BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. penting dari pembangunan nasional. Tujuan utama dari pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Depkes RI, 1999). Peningkatan kebutuhan dalam bidang kesehatan ini

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengutamakan kepentingan pasien. Rumah sakit sebagai institusi. pelayanan kesehatan harus memberikan pelayanan yang bermutu kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan pokok yang harus diperhatikan setiap

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yayasan yang sudah disahkan sebagai badan hukum. rawat inap, rawat darurat, rawat intensif, serta pelayanan penunjang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Hal ini memunculkan secercah harapan akan peluang (opportunity)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit yang merupakan salah satu dari sarana kesehatan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, perubahan dalam pelayanan kesehatan terjadi sangat cepat, tumbuhnya beberapa rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku usaha diharapkan mampu mengikuti perkembangan tersebut serta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. dari rumusan permasalahan dan pertanyaan penelitian. Setelah teridentifikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara komprehensif yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya diselenggarakan. Rumah Sakit menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan tantangan yaitu peningkatan persaingan dalam berbagai upaya. Salah

BAB III METODE PENELITIAN. menggambarkan unit cost yang berhubungan dengan pelayanan rawat inap

BAB 1 : PENDAHULUAN. hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua-duanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan non profit, yaitu unit usaha yang bertujuan tidak untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sistem INA CBG s (Indonesia Case Base

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

penyimpanan yang dipakai kurang baik, maka akan timbul masalah-masalah yang mengganggu proses ketersediaan berkas rekam medis. Menurut Budi (2011),

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

A. LATAR BELAKANG MASALAH

ANALISIS PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN TINGKAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN. masyarakat. RSUD kota Bandung beralamat di Jl. Rumah Sakit No. 22 Ujung

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan primer yang dimiliki oleh setiap

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Rumah sakit Umum Daerah Mandailing Natal

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian deskriptif analitik. Pengambilan data dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN RAWAT JALAN EKSEKUTIF DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

harus dilaksanakan dengan teliti dalam setiap fungsi manajemen. Keputusan

MISI MENJADI RUMAH SAKIT BERSTANDAR KELAS DUNIA PILIHAN MASYARAKAT KEPUASAN DAN KESELAMATAN PASIEN ADALAH TUJUAN KAMI

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya demi kepuasan konsumen. karena dapat mempengaruhi profitabilitas suatu rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2015 merupakan. dokumen rencana pembangunan RSUD Kota Bandung periode tahun

BAB I 1 PENDAHULUAN. Dengan meningkatnya status perekonomian masyarakat, kemudahan komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbasis unit, dengan penghitungan unit cost yang detail sehingga mudah dalam

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pusat latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial.

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk memberikan informasi, fasilitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Nasional (SKN) yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

RSUD KOTA BANDUNG RENJA 2014 BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja (Renja) RSUD Kota Bandung Tahun 2014 merupakan dokumen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yaitu pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. (1,2)

LAPORAN. RS JIWA PROF. Dr. SOEROJO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

BAB I PENDAHULUAN. diolah sebagai bahan pembuat laporan pelayanan rumah sakit. Rumah sakit

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SIKKA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

2018, No b. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Kendari pada Kepolisian Negara Republik Indonesia

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 53 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor pada bulan Juni 2009.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dunia usaha yang semakin pesat. Persaingan tersebut tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan. Puskesmas sebagai penyedia

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. penting guna menunjang aktifitas sehari-hari. Demi terpenuhinya. kesehatan. Undang Undang Nomor 44 tahun 2009 mendefinisikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah Sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan berkewajiban menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata. Menurut Azwar (1996), pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa layanan yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk serta penyelenggaraannya sesuai dengan standard dan kode etik profesi yang telah ditetapkan. Dalam mencapai standar mutu pelayanan yang optimal, rumah sakit harus memiliki pola manajemen yang jelas sehingga rumah sakit dapat berkembang, baik dari sisi layanan maupun keuangannya. Sistim akuntansi yang benar di rumah sakit sangat diperlukan karena dalam pelayanan yang diberikan kepada pasien membutahkan pembiayaan yang besar dengan tidak mengenyampingkan kualitas dan profesionalisme (Laksono, 2004). Untuk mencapai kualitas dan profesionalisme pelayanan serta akuntabilitas pengelolaan keuangan Rumah Sakit, diterbitkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum (BLU) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 61 Tahun 2007 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang menuntut rumah sakit agar dapat berbenah terutama dari segi keuangan dan akuntabilitasnya. Menurut Hidhayanto (2009) p engelolaan sumber daya baik manusia, material, peralatan dan tekhnologi dan keuangan harus dilaksanakan secara tepat, efektif dan efisien sehingga rumah sakit mampu mengelola biaya secara komprehensif. Untuk itu, rumah sakit harus memiliki tarif yang tepat, agar mampu bertahan di tengah persaingan yang makin ketat sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 Bab X Pasal 50 tentang besaran tarif Rumah Sakit (UU 44, 2009) Rumah Sakit memiliki tarif untuk pasien umum. Namun untuk pasien peserta Jaminan Kesehatan nasional (JKN) yang berlaku sejak 1 Januari 2014

digunakan tarif INA-CBGs yang dibuat sesuai dengan diagnosa pasien berdasarkan ICD IX dan ICD X, sehingga rumah sakit yang melayani pasien peserta Jaminan Kesehatan nasional (JKN), akan menerima kompensasi atas pelayanan yang diberikan yang tarifnya sesuai dengan diagnosa tersebut (Permenkes 69, 2013). Tarif adalah basic survival bagi rumah sakit. Ada 3 peran penting tarif bagi sebuah rumah sakit yaitu : memenuhi kebutuhan rumah sakit untuk bertahan dan memberi pelayanan kepada masyarakat, mematuhi peraturan pemerintah dan mampu bersaing dengan rumah sakit lain (Thabrany,2009). Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Pariaman sebagai satu - satunya Rumah Sakit milik pemerintah di Kabupaten Padang Pariaman merupakan fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang menjadi rujukan bagi 25 Puskesmas di wilayah kerja Kabupaten Padang Pariaman. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2014 sebagai Rumah Sakit Tipe C, RSUD Padang Pariaman harus memberikan pelayanan gawat darurat, rawat jalan khususnya poliklinik spesialis 4 (empat) dasar dan pelayanan rawat inap (Permenkes 56, 2014). Berdasarkan Profil RSUD Padang Pariaman tahun 2016, diketahui BOR 36,72% (standar 60-85%), AvLOS 3,61 hari (standar 6-9 hari), TOI 5,35 hari (standar 1-3 hari), BTO 37,12 x/tahun (standar 40-50 kali/tahun) dan rata-rata kunjungan rawat jalan 132/hari. Dari data diatas, terlihat bahwa kunjungan pasien rawat jalan adalah lebih tinggi jumlahnya dibanding rawat inap. Dan dari semua kunjungan rawat jalan, 83% merupakan pasien peserta BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan sedangkan 17% pasien umum. Ini menggambarkan bahwa rujukan dari fasilitas kesehatan primer ke RSUD Padang Pariaman cukup tinggi. Dilihat dari kunjungan di 9 (sembilan) poliklinik rawat jalan RSUD Padang Pariaman tahun 2016, didapatkan data 3 (tiga) penyakit terbanyak di Poliklinik Penyakit Dalam adalah Diabetes Melitus Type II, Hipertensi, Congestive Heart Failure; di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan adalah Antenatal Care, Abortus, Metromenorhagia; di Poliklinik Anak adalah ISPA, Diare, Tuberkulosis; di Poliklinik Bedah adalah Hernia, Benign Prostat

Hipertropi, Lipoma; di Poliklinik Mata adalah Katarak, Pro Refraksi, Pseudopakia; di Poliklinik Orthopedi adalah Post ORIF, Fraktur, Osteomyelitis; di Poliklinik Kulit dan Kelamin adalah Dermatitis, Neurodermatitis, Tinea; di Poliklinik Gigi adalah Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal, Karies Dentis, Kalkulus; di Poliklinik Umum adalah Dyspepsia, Common Cold, Hipertensi. Dibawah ini dapat dilihat tarif pasien rawat jalan berdasarkan diagnosa untuk pasien umum dan peserta JKN ditunjukkan oleh Tabel 1. `

Tabel 1. Tarif Rawat Jalan Berdasarkan Diagnosa 3 (tiga) Penyakit Terbanyak di RSUD Padang Pariaman NO Diagnosa Sumber : Data Rekam Medik 2016 Tarif Pasien Umum (Rp) Untuk pasien peserta JKN (BPJS Kesehatan), tarif INA-CBGs dibayarkan berdasarkan diagnosa yang disesuaikan dengan ICD IX dan ICD X. Sedangkan untuk pasien umum, berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Padang Pariaman nomor 7 Tahun 2010 tarif pasien rawat jalan. Khusus untuk rawat jalan, tarif pemeriksaan oleh dokter spesialis di poliklinik adalah Rp. 15.000,-. Tarif ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan rumah sakit terdekat seperti RSUD Pariaman adalah Rp. 25.000,- dan RSUD Padang Panjang adalah Rp 22.000,. Biaya Pasien JKN (Rp) 1 Diabetes Melitus Type II 21.000 181.000 2 Hipertensi 21.000 181.000 3 Congestive Hearth Failure 21.000 181.000 4 Antenatal Care 21.000 181.000 5 Abortus 21.000 181.000 6 Metromenorhagia 21.000 181.000 7 Ispa 21.000 181.000 8 Tuberkulosis 21.000 181.000 9 ISPA 21.000 181.000 10 Dyspepsia 21.000-11 Gastritis 21.000-12 Common Cold 21.000-13 Kelainan Pulpa & Jaringan Periapikal 21.000-14 Karies Dentis 21.000-15 Kalkulus 21.000-16 Dermatitis 21.000 181.000 17 Neurodermatitis 21.000 181.000 18 Tinea 21.000 181.000 19 Kontrol Post Orif 21.000 181.000 20 Fraktur 21.000 181.000 21 Osteomyelitis 21.000 181.000 22 Hernia 21.000 181.000 23 BPH 21.000 181.000 24 Lipoma 21.000 181.000 25 Katarak 21.000 181.000 26 Prorefraksi 21.000 181.000 27 Pseudopakia 21.000 181.000

Dalam memberikan pelayanan, sarana prasarana yang dimiliki RSUD Padang Pariaman masih terbatas. Disamping itu, pola tarif yang masih rendah dan belum direvisi sejak tahun 2010 serta pola pengelolaan keuangan di bawah pemerintah daerah (belum BLUD/Badan Layanan Umum Daerah)) menyebabkan penyediaan alat kesehatan, bahan habis pakai mengalami kendala sehingga berefek pada pelayanan. Tabel 2. Penerimaan dan pengeluaran RSUD Padang Pariaman tahun 2014,2015 dan 2016 No Uraian TAHUN 2014 2015 2016 1 Penerimaan 1.677.159.100 5.768.652.501 9.252.916.868 2 Pengeluaran 19.179.462.212 30.468.553.626 45.874.459.853 Sumber : Laporan Keuangan RSUD Padang Pariaman tahun 2016 Berdasarkan laporan keuangan RSUD Padang Pariaman terlihat peningkatan pendapatan Rumah Sakit sejak tahun 2014 sampai 2016, dimana pendapatan pada tahun 2014 adalah Rp.1.677.159.100, tahun 2015 meningkat menjadi Rp 5.768.652.501,- dan tahun 2016 meningkat lagi menjadi Rp. 9.252.916.868,-. Angka ini seiring dengan peningkatan kunjungan pasien yang datang ke RSUD Padang Pariaman. Hal ini menggambarkan adanya peningkatan PAD rumah sakit yang tentunya perlu bersinergi dengan pengelolaan keuangan rumah sakit yang lebih baik. Namun sistim pengelolaan keuangan RSUD Padang Pariaman yang masih dibawah pengaturan Pemerintah Daerah dan belum BLUD mengatur semua PAD rumah sakit disetorkan ke pemerintah daerah dan hanya dikembalikan ke rumah sakit sebanyak 40% sebagai jasa pelayanan. Untuk kemajuan rumah sakit kedepannya, rumah sakit harus mengelola sendiri keuangannya, tanpa harus disetorkan ke pemerintah daerah, dan ini sesuai dengan prinsip BLUD. Agar tidak mengalami kerugian, maka dalam memberikan pelayanan, tarif yang ditetapkan harus berdasarkan unit cost, sehingga sesuai dengan tindakan yang diberikan. Dibawah ini dapat dilihat tabel penerimaan dan pengeluaran RSUD Padang Pariaman pada 3 (tiga) tahun terakhir. Unit cost adalah biaya yang dihitung untuk satu satuan produk pelayanan yang dihitung dengan cara membagi total cost dengan jumlah / kuantitas output. Untuk menghitung biaya satuan pada rumah sakit dapat dilihat pada dua jenis kegiatan yaitu produksi pelayanan dan unit penunjang pelayanan. Unit produksi

pelayanan adalah unit yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien seperti rawat jalan, rawat inap, kamar operasi, laboratorium, radiologi, ambulan. Sedangkan unit penunjang pelayanan adalah unit yang tidak langsung memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien seperti instalasi gizi, bagian administrasi, bagian keuangan, instalasi prasarana dan sarana rumah sakit. Double Distribution adalah salah satu metode yang dikelompokkan kedalam metode konvensional dalam analisis biaya satuan karena dalam penghitungannya banyak mendasarkan pada data biaya lembaga. Sedangkan Activity Based Costing (ABC) system adalah sistem informasi biaya yang berorientasi pada penyediaan informasi lengkap tentang aktifitas untuk memungkinkan personil perusahaan melakukan pengelolaan terhadap aktifitas.(agastya, 2009). Dari hasil survey pendahuluan yang dilakukan penulis pada bulan September tahun 2015 terhadap 10 pasien, mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan dan pembiayaan di RSUD Padang Pariaman 50% menyatakan puas terhadap pelayanan yang didapatkan. Dan mengenai pembiayaan 70% menyatakan tidak mahal. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti mengambil judul Analisis Biaya Satuan Pelayanan Rawat Jalan RSUD Padang Pariaman Tahun 2016. B. Rumusan masalah Berdasarkan hal tersebut diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah berapakah unit cost 3 (tiga) penyakit terbanyak dimasing -masing poliklinik rawat jalan RSUD Padang Pariaman tahun 2016. 1. Berapakah biaya satuan Diabetes Melitus Type II, Hipertensi, Congestive Hearth Failure di Poliklinik Penyakit Dalam? 2. Berapakah biaya satuan Antenatal Care, Abortus, Metromenorhagia di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan? 3. Berapakah biaya satuan Sindroma Nefrotic, Tuberculosis, Infeksi Saluran Pernafasan Atas di Poliklinik Anak? 4. Berapakah biaya satuan Dyspepsia, Gastritis, Common Cold di Poliklinik Umum?

5. Berapakah biaya satuan Kelainan Pulpa dan Jaringan Periapikal, Karies Dentis, Kalkulus di Poliklinik Gigi dan Mulut? 6. Berapakah biaya satuan Dermatitis, Neurodermatitis, Tinea di Poliklinik Kulit dan Kelamin? 7. Berapakah biaya satuan Kontrol Post Orif, Fraktur, Osteomyelitis di Poliklinik Orthopedi? 8. Berapakah biaya satuan Hernia, Benign Prostat Hipertropi, Lipoma di Poliklinik Bedah? 9. Berapakah biaya satuan Katarak, Pro Refraksi, Pseudopakia di Poliklinik Mata? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui biaya satuan ( unit cost) pada 3 (tiga) penyakit terbanyak pada masing-masing poliklinik rawat jalan RSUD Padang Pariaman Tahun 2016. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui komponen biaya di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Padang Pariaman tahun 2016. b. Mengetahui biaya satuan 3 (tiga) penyakit terbanyak di masing-masing Poliklinik Rawat Jalan RSUD Padang Pariaman tahun 2016. c. Menganalisis perbandingan biaya satuan dengan tarif layanan umum dan BPJS yang berlaku di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Padang Pariaman tahun 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Bagi Program Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas Padang, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

b. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman tentang manajemen keuangan rumah sakit. 2. Manfaat Praktis Bagi pihak manajemen Rumah Sakit Umum Daerah Padang Pariaman, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk penetapan tarif pasien umum, penyusunan kebijakan, perencanaan anggaran dan pengendalian biaya pelayanan di Poliklinik Rawat Jalan RSUD Padang Pariaman.