BENTUK - BENTUK ADAPTASI DAN PENYESUAIAN PESERTA DIDIK DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan kompetensi GPK dalam

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

PROGRAM KEBUTUHAN BINA DIRI BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DAN SEDANG Oleh: Atang Setiawan

BAB V PENUTUP. kurikulum di sekolah inklusi antara SMP Negeri 29 Surabaya dan SMP Negeri. 3 Krian Sidoarjo. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelayanan pendidikan di sekolah terdekat.

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PENDIDIKAN INKLUSI DI KABUPATEN PELALAWAN PROVINSI RIAU TAHUN Oleh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan penegasan

P 37 Analisis Proses Pembelajaran Matematika Pada Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tunanetra Kelas X Inklusi SMA Muhammadiyah 4 Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, sekolah dasar (SD) merupakan salah satu jenjang

REVITALISASI SLB PASCA IMPLEMENTASI SEKOLAH INKLUSI Oleh: Slamet Hw, Joko Santosa FKIP-UMS ABSTRAK

LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara. dalam Mencapai Kemandirian di UPTD Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 68 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF KABUPATEN BANYUWANGI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal vital yang sangat penting dalam

Struktur Kurikulum 2014 Jurusan Pendidikan Luar Biasa

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. emosional, mental sosial, tapi memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya yang bertanggung jawab terhadap Pendidikan siswa siswi yang berada

PROFIL PELAKSANAAN PEMBELAJARAN IPA BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB KABUPATEN SUKOHARJO

Prosiding SNaPP2014 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

LAPORAN OBSERVASI LAPANGAN PERKEMBANGAN DAN PROSES PEMBELAJARAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL. Oleh Drs. Musjafak Assjari, M.Pd

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIDANG PENDIDIKAN LUAR BIASA (PLPG PLB)

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR ANAK

Pembelajaran Remedial

PELAKSANAAN KURIKULUM ADAPTIF DI SEKOLAH PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR NEGERI GIWANGAN, YOGYAKARTA

PENDIDIKAN SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS. Kuliah 2 Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi

Program Bimbingan Perkembangan Kompetensi Sosial Bagi Anak Tunanetra

KONTEKS TUGAS DAN EKSPEKTASI KINERJA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Luar Biasa PKK Propinsi Lampung sebagai salah satu sekolah centara

BAB III METODE PENELITIAN. berada di kota Bandung, diantaranya adalah SD A dan SD B.

BAB I PENDAHULUAN. ( ISAK_TOROBI/T_ADP _Chapter1.pdf).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Memiliki kondisi fisik yang cacat bukanlah hal yang diinginkan oleh setiap

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Belajar 2 : Prinsip, Pendekatan, dan Langkah-langkah dalam Pengembangan Kurikulum Modul 3 : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

PENDIDIKAN INKLUSIF. BPK Penabur Cimahi, 11 Juli Mohamad Sugiarmin

BAB I PENDAHULUAN. serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam

PENDIDIKAN INKLUSI UNTUK ANAK DENGAN KETIDAKMAMPUAN INTELEKTUAL DI SEKOLAH DASAR UMUM. Oleh : Fazakkir Noor *

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya belajar. Peran serta pendidikan mempunyai

Universitas Sumatera Utara

2015 PENGEMBANGAN PROGRAM PENINGKATAN KOMPETENSI GURU D ALAM MENYUSUN PROGRAM PEMBELAJARAN IND IVIDUAL DI SLB AD ITYA GRAHITA KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB III METODE PENELITIAN. (PTK). PTK merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang berbasis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

Pembelajaran yang Ramah M.SUGIARMIN

BAB I PENDAHULUAN. diteliti, sedangkan The Political and Economics Risk Consultancy (PERC)

BAB IV PENUTUP. proses pengajaran, pembinaan, dan pembelajaran terhadap anak secara berangsur-angsur akan

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Dalam konteks praktis pendidikan terjadi pada lembaga-lembaga formal

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Elni, Pelaksanaan Pembelajaran bagi Siswa Hambatan... (29-38)

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

Kesiapan Guru dalam Pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun di Sekolah Inklusi

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

BAB I PENDAHULUAN. tidak mampu mendengar atau kurang mampu mendengar suara. Anak tuna rungu

BAB VI KESIMPULAN. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa Taman Pintar telah

1. Pendahuluan Perkenalan Aturan dan tata tertib perkuliahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. maupun secara kuantitatif. Dalam tinjauan pustaka ini peneliti akan

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

Implementasi Pendidikan Segregasi

ASESMEN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. Oleh: Drs. Muhdar Mahmud, M.Pd.

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEKOLAH IDEAL. Oleh: Damar Kristianto

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka peneliti

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas latar belakang, identifikasi masalah, pembatasan

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pada hakekatnya semua anak memiliki kesempatan yang sama untuk

Pendidikan Inklusif. Latar Belakang, Sejarah, dan Konsep Pendidikan Inklusif dengan Fokus pada Sistem Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 2014

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan

A-PDF OFFICE TO PDF DEMO: Purchase from to remove the watermark BAB I PENDAHULUAN

PENDIDIKAN BERSERTIFIKAT PENDAMPING BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

PEMBELAJARAN DI KELAS INKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN INKLUSIF SDN No MEDAN MARELAN

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Anak-anak yang Spesial ini disebut juga sebagai Anak Berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan nasional di Indonesia kembali mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ASUHAN KEPERAWATAN KEHILANGAN DAN BERDUKA

BAB V PENUTUP. semakin menjadi penting bagi agenda reformasi pendidikan setelah Education

MENUJU SEKOLAH INKLUSI BERSAMA SI GURUKU SMART

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kasihan Bantul Yogyakarta. SLB N 1 Bantul Yogyakarta merupakan

PANDUAN PELASANAAN KURIKULUM PENDIDIKAN KHUSUS

Transkripsi:

BENTUK - BENTUK ADAPTASI DAN PENYESUAIAN PESERTA DIDIK DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF

AKU ADA

CONTOH PROFIL SISWA Akademik Kemampuan dibawah rata- rata dengan IQ : 76 Tidak mampu menyelesaikan tugas hampir setiap mata pelajaran Tugas rumah selalu dikerjakan, tapi selalu kurang Jika test, hasilnya semua mata pelajaran nilainya kurang Diagnosa Ahli : Lambat belajar Kemandirian Mampu pergi dan pulang sekolah sendiri Cukup mampu menyiapkan keperluannya sendiri Bila ada tugas selalu dikerjakan dengan bimbingan guru les Tidak mampu belajar sendiri Bimbingan guru les dua kali per minggu Keluarga Anak kedua dari 2 bersaudara Anak dimotivasi untuk belajar Secara ekonomi lebih Ayah dan ibu sebagai pns ALAN WIRA, SMP kelas 8, 14 tahun Sosial / Emosi Kesehatan Mempunyai teman bermain di rumah Dapat berkomunikasi dengan baik, walau agak gagap Pasif dalam kelompok Emosi tertahan, mudah menyerah Sering bengong sendiri Mampu untuk dilatih keterampilan, walaupun lama Kelahiran normal, jarang sakit Kebersihan diri cukup,berkaca mata Berbicara cadel

BENTUK BENTUK ADAPTASI DAN PENYESUAIAN PESERTA DIDIK

BERUPA: Modifikasi kebijakan Penyediaan aksesbilitas lingkungan (sarpras) Penyediaan akses komunikasi (Bahasa isyarat, tulisan) Penyediaan akses bahan bacaan (braille, buku digital) Penyediaan alat bantu Modifikasi kurikulum

BELAJAR DI LUAR DAN BELAJAR BERKELPOMPOK Dscn2171.av i

CARA MEMODIFIKASI PEMBELAJARAN Kurikulum pada setting pendidikan inklusif meliputi : 1. Duplikasi 2. Modifikasi : a. menambahkan (Adisi) b. menggantikan (substitusi) c. menghilangkan (omisi) d. menyederhanakan (simplikasi) Apa yang dimodifikasi? 1. materi 2. metode 3. media 4. penilaian 5. waktu dan tempat

PROGRAM PEMBELAJARAN INDIVIDUAL

PENGERTIAN. Program Pembelajaran Individual (PPI) : Progam pengajaran dimana siswa belajar sesuai dengan kemampuan, cara dan kecepatannya sendiri hingga ia mampu menguasai bahan pelajaran dengan perhatian, bantuan dan tindakan tertentu. PPI membutuhkan kerja sama : 1. Siswa 2. Orangtua 3. Guru ( guru kelas & GPK) 4. Tenaga profesional lainnya

PERBEDAAN PPI DAN RPP ASPEK PPI RPP Waktu Dibuat minimal untuk 3 bulan Dibuat setiap tatap muka Subjek Seorang siswa Seluruh siswa di kelas Dasar penyusunan Pihak yang terlibat Ruang lingkup Kurikulum, asesmen dan profil siswa Guru, GPK, siswa lain, orang tua/keluarga, tenaga profesional Bidang studi dalam KTSP, program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa Kurikulum Guru Mata Pelajaran dalam KTSP

PENYUSUNAN PPI Penyusunan PPI harus mempertimbangkan : 1. Tujuan pengajaran 2. Materi pelajaran 3. Pelayanan pendukung Kurikulum pendukung : penggunaan alat bantu mengajar, materi yang mudah diakses Kurikulum tambahan : pelayanan pendukung yang terkait dengan kebutuhan masing-masing siswa, misal: tuna netra memerlukan braille, tuna rungu membutuhkan bahasa isyarat, dan terapi wicara 4. Metode (strategi atau cara) yang akan dipilih guru untuk menyampaikan bahan pembelajaran, misal: meminta penjelasan, mengajak siswa untuk melakukan penelitian sederhana. 5. Penyesuaian kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa 6. Metode guru membimbing dan mengevaluasi

PENYUSUNAN PPI Tahap penyusunan PPI: 1. Mempelajari profil siswa untuk mendapatkan informasi mengenai kemampuan siswa secara umum; 2. Menentukan kemampuan pembelajaran paling mendasar yang perlu ditingkatkan; 3. Menentukan kekuatan dan kelemahan siswa terhadap pokok bahasan dan mata pelajaran tertentu; 4. Menentukan tujuan umum (kompetensi dasar); 5. Membuat tujuan spesifik (indikator); 6. Menyusun kegiatan pembelajaran (materi, metode, media, evaluasi); 7. Menentukan alokasi waktu, tempat dan pihak yang terlibat.

PRINSIP KERJASAMA 1. Menghargai perbedaan dan keunikan; 2. Menerima kondisi tiap anak dan keluarga; 3. Tidak menghakimi; 4. Tulus; 5. Rahasia.

Helen Adams Keller, 1934. Education should train the child to use his brain, to make for himself a place in the world and maintain his rights even when it seems that society would shove him into the scrap heap. Pendidikan seharusnya melatih anak agar mampu berpikir, menciptakan ruang bagi keberadaan dirinya di dunia, dan mempertahankan hak-haknya, bahkan ketika masyarakat menganggapnya tak berarti.