BAB I. Setiap organisasi apapun bentuknya akan selalu berupaya semaksimal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan maupun meningkatkan efektifitas penjualan produk atau jasanya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar berjangka (futures market) merupakan bagian dari pasar derivatif yang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan persaingan yang begitu ketat dan kompeten, hal ini menuntut

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan

PASAR KOMODITI: Perdagangan Berjangka & Pasar Lelang Komoditi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang semakin komplek menuntut suatu perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. informasi, transformasi, dan transaksi melalui media internet. Sehingga saat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi yang pesat telah mengeliminir keterbatasan ruang

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan harus bersaing dengan perusahaan perusahaan dari seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. yang bersaing, 3) Fasilitas yang disediakan, dan 4) Promosi yang. melirik bisnis ini sebagai sarana berinvestasinya, mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dalam beberapa tahun belakangan ini ialah industri pasar modal. Pasar

PERJANJIAN MITRA PEMASAR

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

Di Indonesia, badan pemerintahan yang mengatur perizinan dan pengawasan kegiatan investasi forex dan komoditi trading dipegang oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. Dalam era globalisasi ini perusahaan-perusahaan berlomba-lomba untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya nasabah bank di

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. (tadrij), dari tahapan diskursus ( ilmu al yaqin), implementasi ( ain al yaqin) serta hakikat akan sebuah ilmu (haqq al yaqin).

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara kepuasan..., Widiana Sasti Kirana, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. nasabahnya dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari. Bank merupakan suatu badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Global Artha Futures

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB I PENDAHULUAN. segera dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi. Masalah krisis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan bisnis terutama yang telah go public pada umumnya. tujuan manajemen keuangan adalah untuk mengambil keputusan-keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

Salah satu kontribusi terbesar pada krisis ekonomi dan resesi di lndonesia

BAB I PENDAHULUAN. demikian perhatian serius terhadap pengelolaan SDM adalah salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB II RUANG LINGKUP PERUSAHAAN. PT Millennium Penata Futures berdiri pada tahun PT Millennium

BAB I PENDAHULUAN. mereka memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang ada dan berusaha untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Hal ini mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha,

Trading Cermat bersama Pialang Tepat. (Tips Memilih Pialang Trading)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, public authorities, maupun swasta. Pasar modal merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini memberi dampak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dimedan pada tanggal 08 September Sebagai perusahaan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menghadapi era globalisasi dan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penelitian ini pertama-tama bertujuan untuk mengetahui pengaruh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi

BAB II PERDAGANGAN BERJANGKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha pada dewasa ini telah diwarnai oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang sangat pesat. Organisasi bisnis jasa yang mempunyai perhatian

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. Dengan memperoleh laba yang maksimal, maka perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strateginya, perusahaan akan mengalami suatu kegagalan apabila

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN DANA KOMPENSASI.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sesuatu yang tak terhindarkan. Dengan komposisi penduduk

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. distributor, dan perdagangan. Suatu keuntungan yang besar telah memiliki jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sebuah organisasi atau perusahaan pasti memiliki tujuan yang hendak

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA (MasyarakatE konomi

BAB I PENDAHULUAN. professional, karena pengelolaan tenaga kerja secara professional merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang melanda Asia pada tahun 1997 telah menelan banyak

BAB I PENDAHULUAN. (hedging). Peranan perdagangan berjangka (futures) dalam era globalisasi. dan ketidakpastian ekonomi yang semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Investasi umumnya dilakukan oleh masyarakat untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. mengenai hubungan pemasaran (relationship marketing). Lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan kondisi pasar Indonesia yang akan memasuki era

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklim perkembangan bisnis ritel di Indonesia beberapa tahun terakhir dapat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa antar manusia di dunia yang meliputi bidang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN NASABAH (Studi Kasus pada PT. BPR Sukadana Surakarta) SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Kesulitan pendanaan pun menimpa usaha-usaha kecil sampai usaha-usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan di segala bidang. Hal ini juga berdampak pada kondisi lingkungan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk menempuh langkah-langkah strategik dalam bersaing pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini terutama berlaku di sektor jasa keuangan di mana deregulasi telah

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, persaingan tidak bisa dihindarkan. Untuk memenangkan persaingan

I. PENDAHULUAN. menggerakan roda perekonomian (Undang-Undang No.7 tahun 1992 pasal 1).

BAB I PENDAHULUAN. harga sahamnya (Fama, 1978; Wright dan Ferris, 1997). Harga saham digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap organisasi apapun bentuknya akan selalu berupaya semaksimal mungkin untuk mencapai tujuan organisasi itu dengan seefisien mungkin. Efisien dan efektif suatu organisasi sangat bergantung pada baik buruknya pengelolaan anggota organisasi itu sendiri. Khususnya pada perusahaan yang bergerak di bidang investasi keuangan, peran tenaga penjualan (sales person) dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan telah lama menjadi salah satu strategi pemasaran. Keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan hasil penjualan tidak lepas dari peran para tenaga penjualan. Dengan peran tenaga penjualan, maka perusahaan akan mampu menjalin hubungan yang lebih dekat dan lebih baik dengan konsumen. Semakin dekat dan baiknya hubungan antara perusahaan dengan para konsumen akan mempermudah perusahaan dalam meningkatkan keberhasilan pemasaran. Untuk mewujudkan keberhasilan lembaga-lembaga itu maka para tenaga penjual perlu diberi pelatihan yang seiring dengan perkembangan teknologi dan pengetahuan. Adanya perubahan tersebut membutuhkan peningkatan keahlian dari tenaga penjual yang dapat diperoleh melalui training (Filipczak et al., 1991 dalam Roman et al., 2002). Jika suatu perusahaan ingin bertahan, maka mereka harus

2 memberikan perhatian yang besar terhadap sales training mereka. Dikatakan oleh Roman et al. (2002) bahwa sales training mempengaruhi kinerja tenaga penjual dan orientasi pelanggan. Hasil penelitian Roman et al. menyatakan bahwa kinerja tenaga penjual dan orientasi pelanggan dipengaruhi oleh sales training. Dimensi dalam Baldauf et al. (2001) antara lain memonitor kinerja tenaga penjualan di lapangan, membimbing tenaga penjualan dalam melakukan pekerjaan, mengevaluasi kualitas presentasi penjualan tenaga penjualan, dan memberikan reward terhadap kinerja tenaga penjualan. Pemberian kompensasi sangat penting bagi karyawan, karena besar kecilnya kompensasi merupakan ukuran terhadap prestasi kerja karyawan, maka apabila sistem kompensasi yang diberikan perusahaan cukup adil untuk karyawan, akan mendorong karyawan untuk lebih baik dalam melakukan pekerjaannya dan lebih bertanggung jawab atas masing-masing tugas yang diberikan perusahaan. Tujuan kompensasi dilakukan perusahaan antara lain untuk menghargai prestasi karyawan, menjamin keadilan diantara karyawan, mempertahankan pegawai, memperoleh karyawan yang lebih bermutu, dan sistem kompensasi haruslah dapat memotivasi para karyawan. Oleh karena itu, kompensasi merupakan faktor yang penting untuk dapat bekerja lebih produktif dan berkualitas. Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang pasti memiliki sesuatu faktor yang mendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, faktor

3 pendorong dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Efektivitas organisasi dapat dinilai dari motivasi kerja karyawannya. Motivasi kerja yang salah satunya disebabkan oleh pemberian kompensasi yang sesuai dapat terlihat dari kinerja karyawan tersebut dalam menjalankan tugasnya. Jika kompensasi lebih diperhatikan oleh perusahaan maka diharapkan keahlian yang dimiliki karyawan dan motivasi kerja dapat meningkat sehingga kinerja karyawan dapat meningkat juga. Penelitian ini akan mencoba untuk mengetahui seberapa besar peran pelatihan, kompensasi, serta motivasi terhadap karakteristik tenaga penjualan dalam meningkatkan efektivitas penjualan. Tenaga penjualan menempati ujung tombak di bidang investasi keuangan dalam perusahaan berjangka, begitu juga dengan PT. Inter Pan Pasifik Futures. Peran tenaga penjualan dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan telah lama menjadi salah satu strategi pemasaran. Dengan peran tenaga penjualan maka perusahaan akan mampu menjalin hubungan yang dekat dan baik dengan pelanggan (Jones et al., 2000). Disamping itu, PT. Inter Pan Pasifik Futures dapat meningkatkan penjualan dan profitabilitas dan loyalitas nasabah melalui tenaga penjual yang unggul. Mason, Meyer dan Ezell (1998) mengindikasikan bahwa citra yang diproyeksikan oleh tenaga penjual merupakan citra perusahaan itu sendiri, namun kurangnya perhatian pada personil pemasaran dapat menjadi masalah. Hal ini mengingat bahwa pengontrolan karakteristik tenaga penjualan di PT. Inter Pan Pasifik Futures

4 merupakan faktor yang penting dan mengingat tenaga penjual menempati porsi yang paling besar dalam bidang pemasaran. Pembentukan bursa berjangka pertama kali di Indonesia adalah pada tahun 1994, Joint UNCTAD/World Bank melakukan kajian mengenai kebutuhan Manajemen Risiko di Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, dan Indonesia). Hasil studi antara lain menyimpulkan bahwa Indonesia sangat membutuhkan pemanfaatan instrumen pengelolaan risiko harga dalam rangka menghadapi persaingan usaha dengan negara-negara lain. Salah satu instrumen yang paling efektif dan digunakan secara luas adalah kontrak berjangka yang diperdagangkan di Bursa Berjangka. Kebutuhan penggunaan pasar berjangka tersebut semakin besar dalam menghadapi pasar bebas dan era globalisasi. Hasil kajian tersebut kemudian ditindaklanjuti dengan 2 kajian yang dilakukan oleh konsultan internasional yang berpengalaman, yaitu : Studi Biaya Manfaat Penggunaan Pasar Berjangka bagi perekonomian Indonesia, dan Studi Kelayakan Pembentukan Bursa Berjangka di Indonesia. Kedua kajian tersebut menyimpulkan bahwa penyelenggaraan pasar berjangka di Indonesia akan memberikan manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan, dan pendirian Bursa Berjangka di Indonesia dinilai layak (feasible). Atas dasar kajian-kajian tersebut, pemerintah menyiapkan perangkat peraturannya dalam bentuk Undang-Undang, sedangkah pihak swasta yang diwakili oleh para asosiasinya diminta untuk mengambil langkah-langkah pendirian Bursa Berjangka di Indonesia yang akan dimiliki dunia usaha dan dikelola secara professional. Dari asosiasi yang diundang, ternyata waktu itu

5 hanya Asosiasi Ekpostir Kopi Indonesia (AEKI), dan Federasi Asosiasi Minyak Nabati dan Lemak (FAMNI) menyatakan kesiapannya mensponsori pendirian Bursa Berjangka. Atas persiapan-persiapan yang dilakukan dan memerlukan waktu yang cukup panjang, akhirnya terbitlah UU No. 32 tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), dan pada tahun 1999 terbentuk pula PT. Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), yang merupakan bursa berjangka pertama di Indonesia dan telah mendapatkan izin usaha dari Bappebti. BBJ beroperasi pada tanggal 15 Desember 2000 yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan. Sebagai tahap awal, 2 kontrak yaitu Kopi dan Olein yang siap diperdagangkan, kemudian diikuti oleh kontrak CPO dan Emas. Kontrak-kontrak baru lainnya masih terbuka dikembangkan bergantung pada hasil kajian/kebutuhan dunia usaha PT. Inter Pan Pasifik Futures merupakan salah satu perusahaan pialang berjangka yang bergerak di bidang investasi keuangan pada saat ini. Produkproduk yang dijual oleh PT.Inter Pan Pasifik berfokus pada Saham, Komoditi, dan Mata uang asing. Persaingan perusahaan pialang berjangka saat ini di Indonesia sangat ketat apalagi dengan semakin banyaknya perusahaan pialang berjangka yang baru berdiri dan berkembang di Indonesia saat ini, maka perusahaan pialang berjangka di Indonesia pun saling bersaing dalam meningkatkan efektivitas organisasi khususnya dalam pencapaian target margin laba dimana setiap marketing atau tenaga penjual sangat berperan penting dalam pencapaian target margin laba tersebut.

6 Peran dari tenaga penjualan harus mendapat perhatian, sehingga kinerja dari tenaga penjualan tersebut semakin meningkat dan efektivitas penjualan tercapai. Johnston dan Marshall (2000, p.341) menyatakan bahwa suatu perusahaan tidak harus memiliki produk yang terbaik, tetapi mereka harus memiliki tim tenaga penjualan yang baik sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan dan keuntungan bagi perusahaan. Pentingnya peran dari tenaga penjualan ini harus diimbangi dengan adanya pelatihan, pelatihan yang diterapkan PT. Inter Pan Pasifik Futures yaitu pelatihan yang lebih mengarah ke product knowledge, teknik-teknik analisis dalam trading dan pelatihan mengenai cara prospecting kepada calon nasabah yaitu dengan menawarkan produk-produk yang disediakan oleh PT. Inter Pan Pasifik Futures dan cara menjelaskan prosedur-prosedur dalam melakukan transaksi jual beli serta bagaimana teknik-teknik skill analisa pergerakan harga pada market secara teknikal maupun fundamental. Sistem kompensasi yang ditetapkan oleh PT. Inter Pan Pasifik Futures kepada tenaga penjual yaitu berupa salary dan commission. Dimana tenaga penjual bisa mendapatkan salary dan commission yang banyak dengan melakukan transaksi yang telah disepakati antara nasabah dengan salespeople. Dan banyaknya komisi yang didapat yaitu berdasarkan banyaknya jumlah transaksi yang dilakukan oleh nasabah. Karena menurut PT. Inter Pan Pasifik secara tidak langsung kompensasi dapat menjadi motivator kepada salespeople. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Deci & Ryan 1980) dalam jurnal Smith Alan D et al. yang mengemukakan bahwa gaji merupakan pengaruh kendali untuk tenaga penjual

7 karena meruapakan cara bagi manajemen untuk memaksa tenaga penjual dalam mencapai efektivitas penjualan. PT. Interpan Pasifik Futures memotivasi salespeople dengan menyediakan kompensasi yang dapat memuaskan tenaga penjual karena menurut perusahaan motivator yang paling efektif untuk mendorong tenaga penjual dalam mencapai efektivitas penjualan yaitu dengan motivasi dalam segi finansial. Sehingga hal tersebut diharapkan dapat menimbulkan kepuasan bagi salespeople (employee satisfaction) dalam memenuhi kebutuhan salespeople masing-masing. Dan hal tersebut sesuai dengan pernyataan Anderson dan Oliver dalam jurnal A Tansu yang mengemukakan bahwa perusahaan yang menyediakan komponen gaji yang lebih tinggi akan lebih mungkin untuk mengontrol karakteristik seorang tenaga penjual dan karena itu lebih efektif. Karakteristik seorang sales people juga sangat berperan penting dalam pencapaian efektivitas dalam penjualan. PT.Inter Pan Pasifik Futures berusaha membentuk karakteristik seorang tenaga penjual yang baik dalam mencapai Efektivitas penjualan dimana karakteristik yang dibentuk lebih mengarah ke tujuan utama (goal oriented) dan self confidence yang memberikan tanggung jawab atas hasil yang dicapai kepada masing-masing tenaga penjual. Tanggung jawab yang diberikan yaitu dalam mencapai target penjualan (closing the sales) dan target jumlah transaksi yang ditargetkan perusahaan dalam setiap bulannya. Maka dengan adanya tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada tenaga penjual diharapkan dapat menunaikan tanggung jawab mereka sebagai seoarang salespeople. Oleh karena itu, guna membentuk karakteristik tenaga penjual

8 tersebut perusahaan memberikan pelatihan, kompensasi, dan motivasi yang dapat membantu dalam pembentukan karakteristik seorang tenaga penjual. Efektivitas penjualan organisasi yang diharapkan PT. Inter Pan Pasifik Futures yaitu dimana sales people dapat mencapai target margin yaitu dengan closing the sales yang berarti mendapatkan client atau nasabah sebanyak mungkin karena Efektivitas Penjualan Organisasi di bidang organisasi ini dilihat dari berapa banyaknya jumlah client atau nasabah yang bersedia untuk berinvestasi di perusahaan ini, dan sesuai dengan target margin yang di tentukan dalam setiap bulannya. Tenaga penjualan juga harus meningkatkan karakteristik yang baik sebagai seorang tenaga penjual yang dapat dicapai melalui sales training dan fasilitas yang memadai, serta pemberian kompensasi yang sesuai, dan motivasi yang dapat menjadi faktor pendorong perilaku seseorang. Dengan adanya pelatihan, kompensasi, dan motivasi ini diharapkan akan meningkatkan karakteristik para tenaga penjualan di PT.Inter Pan Pasifik sehingga efektivitas penjualan juga dapat ditingkatkan. Hal ini menjadi suatu evaluasi bagi perusahaan PT. Inter Pan Pasifik Futures untuk mencapai penjualan yang efektif. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan dengan judul: ANALISIS PENGARUH PELATIHAN, KOMPENSASI, DAN MOTIVASI TERHADAP KARAKTERISTIK TENAGA PENJUAL YANG BERDAMPAK KEPADA EFFECTIVENESS OF THE SALES ORGANIZATION PADA PT. INTER PAN PASIFIK FUTURES JAKARTA

9 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, permasalahan permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah variabel Pelatihan, Kompensasi, dan Motivasi berkontribusi positif dan signifikan terhadap Karakteristik Tenaga Penjual PT. Inter Pan Pasifik Futures baik secara parsial maupun secara simultan? 2. Apakah variabel Pelatihan, Kompensasi, Motivasi, dan Karakteristik Tenaga Penjual berkontribusi positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penjualan Organisasi (Effectiveness of the sales organization) pada PT. Inter Pan Pasifik Futures baik secara parsial maupun secara simultan? 1.3 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan masalah yang dirumuskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui Apakah variabel Pelatihan, Kompensasi, dan Motivasi berkontribusi positif dan signifikan terhadap Karakteristik Tenaga Penjual PT. Inter Pan Pasifik Futures baik secara parsial maupun secara simultan. 2. Untuk mengetahui Apakah variabel Pelatihan, Kompensasi, Motivasi, dan Karakteristik Tenaga Penjual berkontribusi positif dan signifikan terhadap Efektivitas Penjualan Organisasi pada PT. Inter Pan Pasifik Futures baik secara parsial maupun secara simultan.

10 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan Memberikan Informasi kepada perusahaan mengenai pembentukan Karakteristik dari tenaga penjual yang baik dalam upaya mencapai Keefektivan Penjualan dari organisasi. 2. Bagi Penulis a. Memperluas wawasan penulis terhadap fenomena yang terjadi dalam sales manejemen di bidang pemasaran. b. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan perbandingan sampai sejauh mana teori-teori yang didapat selama masa perkuliahan dapat diterapkan dalam dunia nyata. 3. Bagi pembaca Menambah pengetahuan mengenai pemberian pelatihan, kompensasi, dan motivasi dalam pembentukan karakteristik tenaga penjualan yang baik untuk meningkatkan keefektivan tenaga penjualan.