BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pengendalian manajemen yang menjamin tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien diperlukan setiap organisasi baik sektor publik maupun swasta. Kenis ( 1979 ) menyatakan bahwa anggaran bukan hanya rencana finansial mengenai biaya dan pendapatan dalam suatu pusat pertanggung jawaban, tetapi juga berfungsi sebagai alat pengendalian, koordinasi, komunikasi, evaluasi kinerja serta motivasi. Dalam penyusunan anggaran diperlukan adanya partisipasi dari bawahan agar bawahan merasa terlibat dan harus bertanggung jawab pada pelaksanaan anggaran. Dengan demikian diharapkan bawahan dapat memberikan informasi sesuai dengan realita yang ada di lapangan. sehingga partisipasi bawahan dalam menyusun anggaran mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Adanya partisipasi penyusunan anggaran akan meningkatkan kinerja dari manajer tingkat bawah dan menengah. Manajer tingkat menengah dan bawah dapat menyampaikan ide-ide kreatif yang dimilikinya kepada manajer atas, yang mana ide tersebut mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan organisasi. Dari keikutsertaan para manajer tingkat menengah dan bawah dalam partisipasi penyusunan anggaran, maka akan didapatkan 1
keputusan yang lebih realistis sehingga tercipta kesesuaian tujuan perusahaan yang lebih besar (Nor dalam Octavia, 2009). Proses penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan bebarapa pendekatan yaitu topdown, bottom up, dan partisipasi (Ramadhani dan Nasution,2009). Sistem penganggaran top down dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh atasan sehingga bawahan hanya melakukan apa yang telah ditetapkan oleh anggaran tersebut. Akibatnya penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja bawahan menjadi tidak efektif karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumberdaya yang diberikan tidak mencukupi (overloaded). Atasan/pemegang kuasa anggaran kurang mengetahui potensi dan hambatan yang dimiliki oleh bawahan sehingga memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan bawahan/pelaksana anggaran. Oleh karena itu, entitas mulai menerapkan sistem penganggaran yang dapat menanggulangi masalah di atas yakni sistem penganggaran partisipatif (participative budgeting). Melalui sistem ini, bawahan/pelaksana anggaran dilibatkan dalam penyusunan anggaran sehingga tercapai kesepakatan antara atasan/pemegang kuasa anggaran dan bawahan/pelaksana anggaran mengenai anggaran tersebut (Omposunggu dan Bawono, 2007). Penganggaran partisipatif ( participative budgeting) merupakan suatu pendekatan penganggaran yang berfokus pada upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan mencapai tujuan organisasi. Dalam sektor swasta (bisnis) konsep penganggaran ini sudah berkembang pesat namun tidak demikian halnya pada sektor publik. Dalam 2
sektor publik, penganggaran partisipatif belum mempunyai sistem yang mapan sehingga penerapannya menjadi tidak optimal. Anggaran dalam sektor pemerintahan terkait dalam proses penentuan jumlah alokasi dana di setiap progam dan aktivitas. Dana yang digunakan dalam setiap program tersebut merupakan dana milik rakyat. Dalam hal inilah terjadi perbedaan antara anggaran sektor publik dan anggaran sektor swasta. Pada anggaran sektor publik anggaran yang telah disusun dipublikasikan kepada rakyat, dimana anggaran dari sektor publik berasal dari pajak, retribusi, laba perusahaan milik daerah atau negara, pinjaman pemerintah berupa utang luar negri dan obligasi. Sedangkan dalam sektor swasta anggaran yang telah disusun tidak akan dipublikasikan kepada rakyat karena anggaran tersebut bersifat rahasia. Mardiasmo (2004) mengemukakan bahwa anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilai kinerja. Kinerja manajer publik dinilai berdasarkan berapa yang berhasil dicapai dikaitkan dengan anggaran yang telah ditetapkan. Thompson (1967) dan Williams (1990) sebagaimana dikutip oleh Ahmad dan Fatima (2008) mendorong beberapa peneliti untuk melakukan pemeriksaan perilaku anggaran dalam organisasi sektor publik. Perilaku anggaran pada sektor publik mungkin dapat berbeda dibandingkan dengan perilaku anggaran pada sektor swasta. Kecukupan anggaran tidak hanya secara langsung meningkatkan prestasi kerja, tetapi juga secara tidak langsung (moderasi) melalui komitmen organisasi. Komitmen organisasi yang tinggi akan meningkatkan kinerja yang tinggi pula (Sumarno,2007). Komitmen organisasi merupakan keyakinan dan dukungan yang kuat terhadap nilai 3
dan sasaran yang ingin dicapai suatu organisasi. Pada pemerintah daerah, aparat yang ikut dalam penyusunan anggaran akan lebih bertanggung jawab jika didukung dengan komitmen aparat yang tinggi terhadap organisasi atau instansi pemerintah daerah. Aparat akan lebih mementingkan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi. Hal ini akan mendorong aparat untuk menyusun anggaran dengan sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi dan akan meningkatkan kinerja. Keberhasilan dalam mengelola organisasi tidak lepas dari factor kepemimpinan. Peran kepemimpinan merupakan suatu karakteristik penting dalam sebuah organisasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus dapat mengembangkan gaya kepemimpinan yang mampu meningkatkan kinerja aparat pemerintah daerah. Selain untuk menghasilkan kinerja yang baik, seorang pemimpin harus memahami peran serta kompetensi yang diperlukan agar organisasi mampu bertahan hidup dan berkembang di dalam kepemimpinannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial pada organisasi sektor publik, pada penelitian ini juga digunakan dua variable moderating yaitu komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan. Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendapatan Surabaya, dengan judul Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Sebagai Variabel Moderating Pada Dispenda Surabaya 4
1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja pegawai? 2. Apakah komitmen organisasi berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai? 3. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai? 1.3 Tujuan Penelitian Atas dasar latar belakang dan rumusan masalah di atas tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pegawai Dispenda Surabaya 2. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai Dispenda Surabaya 3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja pegawai Dispenda Surabaya 5
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Kontribusi Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan pemikiran bagi perusahaan akan pentingnya pengaruh setiap peranan indvidu dalam membantu pencapaian tujuan organisasi dengan memberikan ide-ide kreatif sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. 2. Kontribusi Teoritis : Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan bagi pembaca terkait dengan pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. 3. Kontribusi Kebijakan : Diharapkan penelitian ini dapat menambah, memperkaya serta memberikan kontribusi terutama yang berkaitan dengan akuntansi manajemen dan akuntansi sektor publik. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini terbatas pada partisipasi penyusunan anggaran yang didukung dengan komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan yang berpengaruh pada kinerja manjerial pada Dispenda Surabaya. Hal-hal lainnya yang ada di luar unsur atau variabel tersebut akan disinggung sepanjang hal tersebut diperlukan. Adapun obyek yang diteliti adalah Dinas Pendapatan Daerah Surabaya 6