akan mampu menghasilkan satu formula terbaik, yang berlandaskan semangat kerja sama serta resource sharing antar program pascasarjana di seluruh Indonesia. Kami juga berharap bahwa formula yang dihasilkan nantinya mampu menjawab berbagai permasalahan dalam pengelolaan program pascasarjana. Pada akhirnya, Insya Allah melalui sinergi dan kolaborasi yang sinambung antar program pascasarjana di seluruh Indonesia ini, target kita untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian akan tercapai. Akhirnya, mari berdoa, semoga kita semua diberi kemampuan, kesempatan, dan kemauan oleh Allah, untuk selalu mempersembahkan usaha dan upaya terbaik sesuai tupoksi kita masing-masing, demi tercapainya kehidupan masyarakat yang terdidik, sejahtera dan bahagia. Amin ya rabbal alamiiin. Wabillahitaufiq walhidayah, wassalamu alaikum wr. wb. Darussalam, 10 Juni 2014 Rektor Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng. NIP