Perancangan dan Implementasi Sistem Home Automation pada Ruang Rapat Laboratorium Elektronika Universitas Kristen Petra

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Kendali dan Pemantauan Kursi Roda Elektrik

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

APLIKASI BLUETOOTH SEBAGAI INTERFACING KENDALI MULTI- OUTPUT PADA SMART HOME

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PERCOBAAN

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Perancangan dan Realisasi Prototipe Sistem Smart House dengan Pengendali Menggunakan Smart Phone Berbasis Android. Disusun Oleh:

BAB III METODE PENELITIAN. secara otomatis dengan menggunakan sensor PIR dan sensor LDR serta membuat

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan yang muncul dapat langsung dideteksi lebih awal. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. meringankan pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Banyak peralatan

Input ADC Output ADC IN

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari pengembangan tugas akhir ini adalah pengaturan temperature handphone

SISTEM MONITORING KONDISI AIR CONDITIONING BERDASARKAN PENGGUNAAN ENERGI DAN SUHU RUANG

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan dengan beberapa cara yang dilakukan, antara lain:

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan energi harus dilakukan dengan bijaksana, terlebih untuk sumber

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN PINTU RUMAH MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS ARDUINO UNO

BAB III PERANCANGAN ALAT

PENGATUR INTENSITAS LAMPU PHILIPS MASTER LED SECARA NIRKABEL

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

SISTEM KONTROL RUANG OTOMATIS SEBAGAI PENGHEMAT ENERGI LISTRIK BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang mempunyai peranan yang begitu penting

Web SCADA untuk Mengendalikan Miniatur Pintu Air

RANCANG BANGUN APLIKASI MONITORING DETAK JANTUNG MELALUI FINGER TEST BERBASIS WIRELESS SENSOR NETWORK. Marti Widya Sari 1), Setia Wardani 2)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGAMAN PINTU RUMAH MENGGUNAKAN ANDROID BERBASIS ARDUINO UNO

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN

MONITORING DAN PENGISIAN TOKEN PULSA PADA KWH METER MENGGUNAKAN SMARTPHONE ANDROID. Alfathoni Agustian Alaziz 1, Ir. Syahrul, M.

Perancangan Aplikasi Pemrograman Diagram Alir untuk Trainer Pembelajaran Robotika Berbasis Android

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sebagai alat transportasi untuk melakukan aktifitas. Khususnya sepeda

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Pengendalian Kursi Bioskop 4D Menggunakan Pengendali Diskrit

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

RANCANG BANGUN ALAT PEMANTAU SUHU DAN KELEMBABAN UDARA YANG BERBASISKAN WIRELESS

BAB I PENDAHULUAN. maju, seperti adanya perangkat wireless yang dapat menggantikan peranan kabel

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi instrumentasi elektronika sekarang mengalami

Rancang Bangun Sistem Data Logger Alat Ukur Suhu, Kelembaban dan Intensitas Cahaya yang Terintegrasi Berbasis Mikrokontroler ATMega328 Pada Rumah Kaca

PEMBANGUNAN JARINGAN SENSOR NIRKABEL BERPROTOKOL ZIGBEE UNTUK MONITORING SUHU PADA RUANGAN SERVER

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Flowchart

KONTROL ARAH DAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN ANDROID. Dyah Lestari, Andrik Rizki Ari Wijaya

TUGAS AKHIR. Perancangan Aplikasi Control dan Monitoring Smart Home System Dengan Komunikasi GSM Menggunakan Arduino

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERENCANAAN SISTEM. komputer, program yang dibuat menggunakan bahasa pemrograman C#.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. diseluruh aspek kehidupan. Seiring kemajuan zaman, penggunaan energi

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

BAB I PENDAHULUAN E-15

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. besar berupa gambar dengan tujuan agar sebuah sistem dapat lebih mudah

DAFTAR ISI. ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

SISTEM PENGATURAN SUHU RUANGAN YANG ADAPTIF DENGAN INTEGRASI INDOOR POSITIONING SYSTEM BERBASIS WI-FI DAN SENSOR SUHU

SISTEM PENGENDALI PERALATAN RUMAH BERBASIS WEB

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

KONTROL OTOMATIS AIR CONDITIONER SHELTER BTS BERBASIS MICROCONTROLLER JOURNAL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram blok alur penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUJIAN HASIL DAN ANALISA

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Perancangan Aplikasi Monitoring Suhu pada Ruangan DMZ Berbasis Web dan Mobile

Pengendalian Gerak Robot Penghindar Halangan Menggunakan Citra dengan Kontrol PID

BAB III METODE PENELITIAN. mengerjakan tugas akhir ini. Tahap pertama adalah pengembangan konsep

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemrograman. Pemrogramannya akan di deskripsikan berupa flowchart yang akan

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. suhu dalam ruang pengering nantinya mempengaruhi kelembaban pada gabah.

Sistem Monitoring Energi Lampu Penerangan Jalan Umum Berbasis Wireless Sensor Network dengan Topologi Mesh

SISTEM PENERANGAN RUMAH OTOMATIS DENGAN SENSOR CAHAYA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. elektronika dan sensor sebagai alat pendukung untuk membuat sebuah remote control

BAB IV PENGUJIAN ALAT

Remote Control Robot Kaki Enam (Hexapod) Berbasis Android dengan Menggunakan Metode Inverse Kinematics

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. a. Alarm main controller (kontrol utama sistem alarm)

PENGENDALI LAJU KECEPATAN DAN SUDUT STEERING PADA MOBILE ROBOT DENGAN MENGGUNAKAN ACCELEROMETER PADA SMARTPHONE ANDROID

Transkripsi:

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 1, Maret 216, 1-7 ISSN 1411-87X DOI: 1.9744/jte.9.1.1-7 Perancangan dan Implementasi Sistem Home Automation pada Ruang Rapat Laboratorium Elektronika Universitas Kristen Petra Youngky Ariesta Kurniawan, Petrus Santoso, Handry Khoswanto Program Studi Teknik Elektro,Universitas Kristen Petra Jl.Siwalankerto 121-131, Surabaya 6236, Indonesia E-Mail: m2341123@john.petra.ac.id; petrus@peter.petra.ac.id; handry@peter.petra.ac.id Abstrak Perancangan sistem home automation yang diterapkan pada ruang rapat laboratorium elektronika Universitas Kristen Petra. Sistem ini memadukan pencahayaan alami menggunakan blind dan pencahayaan buatan dengan menggunakan lampu LED. Selain itu, pengontrolan AC juga dapat dilakukan pada sistem ini. Sistem dibagi menjadi 2 jenis kontrol, yakni manual dan otomatis. Sistem kontrol manual menggunakan aplikasi mobile berbasis Android sebagai panel kontrol. Sistem kontrol otomatis menggunakan smart sensor sebagai umpan balik. Smart sensor mampu menangkap informasi pencahayaan, gerakan, suhu, dan kelembapan. Hasilnya, proses otomatis berjalan stabil mendekati set point. Proses manual pada aplikasi mobile berhasil mengirimkan perintah ke Arduino dengan tingkat kesalahan %, sedangkan pembacaan input memiliki tingkat kesalahan 2%. Kontrol AC dilakukan dengan perantara remote AC universal. Kata Kunci Arduino, smart sensor, lampu LED, blind, bluetooth, Android, motor stepper. I. PENDAHULUAN Smart house merupakan salah satu contoh penerapan sistem home automation yang dicampurkan ke dalam desain arsitektur dan interior sebuah rumah atau bangunan. Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah untuk memberikan berbagai keuntungan seperti sistem keamanan yang handal, penyiraman taman otomatis, manajemen energi yang baik, hiburan yang menarik, serta memberikan kemudahan bagi penggunanya [1]. Terdapat berbagai penelitian mengenai sistem home automation. Pada tahun 25 ke atas, sebagian besar obyek penelitian di bidang ini memfokuskan pada pengaplikasian sistem wireless pada sebuah home automation. Sebuah artikel yang berjudul Evolution of Home Automation Technology adalah salah satu artikel jurnal yang membahas tentang hal tersebut. Di dalam artikel ini disebutkan bahwa, perkembangan teknologi home automation sampai dengan tahun 29 telah mencapai komunikasi device yang berbasis internet melalui protokol TCP/IP, wireless, maupun aplikasi mobile [2]. Artikel lain yang berjudul Smart Living Using Bluetooth Based Android Smartphone, menyatakan bahwa penggunaan teknologi wireless sudah dapat diterapkan [3]. Penulis artikel ini berhasil melakukan eksperimen dalam pemantauan dan pengontrolan lampu dengan menggunakan Android melalui protokol komunikasi bluetooth. Sampai dengan tahun 214 ini, sistem home automation sudah banyak dikembangkan dan sebagian sudah diperjualbelikan oleh perusahaan asing. Salah satu perusahaan terbaik yang menjual produk home automation secara modular ialah Z-Wave. Z-Wave adalah perusahaan yang menyajikan sistem home automation dengan fungsi kontrol wireless dengan memanfaatkan protokol Wi-fi, bluetooth, dan ZigBee [4]. Akan tetapi, pengaplikasian teknologi wireless ini baru sebatas kontrol manual dan monitoring saja. Aplikasi yang memadukan antara kontrol otomatis dan kontrol manual dalam sebuah sistem home automation masih kurang. Teknik pencahayaan dalam sistem home automation juga masih sedikit yang mengeksplorasi. Kombinasi pencahayaan oleh lampu dan dengan shading yang perlu dikembangkan. Pengaturan membuka atau menutupnya tirai sebagai pengontrolan efek shading sudah dilakukan oleh perusahaan Lutron [5]. Akan tetapi tindakan itu hanya sebatas kontrol manual saja. Alangkah lebih baik lagi jika kontrol otomatis diterapkan pada sistem ini. Dengan menggunakan sensor cahaya untuk mendeteksi tingkat keterangan, kita dapat melakukan pengontrolan secara otomatis tergantung dari situasi aktual pada saat itu. Dengan adanya kondisi ini, maka perlu dilakukan pengembangan terhadap sistem home automation yang masih memiliki kekurangan tersebut. Ruang rapat laboratorium elektronika Universitas Kristen Petra akan digunakan sebagai obyek pengerjaan. II. PERANCANGAN SISTEM A. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dibuat ini mengintegrasikan beberapa unsur, yakni beberapa sensor yang dipasang sebagai input, kemudian terdapat beberapa lampu dan blind, serta AC yang akan dikontrol sebagai output. Semua input dan output diproses oleh sebuah microcontroller berupa Arduino Mega 256. Gambar 1. Blok diagram sistem 1

Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 1, Maret 216: 1-7 Berikut adalah daftar komponen yang digunakan pada sistem home automation: 2 buah smart sensor, yang masing-masing memiliki 1 buah LDR, 1 buah sensor PIR, 1 buah DHT-11, 1 buah Bluetooth HC-5, dan 1 buah Arduino Pro-Mini. 1 buah toggle switch untuk pemilihan mode. 2 buah sensor PIR tambahan. 1 buah LDR sebagai sensor cahaya luar gedung. 3 buah blind horizontal yang masing-masing dikendalikan oleh 1 buah motor stepper beserta driver-nya. 2 buah rangkaian lampu LED, yang masing-masing rangkaian terdiri dari 12 lampu LED dan dikendalikan oleh 1 buah MOSFET. 1 buah AC yang dikontrol oleh 1 buah LED infrared. 1 buah Arduino Mega 256 sebagai microcontroller yang berperan sebagai master, yang di dalamnya terdapat 3 buah Bluetooth HC-5. 1 buah smartphone Android sebagai panel kontrol. Input data dalam implementasi sistem ini berupa gerakan, cahaya, serta suhu dan kelembapan. Untuk mendapatkan input-an tersebut, digunakan beberapa sensor, yakni PIR sebagai sensor gerakan, LDR sebagai sensor cahaya, DHT-11 sebagai sensor suhu dan kelembapan. Semua sensor tersebut dikemas dalam sebuah kotak sehingga menjadi satu kesatuan yang disebut smart sensor. Smart sensor berperan sebagai slave di dalam sistem home automation yang terintegrasi ini. Di dalamnya terdapat microcontroller berupa Arduino Pro- Mini yang difungsikan sebagai penerima semua input-an dari sensor-sensor yang telah disebutkan di atas. Data yang diterima oleh Arduino Pro Mini lalu ditransferkan ke Arduino Mega 256, yang berperan sebagai master. Data-data sensor tersebut ditransferkan berupa kode desimal dengan memanfaatkan bluetooth sebagai protokol komunikasinya. Bluetooth mentransmisikan data tersebut dalam bentuk data serial setiap beberapa periode. Beberapa sensor lain akan ditambahkan sehubungan dengan kebutuhan pendesainan sistem. Seperti penambahan sensor PIR untuk mendapat cakupan yang luas, sehingga dapat mencakup semua bagian ruang. Lalu penambahan LDR yang dipasang di luar gedung untuk mendapatkan informasi pencahayaan di luar gedung. Proses yang terjadi pada Arduino Mega 256 sebagai master adalah bagian yang terpenting dalam sistem yang dibuat ini. Tahapan awal adalah pemilihan mode yang akan diterapkan pada sistem. Terdapat 2 buah pilihan, apakah akan difungsikan otomatis ataukah manual. Jika difungsikan ke mode manual maka fungsi kontrol akan digantikan oleh panel kontrol yang terdapat pada aplikasi mobile di Android. Aplikasi kontrol ini sama sekali tidak menjalankan fungsi otomatis. Apabila difungsikan ke mode otomatis, maka fungsi kontrol pada Android akan mati. Setelah pemilihan mode selesai, proses berikutnya yang berjalan adalah penerimaan data sensor yang dikirim oleh smart sensor. Data yang diterima merupakan sebuah informasi yang memuat adanya perubahan nilai cahaya, gerakan, maupun suhu dan kelembapan ruang. Informasi tersebut diproses sedemikian hingga menghasilkan beberapa perilaku sistem atau output yang berbeda-beda. Output dari Arduino Mega 256 ini bermacam-macam, yakni berupa kontrol sudut buka tutupnya blind, melakukan dimmer pada lampu, serta mengatur mati dan nyalanya AC. Perubahan output tersebut tidak dapat diatur oleh Arduino secara langsung, melainkan menggunakan perantara berupa aktuator atau alat penggerak. Buka tutupnya blind dapat dikontrol dengan motor stepper. Dimmer lampu dapat menggunakan bantuan MOSFET. Sedangkan mati nyalanya AC menggunakan LED infrared untuk mentransmisikan data ke AC tersebut. B. Smart Sensor Smart sensor terdiri dari beberapa komponen yaitu Arduino Pro-Mini sebagai microcontroller, LDR sebagai sensor cahaya, DHT-11 sebagai sensor suhu, PIR sebagai sensor gerakan, dan Bluetooth HC-5 sebagai protokol komunikasinya. Kelima komponen ini terbungkus menjadi satu ke dalam sebuah kotak, dan di posisikan di ujung ruangan. Gambar 2. Konstruksi smart sensor Untuk pemasangan komponen smart sensor pada Arduino Pro-Mini dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini. Gambar 3. Diagram skematik smart sensor Setelah komponen-komponen tersebut dirakit, program diunggah ke dalam Arduino Pro-Mini. Penyusunan algoritma pemrograman samrt sensor ini dapat dilihat pada Gambar 4. Di dalam flowchart tersebut dijelaskan bahwa langkah yang paling pertama adalah inisialisasi I/O port dan port serial komunikasi. Selanjutnya adalah membaca dan menyimpan nilai LDR, diikuti dengan membaca dan menyimpan nilai PIR, lalu dilanjutkan dengan membaca dan menyimpan nilai DHT- 11. Setelah itu, nilai-nilai tersebut dikirimkan dengan memanfaatkan Bluetooth HC-5. Keseluruhan proses ini diulang setiap 2 mili detik. 2

Perancangan dan Implementasi Sistem Home Automation [Kurniawan et al.] Gambar 4. Flowchart smart sensor Gambar 6. Desain pemasangan lampu LED C. Sistem Home Automation Pembuatan sistem home automation dilakukan dengan membuat beberapa obyektif berikut: Pemasangan blind dan menambahkan motor pada pemutar blind. Gambar pemasangan dapat dilihat pada Gambar 5. Pemasangan lampu LED dengan titik lampu seperti terlihat pada Gambar 6. Pemasangan AC dan LED infrared untuk pengontrolnya. Pemasangan beberapa sensor tambahan seperti PIR sensor agar dapat mencakup seluruh bagian ruang, dan LDR tambahan di luar ruang untuk mengetahui intensitas cahaya matahari. Penyambungan obyek-obyek tersebut pada Arduino Mega 256 dapat dilihat pada diagram skematik pada Gambar 7 dibawah ini. Seluruh obyek yang disebutkan di atas disambungkan pada Arduino Mega 256 sebagai pusat kontrol sistem home automation ini. Gambar 5. Pemasangan blind Gambar 7. Diagram skematik sistem home automation 3

Lux Meter (Lux) Lux Meter (Lux) Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 1, Maret 216: 1-7 Algoritma pemrograman untuk proses berjalannya program ini secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut: Langkah paling awal ialah inisialisasi I/O port. Setelah itu, data sensor yang dikirimkan oleh smart sensor diterima melalui Bluetooth HC-5. Pembacaan mode, jika toggle switch menunjuk ke mode otomatis, maka program akan beralih menjalankan subroutine kontrol otomatis. Sebaliknya jika menunjuk ke mode manual, maka program akan menjalankan subroutine kontrol manual. Subroutine kontrol otomatis akan mengontrol terang redupnya lampu LED, buka tutupnya blind, dan mati nyalanya AC berdasarkan input-an dari smart sensor. Subroutine kontrol manual akan mengontrol terang redupnya lampu LED, buka tutupnya blind, dan mati nyalanya AC berdasarkan input-an dari pengguna melalui aplikasi mobile. Desain dari aplikasi mobile yang digunakan untuk melakukan fungsi kontrol manual adalah seperti yang terlihat pada Gambar 8. 25 2 15 1 5 3 2 1 Smart Sensor 1 (344,224) (141,58) 1 2 3 4 Perhitungan LDR (Lux) Sensor Sensor 2 (219,261) (39,21) 5 1 15 2 25 3 35 Perhitungan LDR(Lux) Gambar 9. Grafik perbandingan data LDR dengan Lux meter Dengan asumsi kedua garis di atas merupakan garis lurus, maka besarnya perbedaan dapat dikoreksi dengan menggunakan persamaan garis lurus. Berikut adalah koreksi perbedaan kedua data tersebut dengan menggunakan rumus persamaan garis lurus: LDR smart sensor 1: Gambar 8. Desain layout aplikasi mobile III. PENGUJIAN SISTEM A. Pengujian Pembacaan Setiap Sensor pada Smart Sensor Pengujian dilakukan dengan membandingkan pembacaan setiap sensor dengan alat ukur standar. Ada 3 buah sensor yang diuji, yakni sensor cahaya (LDR), sensor suhu (DHT- 11), dan sensor gerakan (PIR). Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kesalahan dari masingmasing sensor. Pengujian sensor LDR dilakukan dengan cara mengambil data uji pencahayaan dari sensor LDR pada smart sensor itu sendiri, kemudian diambil pula data pencahyaan dengan menggunakan Lux meter standar. Lalu kedua buah data tersebut dibandingkan. Grafik hasil perbandingannya dapat dilihat pada Gambar 9. Dari grafik tersebut jelas terlihat bahwa gradiennya tidak sama dengan 1. Hal ini berarti terdapat perbedaan antara pembacaan LDR smart sensor dengan pembacaan Lux meter. y y1 x x1 y2 y1 x2 x1 y 58 x 141 224 58 344 141 y 58 166 x 141 23 y. 82 x 57. 3 LDR smart sensor 2: y y1 x x1 y2 y1 x2 x1 y 21 x 39 261 21 219 39 y 21 24 x 39 18 y 1. 33 x 31 4

Perancangan dan Implementasi Sistem Home Automation [Kurniawan et al.] Adanya perbedaan nilai Lux tersebut terjadi dikarenakan nilai konstanta LDR yang digunakan kemungkinan berbeda dengan nilai konstanta yang diasumsikan pada rumus yang digunakan. Nilai konstanta sebesar 5 pada perumusan tersebut hanya sebuah pendekatan saja [6]. Pengujian sensor suhu DHT-11 dilakukan dengan mengambil data suhu dari sensor DHT-11 dan dari termometer ruang digital. Setelah mendapat 2 buah data, keduanya dibandingkan. Setelah diambil kurang lebih 2 buah data, selisih kedua data tersebut di rata-rata, sehingga mendapatkan nilai rata-rata sebesar.96 C. Adanya perbedaan tersebut masih dalam batas normal. Karena apabila dilihat dari datasheet DHT-11, sensor ini memiliki ketelitian pengukuran sebesar 1 C untuk jenis pengoperasian pada suhu ruang [7]. Pengujian sensor PIR dilakukan dengan pengamatan visual. Tujuan dilakukannya pengujian ini untuk mengetahui seberapa besar daerah cakupan sensor PIR dari smart sensor. Apabila masih kurang mencakup seluruh ruangan, maka dalam pengujian kali ini juga akan ditentukan berapa banyak PIR sensor yang ditambahkan. Pengujian ini dilakukan dengan cara mempersiapkan 1 orang untuk bergerak pada setiap koordinat yang telah ditentukan, lalu mencatat apakah pada koordinat tersebut terdeteksi gerakan. Gambar 1 merupakan hasil dari pengujian ini. Gambar 1. Hasil pengujian sensor PIR smart sensor Berdasarkan hasil pengujian tersebut, dapat ditarik sebuah analisa bahwa cakupan sensor PIR masih kurang. Dikarenakan ada bagian yang masih belum terjangkau oleh cakupan sensor PIR, maka perlu ditambahkan setidaknya 2 buah sensor PIR lagi supaya mencakup bagian kiri bawah dan kanan bawah. Setelah menambahkan 2 buah sensor PIR, dilakukan uji ulang dan mendapatkan hasil seperti terlihat pada Gambar 11. B. Pengujian Arus Beban Pengujian dilakukan dengan mengukur nilai arus yang mengalir pada setiap beban yang digunakan pada sistem home automation ini. Ada 2 buah beban yang diukur, yaitu lampu LED dan motor stepper untuk memutar blind. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menentukan jenis MOSFET yang digunakan untuk menjalankan lampu LED dan menentukan jenis driver motor yang digunakan untuk menjalankan motor stepper tersebut. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk 1 baris lampu LED mengkonsumsi arus sebesar 6 Ampere. Atas dasar itu, dipilihlah MOSFET dengan tipe IRF-54 yang memiliki karakteristik arus maksimum sebesar 23 Ampere berdasarkan datasheet-nya [8]. Lalu untuk sebuah motor stepper mengkonsumsi arus sebesar.1 Ampere. Dikarenakan arus motor tidak lebih dari 5 mili Ampere, maka dipilihlah ULN23 sebagai driver untuk masing-masing motor stepper yang digunakan. C. Pengujian Pengiriman Data Smart Sensor Pengujian ini dilakukan dengan melakukan proses pencocokan antara data yang dikirimkan oleh smart sensor dengan data yang diterima oleh sistem. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesalahan pada proses pengiriman data melalui bluetooth. Data diambil sebanyak-banyaknya secara kontinu selama 24 jam, dan dilakukan proses sampling sebanyak 24 untuk mengetahui distribusi kesalahannya. Hasilnya, untuk smart sensor 1 memiliki tingkat kesalahan rata-rata sebesar.12%, dan untuk smart sensor 2 memiliki tingkat kesalahan rata-rata sebesar.16%. Keduanya memiliki distribusi kesalahan yang merata. Dapat dianalisa bahwa hal ini sangat wajar terjadi pada pengiriman data yang berlangsung secara kontinu dan dengan kecepatan yang relatif cepat, apalagi tidak menggunakan parity bit. Persentase kesalahan pengiriman data kedua smart sensor cenderung sangat kecil dan bisa diabaikan karena dianggap tidak mempengaruhi jalannya sistem tersebut. D. Pengujian Aplikasi Mobile Pengujian ini dilakukan dengan mencoba setiap command yang ada pada aplikasi mobile tersebut, serta mengamati tampilan data pembacaan smart sensor yang disajikan pada aplikasi tersebut. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam proses pemberian command dan penampilan nilai sensor. Hasil dari pengujian ini, untuk uji command tidak ada kesalahan sama sekali. Namun untuk fungsi tampilan, 2% dari total percobaan mengalami kesalahan. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya proses penerimaan data yang tertunda pada handler (pada pemrograman Android menggunakan software Eclipse ). E. Pengujian Sistem Pencahayaan Otomatis Ada 2 buah pengujian yang dilakukan pada bagian ini. Pengujian pertama ditujukan untuk mengetahui seberapa cepat respon pencahayaan untuk mencapai set point, serta mengetahui tingkat kesalahan dari sistem yang dibuat. Hasil dari pengujian pertama ini dapat dilihat pada Gambar 12 dan Gambar 13. Gambar 11. Hasil pengujian penambahan sensor PIR 5

Persentase nilai pencahayaan(lux) Jurnal Teknik Elektro, Vol. 9, No. 1, Maret 216: 1-7 14 12 1 8 6 4 2 1 2 3 Set Point Pembacaan Sensor waktu (s) Gambar 12. Grafik nilai pencahayaan terhadap set point 1 8 6 4 2 Lampu Blind 5 1 15 2 25 waktu (s) Gambar 13. Grafik respon pencahayaan oleh lampu LED dan blind Pada grafik pertama terlihat bahwa untuk mencapai set point dibutuhkan waktu sekitar kurang lebih 5 detik. Sedangkan pada grafik kedua terlihat bahwa untuk mencapai set point dibutuhkan kontrol lampu sebesar kurang lebih 65% dalam waktu sekitar 4 detik, sedangkan kontrol blind sebesar 1% dalam waktu yang relatif lebih lama yaitu sekitar 9 detik. Respon blind lebih lama karena jenis motor stepper yang digunakan memiliki putaran yang pelan. Pengujian kedua dilakukan selama 24 jam pada proses otomatis sistem home automation ini. Hal ini ditujukan untuk mengetahui apakah ada kesalahan dalam sistem kontrol otomatis tersebut. Tiga buah grafik pada Gambar 14 menjelaskan kinerja sistem kontrol otomatis selama 24 jam. Di mana Grafik yang paling atas merupakan grafik yang menyatakan eksistensi/ keberadaan orang selama 24 jam. Sedangkan grafik yang tengah menyatakan perubahan nilai pencahayaan pada LDR smart sensor dan LDR luar ruangan selama 24 jam. Dan grafik yang paling bawah merupakan grafik yang menyatakan respon kontrol lampu dan kontrol blind selama 24 jam. Berdasarkan grafik tersebut, saat tidak ada orang dalam interval 15 menit maka lampu akan mati dan blind akan tertutup (ditunjukkan dengan nilai %). Sebaliknya, apabila ada orang maka lampu akan nyala dengan set point ruang yang sudah ditentukan, blind juga akan membuka dengan syarat nilai LDR luar ruangan lebih dari 25. Pada grafik yang tengah, saat jam 6 sampai seterusnya, nilai pembacaan LDR smart sensor meningkat. Hal ini dikarenakan ada sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan, sehingga pencahayaan di dalam ruang meningkat. Secara garis besar, sistem berjalan dengan stabil dan tidak terlihat ketidaknormalan dalam data 24 jam tersebut. Gambar 14. Grafik respon sistem kontrol otomatis selama 24 jam IV. KESIMPULAN Terdapat beberapa kesimpulan dari penelitian ini, di antaranya sebagai berikut: Terdapat kesalahan pada perhitungan Lux pada LDR dengan pembacaan pada lux meter. Perbaikan pada kesalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: untuk smart sensor 1: y.82 x - 57.3 untuk smart sensor 2: y 1.33 x - 31 Di mana y adalah nilai lux yang diharapkan, dan x adalah nilai dari perhitungan LDR. Pembacaan nilai suhu oleh sensor DHT-11 memiliki tingkat kesalahan sebesar.96 C. Proses transfer data melalui protokol komunikasi bluetooth dapat dikatakan handal, tingkat kesalahan rata-ratanya sangat kecil, yakni.12% untuk smart sensor 1 dan.16 untuk smart sensor 2. Sistem pencahayaan dapat berjalan dengan normal. Set point pencahayaan tercapai, meskipun tidak stabil di nilai tersebut. Waktu untuk mencapai set point tersebut sekitar kurang lebih 5 detik. Saat berada di nilai set point, kontrol 6

Perancangan dan Implementasi Sistem Home Automation [Kurniawan et al.] blind bernilai 1% sedangkan kontrol lampu bernilai kurang lebih 65%. Sistem kontrol manual menggunakan aplikasi mobile berjalan dengan baik tanpa kesalahan. Hanya saja terdapat kesalahan pada tampilan sebesar 3% dari total percobaan. DAFTAR PUSTAKA [1] Wikipedia. (214, October 2). Home Automation. Retrieved October 27, 214, from Wikipedia: http://en.wikipedia.org/wiki/home_automation [2] Rihan, M., & Beg, M. S. (29). Evolution of Home Automation Technology. BVICAM s International Journal of Information Technology, I(2). [3] Yan, M., & Shi, H. (213, February). Smart Living Using Bluetooth Based Android Smartphone. International Journal of Wireless & Mobile Networks, V(1), 65-72. [4] Z-Wave Alliance. (214). About Z-Wave. Retrieved 1 27, 214, from Z-Wave Alliance: http://www.z-wavealliance.org/ [5] Lutron Electronics Co., Inc. (214). Serena Remote Controlled Shades. Retrieved October 27, 214, from Lutron: http://www.lutron.com/en- US/Products/Pages/ShadingSystems/SerenaShades/Overview.aspx [6] Homelab Community. (213, 3 26). Photoresistor. Retrieved 12 7, 214, from Network of exellence robotic & mechantronics homelab community: http://home.roboticlab.eu/en/examples/sensor/photoresistor [7] D-Robotics. (21, 7 3). DHT-11 Humidity and Temperature Sensor. [8] Fairchild Semikonduktor. (n.d.). ID Series Datasheet. Retrieved 2 13, 215, from www.alldatasheet.com 7