BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

BAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. radionuklida, pembedahan (surgery) maupun kemoterapi. Penggunaan radiasi

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO

KALIBRASI ANTARWAKTU PESAWAT TELETERAPI 60 Co DI RSUD Dr. MOEWARDI: PENGUKURAN, PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX

TEORI DASAR RADIOTERAPI

SIMULASI PENGUKURAN EFFISIENSI DETEKTOR HPGe DAN NaI (Tl) MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO MCNP5

SIMULASI EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM DI LABORATORIUM AAN PTNBR DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

BAB IV PERBANDINGAN DATA DAN ANALISIS JUMLAH MONITOR UNIT OUTPUT SOFTWARE ISIS DENGAN OUTPUT SIMULASI MONTE CARLO

Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

SIMULASI KURVA EFISIENSI DETEKTOR GERMANIUM UNTUK SINAR GAMMA ENERGI RENDAH DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA

SIMULASI PENGUKURAN LAJU DOSIS SERAP MAKSIMUM PESAWAT TELETHERAPY Co-60 DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA DENGAN METODE MONTE CARLO FARIDA RAHAYU

PENENTUAN DOSIS SERAP RADIASI- 99m Tc PADA TUMOR PARU-PARU DALAM TAHAP DIAGNOSIS MENGGUNAKAN SOFTWARE MONTE CARLO N-PARTICLE X VEETHA ADIYANI

SIMULASI KALIBRASI EFISIENSI PADA DETEKTOR HPGe DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5

KOREKSI KURVA ISODOSIS 2D UNTUK JARINGAN NONHOMOGEN MENGGUNAKAN METODE TAR (TISSUE AIR RATIO)

BAB IV PERHITUNGAN DOSIS SERTA ANALISIS PENGARUH UKURAN MEDAN PAPARAN TERHADAP OUTPUT BERKAS FOTON

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

PERBANDINGAN DOSIS TERHADAP VARIASI KEDALAMAN DAN LUAS LAPANGAN PENYINARAN (BENTUK PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG) PADA PESAWAT RADIOTERAPI COBALT-60

BAB III PERHITUNGAN JUMLAH MONITOR UNIT MENGGUNAKAN METODE MONTE CARLO

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

PEMETAAN DOSIS RADIASI GAMMA DI FASILITAS KALIBRASI PTNBR UNTUK SUMBER 60 Co 400 GBq DENGAN MCNP5

SIMULASI DOSIS SERAP RADIAL SUMBER IRIDIUM-192 UNTUK BRAKITERAPI DENGAN MENGGUNAKAN MCNP

Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398

Perkiraan Dosis dan Distribusi Fluks Neutron Cepat dengan Simulasi Monte Carlo MCNPX pada Fantom Saat Terapi Linac 15 MV. Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DENGAN SPEKTROMETER GAMMA PORTABEL DAN TEKNIK MONTE CARLO

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

ANALISIS DOSIS RADIASI PADA KOLAM AIR IRADIATOR GAMMA 2 MCi MENGGUNAKAN MCNP

FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC

Correction of 2D Isodose Curve on the Sloping Surface using Tissue Air Ratio (TAR) Method

ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI PADA PERBEDAAN DIMENSI DAN BENTUK LAPANGAN PENYINARAN BERKAS RADIASI FOTON 6 MV

ANALISIS DOSIS OUTPUT SINAR-X PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) MENGGUNAKAN WATER PHANTOM

ANALISIS KARAKTERISTIK PROFIL PDD (PERCENTAGE DEPTH DOSE) BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV

Desain dan Analisis Pengaruh Sudut Gantri Berkas Foton 4 MV Terhadap Distribusi Dosis Menggunakan Metode Monte Carlo EGSnrc Code System

PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN

Berkala Fisika ISSN : Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 49-54

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT

VERIFIKASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) DENGAN VARIASI ENERGI PADA WATER PHANTOM Raden Asrisal, Syamsir Dewang, Dahlang Tahir

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam instalasi XVMC adalah yang. pertama, instalasi dilakukan pada linux distro Ubuntu versi 7.

Jusmawang, Syamsir Dewang, Bidayatul Armynah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BAB II LINEAR ACCELERATOR

Verifikasi Dosis Radiasi Kanker Menggunakan TLD-100 pada Pasien Kanker Payudara dengan Penyinaran Open System

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

DOSIS BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

Penggunaan Film Dosimetry Untuk Verifikasi Dosis Radioterapi dengan Metode Dosis Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD

PENGARUH VARIASI AIR GAP TERHADAP DOSIS SERAP PENYINARAN BERKAS ELEKTRON PADA PESAWAT LINAC SIEMENS / PRIMUS M CLASS 5633

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV

ANALISIS PERHITUNGAN DOSIS SERAP TERAPI ROTASI DENGAN METODE TISSUE PHANTOM RATIO (TPR) PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 MV

PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS

ANALISIS DOSIS SERAP RELATIF BERKAS ELEKTRON DENGAN VARIASI KETEBALAN BLOK CERROBEND PADA PESAWAT LINEAR ACCELERATOR

PROFIL BERKAS RADIASI GAMMA COBALT 60 JATUH PADA PERMUKAAN MIRING SKRIPSI ANGGITA PURIE WAHARUMDIHATI

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

BORON NEUTRON CAPTURE THERAPY (BNCT)

PENENTUAN DOSIS SERAP LAPANGAN RADIASI PERSEGI PANJANG BERKAS FOTON 10 MV DENGAN PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berkala Fisika ISSN : Vol. 16, No. 4, Oktober 2013, hal

SIMULASI MONTE CARLO UNTUK PENGUKURAN RADIOAKTIVITAS TANAH DENGAN SPEKTROMETER GAMMA IN-SITU TERKOLIMASI

KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI

SIMULASI DISTRIBUSI DOSIS SERAP PADA BRACHYTHERAPY PROSTAT MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP5 DENGAN MODEL SEED IMPLANT ISOAID ADVANTAGE TM IAPd-103A

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam catatan Word Health Organization (WHO) dimasukkan dalam

UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS DOSIS OUTPUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR (LINAC)TIPE VARIAN HCX 6540 MENGGUNAKAN TRS 398

PENENTUAN DOSIS SERAPAN RADIASI-γ DARI 60 Co PADA RADIOTHERAPY PAYUDARA MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP5

BAB II DASAR TEORI Sinar-X

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II TERAPI RADIASI DAN DASAR-DASAR DOSIMETRY

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

Analisis Perubahan Kurva Percentage Depth Dose (PDD) dan Dose Profile untuk Radiasi Foton 6MV pada Fantom Thoraks

ANALISIS PROFIL BERKAS RADIASI LINEAR ACCELERATOR 6MV PADA PENGGUNAAN VIRTUAL WEDGE DENGAN GAFCHROMIC FILM

TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit kardiovaskuler (Depkes, 2012). Pada tahun 2014-2015 di Indonesia terdapat peningkatan jumlah penderita penyakit kanker. Jenis kanker tertinggi di Indonesia adalah kanker leher rahim dan kanker payudara (Depkes, 2017). Jumlah penderita penyakit kanker cukup tinggi sehingga upaya pengobatan kanker dalam bidang medis perlu diperhatikan. Radioterapi merupakan salah satu cara pengobatan kanker atau tumor menggunakan radiasi pengion untuk mematikan sel-sel kanker atau tumor tersebut (Wurdiyanto and Budiantari, 2005). Berdasarkan metodenya radioterapi dibedakan menjadi radioterapi eksternal (sumber radiasi berada di luar tubuh pasien) dan radioterapi internal (sumber radiasi ditempatkan di dalam tubuh pasien). Pesawat 60 Co merupakan salah satu radioterapi eksternal dengan sinar gamma (γ) sebagai radiasi pengionnya (Azam et al., 2006). Sumber radiasi 60 Co memancarkan γ dengan energi rata-rata 1,25 MeV. Dengan energi sebesar ini jaringan sel kanker di bagian dalam tubuh dapat dimatikan (Chang et al., 2014). Pesawat 60 Co memberikan laju dosis serap 1-2 cgy/s di kedalaman organ (IAEA, 2006). Radioterapi dikatakan efektif apabila dapat membunuh semua sel kanker namun hanya menimbulkan efek samping yang minimal di jaringan sehat di sekitar sel kanker. Penyinaran dengan teknik tertentu dibutuhkan untuk mendapatkan hasil terapi yang maksimal. Salah satu teknik penyinaran γ pada organ dalam yang terkena kanker dengan permukaan miring ialah teknik 1

2 penyinaran menggunakan filter wedge. Penggunaan filter wedge ini bertujuan agar semua sel kanker mendapatkan dosis yang sama (Azam et al., 2006). Filter wedge (untuk lebih singkatnya disebut wedge) berfungsi seperti pengubah berkas sinar radiasi dengan tujuan mengoptimalkan distribusi dosis serap (Kumar et al., 2011). Wedge digunakan untuk memodifikasi bentuk kurva isodosis. Filter wedge terbuat dari bahan padat yang mempunyai daya serap tinggi terhadap radiasi pengion. Bentuk wedge seperti sebuah prisma segitiga siku-siku. Kurva isodosis merupakan kurva yang menghubungkan nilai dosis yang sama sebagai fungsi kedalaman dan jarak melintang dari pusat berkas. Penyinaran menggunakan wedge pada organ yang permukaannya datar menghasilkan kurva isodosis dengan sudut kemiringan tertentu. Pada umumnya kanker atau tumor yang letaknya di dalam tubuh memiliki kedalaman yang berbeda-beda dan bentuknya tidak teratur. Wedge berguna untuk membentuk profil distribusi dosis di kedalaman referensi sesuai yang diinginkan agar mencapai dosis yang optimal pada sel kanker (Azam et al., 2006). Wedge biasanya digunakan pada kasus kanker payudara, serviks, dan nasofaring. Pada kasus tertentu, penyinaran γ dengan bantuan wedge mengakibatkan organ di sekitar kanker akan mendapatkan dosis yang tidak berlebihan. Pemakaian wedge dapat menurunkan dosis serap karena proses atenuasi sinar γ oleh bahan wedge, sehingga perlu dilakukan perhitungan nilai penurunan tersebut. Faktor transmisi wedge (untuk sederhananya disebut faktor wedge) merupakan rasio dosis serap penyinaran menggunakan wedge dan tanpa menggunakan wedge di suatu titik di pusat berkas radiasi (Khan, 2003). Sumber 60 Co mengalami peluruhan yang mengakibatkan aktivitas 60 Co semakin kecil. Aktivitas 60 Co sebanding dengan laju dosis. Laju dosis serap biasanya dilakukan secara berkala melalui kegiatan kalibrasi. Nilai faktor wedge dapat digunakan untuk memperkirakan laju dosis serap yang diterima pasien pada saat penyinaran menggunakan bantuan wedge. Pengukuran laju dosis serap γ biasanya dilakukan menggunakan phantom sebagai objek penyinaran. Phantom adalah suatu material yang komposisi bahan

3 penyusunnya menyerupai jaringan tubuh manusia. Virtual water phantom merupakan salah satu jenis phantom yang mempunyai densitas 1,03 gr/cm 3. Nilai densitas phantom mendekati densitas air, karena sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Detektor ditempatkan dalam phantom pada posisi tertentu. Perhitungan laju dosis serap dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu metode pengukuran langsung dan metode simulasi. Pengukuran langsung laju dosis serap radiasi γ dilakukan di RSUD Dr. Moewardi bagian radioterapi. Simulasi perhitungan laju dosis serap dapat dilakukan menggunakan Monte Carlo N-Partikel (MCNP), software komputer berbasis metode Monte Carlo. Software MCNP digunakan untuk menyimulasikan perjalanan partikel neutron, elektron dan foton dalam suatu material tiga dimensi (Shultis and Faw, 2011). Software MCNP dapat menyimulasikan perjalanan partikel γ dari sumber 60 Co sampai ke detektor. Monte Carlo N-Particle extended Version (MCNPX) merupakan versi resmi dari MCNP yang meliputi analisis berbagai tipe partikel radiasi dengan jangkauan energi yang lebih luas (Arrozaqi, 2015). Geometri pesawat 60 Co, phantom dan wedge dalam simulasi dibuat semirip mungkin dengan geometri aslinya agar hasilnya mendekati nilai pengukuran yang sebenarnya. Pesawat 60 Co di RSUD Dr. Moewardi mempunyai sumber radioaktif berbentuk disk dengan ukuran diameter 1 mm dan tinggi 1 mm. Ukuran sumber relatif kecil jika dibandingkan dengan ukuran pesawat 60 Co, sehingga dalam simulasi komputasi sumber dapat diasumsikan berbentuk titik. Sumber berbentuk titik ini bersifat isotropik, artinya memancarkan energi menyebar merata ke segala arah. Metode Monte Carlo merupakan metode perhitungan secara statistik, sehingga ketidakpastian bergantung pada pengulangan perhitungan. Besaran nps merupakan jumlah pengulangan perhitungan dalam simulasi MCNPX. Nilai nps pada simulasi ordenya sebesar 10 7 agar nilai ketidakpastiannya kecil, dan dengan pertimbangan waktu running yang tidak terlalu lama. Pengukuran laju dosis serap pada radioterapi mengacu pada Technical Reports Series (TRS)-398 yang dikeluarkan oleh International Atomic Energy Agency (IAEA). Menurut TRS-398, kondisi referensi untuk menentukan laju dosis

4 serap dari berkas sinar-γ 60 Co antara lain pengukuran dilakukan pada kedalaman 5 cm, Source to Skin Distance (SSD) nilainya 80 cm dan luas lapangan sebesar 10 cm 10 cm (IAEA, 2006). Saat ini, pada unit teleterapi 60 Co di RSUD Dr. Moewardi sudut isodosis wedge yang tersedia hanya 15, 30, 45, dan 60. Sudut isodosis wedge (θ) ialah sudut yang terbentuk antara kurva isodosis dengan garis normal pusat berkas sinar pada kedalamaan tertentu. Kemiringan permukaan suatu organ tidak selalu sama dengan sudut isodosis wedge tersebut, misalnya pada kanker serviks. Kemiringan organ pada kanker serviks ada yang mendekati 20, sehingga perlu dilakukan simulasi untuk mendapatkan wedge sudut isodosis 20. Sebelum itu, dilakukan simulasi pengukuran laju dosis serap dan faktor wedge pada wedge sudut isodosis 30 dan 60 menggunakan MCNPX. Sudut isodosis wedge 30 dan 60 dipilih karena wedge yang tersedia di RSUD Dr. Moewardi dengan bahan dan luas lapangan yang sama ialah wedge sudut isodosis 30 dan 60. Faktor Wedge hasil simulasi dibandingkan dengan hasil pengukuran langsung. Bila hasil simulasi mendekati hasil pengukuran langsung maka dapat dilakukan simulasi untuk mendapatkan geometri wedge sudut isodosis 20 dan dihitung faktor wedge-nya. 1.2 Batasan Masalah Pada penelitian ini dibuat beberapa batasan masalah agar masalah yang dibahas tidak meluas dan kedalaman analisisnya tetap terjaga, antara lain yaitu: 1. Memodelkan pesawat 60 Co dalam input MCNPX sangatlah rumit, jika demikian detail maka memerlukan kecermatan tinggi. Agar geometri pesawat 60 Co lebih sederhana tanpa mengurangi fungsi utamanya maka dalam simulasi pesawat 60 Co dimodelkan sumber, sealed, sheilding dari timbal, dan kolimator. 2. Pesawat teleterapi 60 Co disimulasikan pada saat kondisi on (sumber radiasi berada di atas kolimator). 3. Sumber radiasi 60 Co disimulasikan berbentuk titik.

5 4. Nilai SSD, luas lapangan penyinaran, dan kedalaman referensi untuk pengukuran faktor wedge mengikuti ketentuan TRS-398. 5. Tidak diukur nilai dosis di daerah penumbra (di titik yang dekat dengan tepi lapangan penyinaran). 6. Sudut isodosis wedge yang digunakan untuk membandingkan faktor wedge hasil simulasi dengan dengan hasil pengukuran langsung ialah sudut 30 dan 60 dari bahan yang sama yaitu dari Lead-Antimony Alloy. 7. Geometri wedge yang dicari melalui simulasi adalah geometri wedge yang menghasilkan sudut isodosis 20. 1.3 Perumusan Masalah Permasalahan yang mendasari penelitian ini adalah 1. Bagaimana pengaruh pemakaian sudut isodosis wedge terhadap laju dosis serap dari hasil pengukuran langsung? 2. Bagaimana perbandingan besarnya faktor wedge dari hasil pengukuran langsung dan hasil simulasi? 3. Bagaimana bentuk geometri wedge 20 dan berapa faktor wedge sudut isodosis 20 dari hasil simulasi? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dilakukan penelitian ini ialah 1. Menganalisis pengaruh pemakaian wedge sudut isodosis 30 dan 60 terhadap laju dosis serap dari hasil pengukuran langsung. 2. Membandingkan besarnya fakor wedge dari hasil pengukuran langsung dan perhitungan dengan simulasi. 3. Mencari geometri wedge sudut isodosis 20 dan mencari faktor wedge sudut isodosis 20 dari hasil simulasi, serta melihat distribusi laju dosis penggunaan wedge sudut isodosis 20 pada organ yang kemiringannya mendekati 20.

6 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengaruh pemakaian sudut isodosis wedge yang berbeda dengan bahan yang sama terhadap laju dosis serap. 2. Mengetahui geometri wedge yang menghasilkan sudut isodosis 20 sehingga dapat digunakan sebagai acuan membuat wedge sudut isodosis 20 yang asli dari bahan Lead-Antimony Alloy. 3. Mengetahui distribusi laju dosis penyinaran menggunakan sudut isodosis