NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKOPNEUMONIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun Oleh: ARI PRABOWO J KARYA TULIS ILMIAH

GASTER, Vol. 4, No. 1 Februari 2008 ( ) INVASIVE PNEUMOCOCCAL DISEASE (IPD) Sri Kustiyati Dosen Kebidanan STIKES Aiyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. akhir tahun 2011 sebanyak lima kasus diantara balita. 1

Disusun Oleh : Olivia Nurul Masruroh J

Christopher A.P, S. Ked

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bronkiolus terminalis yang mencakup bronkiolus respiratorius, alveoli, serta

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

Lilik Kurniawan, S. Ked Yayan Akhyar Israr, S. Ked

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. Y DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKITIS DI RUANG ANGGREK 8 RSUD SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing (Ngastiyah, 2005). Pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. jamur, dan parasit (Kemenkes RI, 2012; PDPI, 2014). Sedangkan infeksi yang

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : RIZKIAN ADI SAPUTRA J

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan peradangan brokioli yang lebih kecil.edema membran

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis,

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atmosfer ke dalam sel-sel tubuh dan untuk mentranspor karbon dioksida (CO 2 ) yang

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu dan bayi di Indonesia masih tinggi, walaupun dari

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN IDENTIFIKASI DIAGNOSIS KEPERAWATAN PADA PASIEN DI RUANG PARU SEBUAH RUMAH SAKIT

Bronkitis pada Anak Pengertian Review Anatomi Fisiologi Sistem Pernapasan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut, patogen yang umum dijumpai adalah Streptococcus pneumoniae dan

BAB I PENDAHULUAN. batuk, mengi dan sesak nafas (Somatri, 2009). Sampai saat ini asma masih

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

A. Pengertian B. Etiologi

ASUHAN KEPERAWATAN PNEUMONIA

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA EFUSI PLEURA

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

FISIOTERAPI DADA PADA ANAK DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG7B RSUD DR.SAIFUL ANWAR MALANG STUDY KASUS. Diajukan kepada Program Diploma III Keperawatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. infeksi, saluran pernafasan, dan akut. Infeksi adalah masuknya mikroorganisme ke

BAB I PENDAHULUAN. maju maupun di negara-negara sedang berkembang. berbagai sel imun terutama sel mast, eosinofil, limposit T, makrofag, neutrofil

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DI INSTALASI GAWAT DARURAT RUMAH SAKIT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Asuhan Keperawatan pada Sistem Pernap

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA An. T. DENGAN GANGGUAN GASTRO ENTERITIS AKUT DI RUANG MELATI II RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONTRAK BELAJAR PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS STIKES NGUDI WALUYO. Kriteria Waktu Setelah. Strategi Pembelajaran. 1.

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN ASMA BRONKHIAL DI RUANG ANGGREK BOUGENVILLE RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN 2011 SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang disebabkan oleh bakteri terutama Streptococcus pneumoniae,

JOURNAL READING Imaging of pneumonia: trends and algorithms. Levi Aulia Rachman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : ( TB PARU ) DI RUANG GLADIOL ATAS RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. S DENGAN MASALAH UTAMA TUBERCULOSIS PARU PADA Ny. R DI SANGGRAHAN, KRAJAN, GATAK, SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jamur, virus, dan parasit (Dorland, 2014).

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit paru obstruktif kronik atau yang biasa disebut PPOK merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. N DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN : BRONKOPNEUMONIA DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO Disusun Oleh : MEGA PUTRI BUDI RAHAYU J 200 090 040 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENDAHULUAN Pneumonia atau radang paru merupakan salah satu penyakit yang diperkirakan telah mengakibatkan 4 juta anak balita meninggal tiap tahun. Di Indonesia dari 450.000 kematian balita setiap tahun diduga 150.000 disebabkan oleh ISPA terutama pneumonia. (Ichwanu, 2003 : 126). Pneumonia menjadi penyebab tunggal kematian utama pada anak anak berusia kurang dari 5 tahun dengan sekitar 1,6 juta anak meninggal setiap tahun. Studi telah mengidentifikasi Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan virus RSV sebagai penyebab utama patogen yang berhubungan dengan pneumonia pada anak. Penyakit pneumonia adalah penyebab nomor satu (15,7 %) dari penyebab kematian balita di rumah sakit (Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2005). Pada tahun 2006, cakupan penemuan pneumonia balita di Jawa Tengah mencapai 26,62%. Angka tersebut mengalami penurunan pada tahun 2007 yaitu menjadi 24,29% dan pada tahun 2008 juga mengalami penurunan menjadi 23,63% (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2008). TINJAUAN PUSTAKA Pneumonia adalah inflamasi atau infeksi pada parenkim paru (Betz, 2009: 508). Bronkopneumonia dimulai pada bronkiolus terminal, yang tersumbat dengan eksudat mukopurulen yang membentuk bidang yang terkonsolidasi pada lobus-lobus di dekatnya, disebut juga pneumonia lobularis (Hockenberry, 2009: 952).

Menurut Betz (2009: 508) pneumonia disebabkan oleh satu atau lebih agen berikut: bakteri (mikoplasma), virus, fungi, parasit, atau respirasi zat asing. Menurut Abdoerrahman (2007: 1228) pembagian etiologis dari bronkopneumonia, yaitu: a. Bakteria: diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus hemolyticus, streptococcus aureus, hemophilus influenzae, bacillus friedlander, mycobacterium tuberculosis. b. Virus: respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalik. c. Mycoplasma pneumonia, jamur: histoplasma capsulatum, cryptococcus neoformans, blastomyces dermatitides, coccidioides immitis, aspergillus species, candida albicans. d. Aspirasi: makanan, kerosen (bensin, minyak tanah), cairan amnion, benda asing. Pneumonia hipostatik, sindrom leoffler. Menurut Roesepno (2007: 1229) pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet). Proses radang paru pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu: stadium kongesti: kapiler melebar dan kongesti serta dalam alveolus terdapat eksudat jernih, bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag. Pada umumnya, klasifikasi dilakukan atas dasar anatomi dan etiologi. Menurut Hockenberry (2002: 952) klasifikasi pneumonia berdasarkan letak anatomi:

a. Pneumonia lobaris Pneumonia lobaris adalah melibatkan semua atau segmen yang luas dari satu lobus paru atau lebih. Jika kedua paru terkena disebut pneumonia bilateral atau penumonia ganda (Hockenberry, 2002: 952). b. Bronkopneumonia Bronkopneumonia adalah dimulai pada bronkiolus terminal, yang tersumbat dengan eksudat mukopurelen yang membentuk bidang yang terkonsolidasi pada lobus-lobus di dekatnya, disebut juga pneumonia lobularis (Hockenberry, 2002: 952). c. Pneumonia interstisial Pneumonia interstisial adalah proses inflamasi dengan batas-batas yang lebih atau kurang dalam dinding alveolus (interstisium) dan jaringan peribronkial dan interlobaris (Hockenberry, 2002: 952). Untuk pengobatan yang tepat, pengetahuan mengenai penyebab pneumonia sangat diperlukan, sehingga pembagian etiologi dianggap lebih rasional dibandingkan dengan dengan pembagian anatomis. Pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik tertentu dan peningkatan ukuran tubuh anak yang disebabkan oleh bertambahnya jumlah dan bertambahnya ukuran sel-sel yang sudah ada. Pertumbuhan pada anak meliputi peningkatan tinggi badan, berat badan, lingkar kepala, panjang lengan, dan bentuk tubuh anak (K. Eillen, 2010: 20).

Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh susunan genetika anak yang unik dan kualitas lingkungan sehari-hari, yang mencakup pengasuhan, perawatan medis, dan kesempatan untuk belajar berbagai macam keterampilan yang merupakan bukti perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan dapat dinilai dalam enam bidang yaitu fisik, motorik, perceptual, kognitif, berbahasa dan personal-sosial (K. Eillen, 2010: 21). Tahap perkembangan psikoseksual menurut Sigmund Freud pada anak usia 1 sampai 3 tahun pada William (2007, 388) meliputi: daerah anal merupakan aktifitas yang melingkupi pengeluaran tinja menjadi sumber kepuasan libido yang penting selama tahun kedua kehidupan, anak mulai menunjukkan keakuannya, sikapnya sangat narsisistik (cinta terhadap dirinya sendiri) dan egoistik, mulai belajar kenal dengan tubuhnya sendiri dan mendapatkan pengalaman autoerotik (merasa lega/nikmat dari dirinya), dan tugas utama anak pada fase ini adalah latihan kebersihan. TINAJAUAN KASUS Identitas pasien adalah, pasien bernama An. N, dengan umur 1 tahun 4 bulan. Jenis kelamin perempuan. An. N bertempat tinggal di desa Suko, Madegondo Rt 4 Rw 3 Grogol Sukoharjo. Orang tua pasien menganut agama Islam. Identitas penanggung jawab, ibu pasien bernama Ny. A, berumur 22 tahun dan beragama Islam. Jenis kelaminnya adalah perempuan. Pekerjaan Ny. A adalah

sebagai ibu rumah tangga dengan pendidikan terakhir adalah SMA. Ny. A bertempat tinggal di desa Suko, Madegondo Rt 4 Rw 3 Grogol Sukoharjo. Pola eliminasi. Sebelum sakit: BAB 1 kali perhari ada ampas, BAK kurang lebih 4 kali perhari, kuning jernih keputihan.selama sakit: BAB sekarang kurang lebih 2 kali sehari, padat, hijau, kekuningan. BAK kurang lebih 3 sampai 4 kali perhari, kekuningan. Pola aktifitas dan latihan. Sebelum sakit: anak aktif berjalan, mengoceh dan bermain. Selama sakit: pasien menjadi lemah dan mudah menangis. Pola istirahat dan tidur. Sebelum sakit: pagi sekitar antara jam 9 sampai jam 12 biasanya tidur, untuk malam hari kurang lebih 9 jam dari jam 8 malam sampai 5 pagi. Selama sakit: tidur pagi kurang lebih 1 hingga 2 jam, untuk malam hari kurang lebih 9 jam. Pola kognitif. Sebelum sakit: keadaan umum pasien baik, anak aktif dan tidak rewel. Selama sakit: keadaan umum pasien lemah dan cengeng. Intervensi keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi sputum pada jalan nafas. Rencana tindakan disusun pada tanggal 12 sampai 14 Mei 2012 dengan: Tujuan: jalan napas yang adekuat. Kriteria hasil: secara verbal tidak ada keluhan sesak, suara napas normal (vesikuler), tidak ada sianosis, tidak batuk, menunjukkan jalan napas yang paten

(irama napas, frekuensi pernapasan dalam rentang normal (22-30x/menit), tidak ada suara napas tambahan. 2. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi. Rencana keperawatan disusun dengan: Tujuan: pasien mengalami penurunan rasa takut setelah dilakukan 1 x 24 jam. Kriteria hasil: anak tidak menunjukkan tanda-tanda distress, anak melakukan aktivitas dengan tenang yang sesuai dengan usia, minat, kondisi, dan tindakan kognitif. 3. Kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya berhubungan dengan kurangnya informasi. Rencana keperawatan disusun dengan: Tujuan: keluarga akan paham tentang penyakit anaknya, setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam dengan Kriteria hasil: orang tua akan mengekspresikan pemahaman tentang petunjuk perawatan di rumah. PEMBAHASAN Pengkajian Pengkajian merupakan pendekatan sistematik untuk mengumpulkan dan menganalisisnya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan pasien. Data dalam pengkajian diperoleh dari wawancara, observasi, pemeriksaan fisik pada pasien dan melihat pada catatan medik yang telah didokumentasikan. Teknik yang digunakan

adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan anamnesa. Pola fungsi yang dipakai adalah pola fungsi Gordon. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul di Kasus 1. Pengertian diagnosa keperawatan a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum pada jalan napas (Irman, 2008: 71). Bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan kebersihan jalan napas (Nanda, 2007: 2). b. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi (Carpenito, 2009: 898). Ansietas adalah suatu keadaan dimana individu merasa gelisah dan cemas dengan kondisi tubuh atau dengan lingkungan baru yang belum dikenal (Hockenberry, 2009: 954) c. Kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya berhubungan dengan kurangnya informasi (Kathleen, 2008: 41). Kurang pengetahuan tentang perawatan dirumah adalah tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topik spesifik (Nanda, 2007: 6). 2. Alasan penegakan diagnosa keperawatan a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum pada jalan napas (Irman, 2008: 71).

Tanda dan gejala yang timbul seperti suara napas abnormal (ronchi), terdapat sekret yang belum keluar, batuk dengan atau tanpa produksi sputum. Data pendukung dari masalah ini adalah An. N batuk berdahak dan dahaknya tidak bisa keluar. Penulis memprioritaskan diagnosa ini pada prioritas pertama karena menurut Masslow kebutuhan dasar manusia: fisiologi utama yang harus segera diatasi adalah oksigenasi, cairan dan elektrolit, nutrisi. Pada An. N mengalami gangguan oksigenasi karena apabila masalah ini tidak segera diatasi maka akan menyebabkan komplikasi (Kathleen, 2008: 41). Intervensi disusun dengan tujuan setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam An. N sudah tidak batuk lagi, secara verbal tidak ada keluhan sesak, suara napas normal (vesikuler), tidak ada sianosis dengan kriteria hasil: mampu mengidentifikasikan dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan napas, seperti penumpukan sekret. Pelaksanaan Tindakan 1. Kelebihan / faktor pendukung a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum pada jalan napas (Irman, 2008: 71). b. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi (Carpenito, 2009: 898). c. Kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya berhubungan dengan kurangnya informasi (Kathleen, 2008: 41).

2. Kekurangan / faktor penghambat a. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum pada jalan napas (Irman, 2008: 71). b. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi (Carpenito, 2009: 898). c. Kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya berhubungan dengan kurangnya informasi (Kathleen, 2008: 41). Hasil evaluasi Hasil evaluasi dari proses pengkajian sampai dilakukan asuhan keperawatan dengan permasalahan/diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan analisa data yaitu: 1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sputum pada jalan napas (Irman, 2008: 71). Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2012 dengan hasil subyektif (S): keluarga mengatakan sudah tidak batuk. Obyektif (O): S: 36 o C, Rr: 24x/menit, N: 94 x/menit, pasien sudah tidak batuk. Assesment (A): masalah teratasi. P: intervensi dihentikan. 2. Ansietas berhubungan dengan proses hospitalisasi (Carpenito, 2009: 898). Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2012 dengan hasil subjektif (S): keluarga mengatakan anaknya sudah tidak rewel dan tenang, anaknya sudah beraktifitas seperti biasa dan Ny. A sudah tidak khawatir dengan kondisi anaknya.

Objektif (O): pasien terlihat senang dan keluarga tenang. Assessment (A): masalah teratasi. Planning (P): hentikan intervensi. 3. Kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya berhubungan dengan kurangnya informasi (Kathleen, 2008: 41). Evaluasi dilaksanakan pada tanggal 14 Mei 2012 dengan hasil subyektif (S): keluarga mengatakan sudah mengerti tentang penyakit anakanya. Obyektif (O): keluarga dapat menjelaskan pengertian dan menyebutkan 3 dari 5 penyebab bronkopneumonia. Assesment (A): masalah teratasi. Planning (P): hentikan intervensi. SIMPULAN Bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen infeksius dan terdapat di daerah bronkus dan sekitar alveoli. Bronkopneumonia disebabkan oleh satu atau lebih agens berikut: bakteri (mikoplasma), virus, fungi, parasit, atau respirasi zat asing. Dari asuhan keperawatan pada An. N dengan Bronkopneumonia di Ruang Flamboyan RSUD Sukoharjo, penulis melakukan tindakan selama 3 x 24 jam dan penulis menemukan 3 diagnosa keperawatan yang muncul pada An. N yaitu : 1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan penumpukan produksi sputum pada jalan nafas. 2. Ansietas berhubungan dengan hospitalisasi.

3. Kurang pengetahuan tentang penyakit anaknya berhubungan dengan kurangnya informasi. Dari ketiga diagnosa diatas, dilakukan tindakan sesuai intervensi dengan kriteria waktu 3x24 jam tiap-tiap diagnosa keperawatan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari, kemudian diperoleh masalah teratasi. DAFTAR PUSTAKA Betz, C.L dan Linda A.S. 2009. Mosby s Pediatric Nursing Reference by Cecily Lynn Betz dan Linda A. Sowden. New York: Elsevier Carpenito, L.J. 2009.Nursing diagnosis: Application to Clinical Practice, 9 th ed. New York: Elsevier Carpenito, L.J. 2007. Handbook Of Nursing Diagnosis, 10 th Ed. New York: Elsevier Chang, E dan John, D. 2006. Pathophysiology Applied to Nursing Practice. Australia: Elsevier Crain, W.C. 2007. Theories of Development Concepts and Aplication. New Jersey : Prentice Hall Eilleen, K dan Marotz. 2010. Developmental Profiles: Pre-Birth Through Twelve. Clifton Park: Elsevier Hassan, R. 2007. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : UI Hockenberry,M.J,. dan Wilson,D.2008. Wong s Clinical Manual of Pediatric Nursing. New York : Elsevier Morgan, K.S. 2008. Pediatric Care Planning: Now With Clinical Pathways. New York: Elsevier Nanda. 2007. Diagnosa Nanda (NIC & NOC). Jakarta: EGC

Rudolph, A. 2006. Buku Ajar Pediatri Rudolph. Jakrta: EGC Somantri, I. 2008. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika