BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi serta merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2014:29). Oleh karena itu, dengan adanya pasar modal dapat memudahkan masyarakat yang kelebihan dana untuk melakukan investasi dan menjadi seorang investor. Pada sisi perusahaan, pasar modal juga bermanfaat dalam mendapatkan dana dari luar perusahaan untuk dapat meningkatkan struktur modal perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Saat ini jumlah investor di pasar modal naik cukup signifikan pada semester I 2016 yang terlihat dari jumlah Single Investor Identification (SID) yang tercatat 491.116 pada Juli 2016 atau naik 26 persen dibanding periode tahun sebelumnya yaitu 388.960. Sedangkan jumlah Sub Rekening Efek (SRE) meningkat 25 persen dari 494.425 menjadi 618.251 pada periode yang sama (Afriyadi, Liputan6.com, 2016). Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa saat ini ketertarikan masyarakat dalam berinvestasi di pasar modal cukup tinggi. Salah satu instrumen pasar modal yang diketahui masyarakat adalah saham. Menurut Jogiyanto (2014:29), saham adalah bukti kepemilikan sebagian dari perusahaan. Dengan membeli saham di pasar modal, para investor berharap 1
2 mendapatkan pengembalian atas investasinya atau return saham yang sesuai dengan resiko yang harus ditanggung. Hal ini sesuai dengan teori high return- high risk atau dapat diartikan, jika investor menginginkan return yang tinggi maka investor juga memiliki resiko tinggi dan juga sebaliknya. Dalam investasi, return merupakan hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2011:9), keuntungan yg diperoleh investor dalam membeli saham ada dua yaitu berupa dividend dan capital gain. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Pada umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain. Dalam hal ini return saham diukur dengan menghitung capital gain atau capital loss yaitu dengan mengurangkan harga saham periode tertentu dengan harga saham periode sebelumnya dibagi dengan harga saham periode sebelumnya. Indeks LQ-45 merupakan indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:130). Perusahaan LQ-45 ini dipilih karena perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ-45 merupakan saham pilihan yang memiliki peringkat tertinggi dibandingkan perusahaan lainnya yang tidak tergabung dalam indeks LQ-45, dimana perusahaan LQ-45 ini diharapkan dapat mewakili populasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Investor yang akan membeli saham di pasar modal akan memerlukan laporan keuangan perusahaan untuk mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang (Munawir, 2010:3). Dalam menentukan return saham dipengaruhi oleh kinerja
3 keuangan dan faktor eksternal. Pengukuran kinerja melalui rasio keuangan dapat digunakan calon investor untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan untuk memprediksi harga atau return saham di pasar modal. Faktor eskternal yang mempengaruhi return saham adalah faktor makroekonomi. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi makroekonomi akan berguna dalam pengambilan keputusan investasi yang menguntungkan. Salah satu faktor makroekonomi yang sering dikaitkan dengan pasar modal adalah suku bunga (Suteja dan Seran, 2015). Berikut ini adalah grafik 1.1 yang menunjukkan BI Rate tahun 2011-2015 yang diperoleh dari Bank Indonesia. Grafik 1.1 BI Rate Tahun 2011-2015 9.00% 8.00% 7.00% 6.00% 5.00% 4.00% 3.00% 2.00% 1.00% 0.00% BI Rate 7.50% 7.75% 7.50% 6.00% 5.75% 2011 2012 2013 2014 2015 BI Rate Sumber: Bank Indonesia
4 Berikut ini adalah tabel 1.1 yang menunjukkan rata-rata return saham dan ratarata variabel EPS serta ROE pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2012-2015. Tabel 1.1 Rata-rata Return Saham, EPS, ROE Perusahaan LQ-45tahun periode 2011-2015 per 31 Desember Variabel Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 EPS 789.68 629.63 590.15 681.04 596.27 ROE 28.02 26.02 23.03 21.98 18.89 Return Saham -0.02 0.07-0.05 0.25-0.21 Sumber : IDX (data diolah) Pada tabel 1.1 dan grafik 1.1 diatas terlihat bahwa variabel EPS, ROE, BI rate dan return saham menunjukkan hasil yang fluktuatif setiap tahunnya. Kondisi EPS, ROE dan BI rate menunjukkan hasil yang tidak konsisten terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. Earning per Share (EPS) adalah rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Semakin tinggi nilai EPS maka akan semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang dapat diterima oleh pemegang saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:154). Menurut Susilowati dan Turyanto (2011) EPS menunjukkan bahwa semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba per lembar saham bagi pemiliknya, maka akan mempengaruhi return saham perusahaan tersebut. Oleh karena itu, perusahaan yang stabil akan memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS,
5 dan sebaliknya jika perusahaan tidak stabil akan memperlihatkan pertumbuhan yang fluktuatif. Pada tabel 1.1 menunjukkan adanya fenomena gap pada variabel EPS yaitu pada tahun 2011 dan 2012. Dimana pada tahun 2011, rata- rata variabel EPS tinggi yaitu sebesar 789,68 namun justru return sahamnya rendah, yaitu sebesar -0,02. Hubungan yang tidak sejalan antara EPS dan return saham ini juga terjadi pada tahun 2012, yaitu pada saat EPS mengalami penurunan menjadi 629,63 justru terjadi peningkatan pada return saham di tahun 2012 yaitu sebesar 0,07. Beberapa bukti empiris yang mendukung teori tersebut seperti penelitian yang dilakukan oleh Bukit dan Anggono (2013). Hasil penelitian Bukit dan Anggono menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Penelitian oleh Hermawan (2012) dengan sampel perusahaan perbankan yang listing di BEI tahun 2008-2010, menunjukkan bahwa EPS bersama DPR dan NPM merupakan variabel yang secara simultan mempengaruhi return saham sebesar 24,3%. Namun terdapat penelitian yang menunjukkan hasil yang berbeda, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Susilowati dan Turyanto (2011), bahwa variabel EPS tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Return on Equity merupakan salah satu rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan, khususnya menyangkut profitabilitas perusahaan. Return on Equity adalah rasio profitabilitas yang diperoleh dengan membagi laba bersih dengan ekuitasnya (Samsul, 2006:145). Return on Equity merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
6 menggunakan modal sendiri. Return on Equity memiliki pengaruh yang positif dengan return saham, apabila ROE meningkat, maka return saham akan meningkat. Dan sebaliknya, jika ROE menurun maka return saham juga akan menurun (Suteja dan Seran, 2015). Pada tabel 1.1 variabel ROE menunjukkan bahwa terdapat fenomena gap yaitu pada tahun 2011 dan 2014. Pada tahun 2011 rata-rata variabel ROE tinggi yaitu sebesar 28,02 namun return saham pada tahun tersebut justru rendah yaitu sebesar - 0,02. Pada tahun 2014 rata-rata variabel ROE mengalami penurunan menjadi 21,98 yang pada sebelumnya di tahun 2013 sebesar 23,03 namun pada rata-rata return saham tahun 2014 justru mengalami kenaikan menjadi 0,25. Penelitian tentang return saham dengan menggunakan variabel independen ROE telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Beberapa penelitian yang sesuai dengan teori diatas yaitu penelitian Jaja Suteja dan Patrisius Seran (2015) yang menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham. Penelitian ini didukung oleh hasil penelitian Michael Aldo Carlo (2014), dengan hasil yang menunjukan bahwa ROE berpengaruh positif terhadap return saham. Namun, terdapat hasil penelitian yang berbeda dengan teori tersebut seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Yeye Susilowati dan Tri Turyanto (2011), hasil penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity (ROE) tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang tidak konsisten, maka hal ini menarik untuk dilakukan penelitian ulang mengenai pengaruh return on equity terhadap return saham.
7 Selain dari faktor internal yang telah diuraikan diatas yaitu kinerja perusahaan, terdapat faktor lain yaitu faktor eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi return saham. Faktor eksternal tersebut adalah faktor makroekonomi, salah satu faktor makroekonomi yang sering dikaitkan dengan pasar modal adalah tingkat suku bunga. Menurut Samsul (2006:201) tingkat suku bunga deposito yang tinggi akan mendorong investor untuk menjual saham dan mengalihkan investasinya dalam deposito, sehingga akan menjatuhkan harga saham di pasar dan mengakibatkan turunnya harga saham. Turunnya harga saham akan mempengaruhi return saham yang diperoleh investor. Kenaikan tingkat bunga pinjaman memiliki dampak negatif terhadap setiap emiten, karena akan meningkatkan beban bunga kredit dan menurunkan laba bersih. Laba bersih yang menurun akan mengakibatkan laba per saham menurun, sehingga akan mengakibatkan harga saham di pasar turun. Dalam penelitian ini, suku bunga yang digunakan adalah tingkat BI rate. Dimana, data yang didapatkan dari website Bank Indonesia adalah tingkat BI rate setiap bulan. Selanjutnya peneliti akan menghitung BI rate dengan cara menganalisis tingkat kepekaan BI rate tiap bulan dengan harga saham tiap perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Untuk menghitung tingkat kepekaan BI rate dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis sensitivitas.` Pada tabel 1.1 mengindikasikan adanya fenomena gap pada variabel BI rate yaitu pada tahun 2014. Terjadi kenaikan BI rate sebesar 7,75% pada tahun 2014 yang pada tahun sebelumnya sebesar 7,50%, namun pada saat BI rate naik di tahun
8 2014 justru rata-rata return saham pada tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 0,25. Bukti empiris penelitian yang mendukung teori tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Nidianti (2013) yang menyatakan bahwa interest rate berpengaruh signifikan dan negatif terhadap return saham. Penelitian oleh Suteja dan Seran (2015) menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham. Hasil penelitian oleh Sudarsono dan Sudiyatno (2016) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh positif terhadap return saham. Hasil penelitian yang berbeda yaitu penelitian oleh Kewal (2012) yang menyatakan bahwa suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap IHSG. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terdapat fenomena gap dan hasil penelitian terdahulu yang masih menunjukkan perbedaan hasil (research gap) maka penulis tertarik untuk menganalisis lebih lanjut dengan penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Rasio Earning Per Share, Return On Equity dan BI Rate terhadap Return Saham pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan judul dan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: 1. Apakah rasio Earning per Share (EPS) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015?
9 2. Apakah rasio Return on Equity (ROE) berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 3. Apakah BI rate berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 4. Apakah rasio Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan BI rate secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan LQ- 45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015? 1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui apakah rasio Earning Per Share berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 2. Mengetahui apakah rasio Return on Equity berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 3. Mengetahui apakah BI rate berpengaruh secara signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015. 4. Mengetahui apakah rasio Earning per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan BI rate secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.
10 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pemikiran dan meningkatkan pengetahuan penulis serta sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana. 2. Bagi Lingkungan akademis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya yang berkaitan dengan return saham. Selain itu hasil penelitian ini dapat menambah referensi sebagian bacaan di perpustakaan Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 3. Bagi Investor Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para investor sebagai bahan pertimbangan dan dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia.