BAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasikan sektor-sektor produktif lainnya (Pendit,

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

NUR END NUR AH END JANU AH AR JANU TI AR

Tujuan Pembelajaran. Mahasiswa mampu memahami tinjauan kebijakan pariwisata Mahasiswa mengidentifikasi interaksi wisatawan

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. tempat obyek wisata berada mendapat pemasukan dari pendapatan setiap obyek

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan hamparan landscape yang luas dan

tersendiri sebagai destinasi wisata unggulan. Pariwisata di Bali memiliki berbagai

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II POTENSI DAN PERMASALAHAN KAWASAN OBYEK WISATA CEKING TERRACE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi wisata baik dari segi sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan beribu

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

PENDAHULUAN Latar Belakang

melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya yang ada.

POTENSI DAN USAHA PENGEMBANGAN EKOWISATA TELUK PENYU CILACAP

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran adalah serangkaian rumusan yang membahas perilaku-perilaku yang

BAB I. Pendahuluan. Kepariwisataan yaitu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. antara lain berupa keanekaragaman hayati, keunikan budaya tradisional, keindahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata sebagai sebuah sektor telah mengambil peran penting dalam membangun perekonomian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pegunungan yang indah, hal itu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam programnya Wonderful of Indonesia yang diharapkan memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi keindahan dan kekayaan alam Indonesia. Pemanfaatan disini bukan berarti

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyak lagi. Gelar kota pariwisata dapat diraih karena memang

BAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup dan budaya bangsa, memperkokoh persatuan dan kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2010 dan tahun Bahkan pada tahun 2009 sektor pariwisata. batu bara, dan minyak kelapa sawit (Akhirudin, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. daerah, maka program pengembangan dan pendayagunaan sumber daya dan potensi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia demi mencapai masyarakat yang sejahtera. Namun, mengingat Negara

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

PERENCANAAN PARIWISATA PERDESAAN BERBASIS MASYARAKAT Sebuah Pendekatan Konsep

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

2015 ANALISIS POTENSI EKONOMI KREATIF BERBASIS EKOWISATA DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving

BAB I PENDAHULUAN. menarik wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian dan pembangunan di Bali sejak tahun 1970-an. Oleh karena itu

PARTISIPASI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN DAYA TARIK WISATA RICE TERRACE CEKING, GIANYAR, BALI

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

I. PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini ditandai dengan kemajuan teknologi dimana menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di Bali sebelum tahun 1980 terfokus pada sektor pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. ini. Di berbagai negara khususnya negara berkembang, industri pariwisata

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

BAB I PENDAHLUAN. Pulau Bali merupakan daerah tujuan pariwisata dunia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi perhatian besar dari para ahli dan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki panorama alam yang indah yang akan memberikan daya tarik

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG KEPARIWISATAAN

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Lot merupakan salah satu daya tarik wisata (DTW) di Bali yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB 3 LANDASAN TEORI

IV.C.5. Urusan Pilihan Kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. ditengarai terdapat pergeseran orientasi, dari mass tourism menuju ke alternative

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

pengembangan pariwisata di kampung Sawinggrai bisa dijadikan sebagai buktinya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian nasional. Jumlah wisatawan terus bertambah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. makanan di luar rumah. Kegiatan makan di luar rumah bersama teman dan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan metode perancangan.

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara,misalnya dengan mengadakan pameran seni dan budaya, pertunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. berdaulat, memiliki wilayah (daerah) tertentu, adanya rakyat yang hidup teratur,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor kepariwisataannya dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai penghasil devisa yang sangat cepat bagi suatu negara. Kemajuan perkembangan pariwisata di berbagai negara di belahan dunia sangat didukung dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi transportasi telah memudahkan manusia untuk melakukan perjalanan dari suatu daerah ke daerah lainnya dengan waktu yang lebih cepat. Selain itu kemajuan teknologi informasi memungkinkan akses informasi khususnya informasi pariwisata dengan lebih cepat dan luas, sehingga seseorang akan dengan mudah mendapatkan informasi tentang pariwisata suatu negara. Pembangunan pariwisata di Indonesia berdasarkan Undang Undang No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mempunyai tujuan antara lain: meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menghapus kemiskinan, mengatasi pengangguran, melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya, memajukan kebudayaan, mengangkat citra bangsa, memupuk rasa cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa dan mempererat persahabatan antarbangsa. Tujuan pembangunan pariwisata Indonesia tidak hanya 1

2 diprioritaskan untuk kepentingan ekonomi, tapi juga untuk pelestarian sumber daya, meningkatkan kesatuan bangsa dan persahabatan antar bangsa. Sasaran pembangunan pariwisata Indonesia secara nasional seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 2025, Bab I Pasal 2 ayat 7 antara lain: jumlah kunjungan wisatawan mancanegara, pergerakan wisatawan nusantara, penerimaan devisa dari wisatawan mancanegara, pengeluaran wisatawan nusantara, produk domestik bruto dibidang kepariwisataan. Penetapan sasaran pembangunan kepariwisataan nasional dalam peraturan pemerintah tersebut lebih menitikberatkan dalam peningkatan dampak ekonomi pembangunan pariwisata. Dalam pembangunan pariwisata seharusnya dilakukan tidak hanya semata-mata untuk kepentingan ekonomi tapi tetap menjaga keberlanjutan dari potensi atau sumber daya pariwisata yang ada. Oleh karena itu arah pembangunan pariwisata nasional harus ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Pada Bab I Pasal 8 disebutkan arah pembangunan kepariwisataan nasional Indonesia dilaksanakan dengan: berdasarkan prinsip pembangunan kepariwisataan yang berkelanjutan, orientasi pada peningkatan pertumbuhan, peningkatan kesempatan kerja, pengurangan kemiskinan serta pelestarian lingkungan, tata kelola yang lebih baik, terpadu secara lintas sektor, lintas daerah dan lintas pelaku, dengan mendorong kemitraan sektor publik dengan sektor privat. Pembangunan pariwisata indonesia harus selalu mengedepankan pembangunan

3 pariwisata berkelanjutan (suistainable tourism) yang memberi manfaat positif bagi kehidupan masyarakat dan kelestarian lingkungan. Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata terbaik dunia. Destinasi wisata Bali dikenal dengan keindahan alam dan keunikan budaya masyarakat, serta keramahan masyarakat. Potensi-potensi wisata tersebut telah dikembangkan menjadi suatu daya tarik wisata yang didukung dengan prasarana dan sarana pariwisata. Pengembangan pariwisata Bali telah mampu menarik wisatawan untuk berkunjung dan menghabiskan liburannya di destinasi wisata ini. Data jumlah kunjungan wisatawan yang diperoleh dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tahun 2013 dapat diketahui jumlah kunjungan wisatawan ke Bali pada tahun 2008 berjumlah 1.968.892; 2.229.945 (tahun 2009); 2.493.058 (tahun 2010); 2.756.579 (tahun 2011); 2.892.019 (tahun 2012). Pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan asing ke Bali tentunya akan meningkatkan kontribusi ekonomi pariwisata terhadap masyarakat Bali. Kontribusi ekonomi pariwisata telah menjadi sumber pendapatan bagi pemerintah daerah di Bali dan menjadi modal ekonomi bagi pemerintah dalam pembangunan daerahnya. Pariwisata telah menjadi tumpuan ekonomi bagi masyarakat Bali baik secara langsung maupun tidak langsung. Dampak positif ekonomi dari perkembangan pariwisata Bali diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat Bali. Namun pada kenyataannya dampak ekonomi pariwisata belum dinikmati oleh seluruh masyarakat Bali, hal tersebut terlihat dengan masih banyak masyarakat Bali yang hidup di bawah garis kemiskinan. Salah satu penyebabnya,

4 akibat pembangunan pariwisata Bali yang tidak merata dan terpusat di daerah Bali Selatan. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata Bali harus dilaksanakan secara berimbang untuk memeratakan pembangunan ekonomi masyarakat Bali. Pemerataan pengembangan pariwisata di Bali dapat dilakukan sesuai potensi yang dimiliki tiap daerah. Salah satu daerah kabupaten yang ada adalah Kabupaten Gianyar. Kabupaten Gianyar dikenal dengan keindahan alam dan kekayaan budayanya. Pusat-pusat kerajinan dan kesenian berkembang dan menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung. Sedangkan potensi alam daerah ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Perpaduan potensi wisata alam dan budaya di Kabupaten Gianyar dapat dilihat di desa-desa dengan keunikannya masing-masing. Dalam pemerataan pembangunan pariwisata di Bali khususnya di Kabupaten Gianyar dapat dilakukan dengan pemanfaatan potensi desa sebagai daya tarik wisata. Pengembangan pariwisata akan dapat meningkatkan keterlibatan masyarakat desa, yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraannya. Pengembangan pariwisata diharapkan akan mempercepat upaya pemerintah dalam menuntaskan masyarakat miskin. Desa Tegallalang merupakan salah satu desa di Kabupaten Gianyar yang kaya akan potensi wisata baik alam maupun budaya. Desa ini telah menjadi daya tarik wisata yang didukung dengan sarana dan prasarana pariwisata yang memadai. Prasarana jalan, telekomunikasi, sarana akomodasi, restoran, artshop, galery telah berkembang di wilayah Desa Tegallalang. Hal tersebut telah memudahkan wisatawan yang berkunjung untuk menikmati keindahan alam dan budaya yang ada serta memenuhi kebutuhan lainnya. Potensi wisata yang paling

5 menonjol di Desa Tegallalang yaitu potensi alam khususnya pertanian. Potensi pertanian yang sangat dikenal dan menjadi daya tarik utama bagi masyarakat berupa lahan pertanian berundak-undak yang dikenal dengan Ceking Terrace. Ceking Terrace adalah daerah yang menggunakan sistem pertanian terasering atau bentuk area persawahan yang berundak-undak pada daerah miring atau lereng bukit. Terasering Ceking memiliki keindahan alam sawah berundak yang sangat menarik dan ramai dikunjungi oleh wisatawan. Keindahan alam ini bersumber dari aktivitas petani dalam mengolah dan memanfaatkan alam untuk bercocok tanam. Wisatawan dapat menyaksikan keindahan panorama alam sawah berundak-undak secara langsung dan mengabadikannya dalam foto serta melakukan trekking menyusuri lahan persawahan. Keindahan alam Ceking juga dimanfaatkan oleh usaha jasa wisata seperti restoran, akomodasi dan artshop untuk memikat wisatawan berbelanja dan berkunjung. Eksistensi daya tarik wisata Ceking sangat tergantung pada aktivitas petani dalam mengolah lahan persawahan berundak-undak. Lahan pertanian yang dijadikan daya tarik tersebut dimiliki oleh 7 (tujuh) orang petani. Keberadaan petani dan lahan pertaniannya memegang peranan yang utama dalam keberlangsungan daya tarik wisata Ceking. Oleh karena itu, petani pemilik lahan harus mendapat perhatian khusus dan memperoleh manfaat ekonomi dari kegiatan wisata selain hasil dari mengolah lahan. Hal tersebut penting untuk tidak menjadikan masyarakat petani hanya sebagai tontonan bagi wisatawan. Kondisi ini telah dirasakan oleh masyarakat petani di daya tarik wisata Ceking, sehingga

6 mereka menyampaikan keluhan dan melakukan aksi demo dengan pemasangan seng di lahan pertanian terkait dijadikannya lahan pertaniannya sebagai daya tarik wisata Ceking. Masyarakat petani pemilik lahan merasa kurang berdaya dan kurang dilibatkan dalam kegiatan pariwisata di daerahnya. Masyarakat merasa kurang mendapat manfaat dari kegiatan pariwisata dan terkesan lahan pertanian mereka hanya dijadikan sebagai objek penderita. Banyak restoran maupun toko cinderamata yang memanfaatkan pemandangan daya tarik wisata Ceking untuk menarik wisatawan berkunjung ke tempatnya tanpa memberikan sharing benefit kepada petani pemilik lahan. Petani pemilik lahan pertanian menyampaikan keluhan dan protes mereka dengan pemasangan seng yang tentu saja hal ini mengganggu kenyamanan wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata tersebut. Pemasangan seng tersebut dilakukan karena para petani tidak menerima kompensasi dari para pengusaha yang ada di wilayah Ceking. Untuk mengatasi masalah tersebut pejabat setempat yaitu Camat Tegallalang melakukan mediasi yang menghasilkan kesepakatan bahwa para pengusaha memberikan kontribusi kepada para petani. Pihak pengelola daya tarik wisata Ceking memberikan kompensasi kepada petani sebesar Rp. 500.000 /bulan untuk pemeliharaan lahan pertaniannya. Dana tersebut dinilai tidak sebanding dengan pemasukan daya tarik wisata Ceking yang bisa mencapai ratusan juta dalam sebulan. Sementara biaya pertanian dewasa ini sangat mahal seperti untuk pupuk, biaya pemberantasan hama, buruh tani dan sebagainya. Selain itu, masalah lain yang dihadapi petani adalah sawah milik

7 mereka tidak masuk ke dalam salah satu subak yang mengakibatkan selama ini mereka tidak pernah menerima subsidi dari pemerintah berupa pupuk dan bibit (Majalah Bali Post, Edisi 16-22 Desember 2013). Daya tarik wisata terasering Ceking sudah dikenal keindahannya dan dikunjungi oleh wisatawan sejak lama. Kedatangan wisatawan telah mendorong pengusaha jasa wisata dan lainnya membangun usaha dan menawarkan produknya di sekitar daya tarik wisata Ceking. Pembangunan usaha jasa tersebut terlihat kurang tertata, ada bangunan yang tidak dimanfaatkan dan dibiarkan tanpa perawatan telah mengurangi keindahan alam Ceking, terlebih bangunannya menutupi keindahan terasering yang biasanya dapat dilihat dari pinggir jalan raya. Selain itu pembangunan kios-kios cinderamata selain kurang tertata, bangunannya juga tidak mencerminkan arsitektur lokal. Kondisi lingkungan daya tarik wisata Ceking yang berada pada lahan basah dan tebing yang terjal jika tidak dikelola dan dimanfaatkan dengan baik akan dapat merusak lingkungan alamiahnya dan mengancam keselamatan pengunjung. Kondisi tersebut telah terjadi di awal musim penghujan tahun ini, dimana tebing di bagian utara pos loket longsor dan membahayakan bangunan yang ada di sebelahnya. Lokasi daya tarik wisata Ceking yang berada di wilayah perbatasan antar desa memerlukan kearifan dan kebersamaan dalam pengelolaan sehingga tidak terjadi konflik kepentingan. Terasering Ceking sebagai daya tarik utama berada di wilayah Desa Kedisan, sedangkan tempat terbaik untuk melihat pemandangan terletak di wilayah Desa Tegallalang. Hal tersebut akan menjadi sebuah tantangan

8 khususnya dalam pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata yang berbasiskan masyarakat. Pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata Ceking harus melibatkan ke dua desa yaitu Desa Kedisan dan Desa Tegallalang. Hal tersebut penting dilakukan karena sumber daya yang ada di daya tarik wisata Ceking secara geografis dimiliki oleh kedua desa tersebut. Pengembangan sumber daya pariwisata tersebut seharusnya akan memberi manfaat bagi masyarakat Desa Kedisan dan Desa Tegallalang secara proporsional, sehingga tidak terjadi kecemburuan. Dengan keterlibatan kedua desa dalam pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata Ceking akan dapat mendukung keberlanjutan daya tarik dan menghindari konflik kepentingan antar desa. Keterlibatan kedua desa tersebut dalam pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata Ceking melalui suatu badan pengelola dengan mengedepankan partisipasi masyarakat setempat. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan sebagai tenaga kerja dalam badan pengelola maupun berpartisipasi dalam berbagai usaha jasa wisata dalam melayani wisatawan yang berkunjung ke daya tarik wisata Ceking. Peningkatan partisipasi masyarakat setempat khususnya para pemilik lahan pertanian akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, meningkatkan rasa memiliki dan kecintaan terhadap daya tarik serta rasa ketergantungan ekonomi melalui keberlanjutan daya tarik wisata Ceking. Dengan demikian masyarakat khususnya petani pemilik lahan akan menyadari pentingnya keberadaan lahan dan aktifitas pertanian sebagai sumber ekonomi

9 keluarga yang tidak hanya sebatas hasil pertanian saja, tapi juga mendapat manfaat ekonomi tambahan dari kegiatan pariwisata. Kurang optimalnya partisipasi masyarakat khususnya para petani pemilik lahan pertanian di daya tarik wisata Ceking telah menimbulkan beberapa permasalahan yang dapat mengganggu kenyamanan wisatawan. Wisatawan yang berkunjung di samping membayar tiket masuk yang dipungut oleh pengelola, juga membayar donasi bila melewati jembatan ataupun lahan persawahan untuk melakukan trekking ke terasering yang berada di wilayah Desa Kedisan. Pembayaran donasi berkali-kali karena jalan setapak yang dilewati melewati lahan pertanian yang pemiliknya berbeda-beda. Masing-masing pemilik merasa berhak memungut donasi karena wisatawan melewati sawahnya dan mereka berperan dalam menjaga dan merawat jalan setapak tersebut. Kondisi ini tentunya akan menimbulkan kesan yang kurang baik di mata wisatawan. Selain itu masyarakat petani yang memperoleh manfaat ekonomi secara langsung dari hasil pengelolaan daya tarik wisata Ceking baru terbatas untuk 7 orang petani pemilik lahan. Sedangkan petani lainnya yang berada di sekitar daya tarik wisata Ceking belum memperoleh manfaat ekonomi langsung dari pengelolaan. Kondisi ini menimbulkan beberapa permasalahan seperti alih fungsi lahan pertanian menjadi tempat usaha jasa wisata terutama disisi barat tepatnya wilayah Desa Tegallalang, selain itu pemilik lahan kurang peduli dalam menjaga jalan setapak yang dilewati wisatawan. Perbedaan manfaat pariwisata yang diperoleh oleh para petani di daya tarik wisata Ceking akan menimbulkan kecemburuan yang bisa berakibat pada konflik kepentingan. Hal tersebut

10 mengingat keberadaan masyarakat petani di daya tarik wisata Ceking saling mendukung dan ketergantungan antara satu lahan pertanian dengan lahan lainnya. Salah satu bagian lahan pertanian mengalami alih fungsi atau kerusakan akan mengurangi keindahan potensi daya tarik wisata Ceking secara keseluruhan. Dalam pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata Ceking yang berbasiskan masyarakat harus mengedepankan dan melibatkan semua pemangku kepentingan secara proporsional. Pengelolaan daya tarik wisata Ceking saat ini dikelola oleh badan pengelola yang berada di bawah Desa Pakraman Tegalalang. Dalam pengelolaannya badan pengelola mempekerjakan masyarakat lokal Tegallalang dalam pemungutan karcis masuk dan pelayanan parkir dan lainnya. Lahan parkir yang terbatas merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam pengelolaan daya tarik wisata Ceking. Masyarakat petani pemilik lahan yang menjadi daya tarik utama objek ini tidak terlibat secara langsung dalam pengelolaan karena mereka bukan sebagai warga Desa Tegallalang. Petani pemilik lahan pertanian Ceking dan badan pengelola berharap kunjungan wisatawan akan memberi manfaat positif baik secara ekonomi maupun lingkungan, sehingga kelestarian sawah berundak-undak yang menjadi potensi utama daya tarik wisata Ceking tetap terjaga. Perkembangan pariwisata di Desa Tegallalang khususnya pengelolaan daya tarik wisata Ceking menarik untuk dikaji terutama pengembangan dan pengelolaan daya tarik wisata Ceking guna menghindari konflik kepentingan dan menjaga keberlanjutan daya tarik wisata. Hal tersebut penting untuk mengetahui peran serta masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan serta manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat, sehingga

11 tidak hanya terkesan dieksploitasi demi kepentingan pariwisata, tapi bisa berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan potensi dan daya tarik wisata yang ada. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata Ceking? 2. Bagaimana pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata Ceking? 3. Bagaimana tanggapan wisatawan terhadap daya tarik wisata Ceking? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui, mengkaji pengembangan pariwisata perdesaan khususnya eksistensi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan daya tarik wisata Ceking yang berkelanjutan di Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar. 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian pengelolaan daya tarik wisata Ceking adalah:

12 1. Untuk mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam pengembangan daya tarik wisata Ceking. 2. Untuk memperoleh gambaran pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan dan pengembangan di daya tarik wisata Ceking. 3. Untuk mengetahui tanggapan wisatawan terhadap daya tarik wisata Ceking. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademik Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan memahami masalah sosial budaya masyarakat dalam perkembangan pariwisata khususnya pengembangan daya tarik wisata. Penelitian ini juga bermanfaat sebagai bahan kajian untuk penelitian pariwisata, khususnya pariwisata berbasis kerakyatan (community-based tourism) dan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism). 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran kepada masyarakat sebagai pemilik potensi, investor, dan pengambil keputusan dan kebijakan seperti: Bappeda, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Provinsi Bali, Pemerintah Kabupaten Gianyar, dan stakeholders pariwisata yang ikut terlibat dalam pengembangan daya tarik wisata Ceking di Desa Tegallalang Kabupaten Gianyar.