BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi oleh pasien yang mengalami amputasi tidak hanya pada upaya memenuhi kebutuhan fisik semata, tetapi lebih dari itu, perawat berusaha untuk mempertahankan integritas diri pasien secara utuh, sehingga tidak menimbulkan komplikasi fisik selama kegiatan intraoperatif, tidak mengakibatkan gangguan mental, pasien dapat menerima dirinya secara utuh dan diterima dalam masyarakat (Harnawatiaj, 2008). Amputasi merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menyelamatkan seluruh tubuh dengan mengorbankan bagian tubuh yang lain. Terdapat berbagai sebab mengapa dilakukan amputasi. Tujuh puluh persen amputasi dilakukan karena penyumbatan arteri yang sebagian besar disebabkan oleh diabetes melitus; 30% amputasi dilakukan karena adanya trauma; 5% amputasi dilakukan karena adanya tumor dan 5% lainnya karena cacat kongenital (Aldiavanza, 2008). Amputasi dapat dianggap sebagi jenis pembedahan rekonstruksi drastis, digunakan untuk menghilangkan gejala, memperbaiki fungsi dan menyelamatkan atau memperbaiki kualitas hidup pasien. Bila tim keperawatan kesehatan mampu berkomunikasi dengan gaya positif, maka pasien akan lebih mampu menyesuaikan diri terhadap amputasi dan berpartisipasi aktif dalam rencana rehabilitasi (Suzanne & Brenda, 2001). Penyebab terjadinya amputasi yaitu faktor multipel organ tubuh yang tidak mungkin diperbaiki, gangguan vaskuler/sirkulasi pada ekstremitas yang berat, infeksi yang berat,
atau berisiko tinggi menyebar ke anggota tubuh lainnya, adanya tumor pada organ yang tidak mungkin diterapi secara konservatif dan deformitas organ (Harnawatiaj, 2008). Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan beberapa sistem tubuh seperti, sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskletal dan sistem kardiovaskuler. Lebih lanjut ia dapat menimbulkan masalah psikologis, seperti penurunan citra diri (Aldiavanza, 2008). Amputasi merupakan prosedur rekontruksi yang akan mengubah citra tubuh pasien, perawat yang telah membangun hubungan saling percaya dengan pasien sebaiknya berkomunikasi mengenai penerimaan pasien yang baru menjalani amputasi. Pasien didorong untuk melihat, merasakan, dan kemudian melakukan perawatan pada sisa tungkai. Kekuatan dan sumber daya pasien diidentifikasi untuk memfasilitasi proses rehabilitasi. Pasien dibantu dengan hati-hati untuk mencapai kembali tingkat fungsi kemandirian sebelumnya. Pasien yang diterima sebagai manusia seutuhnya lebih mampu kembali ke tanggung jawab perawatan diri, konsep diri meningkat dan perubahan citra tubuh dapat diterima (Suzanne & Brenda, 2001). Citra tubuh merupakan bagaimana cara individu mempersepsikan tubuhnya baik secara sadar maupun tidak sadar yang meliputi ukuran, fungsi penampilan, dan potensi tubuh berikut bagian-bagiannya. Dengan kata lain citra tubuh adalah kumpulan sikap individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya (Wahit & Nurul, 2008). Pasien akan mengalami gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan citra tubuh sekunder terhadap amputasi, pasien menyatakan berduka tentang kehilangan bagian tubuh, mengungkapkan negatif tentang tubuhnya dan depresi sehingga perlu dilibatkan dalam melakukan perawatan diri yang langsung berupa perawatan luka, mandi, menggunakan pakaian dan memberi dukungan moral, mendorong antisipasi, meningkatkan
adaptasi pada perubahan citra tubuh, meningkatkan status mental pasien dan memfasilitasi penerimaan terhadap diri (Harnawatiaj, 2008). Kehilangan ekstremitas memerlukan penyesuaian besar, persepsi pasien mengenai amputasi harus dipahami oleh tim perawatan kesehatan. Pasien harus menyesuaikan diri dengan adanya perubahan citra diri permanen yang harus diselaraskan sedemikian rupa sehingga tidak akan kehilangan perasaan berharga dirinya. Amputasi sering merupakan akibat dari cidera, pasien memerlukan banyak dukungan psikologis untuk menerima perubahan mendadak citra diri dan menerima stress akibat hospitalisasi, rehabilitasi jangka panjang, dan penyesuaian gaya hidup. Pasien ini memerlukan waktu untuk mengatasi perasaan mereka mengenai kehilangan permanen tadi. Reaksi mereka susah diduga dan dapat berupa kesedihan terbuka dan bermusuhan (Suzanne & Brenda, 2001). Masalah ini penting untuk diteliti karena pada dasarnya pasien yang mengalami amputasi akan mengalami perubahan citra tubuh akibat kehilangan sebagian dari anggota tubuhnya yaitu apakah pasien yang telah mengalami amputasi dapat menerima keadaan fisiknya sebagaimana adanya (citra tubuh positif) atau malah merasa tidak menerima dan menilai buruk keadaan fisiknya bahkan memiliki perasaan rendah diri (citra tubuh negatif). Pada saat pertama kali peneliti melakukan survey awal ke Rumah Sakit untuk mendapatkan data awal, peneliti juga sempat melakukan wawancara dengan pasien paska amputasi yang sedang berobat jalan ke Poliklinik Bedah Orthopedi. Peneliti menanyakan bagaimana perasaan dan pandangan pasien tersebut dengan keadaannya seperti sekarang ini. Hasil yang didapat peneliti setelah melakukan wawancara yaitu pasien paska amputasi tersebut merasa bahwa dia memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas akibat perubahan bentuk tubuhnya dan dipengaruhi oleh sikap dan respon orang lain terhadap
dirinya sehingga terkadang pasien tersebut menganggap bahwa hal tersebut merupakan tanda kegagalan pribadi baginya. Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang gambaran citra tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr Pirngadi Medan. 2. Rumusan Masalah Bagaimana gambaran citra tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr Pirngadi Medan. 3. Tujuan Penelitian 3.1 Tujuan Umum Mengidentifikasi gambaran citra tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr Pirngadi Medan. 3.2 Tujuan khusus 3.2.1 Mengidentifikasi gambaran cita tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr. Pirngadi Medan berdasarkan potensi pasien paska amputasi 3.2.2 Mengidentifikasi gambaran cita tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr. Pirngadi Medan berdasarkan perasaan pasien paska amputasi 3.2.3 Mengidentifikasi gambaran cita tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr. Pirngadi Medan berdasarkan persepsi pasien paska amputasi
3.2.4 Mengidentifikasi gambaran cita tubuh pasien paska amputasi di Poliklinik Bedah Orthopedi RSUP H. Adam Malik Medan dan RSUD dr. Pirngadi Medan berdasarkan sikap pasien paska amputasi 4. Manfaat Penelitian. a. Bagi Pendidikan Keperawatan Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi institusi pendidikan keperawatan terutama di bidang keperawatan medikal bedah. b. Bagi Praktik keperawatan Sebagai bahan informasi tentang gambaran citra tubuh pada pasien paska amputasi sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang optimal. c. Bagi Penelitian Keperawatan. Sebagai penambah informasi dan sebagai dasar untuk penelitian yang akan datang dalam ruang lingkup yang sama.