II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

PENDAHULUAN. Jepang dan Italia melawan Sekutu membawa pengaruh terhadap perubahan situasi negara-negara

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,

DAFTAR PUSTAKA. Ali,Muhammad.1985.Penelitian Pendidikan Prosedur dan strategi. angkasa. Bandung.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Pada saat proses penulisan laporan ini, penulis memerlukan suatu hal yang

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

TINJAUAN HISTORIS TENTANG PERAN BADAN KEAMANAN RAKYAT (BKR) TERHADAP USAHA MENINGKATAKAN KETAHANAN NASIONAL INDONESIA TAHUN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari bahasa Yunani Istoria yang berarti ilmu yang biasanya diperuntukkan bagi

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

Usaha pendudukan yang dilakukan Pemerintahan Militer Jepang untuk menguasai

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Historis. Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus

I. PENDAHULUAN. Setelah pasukan Sekutu membom atom dua kota di Jepang yakni Hirosima dan

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan Revolusi merupakan perlawanan penjajah terhadap Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN PARADIGMA. Secara etimologi konsep tinjauan pustaka terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

KONFLIK ANTARA PENJAGA KEAMANAN RAKYAT DAN RAKYAT MELAWAN JEPANG DI TALANG PADANG

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan kuat dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENGANTAR. tahun lebih dalam kebangkitan. Hal ini ditandai dengan berdirinya suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. kesimpulan. Kata Historis berasal dari bahasa Yunani Istoris yang berarti ilmu

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN PARADIGMA. Tinajaun historis adalah tinjauan tentang masa lalu mengenai manusia dan sekitarnya sebagai

Tinjauan Pustaka, Kerangka Fikir dan Paradigma

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Kata tinjauan historis secara etimologi terdiri dari dua kata, yakni tinjauan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

5. Materi sejarah berguna untuk menanamkan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab dalam memelihara keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup.

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA. Menurut Sejathi yang dikutip Ali Muhidin, efektivitas merupakan ketepatgunaan,

M PERANAN HASAN SADIKIN DALAM BIDANG KESEHATAN DI JAWA BARAT TAHUN

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Kata tinjauan memiliki arti yaitu hasil meninjau, pandangan, pendapat

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. mengecap pahitnya penderitaan dalam sejarah masa lalunya sebagai bangsa

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata tinjauan berasal dari kata tinjau yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

Indikator. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Materi Pokok dan Uraian Materi. Bentuk-bentukInteraksi Indonesia-Jepang.

I. PENDAHULUAN. dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prajurit TNI adalah warga

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk dapat memecahkan masalah-masalah yang akan diteliti.

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I PENDAHULUAN. penjajahan mencapai puncaknya dengan di Proklamasikan Kemerdekaan. kita mampu untuk mengatur diri sendiri. 1

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibagi menjadi dua aliansi militer, yaitu sekutu dan poros 1. Perang ini

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep atau generalisasigeneralisasi yang akan dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Adapun tinjauan pustaka dalam penelitian ini adalah : 1. Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk, melihat, memeriksa, dan meneliti untuk kemudian menarik kesimpulan (Dendy Sugono, 2008:1713). Pendapat lain menyatakan bahwa tinjauan adalah hasil meninjau, pandangan, pendapat tentang sesuatu hal sesudah menyelidiki atau dipelajari (Hasan Alwi, 2005:1198). Sedangkan kata Historis berasal dari bahasa Yunani istoria yang berarti ilmu. Kata history dalam bahasa Jerman yaitu Geschichte yang berarti sesuatu yang telah terjadi. Menurut Nugroho Notosusanto definisi paling umum dari kata history berarti masa lampau umat manusia (Nugroho Notosusanto, 1964:27). Dalam bahasa Indonesia kata Historis lebih dikenal dengan Sejarah yang berasal dari bahasa Arab yakni syajarah yang

berarti pohon (H. Rustam E. Tamburaka, 1999:2). Kata ini masuk ke Indonesia sesudah terjadi akulturasi antara kebudayaan Indonesia dengan kebudayaan Islam. Dalam Bahasa Indonesia kata historis lebih dikenal dengan istilah sejarah. Ada beberapa defenisi atau batasan mengenai sejarah. Hugiono dan P.K Poerwantana memberi pengertian bahwa sejarah adalah cerita perubahan-perubahan, peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau yang telah diberi tafsiran atau alasan dan dikaitkan sehingga membentuk suatu pengertian yang lengkap (Hugiono dan P.K Poerwantana, 1992:2). Sedangkan menurut M. Nazir Adapun pengertian Historis atau sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran. (M. Nazir. Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http://www.edukasi.net/26-3-2008). Pendapat lain mengatakan bahwa : Sejarah adalah satu bidang ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan perkembangan masyarakat serta kemanusiaan dimasa lampau, beserta kejadian-kejadiannya dengan maksud untuk kemudian menilai secara kritis seluruh penelitian dan penyelidikan tersebut, untuk akhirnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arahan program masa depan (Purwantana, Beberapa Konsep Sejarah, dimuat dalam http://www.edukasi.net/23-3- 2008). Berdasarkan beberapa defenisi diatas, maka sejarah adalah ilmu yang mempelajari segala peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang dialami manusia dan disusun secara sistematis sehingga hasilnya dijadikan sebagai pedoman hidup untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinjauan historis adalah suatu prosedur penelitian terhadap segala peristiwa-peristiwa pada masa lampau yang terjadi pada manusia baik individu maupun kelompok beserta lingkungannya yang disusun secara ilmiah, kritis, logis, faktual, dan sistematis meliputi urutan fakta dan masa kejadian peristiwa yang telah

berlalu itu (kronologis), dengan tafsiran dan penjelasan yang mendukung sehingga memiliki makna yang jelas terhadap fenomena peristiwa tersebut. 2. Konsep Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang Pemerintahan adalah sistem menjalankan wewenang dalam kekuasaan mengatur kehidupan sosial, ekonomi, dan politik suatu negara/bagian-bagiannya (Hasan Alwi,2002:723).Adapun yang dimaksud pemerintah dalam penelitian ini adalah pemerintahan militer.pemerintahan Militer adalah pemerintahan yang dikusai oleh golongan militer atau pemerintah yang mengatur negara secara militer.sifat pemerintah militer adalah keras dan disiplin.sedangkan pendapat lain mengatakan bahwa pemerintahan militer adalah pelaksanaan yurisdiksi militer di suatu daerah atau daerah pendudukan baik secara langsung oleh orang-orang militer maupun secara tidak langsung oleh orang-orang sipil yang diangkat oleh pemegang kekuasaan (Depdibud,1991 : 2247) Upaya mengontrol dan mengelola daerah pendudukan agar tujuan pendudukan dapat tercapai maka dibentuk pemerintahan militer yaitu suatu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang tentara. Pemerintahan militer di Lampung dipimpin oleh kolonel Kurita sebagai kepala pemerintahan/keresidenan. Pemerintahan militer Jepang di Indonesia dibagi menjadi tiga yaitu :1) Pemerinahan militer angkatan darat (tentara kedua puluh lima) untuk wilayah Sumatera dengan pusatnya di Bukit Tinggi. 2) Pemerintahan militer angkatan darat (tentara keenambelas) untuk Jawa dan Madura dengan pusatnya di Jakarta. 3) Pemerintahan militer angkatan laut (armada selatan kedua) untuk daerah yang meliputi Sulawesi, Kalimantan dan Maluku dengan pusatnya di Makasar.(marwati djoned poesponegoro dan nugroho notosusanto, 1993:5) Pemerintahan militer Jepang di Lampung menguasai segala aspek pemerintahan serta sarana dan prasarana umum sehingga memiliki kewenangan penuh dalam menentukan segala bentuk kebijakan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perang. Dapat disimpulkan bahwa Pemerintahan militer adalah kelompok atau lembaga yang menyelenggarakan kekuasaan. Dalam

penelitian ini yang dimaksud adalah Pemerintahan Pendudukan Militer Jepang yang menguasai daerah Lampung pada masa pendudukan setelah peperangan dangan pemerintah kolonial belanda sebagai penguasa Lampung sebelumnya. Pendudukan adalah dalam hukum perang, penempatan satuan angkatan perang, di suatu tempat atau daerah yang direbut untuk keperluan pertahanan, atau untuk menjaga tata tertib dan keamanan di masa perang. Biasanya pemerintah beralih ke tangan panglima- panglima tentara musuh. Hak- hak kekuasaan tentara serta pemerintah pendudukan diatur dalam peraturan- peraturan perang darat. (Depdikbud, 1991:26-29). sedangkan W.J.S. Poerwadarminta (1984:731) mendefinisikan Pendudukan merupakan perbuatan yang menyangkut hal dan sebagainya menduduki suatu daerah dengan menggunakan tentara. Maka yang dimaksud dengan pendudukan adalah penguasaan suatu wilayah secara paksa untuk keperluan pertahanan yang dilakukan oleh militer pada masa perang. dalam hal ini wilayah yang dimaksud adalah wilayah Lampung Militer adalah suatu kelompok atau organisasi yang diorganisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran pada medan peperangan yang dibedakan dari orang-orang sipil.(yahya A Muhaimin,1982:1). Sedangkan Amos Perlmutter (2000 :2) mendefinisikan Militer adalah sebuah organisasi yang paling sering melayani kepentingan umum tanpa menyertakan orang-orang yang menjadi sasaran usaha-usaha organisasi itu. Militer adalah suatu profesi sukarela arena setiap individu bebas memilih suatu pekerjaan didalamnya, namun ia juga bersifat memaksa karena para anggotanya tidak bebas untuk membentuk suatu perkumpulan sukarela melainkan terbatas kepada situasi hirarki birokrasi. Dari kedua konsep yang dipaparkan oleh para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa militer merupakan sebuah institusi dan komponen yang melayani kepentingan umum, dan dalam hal ini mereka bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara. Abdoel Fattah (2005 : 41) menyatakan bahwa peranan militer adalah sebagai alat negara yang

menjaga keutuhan dan kedaulatan negara untuk mensejahterakan kehidupan bangsa.hal ini berarti bahwa militer memiliki peranan sebagai pertahanan keamanan yang menjaga kedaulatan dan keutuhan negara dari ancaman serta gangguan dari bangsa dan negara lain, termasuk adanya pergolakan dan pemberontakan. Yang dimaksud dengan pemerintahan pendudukan militer Jepang dalam penelitian ini adalah usaha penguasaan suatu wilayah secara paksa dan disiplin yang dilakukan oleh militer Jepang pada masa pendudukannya di wilayah Lampung. 3. Konsep Faktor Faktor berasal dari bahasa latin, factor, pelaksana, pencipta, factum, tindakan pekerjaan, prestasi, perbuatan, pengamatan peristiwa, kenyataan. Suatu kondisi penyebab atau antisiden yang menimbulkan suatu gejala(komarudin dan Yooke Tjuparamah,2000:72). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Faktor adalah suatu yang ikut menyebabakan atau mempengaruhi keadaan atau peristiwa(depatemen Pendidikan dan Kebudayaan,1990:239). Menurut Hugiono dan Porwantana, faktor adalah suatu hal (keadaan, peristiwa dan sebagainya) yang ikut mempengaruhi atau menyebabkan terjadinya sesuatu(hugiono dan Poerwanto,1987:109). Dari berbagai pendapat diatas, maka yang dimaksud dengan faktor yaitu sesuatu hal yang turut menyebabkan atau mempengruhi terjadinya sebuah peristiwa atau kejadian tertentu. 4. Konsep Konflik Konflik merupakan bagian dari umat manusia yang tidak pernah dapat diatasi sepanjang sejarah umat manusia. Sepanjang seseorang masih hidup hampir mustahil untuk menghilangkan konflik di muka bumi ini. Konflik antar perorangan dan antar kelompok merupakan bagian dari sejarah umat manusia. Dalam setiap situasi konflik akan bertemu dengan tujuan, dengan asumsi ini maka dibuat katagorisasi tujuan konflik sebagai berikut:1.pihak- pihak yang terlibat didalam konflik

memiliki tujuan yang sama, yakni sama- sama berupaya mendapatkan. 2. Disatu pihak hendak mendapatkan, sedangkan dipihak lain berupaya keras mempertahankan apa yang dimiliki( Nasikum,2006:19) Menurut Nasikum, konflik dapat terjadi karena setiap kelompok memiliki kepentingankepentinagn yang saling berlawanan satu sama lain, maka kelompok-kelompok kepentingan itu akan senantiasa berada dalam situasi konflik, Nasikum juga menyatakan bahwa konflik timbul sebagai akibat dari adanya kenyataan bahw disetiap masyarakat selalu terdapat otoritas yang terbatas adanya, (Nasikum, 2006:26) Konflik fisik merupakan konflik yang melibatkan fisik/tubuh/berkelahi/berperang/ yang melibatkan 2 orang/kelompok atau lebih yang dimana setiap kelompok mempunyai tujuan-tujuan tertentu (Hardjono,1993:34). Menurut Soerjono Soekanto, Konflik adalah salah satu interkasi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya saling mengancam, menekan, hin gga saling menghancurkan (Soerjono Soekanto,2007:87) Faktor-faktor penyebab terjadinya konfilk menurut Soerjono Soekanto 1.Perbedaan individu Merupakan perbedaan yang menyangkut perasaan,pendirian,pendapat atau ide yang berkaitan dengan harga diri kebanggan dan identitas seseorang. 2.Perbedaan latar belakang kebudayaan Kepribadian seseorang dibentuk dalam lingkungan keluarga dan masyrakat. Tidak semua masyrakat mempunyai nilai-nilai dan norma-norma sosial yang sama. Apa yang dianggap baik belum tentu oleh suatu masyarakat belum tentu sama dengan apa yang dianggap baik oleh masyarakat lain. 3.Perbedaan Kepentingan Setiap individu atau sering kali memiliki kepentingan kepentingan yang berbeda dengan kelompok lain. Kepentingan itu tergantung dari kebutuhan-kebutuhan tiap kelompok. 4.Perubahan Sosial Perubahan sosial dalam sebuah masyarakat yang terjadi terlalu cepat dapat menggangu keseimbangan sistem, nilai, dan normayang berlaku di dalam masyarakat tersebut,( Soerjono Soekanto,2007:94) Semua konflik yang terjadi di Indonesia antara pejuang-pejuang yang di bantu dengan rakyat biasa melawan tentara penjajah banyak diakibatkan oleh perasaan dendam rakyat itu sendiri. Semangat rakyat bertambah ketika mendengar kabar bahwa kita sudah merdeka, keberanian rakyat berlipat-lipat karena selain untuk membalas dendam mereka juga turut mempertahankan kemerdekaan Indonesia.(Budiman,1982:33)

Berdasarkan berbagai sumber diatas maka dapat disimpulkan bahwa konflik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pertempuran antara dua kelompok atau lebihyang dimana setiap kelompok mempunyai tujuan dan tujuan itu bertentangan satu sama lain. 5.Konsep Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) bukanlah tentara resmi, hal ini dikarenakan Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) hanya di bentuk di wilayah lampung. Organisasi-organisasi militer yang dibentuk diwilayah-wilayah Indonesia yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia bukanlah tentara resmi. Karena pembentukannya bukan atas intruksi pusat (Yahya A.Muhaimin,1982:23) Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan bapak Edi K. Prawira beliau mengatakan Penjaga Keamanan Rakyat merupakan organisasi militer di Lampung yang beranggotakan para pemuda yang pernah dilatih oleh tantara Jepang. Tokoh-tokoh Penjaga Keamanan Rakyat ( PKR) nantinya menduduki jabatan penting di Resimen III Lampung. Berdasarkan pendapat diatas Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) merupakan organisasi semi militer yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Lampung 6. Konsep Rakyat

Menurut Peter Salim, yang di maksud dengan rakyat adalah penduduk suatu Negara (Peter Salim, 2007:924). Menurut C.S.T Kansil, unsur-unsur negara adapun yang termasuk rakyat suatu negara adalah semua orang yang berada diwilayah negara itu yang tunduk pada kekuasaan dari pada negara tersebut (C.S.T Kansil, 1990:20). Sedangankan menurut Gunawan Hadi, rakyat merupakan bagian dari suatu negara atau elemen penting dari suatu pemerintahan. Rakyat terdiri dari beberapa orang yang mempunyai ideologi sama dan tinggal di daerah yang sama dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama yaitu membela negaranya bila diperlukan (Gunawan Hadi,1994:14). Dari kedua konsep diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan rakyat pada penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal diwilayah tertentu yang tunduk pada peraturan wilayah tersebut dan mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk mempertahankan kemerdekaan. B Kerangka Pikir Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan awal dari perjuangan bangsa Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Demikian. pula yang terjadi di daerah Lampung, berita Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesi baru secara resmi diumumkan oleh Mr. Abbas pada tanggal 24 Agustus 1945 di hotel Juliana Tanjung Karang. Untuk mempertahankan kemerdekaan yang sudah diraih maka dilampung didirikan organisasiorganisasi kemiliteran yang anggotanya diambil dari pemuda-pemuda yang sudah mendapatkan latihan militer dari tentara Jepang. Organisasi-organisasi kemiliteran yang dibentuk antara lain Angkatan Pemuda Indonesia (API), Penjaga Keamanan Rakyat (PKR), Barisan Pelopor dan PKR Laut. Di Lampung kabar kemerdekaan Indonesia ternyata membuat masyarakat Lampung berani

melawan terhadap tentara Jepang. Salah pristiwa yang mencerminkan keberan ian masyarakat Lampung adalah konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat dan rakyat melawan Jepang yang terjadi pada tanggal 17 November 1945. Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat dan rakyat melawan Jepang yang terjadi pada tanggal 17 November 1945 telah menyisakan pertanyaan besar tentang apakah yang menyebabkan terjadinya konflik tersebut?. Dan untuk menjawab pertanyaan itu bukanlah pekerjaan mudah. Ada beberapa sudut pandang yang bisa diamati dalam meneliti Konflik di Talang Padang. Salah satunya, penulis tertarik meninjau faktor penyebab terjadinya konflik di Talang Padang pada 17 November 1945. C Paradigma Faktor Penyebab Terjadinya Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan Rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945. ] Konflik antara Penjaga Keamanan Rakyat (PKR) dan Rakyat melawan tentara Jepang di Talang Padang 17 November 1945. Keterangan :

: Garis Hubungan REFRENSI Tamburaka, Rustam E dan Roeslan Abdul Gani.1999.Pengantar ilmu sejarah,teori filsafat dan IPTEK.PT.Rineke Cipta: Jakarta. Hugiono dan Poerwadaminta.1992.Pengantar Ilmu Sejarah.Rineke Cipta : Jakarta. Halaman 2 http://www.edukasi.net/26-3-2008. Poesponegoro,Marwati Djoned dan Nugroho Notosusanto.1993.Sejarah Nasional Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta.Halaman 5 Depdikbud.1991.Ensiklopedi Nasional Indonesia.Cipta Adi Pustaka. Jakarta.Halaman 26-29 W.J.S Poerwadaminta.1984.Kamus Umum Bahasa Indonesia.Balai Pustaka.Jakarta Halaman 731

Muhaimin, Yahya A.1982.perkembangan Militer Dalam Politik di Indonesia.Gajah Mada Universitas Press.Yogyakarta.Halaman 1. Perlmutter,Amos.2000.Militer dan Politik.Jakarta. PT Grasindo Persada.Halaman 2 Komarudin dan Yooke Tjuparamah.2000.Kamus Istilah Karya Tulis Ilmiah,Bumi Aksara.Jakarta.Halaman 72 Departemen Pendidikan Kebudayaan.1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Balai Pustaka. Jakarta.Halaman 239 Hugiono dan Poerwanto.1987.Pengantar Ilmu Sejarah.PT.Bina Angkasa.Jakarta.Halaman 109. Nasikum. 2006.Sistem Sosial Indonesia.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.Halaman 26 Hardjono,1993.Konflik dan Perpecahan.Semarang. Halaman 34. Wawancara dengan bapak Edi K. Prawira