TEKNIK BERCOCOK TANAM

dokumen-dokumen yang mirip
Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

BUDIDAYA SAYURAN. Paramita Cahyaningrum Kuswandi Program Pengabdian Masyarakat Jur. Pend. Biologi FMIPA UNY 2014

BUDI DAYA. Kelas VII SMP/MTs. Semester I

Setelah mengikuti mata kuliah Hortikultura ini diharapkan mahasiswa memahami konsep Sistem Budidaya Hidroponik

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 ANALISIS SITUASI

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi Budidaya Tanaman Sayuran Secara Vertikultur

Cara Menanam Cabe di Polybag

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERTUMBUHAN TANAMAN Gelombang Cinta (Anthurium plowmanii keris) PADA MEDIA CAMPURAN ARANG SEKAM DAN PUPUK KANDANG DENGAN PENAMBAHAN STARBIO SKRIPSI

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Syarat Tumbuh Tanaman Selada (Lactuca sativa L.)

I. PENDAHULUAN. inflasi, substitusi impor dan memenuhi permintaan dalam negeri (Direktorat Jendral

Disebut Hidroponik, apabila menggunakan air bersih dan nutrisi sebagai media tanam

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH BUAH PISANG KLUTHUK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Botani

Baiklah sekarang saya lanjut mengenai cara menanam secara hidroponik.

BAB I PENDAHULUAN. kawasan industri, perumahan dan gedung- gedung. perkebunan dapat meningkatkan penghasilan penduduk. Apabila ditinjau dari

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TEKNOLOGI BUDIDAYA BAWANG MERAH DALAM POT/POLYBAG

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam dan luar negeri terhadap tanaman selada, komoditas ini mempunyai

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Click for the next show

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAHASAN. Budidaya Bayam Secara Hidroponik

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PROGRAM STUDI HORTIKULTURA JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. KERANGKA TEORITIS

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gayatri Anggi, 2013

Nur Rahmah Fithriyah

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. C. Rancangan Penelitian dan Analisis Data

I. PENDAHULUAN. Kailan (Brassica oleraceae var achepala) atau kale merupakan sayuran yang

: Cicilia Epriliana W. : H Kelompok. : Titis Wulandari V. PERSEMAIAN

Hidroponik Untuk Pemula. Feri Ferdinan

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Buah tomat saat ini merupakan salah satu komoditas hortikultura yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dari umbi. Ubi kayu atau ketela pohon merupakan tanaman perdu. Ubi kayu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

BUDIDAYA BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

,Bercocok tanam secara hidroponik menurut sebagian orang hanya sebatas hobi dan ada juga berhidroponik sebagai usaha sampingan berskala kecil.

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

II.TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari luar negeri yang beriklim sedang (sub tropis). Menurut sejarahnya, tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

I. PENDAHULUAN. sayuran terutama sawi. Hal ini terjadi karena sawi memiliki kandungan gizi yang

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia tanaman hias Aglaonema dikenal dengan nama Sri. Rejeki. Aglaonema termasuk salah satu tanaman favorit untuk penghias

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Caulifloris. Adapun sistimatika tanaman kakao menurut (Hadi, 2004) sebagai

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP

BAB I PENDAHULUAN. Ternak ruminansia seperti kerbau, sapi, kambing dan domba sebagian besar bahan

HIDROPONIK, AEROPONIK, VERTIKULTUR DAN TABULAMPOT (BUDIDAYA TANAMAN NON KONVENSIONAL) 3 SKS (2-1)

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

M-KRPL MENGHIAS RUMAH DENGAN SAYURAN DAN UMBI- UMBIAN, SEHAT DAN MENGUNTUNGKAN

I. PENDAHULUAN. Ketahanan pangan dan energi masih menjadi salah satu perhatian besar di

Pupuk Organik Cair AGRITECH

PENDAHULUAN ROMMY ANDHIKA LAKSONO

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

Transkripsi:

TEKNIK BERCOCOK TANAM Oleh : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DEFINISI TEKNIK BERCOCOK TANAM 1. Istilah teknik budidaya tanaman diturunkan dari pengertian kata-kata teknik, bercocok tanam, dan tanaman. Teknik memiliki arti pengetahuan atau kepandaian membuat sesuatu, sedangkan bercocok tanam bermakna usaha yang memberikan hasil. Kata tanaman merujuk pada pengertian tumbuh-tumbuhan yang diusahakan manusia, yang biasanya telah melampaui proses domestikasi. 2. Teknik bercocok tanam adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. 3. Teknik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan bahan pangan serta produk-produk agroindustri dengan memanfaatkan sumberdaya tumbuhan. 4. Cakupan objek budidaya tanaman meliputi tanaman pangan, hortikultura, dan perkebunan.

SEJARAH TEKNIK BERCOCOK TANAM 1. Kegiatan pertanian (bercocok tanam) merupakan salah satu kegiatan yang paling awal dikenal peradaban manusia dan mengubah total bentuk kebudayaan. 2. Para ahli prasejarah umumnya bersepakat bahwa pertanian pertama kali berkembang sekitar 12.000 tahun yang lalu dari kebudayaan di daerah bulan sabit yang subur di Timur Tengah, yang meliputi daerah lembah Sungai Tigris dan Eufrat terus memanjang ke barat hingga daerah Suriah dan Yordania sekarang. 3. Bukti-bukti yang pertama kali dijumpai menunjukkan adanya budidaya tanaman biji-bijian (serealia, terutama gandum, kurma dan polong-polongan pada daerah tersebut. 4. Teknik bercocok tanam lalu meluas ke barat (Eropa dan Afrika Utara, pada saat itu Sahara belum sepenuhnya menjadi gurun) dan ke Timur (hingga Asia Timur dan Asia Tenggara). Bukti-bukti di Tiongkok menunjukkan adanya budidaya jewawut (millet) dan padi sejak 6000 tahun sebelum Masehi. 5. Masyarakat Asia Tenggara telah mengenal budidaya padi sawah paling tidak pada saat 3000 tahun SM dan Jepang serta Korea sejak 1000 tahun SM. Sementara itu, masyarakat benua Amerika mengembangkan tanaman dan hewan budidaya yang sejak awal sama sekali berbeda. 6. Budidaya sayur-sayuran dan buah-buahan juga dikenal manusia telah lama. Masyarakat Mesir Kuno (4000 tahun SM) dan Yunani Kuno (3000 tahun SM) telah mengenal baik budidaya anggur dan zaitun.

PERILAKU BERCOCOK TANAM Teknik bercocok tanam pada zaman dahulu tidak dikelompokkan kedalam teknik budidaya, karena pada saat itu belum melakukan tindak budidaya tanaman, karena sifatnya masih mengumpulkan dan mencari bahan pangan. Suatu kegiatan dimasukkan kedalam tindak budidaya dikatakan apabila telah melakukan 3 hal pokok yaitu; 1. Melakukan pengolahan tanah 2. Pemeliharaan untuk mencapai produksi maksimum 3. Tidak berpindah-pindah Pada umumnya kegiatan budidaya tanaman terkait dengan tingkat pengetahuan manusia pada masa itu. Relevansi dari peradaban tersebut terwujud pada kesadaran untuk melaksanakan tindak budidaya. Tindak awal dari dimulainya teknik bercocok tanam dimulai dengan menetapnya seorang peladang menempati suatu areal pertanaman tertentu.

TEKNIK BERCOCOK TANAM YANG SUDAH MAJU DITANDAI OLEH ADANYA : 1.Lapang produksi 2.Pengelolaan yang berencana 3.Memiliki minat untuk mencapai produksi maksimum dengan menerapka berbagai ilmu dan teknologi.

Tingkatan tindak bercocok tanam dicerminkan juga oleh tingkatan pengelolaan lapang produksi. Tingkatan teknik bercocok tanam berjenjang dari yang paling sederhana sampai yang maju/canggih. Pengelolaan yang paling sederhana sampai pengelolaan yang paling maju, yaitu teknik bercocok tanam yang telah melakukan pengelolaan terhadap unsur iklim, air, tanah dan udara. Pelaku budidaya dapat mengestimasi produksi maksimumnya dan panen yang tepat waktu. Intensifikasi dalam pengelolaan lapang produksi diikui juga oleh meningkatnya sarana agronomi baik bahan atau jasa.

KARAKTERISTIKA DALAM BERCOCOK TANAM Budidaya tanaman memiliki dua ciri penting yaitu: 1.Selalu melibatkan barang dalam volume besar. 2.Proses produksinya memiliki risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya alga, hidroponika telah dapat mengurangkan ciri-ciri ini tetapi sebagian besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

MACAM-MACAM TEKNIK DALAM BERCOCOK TANAM 1.Bercocok tanam secara Aeroponik 2.Bercocok tanam secara Hidroponik 3.Bercocok tanam secara Kultur Jaringan 4.Bercocok tanam secara Vertikultur 5.Bercocok tanam dengan metode Tabulampot

BERCOCOK TANAM SECARA AEROPONIK Bercocok tanam secara aeroponik dikembangkan oleh Dr. Franco Massantini dari University of Pia, Italia. Bercocok tanam dengan cara ini tidak menggunakan tanah sebagai media tumbuh, akar tanaman menggantung di udara (aero). Tanaman ditanam dalam bak-bak terbuka, dengan kotak-kotak busa di atasnya sebagai penyangga. Jadi akarnya menjuntai ke bawah, sedangkan nutrisi untuk tanaman diberikan dengan cara disemprotkan langsung ke akar tanaman. Bercocok tanam secara Aeroponik tidak memerlukan pestisida untuk menyemprot hama dan tidak mengenal musim. Petani bisa menaman kapan saja karena kotak-kotak tanam bisa dipindahkan ke lain tempat saat musim panas atau musim hujan. Air, oksigen dan nutrisi untuk tanaman juga bisa diatur. Tanaman harus dibiarkan tumbuh secara bebas untuk perkembangannya agar didapatkan perkembangan yang optimal. Artinya, jarak antar satu tanaman dengan yang lain mesti leluasa. Tanaman yang biasa ditanam secara aeroponik adalah sayuran-sayuran hotel seperti selada, lettuce, romaine, butterhead, batavia, lollo rossa, kentang. Juga sayuran-sayuran untuk masakan China seperti pakcoy, caisim, kailan, siomake, kentang.

BERCOCOK TANAM SECARA HIDROPONIK Bercocok tanam secara hidroponik itu menggunakan air (hydro) sebagai media tanam. Media air yang akan digunakan dilengkapi dulu dengan zatzat pertumbuhan seperti nitrogen, kalium, potasium, kalsium, sulfur, magnesium, ferum, mangan, baron, dan zinc. Sebagai tempat berpijak akar, petani mengisinya dengan arang, sekam, pasir, kerikil atau batu apung, yang diletakkan di dasar tempat tumbuh tanaman. Cara bertanamnya juga diletakkan di rumah kaca yang bebas dari hama. Bercocok tanam secara hidroponik mempunyai kelebihan yang sama dengan bertanam secara aeroponik, yaitu bebas hama dan rasa tanaman lebih renyah. Bertanam secara hidroponik juga sering dilakukan untuk tanaman hias. Keuntungannya adalah tanaman bisa diletakkan dalam ruangan. Bercocok tanam secara ini banyak dilakukan di negara-negara yang tidak banyak punya lahan seperti Singapura dan Jepang. Di kedua negara itu para petani menggunakan lantai atas bangunan untuk menanam sayur mayur secara hidroponik. Begitu juga yang dilakukan para astronot NASA saat melakukan perjalanan ke luar angkasa. Teknik bertanam ini juga digunakan para awak kapal perang atau kapal layar. Jadi mereka tidak perlu membawa bekal makanan yang terlalu banyak. Mereka cuma membawa benihnya saja. Menanam di Bulan juga menggunakan metode bercocok tanam secara hidroponik.

BERCOCOK TANAM SECARA KULTUR JARINGAN Kultur jaringan adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman. Bagian tanaman yang bisa diisolasi adalah daun dan mata tunas, dengan cara mengambil (menyayat) sebagian kecil daun atau mata tunas. Kemudian dikembangbiakkan dalam cawan yang sudah diisi dengan media tanam dan zat-zat tumbuh buat tanaman. Teori kultur jaringan ini mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas jaringanjaringan hidup.. Oleh karena itu, semua tanaman baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya. Ada dua media tumbuh yang digunakan dalam teknik ini, yaitu media padat atau cair. Media padat biasanya berupa gel. Nutrisi untuk pertumbuhannya dicampurkan dalam gel tersebut. Sedangkan media cair adalah melarutkan nutrisi ke dalam air. Komposisi nutrisi dalam media akan memengarugi tumbuh kembang tanaman tersebut. Teknik bertanam ini digunakan untuk tanaman yang sulit dikembangbiakkan secara generatif, seperti tanaman anggrek.

BERCOCOK TANAM SECARA VERTIKULTUR Metode bercocok tanam secara vertikal ini disebut vertikultur, yaitu tanaman ditanam secara bertingkat. Tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur biasanya berumur pendek dan berakar pendek, seperti sayur-mayur. Untuk tanaman bagian atas biasanya dipilih tanaman yang tidak memerlukan banyak air tetapi perlu banyak sinar matahari, seperti cabai, tomat. Sedangkan untuk bagian tengah adalah tanaman yang perlu cukup sinar matahari seperti seledri. Sedangkan untuk bagian bawah buat tanaman yang perlu keteduhan dan banyak air seperti selada. Kamu juga bisa menanam tanaman hias seperti anggrek atau bonsai. Bercocok tanam secara vertikultur ini hemat ladang, hemat tenaga, hemat pupuk dan bebas gulma. Untuk ladang, tanaman bisa menggunakan barang-barang bekas seperti triplek, bambu, pralon. Bercocok tanam secara vertikultur tidak kenal musim karena ladang tanamannya bisa dipindah-pindah.

BERCOCOK TANAM DENGAN METODE TABULAMPOT Metode budidaya tanaman dengan metode tabulampot (tanaman buah dalam pot) ini tentunya sudah tidak asing lagi dan sudah sering digunakan untuk berkebun di rumah. Media tanam berfungsi sebagai tempat tumbuhnya akar dan untuk menopang postur tanaman. Oleh karena itu, media tanam tabulampot harus bisa menyimpan air dan memasok nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Media tanam yang paling cocok untuk digunakan dalam metode bercocok tanam yang satu ini adalah campuran antara tanah, kompos dan sekam dengan komposisi 1:1:1. Wadah tanaman dapat menggunakan tanah liat, logam (drum), plastik, semen maupun kayu. Namun pot berbahan tanah liat dan kayu sangat baik untuk tabulampot karena memiliki pori-pori sehingga kelembaban dan temperatur media tanam lebih stabil. Tanaman yang dibudidayakan dengan sistem tabulampot harus diletakkan di tempat terbuka dan terkena cahaya matahari. Pada musim kemarau harus dilakukan penyiraman setiap hari, bisa pagi atau sore hari. Sedangkan saat musim hujan, penyiraman hanya dilakukan apabila media tanam terlihat kering. Media tanam tabulampot memiliki cadangan nutrisi yang terbatas, maka dibutuhkan proses pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan satu bulan setelah tanam, selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan sekali dan disarankan untuk menggunakan pupuk organik.

PENERAPAN POLA TANAM Pola tanam adalah pengaturan penggunaan lahan pertanaman dalam kurun waktu tertentu. Tanaman dalam satu areal dapat diatur menurut jenisnya. Ada pola tanam monokultur, yakni menaman tanaman sejenis pada satu areal tanam. Ada pola tanam campuran, yakni beragam tanaman ditanam pada satu areal. Ada pula pola tanam bergilir, yaitu menanam tanaman secara bergilir beberapa jenis tanama pada waktu berbeda di aeral yang sama. Pola tanam dapat digunakan sebagai landasan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Hanya saja dalam pengelolaannya diperlukan pemahan kaedah teoritis dan keterampilan yang baik tentang semua faktor yang menentukan produktivitas lahan tersebut. Selain pola tanam, ada juga istilah yang disebut pola hubungan tanaman. Yaitu hubungan yang dibentuk antar individu-individu tanaman pada lahan yang telah ditanami. Pola hubungan tanaman bertujuan untuk mengatur agar semua individu tanaman dapat memanfaatkan semua lingkungan tumbuhnya agar tumbuh optimal dan seragam, serta untuk pertimbangan teknis lainnya.

MANFAAT BERCOCOK TANAM 1. Menghasilkan tanaman baru melalui proses budidaya dengan penerapan teknologi dan teknik budidaya tertentu untuk menghasilkan hasil produksi yang optimal. 2. Memanfaatkan sumberdaya lahan yang tersedia dengan melihatnya sebagai suatu potensi yang produktif. 3. Mengisi waktu luang, karena bercocok tanam merupakan suatu hal yang menyenangkan dan bisa menghilangkan stress dan suntuk. 4. Mendapatkan suatu kepuasan dengan hasil panen yang diperoleh, walaupun kadang seringkali mengalami kegagalan. 5. Menerapkan skill dan pengetahuan tentang proses bercocok tanam dengan langsung turun kelapangan dan menjadi pelaku dalam proses budidaya. 6. Untuk menentukan kapasitas potensi lahan dalam menghasilkan produksi, sehingga lebih terdorong dalam mengembangkan usaha bercocok tanam.