II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Fabaceae. Kedudukan tanaman kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubikayu berasal dari Brasilia. Ilmuwan yang pertama kali melaporkan hal ini

TINJAUAN PUSTAKA Botani, Penyebaran dan Manfaat Tanaman Jarak Pagar ( Jatropha curcas L.) Kultur Jaringan Tanaman

I. PENDAHULUAN. energi utama umat manusia diperoleh dari bahan bakar fosil. Masalahnya

TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan tanaman perdu yang berasal dari Benua Amerika, tepatnya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan krisan dalam sistematika tumbuhan (Holmes,1983)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN. eksplan hidup, persentase eksplan browning, persentase eksplan kontaminasi,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) tergolong dalam famili Graminae yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae. Orchidaceae merupakan famili

TINJAUAN PUSTAKA Kultur Jaringan Tanaman Eksplan

TINJAUAN PUSTAKA. Mansur (2006) menyebutkan bahwa Nepenthes ini berbeda dengan

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman manggis merupakan tanaman tropis yang berasal dari Asia Tenggara,

TINJAUAN PUSTAKA. Suhadirman (1997) menyebutkan bahwa Musa acuminata ini berdasarkan. klasifikasi tumbuhan ini sebagai berikut : Kingdom : Plantae;

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan kacang tanah dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi Tanaman Anggrek Vanda tricolor Lindl. var. suavis

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Kenaf (Hibiscus cannabinus L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Genus Gladiolus yang tergolong dalam famili Iridaceae ini mempunyai 180 jenis

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman panili termasuk famili Orchidaceae, yang terdiri dari 700 genus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pisang adalah tanaman herba yang berasal dari kawasan Asia Tenggara

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) memiliki peran strategis dalam pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

GAHARU. Dr. Joko Prayitno MSc. Balai Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas bernilai ekonomi tinggi. Sebagai buah segar,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tanaman karet merupakan komoditi perkebunan yang penting dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

PENDAHULUAN. stroberi modern (komersial) dengan nama ilmiah Frageria x ananasa var

TINJAUAN PUSTAKA Botani Melon

TINJAUAN PUSTAKA. m yang mempunyai batang di bawah tanah atau rhizom. Bonggol (Corm) mempunyai

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kombinasi BAP dan IBA terhadap Waktu Munculnya Tunas Akasia (Acacia mangium Willd.)

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Pembentukan Kalus Pada Media MS Kombinasi ZPT BAP dan 2,4-D.

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan jenis tanaman polong-polongan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanaman, Jurusan

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

KULTUR JARINGAN TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

BAB I PENDAHULUAN. anggrek yang mendominasi pasar adalah anggrek impor, yaitu Dendrobium dan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kultur Jaringan Menjadi Teknologi yang Potensial untuk Perbanyakan Vegetatif Tanaman Jambu Mete Di Masa Mendatang

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

TEKNOLOGI KULTUR JARINGAN PERBANYAKAN TANAMAN SELAIN BENIH. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Pertama BBP2TP Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. pemerintah telah mencantumkan dalam jurnal kajian LEMHANNAS RI Tahun

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Pisang

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN. dan siklamat semakin meningkat. Hal ini nampak pada industri makanan, meningkatkan gizi makanan, dan memperpanjang umur simpan.

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan ZipcodeZoo.com (2012) klasifikasi tanaman. Boesenbergia flava Holttum adalah Kingdom: Plantae, Class: Magnoliopsida

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) adalah salah satu komoditas utama kacangkacangan

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut:kingdom: Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Jati Emas (Cordia subcordata) kultur in vitro dengan induk tanaman pada mulanya berasal dari Myanmar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 3 Peningkatan jumlah tunas aksiler pada perlakuan cekaman selama 7 hari ( ( ), dan 14 hari ( )

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubi Kayu Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon, singkong, ubi jenderal, ubi Inggris, telo puhung, kasape, bodin, telo jenderal (Jawa), sampeu, huwi jenderal (Sunda), kasbek (Ambon), dan ubi Perancis (Padang). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut. Kingdom : Plantae (tumbuh tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Subdivisi : Angiospermae (berbiji tertutup) Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Dicotyledonae (biji berkeping dua) : Euphorbiales : Euphorbiaceae : Manihot : Manihot esculenta Crantz sin. M. utilissima Pohl Suku jarak-jarakan (Euphorbiaceae) mempunyai kerabat dekat cukup banyak, di antaranya adalah karet (Hevea brasiliensis Muell) dan jarak (Ricinus communis).

9 Batang tanaman ubi kayu berkayu, beruas-ruas, dan panjang yang ketinggiannya dapat mencapai 3 meter atau lebih. Warna batang bervariasi tergantung kulit luar tetapi batang yang masih muda pada umumnya berwarna hijau dan setelah tua berubah menjadi keputih-putihan,kelabu, hijau kelabu, atau cokelat kelabu. Empulur batang berwarna putih,lunak dan strukturnya empuk seperti gabus. Daun ubi kayu mempunyai susunan berurat menjari dengan canggap 5-9 helai. Daun ubi kayu biasanya mengandung racun asam sianida atau asam biru, terutama daun yang masih muda (pucuk). Ubi yang terbentuk merupakan akar yang berubah bentuk dan fungsinya sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan. Bentuk ubi biasanya bulat memanjang, daging ubi mengandung zat pati, berwarna putih gelap atau kuning gelap dan tiap tanaman dapat menghasilkan 5-10 stek ubi kayu (Rukmana, 1997). 2.2 Syarat Tumbuh Tanaman ubi kayu tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi yaitu antara 10 m 1.500 m dpl. Daerah yang paling ideal (baik) untuk mendapatkan produksi yang optimum adalah daerah dataran rendah yang berketinggian antara 10 m 700 m dpl. Tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi iklim yang ideal adalah daerah yang bersuhu minimum 10 0 C, kelembaban udara (RH) 60%-65% dengan curah hujan 700 mm 1.500 mm/tahun, tempatnya terbuka dan mendapat penyinaran matahari 10 jam/hari. Hampir semua jenis tanah pertanian cocok ditanami ubi kayu karena tanaman ini toleran terhadap berbagai jenis dan tipe tanah. Jenis tanah yang paling ideal adalah

10 jenis aluvial,latosol, padsolik merah kuning, mediteran, grumosol, dan andosol (Rukmana, 1997). 2.3 Perbanyakan Tanaman Ubi Kayu In Vitro Menurut Yusnita (2003), kultur jaringan tanaman merupakan suatu teknik menumbuhkembangkan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, atau organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kendala dalam memperbanyak tanaman singkong adalah sulit untuk mendapatkan tanaman yang unggul dalam jumlah banyak. Pengembangan menggunakan stek membutuhkan waktu yang cukup lama. Salah satu cara yang cepat sekaligus mempertahankan sifat unggul induk adalah menggunakan metode kultur jaringan. 2.4 Media Kultur Jaringan Formulasi media yang biasa digunakan untuk pengulturan dalam menumbuhkan dan perbanyakan ubi kayu adalah media Murashige dan Skoog (1962) yang komponennya terdiri dari hara makro, mikro, Ca, Fe, vitamin, mioinositol, gula, zat pengatur tumbuh, dan bahan pemadat media seperti agar-agar (Yusnita, 2003). Menurut Gamborg dan Phillips (1995) media Murashige dan Skoog (MS) merupakan media yang biasa digunakan dalam kultur jaringan dan untuk regenerasi hampir seluruh jenis tanaman. Kelebihan dari media MS adalah kandungan nitrat, kalium, dan ammonium yang lebih tinggi. Menurut Pierik (1987), agar-agar yang digunakan dalam pembuatan media berfungsi untuk menyangga eksplan dan penyumbang komponen organik dan

11 anorganik dalam media kultur. Jenis agar-agar yang sering digunakan dalam penelitian kultur jaringan adalah Difco-bacto agar, Difco-purified agar, Taiyo agar (TC agar). Agar-agar untuk kue yang tersedia di pasar dari berbagai merek juga dapat digunakan dengan penggunaan konsentrasi agar dalam media yang berbedabeda sesuai dengan jenis agarnya. Tingkat keasaman (ph) merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan media kultur jaringan. Kisaran ph untuk media yaitu 5-6,5 dan yang optimum yaitu 6. Tingkat keasaman yang kurang dari 4,5 atau lebih dari 7 pada umumnya akan menghentikan pertumbuhan dan perkembangan tanaman secara in vitro (Pierik, 1987). Dalam menyerap unsur hara dan zat pengatur tumbuh dari media oleh eksplan dan kemampuan agar dalam membentuk gel juga dipengaruhi oleh ph media yang digunakan (George, 2008). 2.5 Zat Pengatur Tumbuh Menurut Salisbury dan Ross (1995), hormon tumbuhan adalah senyawa organik yang disintesis di salah satu bagian tumbuhan dan dapat ditranslokasikan ke bagian lain, dan pada konsentrasi yang rendah mampu menimbulkan suatu respons fisiologis. Zat pengatur tumbuh dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, dan etilen. Zat-zat pengatur tumbuh tersebut dapat mengawali reaksi-reaksi biokimia di dalam tanaman. Sebagai akibat perubahan komposisi kimia terjadi pembentukan organ-organ tanaman seperti akar, tunas, daun, bunga, dan lian-lain. Zat pengatur tumbuh tidak bekerja sendiri di dalam

12 proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan lainnya misalnya temperatur dan cahaya (Wattimena, 1988). Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa dengan hanya menggunakan auksin, yang mula-mula dianggap sebagai hormon pertumbuhan hanya terjadi pemanjangan sel. Pertumbuhan kalus yang cepat karena pembelahan dan pemanjangan sel terjadi dengan adanya auksin ditambah dengan senyawa yang memacu pembelahan sel (sitokinensis) misalnya coconut water (air kelapa), ekstrak khamir, kinetin ataupun basa purin adenine yaitu 6-aminopurin. IAA adalah auksin endogen yang terbentuk dari tryptophan yang merupakan suatu senyawa dengan inti indole. Di dalam proses biosintesis, tryptophan berubah menjadi IAA dengan membentuk indole pyruvic acid dan indole-3-acetaldehyde. IAA dapat juga terbentuk dari tryptamine yang selanjutnya menjadi indole-3- acetaldehyde acid (IAA) (Abidin, 1990) Auksin mempunyai peran yang sangat besar dalam aspek pertumbuhan dan perkembangan yaitu perakaran, dominansi apikal, fototropi, geotropi, dan elongasi. Dua wujud pengaruh utama dari auksin pada proses pemanjangan sel yaitu kenaikan plastisitas dinding sel dan berperan secara langsung atau tidak langsung pada penambahan selulosa yang diendapkan pada dinding sel (Wattimena, 1988). Menurut Heddy (1986), auksin akan memperkuat rangsangan atau hambatan terhadap pertumbuhan bergantung pada konsentrasinya di dalam jaringan.

13 Konsentrasi yang relatif tinggi biasanya memperkuat hambatan terhadap fase pertumbuhan. Oleh karena itu, pemakaian auksin sintetik dengan konsentrasi yang relatif tinggi juga dapat mengakibatkan pertumbuhan yang tidak normal. Skoog, Strong, dan Miller (1965) yang dikutip oleh Wilkins (1992) menyatakan bahwa sitokinin adalah bahan kimia yang dapat meningkatkan sitokinesis (pembelahan sel) di dalam sel-sel berbagai sumber tanaman. Sitokinin pertama kali ditemukan dalam kultur jaringan tembakau di laboratories of Skoog and Strong University of Wisconsin. Material yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah batang tembakau yang ditumbuhkan pada media buatan. Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) dari golongan sitokinin seperti benziladenine (BA) merupakan salah satu ZPT yang banyak digunakan dalam kultur in vitro karena untuk memacu pembentukan tunas dengan daya aktifitas yang kuat mendorong proses pembelahan sel (George, 2008). Menurut Gunawan (1992), sitokinin mempunyai peran fisiologis antara lain, mendorong pembentukan tunas adventif, mendorong pembungaan, menghambat pembentukan akar, memperlambat penuaan, dan mendorong pembukaan stomata. Gardner et al. (1991) menyatakan bahwa pembentukan tunas baru terjadi karena dipacu oleh adanya rasio antara sitokinin dan auksin yang tinggi. Dia menduga bahwa dominansi pada ujung mengakibatkan pertumbuhan tunas lateral dihambat sehingga sumber sitokinin yang berasal dari luar akan merangsang pertumbuhan tunas lateral.

14 Peningkatan kadar sitokinin akan mendorong pembelahan sel pada bagian tunas dan akan mengubahnya menjadi meristem yang aktif. Bila jaringan meristematik (sel-sel yang aktif membelah) terjadi, auksin dibutuhkan untuk mempertahankan laju metabolisme yang tinggi dan diperlukan untuk pemanjangan sel. 2.6 Eksplan Eksplan adalah bahan tanaman yang dikulturkan. Dalam perbanyakan tanaman secara kultur jaringan, eksplan merupakan faktor penting penentu keberhasilan. Selain itu genotipe, umur ontogenik, umur fisiologis, dan ukuran eksplan yang digunakan merupakan hal-hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih eksplan. Pemilihan bagian tanaman sebagai eksplan tergantung pada (1) jenis kultur yang diinisiasikan, (2) tujuan kultur, (3) spesies tanaman yang digunakan (George, 1996). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagai eksplan adalah biji atau bagian-bagian biji seperti aksis embrio atau kotiledon, tunas pucuk, potongan batang satu buku (nodal explant), potongan akar, potongan daun, potongan umbi batang, umbi akar, empulur batang, umbi lapis dengan sebagian batang, dan bagian bunga. Ukuran eksplan juga berpengaruh terhadap keberhasilan kultur jaringan. Eksplan yang berukuran besar beresiko kontaminasi lebih tinggi dibandingkan dengan yang berukuran kecil, tetapi kemampuan hidupnya lebih besar dan tumbunya lebih cepat. Sebaliknya, eksplan berukuran kecil (meristem atau tunas pucuk) kemungkinan terkontaminasinya jauh lebih kecil tetapi pertumbuhannya lebih lambat (Yusnita, 2003).

15 Salah satu metode pembiakan in vitro adalah dengan mendorong munculnya tunas samping (axillary branching) dari eksplan ujung tunas atau stek saru buku, kemudian membentuk tunas-tunas majemuk, seperti pada kultur pisang, vanili, nenas, dan stroberi. Metode ini sering digunakan karena relatif sederhana, aberasi genetik sangat kecil, dan tanaman yang dihasilkan tumbuh dengan baik karena terjadinya rejuvenasi (Yusnita, 2003). 2.7 Kondisi Lingkugan Kultur Lingkungan kultur adalah kondisi fisik tempat suatu kultur ditumbuhkan. Cahaya, temperatur, dan kelembaban merupakan kondisi yang perlu diperhatikan dalam lingkugan in vitro (George, 2008). Menurut Yusnita (2003), kualitas cahaya akan mempengaruhi arah diferensiasi jaringan dan dibutuhkan untuk mengatur proses morfogenetik tertentu. Dalam pencahayaan untuk tahap inisiasi dan multiplikasi tunas digunakan lampu fluorescent (TL). Intensitas cahaya yang optimum digunakan pada kultur tahap inisiasi kultur adalah 0-1000 lux, tahap multiplikasi sebesar 1000-10.000 lux, tahap pengakaran sebesar 10.000-30.000 lux, dan tahap aklimatisasi sebesar 30.000 lux. Kesehatan tanaman yang dikulturkan juga dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang umum digunakan untuk pengultural berbagai jenis tanaman 26±2 0 C. Apabila suhu yang digunakan terlalu rendah (kurang dari 20 0 C) dapat menghambat pertumbuhan karena proses fisiologis yang berkaitan dengan kerja enzim yang terganggu atau enzim yang tidak aktif dan suhu yang terlalu tinggi (lebih dari

16 32 0 C) akan membuat tanaman merana karena protein dan enzim yang ada di dalam tanaman akan terurai atau terhidrolisis (Yusnita, 2003). Selain itu, kenaikan suhu yang lebih dari 32 0 C juga dapat mengaktifkan spora jamur dan bakteri untuk berkembang biak di dalam ruang kultur sehingga kontaminasi eksplan menjadi tinggi. 2.8 Pembiakan In Vitro Ubi Kayu Eksplan yang biasa digunakan untuk pembiakan singkong secara in vitro adalah mata tunas. Kultur mata tunas merupakan salah satu cara dalam perbanyakan secara in vitro dengan menggunakan mata tunas aksilar sebagai eksplan. Menurut Armini et al. (1992) teknik kultur mata tunas ini digunakan apabila ada pengaruh apikal dominan pada kultur pucuk sehingga pucuk aksilar menjadi dorman. Terdapat dua cara yang dapat digunakan dalam kultur mata tunas ini, yaitu: 1. Buku yang mengandung satu mata tunas aksilar ditempatkan horizontal di atas media padat. 2. Pucuk yang mengandung mata tunas lateral semuanya dikulturkan horizontal di atas media tanpa dipotong-potong (in vitro layering). Multiplikasi tunas atau penggandaan tunas adalah perbanyakan eksplan yang berasal dari inisiasi kultur mata tunas ataupun kultur kalus dimana eksplan dapat ditanam pada media yang sama tanpa melalui pemindahan ke media baru. Tahap multiplikasi ini juga merupakan tahap pembentukan tunas adventif dan tunas

17 aksilar yang tumbuh dari mata tunas adventif secara bersama-sama (Armini et al, 1992). Subkultur adalah pemindahan kultur ke media yang baru, baik yang sama maupun berbeda komposisi kimianya. Subkultur merupakan kebutuhan untuk memperbanyak tanaman dan mempertahankan kultur (George dan Sherrington, 1984). Sub kultur diperlukan bila unsur hara dan hormon dalam media telah berkurang atau habis untuk merubah pola pertumbuhan dan perkembangan kultur dan bila kultur telah memenuhi wadah atau botol (Pierik, 1987). Media yang digunakan yaitu media MS. Untuk pola regenerasi terjadi secara langsung. Hartman et al. (1983) menyatakan bahwa induksi tunas adventif, termasuk inisiasi perkembangan tunas adventif dari eksplan maupun dari kalus sebagai akibat adanya pelukaan dan perlakuan zat pengatur tumbuh.