BAB V PEMBAHASAN. A. Implementasi Penetapan Profit Margin pada BMT Istiqomah Karangrejo.

dokumen-dokumen yang mirip
No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Piutang Usaha terhadap Laba pada BMT Istiqomah Tulungagung

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB V PEMBAHASAN. A. Kebijakan Harga Jual Pembiayaan Murabahah di BMT Istiqomah Unit

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Herdiansyah pada tahun 2008, yang berjudul

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

STRATEGI PENETAPAN MARGIN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BMT AT- TAQWA MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT. LELI SUWITA Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB III LUMAJANG. berbeda beda untuk jangka waktu cicilan yang berbeda. Penerapan keuntungan transaksi pembiayaan mura>bah{ah ditetapkan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB II LANDASAN TEORI. Baitul maal tanwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Pembiayaan Murabahah Pada PT. Bank Muamalat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB IV HASIL PENELITIAN. sebagai Lembaga Ekonomi Rakyat (LER). BMT Istiqomah didirikan pada. (PINBUK) tulungagung Nomor: 00101/52000/PINBUK/VI/2001.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sistem ekonomi syariah semakin berkembang seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS TENTANG PERSEPSI PEDAGANG KECIL DI PASAR KLIWON TENTANG PEMANFAATAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BMT FASTABIQ CABANG KUDUS

Dasar-Dasar Pembiayaan Bank Syariah

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bank-bank konvensional yang membuka sistem baru dengan membuka bank. berpengaruh dalam kegiatan ekonomi di Indonesia.

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Adapun salah satu ukuran keberhasilan suatu bank adalah

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB V PEMBAHASAN. pengolahan data tersebut dibantu oleh SPSS Dalam penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. pada bank umum, pinjaman disebut kredit atau loan, sedangkan pada bank syariah

GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DASAR HUKUM. a. Kegiatan usaha dan produk-produk bank berdasarkan prinsip syariah. b. Pembentukan dan tugas Dewan Pengawas Syariah

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. periode 5 tahun terakhir ini telah muncul bank-bank yang menjalankan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

AKUNTANSI BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dengan mengambil judul Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro pada Bank

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PEMILIHAN BIDANG DAN OBJEK. Perkembangan dunia lembaga pembiayaan beberapa tahun terakhir ini semakin

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS JUAL BELI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ismail, Perbankan Syariah, Prenadamedia Group, Jakarta, 2011, hlm 29-30

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/24/PBI/2006 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENCEGAHAN DAN IMPLIKASI PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH MULTIGUNA BERMASALAH

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

Bank Konvensional dan Syariah. Arum H. Primandari

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Analisis Mekanisme Pembiayaan Bai u Bithaman Ajil di BMT Matra

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

AKAD MURABAHAH DAN APLIKASINYA

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Implementasi Penetapan Profit Margin pada BMT Istiqomah Karangrejo. Dalam bab ini akan disajikan beberapa uaraian pembahasan yang sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada uraian pembahasan ini peneliti akan mengintregasikan hasil penelitian dengan teori yang telah di jelaskan pada bab sebelumnya. Data-data yang diperoleh dari pengamatan wawancara mendalam serta dokumentasi sebagai telah mana peneliti mendeskripsikan pada analisis data kualitatif yang kemudian diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Pengamatanserta wawancara yang telah dilaksanakan yaitu mengumpulkan data mengenai implementasi penetapan profit margin pada pembiayaan murabahah pada BMT Istiqomah Karangrejo. Sesuai dengan data yang telah diperoleh, pada dasarnya implementasi adalah sebagai salah satu bentuk transaksi jual beli dapat diterapkan dalam produk penyaluran dana pada perbankan syariah dan keabsahannya ditentukan oleh terpenuhinya rukun dan syarat. Penerapan murabahah pada perbankan syariah tertentu saja dibuat berdasarkan ketentuan peraturan undang-undang yang berlaku. Dalam kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar akad murabahah berlaku pesyaratan antara lain sebagai berikut: 78

1. Lembaga keuangan syariah bertindak sebagai penyedia dana dalam rangka membelikan baranmg terkait dengan kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah sebagai pihak pemberi barang. 2. Barang adalah obyek jual beli yang diketahui secara jelas kuantitas, kualitas, harga perolehan dan spesifikasinya. 3. Lembaga keuangan syariah wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk pembiayaan atas dasar akad murabahah, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan bank Indonesia mengenai transparasi informasi produk bank dan penggunaan pribadi data nasabah. 4. Lembaga keuangan syariah wajib melakukan analisis atas permohonan pembiayaan atas dasar akad murabahah dari nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisis atas karakter dan aspek uasaha anatara lain meliputi analisis kapasitas usaha, keuangan, dan prospek usaha. 5. Lemabaga keuangan syariah dapat membiayai sebagai atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. 6. Lembaga keuangan syariah wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang dipesan nasabah. 7. Kesepakatan atas margin ditentukan hanya satu kali pada awal pembiayaan atas dasar murabahah dan tidak berubah selama periode pembiayaan.

8. Lembaga keuangn syariah dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertelis berupa akan pembiayaan atas dasar murabahah. 9. Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan berdasarkan kesepakatan lembaga keuangan syariah dan nasabah. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, menurut Binti Nur asyiah mengenai pembiayaan akad murabahah transaksi jual beli suatu barang sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para pihak, dimana penjual terlebih dahulu kepada pembeli. Penyaluran pembiayaaan berdasarkan akad murabahah Undang-Undang Perbankan Syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembelinya membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati. 1 Secara teknis, yang di maksud dengan margin keuntungan adalah persentase tertentu yang ditetapkan pertahun perhitungan marjin keuntungan secara harian, maka jumlah hari dalam setahun ditetapkan 360 hari, perhitungan marjin keuntungan secara bulanan, maka setahun ditetapkan 12 bulan. Pada umumnya, nasabah pembiayaan melakukan pembayaran secara angsuran. 223 1 Binti Nur Asyiah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014) hal.

Tagihan yang timbul dari transaksi jual beli dan atau sewa berdasarkan akad murabahah, salam, istishna dan atau ijarah disebut sebagai piutang. Besarnya piutang tergantung pada pembiayaan, yakni jumlah pembiayaan (harga beli ditambah harga pokok) yang tercantum di dalam perjanjian pembiayaan. Namun masih banyak masyarakat atau nasabah yang belum paham atau mengerti tentang mekanisme perhitungan margin atau keuntungan tersebut. Nasabah cenderung berprinsip yang penting mendapatkan dana atau modal. Dalam hal ini BMT Istiqomah Karangrejo tidak menetapkan margin keuntungan secara harian, melainkan secara bulanan. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan dalam menentukan pembayaran angsuran yang telah ditetapkan presentase margin keuntungan perbulannya dan juga bebrapa pilihan waktu pembayarannya. Selain itu proses penetapan penetapan profit margin lainnya dilihat dati berapa besarnya pembiayaan yang di lakukan oleh nasabah. Didalam penetapan profit margin itu sendiri ada beberapa tahap yang dilakukan oleh pihak BMT itu sendiri. dengan cara pihak BMT harus mengetahui terlebih dahulu berapa besar pembiayaan yang dilakukan oleh calon nasabah pembiayaan tersebut dan jaminan apa yang akan dijaminkan oleh pihak calon nasabah untuk dijaminkan ke BMT untuk melakukan pembiayaan. Didalam implemetasi penetapan profit margin ini. Setelah melakukan indentifikasi tentang seberapa besar pembiayaan yang diminta oleh nasabah maka

proses selanjutnya adalah dengan cara melakukan penetapan profit matgin. Biasanya pihak BMT menawarkan tiga pilihan cara pembayaran, yang pertama ada BBA (Bai bi Tsaman Aji) dengan sistim ansur selama 1 tahun dengan mark up 1,5% sampai dengan 2%, lalu yang kedua ada murabahah plus dengan sistim ansuaran selama 6 bulan dengan mark up 2,3% samapai dengan 2,5% lalau ada juga murabahah murni dengan sistim ansuran selama 3 bulan dengan mark up 2,5% samapai 2,8%. Setelah nasabah memilih salah satu dati tiga macam pembayaran pembiayaan itu baru pihak BMT bisa menentukan atau menetapakan profit nmargin dari pembiayaan. Biasanya dilihat juga dari besar kecilnya pembiayaan yang diminta nasabah. Penelitian ini sesuai dengan Angga Pramudya Ramadhani, dalam penelitian ini sebelum menetapkan profit margin terlebih dahulu BMT melakukan observasi untuk mengetahui bagai mana calon nasabah pembiayaan, BMT melakukan beberapa tahap dilihat dari jaminan ssetelah mengetahui jaminan seperti apa baru BMT bisa menentukan berapa profit margin dari pembiayaan. 2 Didalam implementasi pnetapan profit margin harus ada kesepakatan antara nasabah dan BMT, karena dalam penetapan profit margin ini harus dilakukan dengan kesepakatan antar kedua belah pihak untuk profit margin ini dilakukan pembagian profit margin antara nasabah dan BMT biasanya kisarang nasabah 50% dan BMT 50%. Itu pun juga bisa lihat dari jaminan yang ditawarkan oleh nasabah 2 Angga Pramudya Ramadhani,Analisis Profit Margin Pada produk pembiayaan Murabahah, hal. 47.

ke pihak BMT, biasanya jaminan juga mempengaruhi dari Implementasi penetapan profit margin. B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penetapan Profit Margin Murabahah pada BMT Istiqomah Karangrejo. Dalam hal ini peneliti juga mengamati serta meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan profit margin murabahah. Berdasarkan data yang diperoleh dari wawancara, faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan profit margin adalah yang pertama dilihat dari prinsip ekonomi biasanya dilihat dari factor ekonomi dari calon nasabah pembiayaan, lalu yang keduan biasanya dilihat dari jangka waktu peminjaman tersebut, biasanya jangka waktu peminjaman biasanya menentukan margin yang tentukan. Lalu yang ketiga system penggunaan biasanya nasabah melakukan pembiayaan untuk bertujuan aapa, biasanya yang sering nasabah melakukan pembiayaan untuk modal dagang yang mereka jalankan selama ini atau tbisa disebut juga tambahan modal, lalau yang keempat standart pertimbangan, biasanya pihak BMT setelah melakukan survey dari nasabah pembiayaan biasanya melakukan pertimbangan untuk mangambil langkah persetujuan pembiayaan yang dilakukan oleh nasabah. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, menurut Binti Nur Asiyah mengenai factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan margin, Dalam menetapkan margin yang berdampak pada keuntungan bank erat kaitannya dengan harga yang terbentuk dalam pembiayaan yang dilakukan. Dalam akad jal beli, bank sebagai penjual boleh menetapkan harga berapaun yang boleh

dikehendaki. Namun demekian bank syariah dalam menjaga fungsi intermediasi, tidak hanya berfikir umtuk mendapatkan keuntungan yang tinggi melainkan bagaimana fungsi intermediasi berjalan lancar. 3 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan margin dan bagi hasil di bank syariah antara lain: a. Komposisi pendanaan Bagi bank syariah yang pendanaanya sebagai besar di peroleh dari dana giro dan tabungan, yang nsibah nasbaah tidak setinggi deposito (bahwa bonus untuk giro cukup rendah karena diserahkan sepenuhnya pada kebijakan bank syariah), maka penentuan keuntungan (margin atau bagi hasil bagi bank) akan lebih kompetitif jika dibandingkan suatu bank yang pendanaanya porsi terbesar dari deposito. b. Tingkat persaingan Jika tingkat kompotisi ketat, porsi keuntungan bank tipis, sedangkan pada tingkat persaingan masih longgar bank dapat mengambil keuntungan lebih tinggi. c. Risko pembiayaan Pada pembiayaan yang berisiko tinggi, bank dapat mengambil keuntungan lebih tinggi dibandingkan yang beresiko sedang. 157-159 3 Binti Nur Asyiah, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Teras, 2014) hal.

d. Jenis nasabah Bagi nasabah prima, dimana usahanya besar dab kuat, bank cukup mengambil keuntungan tipis, sedangkan untuk pembiayaan kepada nasabah biasa diambil keuntungan yang belih tinggi. e. Kondisi perekonomian Konsisi perekonomian yang dimaksud adalah apakah anggota pada calon pembiayaan mampu atau tidak apabila margin yang ditetapkan sekian. f. Tingkat keuntungan yang diharpakan bank Terkait dengan masalah keadaan perekonomian pada umumnya dan juga resiko atas suatu sekrot pembiayaan, atau pembiayaan terhadap debitur yang dimkasud. Lembaga dalam operasionalnya, setiap tahun tertentu telah menetapkannya bebrapabesar keuntungan yang dianggrakan. Anggaran keuntungan inilah yang akan berpengaruh pada kebijakan penentuan besarnya margin ataupun nisbah bagi hasil untuk lembaga. Dalam praktinya, proses penentuan margin pada pembiayaan murabahah pada BMT Istiqomah Karangrejo sudah dilakukan sebagai mestinya dan tidak bertentangan pada prinsip syariah. Pada pembiayaan murabahah yang ada pada BMT Istiqomah Karangrejo mempunyai system angsuran yang ada tiga macam, yaitu: 1. Bai bi Tsaman Ajil (BBA) Yaitu hubungan akad jual beli (investasi atau pembelian barang) dengan pembayaran angsuran.

Ketentuan Bai bi Tsaman Ajil adalah a. Jangka waktu pembayaran maximal 1 tahun b. Yang dibayar setiap bulan adalah angsuran pokok + mark up tiap bulan + simpanan wajib + simpanan pembiayaan + infaq Berikut sebagai contoh perhitungan Bai bi Tsaman Ajil: Jumlah pembiayaan : Rp. 5000.000 5.000.000 * 12 bulan = 416,666 5.000.000 * 2% = 100.000 100.000 * 12 bulan = 1.200.000 Jangka waktu : 1 tahun Mark up :Rp. 1.200.000,00 Jumlah yang di bayar setiap angusuran : Angsuran Pokok : Rp. 416,666 Mark up : Rp. 100.000 Simpanan wajib : Rp. 1000 Simpanan pembiayaan : Rp. 10.000 Infaq : Rp. 333,34 Total : Rp. 528.000 Jadi mark up yang didapat BMT Istiqomah Karangrejo adalah Rp.100.000.

2. Murabahah Yaitu pembiayaan yang pembayarannya dilakukan oleh nasabah setelah jatuh tempo pengembalian dengan harga dasar barang yang dibeli yang kemudian ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Murabahah meliputi: a) Murabahah Murni 1) Jangaka waktu pembayaran maxsimal 3 bulan 2) Tidak ada simpanan pembiayaan 3) Yang dibayarkan setiap bulan adalah angsuran pokok + mark up 3 bulan + simpanan wajib 3 bulan 4) Semua pembayaran dilakukan di akhir jatuh tempo Berikut sebagai contoh perhitungan Murabahah Murni: Jumlah Pembiayaan : Rp. 4.000.000 Jangka Waktu : 3 bulan 4.000.000 * 2,8% = 112.000 112.000 * 3 bulan = 336.000 Mark up : Rp. 336.000 Profit Margin : 2,8 % Jumlah yang dibayar setiap angsuran : Angsuran pokok : Rp. 4.000.000 Mark up : Rp. 336.000 Simpanan Wajib : Rp. 3.000

Total : Rp. 4.339.000 Jadi mark up yang didapat BMT Istiqomah Karangrejo adalah Rp. 336.000. b) Murabahah Plus 1) Jangka waktu pembayaran maximal 6 bulan 2) Angsuran pokok dibayar diakhir jatuh tempo, beserta mark up pada bulan terakhir tersebut 3) Angsuran yang dibayarkan setiap bulannya adalah (Mark up tiap bulan + simpanan wajib tiap bulan + simpanan pembiayaan tiap bulan) 4) Kemudian pada bulan terakhir barulah membayar (pokok + mark upbulan terakhir + simpanan pembiayaan tiap bulan) Berikut sebagai contoh perhitungan Murabahah Plus Jumlah Pembiayaan : Rp. 4.000.000 Jangka Waktu : 6 bulan 4.000.000 * 2,5% = Rp. 100.000 100.000 * 6bulan = Rp. 600.000 Mark up : Rp. 600.000 Profit margin : 2,5% Jumlah yang dibayar setiap angsuran : Angsuran pokok : Rp. 4.000.000 Mark up/ Bagi Hasil : Rp. 600.000

Simpanan Wajib : Rp. 6.000 Simpanan Pembiayaan :Rp. 10.000 Total : Rp. 4.616.000 Jadi mark up yang didapat BMT istiqomah Karangrejo adalah Rp. 600.000. Penentuan margin dapat dilihat dari lama pinjaman, Jumlah Pinjaman, dan system ansuran. Di dalam BBA biasanya mark-up ditentungkan 1,5% - 2,5%, murabahahmurni biasanya mar-up ditentukan 2,6% - 2,9%, dan murabahahplus 2,2% - 2,7%.Mar-up biasanya dilihat dari berapa besar pembiayaannya. Penelitian ini sesuai dengan penelitian Ienas Taiseir Rasi, bahwa implementasi penetapan profit margin pembiayaan murabahah bahwa sana samasama perhitungan dengan menggunakan mark-updan sebelum adanya penetapan profit margin BMT melakukan beberapa metode terlebih dahulu untuk mengambil pertimbangan sebelum melakukan pembiayaan dengan calon nasabah. 4 4 Ienas Taiseir Rasi, implementasi Perhitungan Margin pada Pembiayaan Murabahah Di Bank Mega Syariah Cabang Semarang hal 44.