BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Langkah-Langkah Penelitian Sistem Pendukung Keputusan (SPK) yang dibangun merupakan sistem untuk menentukan peringkat siswa berdasarkan penilaian hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa terdiri dari beberapa komponen penilaian. Berdasarkan komponen tersebut, sistem akan mengolah hasil belajar siswa sampai akhirnya hasil dari proses tersebut adalah berupa penentuan peringkat siswa berdasarkan kriteria pembobotan yang dikehendaki oleh guru. Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam membuat sistem serta menerapkan metode TOPSIS pada sistem yang dibuat tersebut secara umum dibagi menjadi tiga tahapan utama yaitu (1) pendahuluan, (2) perencanaan dan pengembangan, dan (3) pelaksanaan. Pada setiap tahap tersebut terpecah menjadi beberapa tahapan. Untuk tahap pertama yaitu pendahuluan terdiri dari (1) pendefinisian sistem, dan (2) studi pustaka. Sedangkan pada tahapan perencanaan dan pengembangan terdiri dari (1) perancangan data, (2) perancangan antarmuka, (3) perancangan model matematika, dan (4) coding. Sedangkan pada tahap utama yang terakhir yaitu tahap pelaksanaan terdiri dari (1) penilaian produk oleh pakar, (2) revisi, (3) uji coba, dan (4) pelaporan. Berikut adalah diagram yang menggambarkan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 33
34 Pendahuluan Penelitian 1. Pendefinisian Sistem 2. Studi Pustaka Perancangan dan Pengembangan Sistem 1. Perancangan Data 2. Perancangan Antarmuka 3. Perancangan Model Matematika 4. Coding Pelaksanaan 1. Penilaian Produk Oleh Pakar 2. Revisi Produk 3. Uji Coba Produk 4. Pelaporan Gambar 3.1 : Diagram Langkah-Langkah Penelitian 3.2. Pendahuluan Penelitian 3.2.1. Pendefinisian Sistem Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga buah komponen utama. Seperti yang telah dibahas pada bagian kajian teori, sistem pendukung keputusan memiliki komponen atau sub-sistem untuk menangani data, subsistem untuk menangani komponen antarmuka pengguna (user interface) dan sub-sistem untuk menangai model matematika. Setiap komponen dalam
35 sistem akan saling terhubung dan memiliki sifat ketergantungan terhadap komponen lain. DATA MODEL ANTARMUKA PENGGUNA PENGGUNA Gambar 3.2 : Komponen Sistem Pendukung Keputusan Diagram di atas merupakan gambaran keterkaitan antar komponen pada SPK. Berdasarkan diagram tersebut, sub-sistem model akan mengolah nilai hasil belajar siswa dari sub-sistem data yang terdapat di dalam database. Hasil dari pengolahan nilai siswa tersebut akan ditampilkan melalui subsistem antarmuka pengguna. Melalui antarmuka pengguna, guru dapat melihat hasil pengolahan data berupa peringkat siswa berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai. 3.2.2. Studi Pustaka Pada tahap ini difokuskan untuk menggali dan mendalami konsep sistem pendukung keputusan dan penerapan metode TOPSIS. Sumber dalam studi
36 pustaka ini berupa jurnal, artikel, makalah, skripsi, dan sumber lain yang terkait. Selain mengenai konsep sistem pendukung keputusan dan penerapan metode TOPSIS, pada tahap ini dikaji pula konsep mengenai belajar dan evaluasi hasil pembelajaran yang mencakup pengakajian mengenai ranah evaluasi pembelajaran serta berbagai macam aspek penilaian yang terkait untuk setiap ranah tersebut. 3.3. Perancangan dan Pengembangan Sistem 3.3.1. Perancangan Data Data disimpan dalam suatu database untuk memudahkan pengelolaannya sehingga data akan mudah untuk ditambah, dihapus, dan diperbaharui. Pada perancangan database digunakan pemodelan Entity Relationship Diagram (ERD). Hal tersebut dikarenakan database yang dibutuhkan adalah database relational sehingga penggunaan ERD sebagai alat bantu pemodelan database adalah hal yang tepat. 3.3.2. Perancangan Antarmuka Antarmuka pengguna dalam sistem ini dikembangkan berbasis web. Oleh sebab itu pembuatan antarmuka pengguna akan menggunakan Hyper Text Markup Language (HTML) untuk membagun setiap komponen antarmuka. Agar antarmuka penggua terlihat lebih interaktif dan dinamis, maka selain menggunakan HTML, antarmuka dibangun pula dengan menggunakan javascript sebagai bahasa pemrograman clint-side.
37 3.3.3. Perancangan Model Matematika Sistem yang dibangun menggunakan model matematika untuk mengolah data berupa nilai hasil belajar siswa. Nilai hasil belajar siswa merupakan atribut pada setiap siswa yang sekaligus akan menjadi variabel yang diolah dalam setiap tahapan dalam model matematika yang digunakan. TOPSIS sebagai model matematika yang digunakaan dalam sistem ini diterapkan melalui source code program dalam bahasa pemrograman PHP. Setiap tahapan perangkingan pada TOPSIS diimplementasikan dalam suatu function sehingga akan memudahkan dalam pembuatan dan pemeliharaan source code. 3.3.4. Coding Tahapan ini merupakan tahapan pengembangan yang utama, dimana pada tiga tahap sebelumnya lebih menitikberatkan kepada perancangan komponen yang terdapat pada sistem pendukung keputusan. Tahapan coding atau pengkodean merupakan tahap dimana setiap rancangan dari ketiga tahap sebelumnya akan ditransformasikan menjadi source code program sesuai dengan kebutuhan pada masing-masing komponen. 3.4. Pelaksanaan 3.4.1. Penilaian Produk Oleh Pakar Pada tahap ini sistem yang telah dikembangkan akan dilihat, dinilai, serta diberi rekomendasi oleh pakar yang terkait dengan penelitian. Tahapan ini bertujuan untuk memperbarui sistem berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh pakar. Pakar yang dilibatkan dalam tahap ini adalah pakar
38 rekayasa perangkat lunak. Hal tersebut dikarenakan sistem yang dibangun adalah aplikasi berbasis komputer yang dapat dikategorikan sebagai perangkat lunak. Selain kepada pakar perangkat lunak, pakar yang dilibatkan adalah pakar inovasi pendidikan karena penerapan sistem ini ditujukan untuk diterapkan di dunia pendidikan khususnya bagi guru. 3.4.1.1. Aspek Penilaian Oleh Pakar Aspek yang dinilai oleh pakar pengembangan perangkat lunak adalah (1) fitur, (2) antarmuka, dan (3) penerapan konsep. Untuk aspek fitur hal yang menjadi sub-aspek penilaian adalah (1) kemudahan penggunaan fitur, dan (2) kesesuaian fitur dengan kebutuhan pengguna. Sedangkan untuk aspek antarmuka yang menjadi sub-aspek penilaian adalah (1) penerapan prinsip interaksi manusia dan komputer, (2) komposisi warna yang digunakan, (3) layout/tata letak komponen, dan (4) kemudahan navigasi. Sedangkan untuk pakar inovasi pendidikan, aspek yang dinilai adalah (1) relevansi, (2) efisiensi, (3) efektifitas, dan (4) flesksibilitas. Untuk aspek relevansi yang menjadi sub-aspek penilaian adalah (1) relevansi dengan konsep pendidikan, (2) relevansi dengan konsep pelaksanaan pembelajaran, (3) relevansi sistem dengan konsep evaluasi pembelajaran, dan (4) relevansi dengan kondisi aktual di lapangan. Sedangkan untuk aspek efisiensi yang menjadi sub-aspek penilaian adalah (1) efisiensi pelaksanaan sistem ditinjau dari segi ekonomi, dan (2) efisiensi pelaksanaan sistem ditinjau dari segi waktu. Sedangkan untuk aspek
39 efektifitas yang menjadi sub-aspek penilaian adalah (1) efektivitas untuk mendukung pembelajaran, dan (2) efektivitas untuk mendukung penentuan peringkat siswa. Sedangkan untuk aspek fleksibilitas yang menjadi sub-aspek penilaian adalah (1) fleksibilitas untuk setiap mata pelajaran, (2) fleksibilitas untuk krieria penilaian suatu mata pelajaran, dan (3) fleksibilitas untuk setiap aspek penilaian hasil belajar siswa. 3.4.1.2. Skala Penilaian Untuk menilai setiap sub-aspek yang telah disebutkan di atas, rentang skor yang digunakan adalah antara satu dan lima, dengan ketentuan penilaian sebagai berikut : 1 = Sangat Kurang 2 = Kurang 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik Jika setiap sub-aspek telah diberi nilai sesuai ketentuan di atas maka langkah selanjutnya adalah menghitung rata-rata nilai sub-aspek. Hasil perhitungan rata-rata nilai sub-aspek tersebut merupakan nilai aspek. Hal tersebut dapat digambarkan dengan perhitungan sederhana sebagai berikut. Pada perhitungan di atas, A adalah nilai aspek, sedangkan S adalah nilai setiap sub-aspek pada aspek tersebut, dan n adalah banyaknya sub-
40 aspek. Dengan kata lain nilai aspek merupakan perbandingan antara jumlah nilai setiap sub-aspek dengan banyaknya sub-aspek pada aspek tersebut. Langkah selanjutnya adalah menentukan persentase untuk setiap aspek. Untuk menghitung persentase aspek dilakukan dengan cara membandingkan nilai aspek dengan nilai maksimum pada setiap nilai aspek. Hal tersebut dapat digambarkan dengan perhitungan sederhana sebagai berikut. 100% Pada perhitungan di atas, P adalah persentase aspek, sedangkan A adalah nilai aspek, dan M adalah nilai maksimum aspek. Setelah mendapatkan persentase setiap aspek, langkah selanjutnya adalah menghitung persentase total untuk setiap penilaian. Untuk menghitung persentase total dilakukan dengan cara mencari persentase rata-rata nilai aspek. Hal tersebut dapat digambarkan dengan perhitungan sederhana sebagai berikut. Pada perhitungan di atas, T adalah persentase total, sedangkan P adalah persentase setiap aspek, dan m adalah banyaknya aspek pada penilaian produk. Dengan kata lain persentase total merupakan perbandingan antara jumlah persentase setiap aspek dengan banyaknya aspek pada penilaian produk yang dilakukan.
41 Untuk menginterpretasikan persentase nilai aspek (P) maupun persentase total (T) digunakan skala pengukuran rating scale. Menurut Sugiono, dengan menggunakan rating scale, data mentah berupa angka akan ditafsirkan dalam bentuk kualitatif (Andrian, 2009: 41). Berikut adalah skala penilaian yang digunakan. Tabel 3.1 Skala Penilaian Pakar No Skor Persentase (%) Interpretasi 1 0% - 25% Tidak Baik 2 25% - 50% Kurang Baik 3 50% - 75% Baik 4 75% - 100% Sangat Baik 3.4.2. Revisi Produk Pada tahap ini dilakukan implementasi sesuai dengan rekomendasi hasil judgment pakar terhadap sistem yang telah dikembangkan sebelumnya. Tujuan pada tahapan ini adalah untuk merevisi sistem sehingga siap untuk diujicobakan. 3.4.3. Uji Coba Produk Pengujian sistem dilakukan untuk melihat cara kerja penerapan sistem pendukung keputusan menggunakan metode TOPSIS dalam menentukan peringkat siswa. Untuk pengujian secara operasional, pengujian dilakukan dengan cara melakukan input data yang diperlukan lalu dilihat apakah output yang dihasilkan telah sesuai dengan data yang diinputkan ataukah belum.
42 Jika masih belum sesuai atau terjadi kesalahan, maka sistem akan diperbaiki sampai output yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan data yang telah diinputkan sebelumnya. 3.4.4. Pelaporan Tahap ini merupakan tahap akhir dari pembuatan sistem pendukung keputusan. Setiap langkah ketika pelaksanaan penelitian didokumentasikan dan dilaporkan secara tertulis. Pada tahapan uji coba, dicantumkan setiap langkah pengolahan data menggunakan metode TOPSIS terhadap nilai yang di dapatkan sampai akhirnya ditarik suatu kesimpulan mengenai penelitian yang digunakan.