BAB I PENDAHULUAN. perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. Begitu juga di negara Indonesia. Pajak merupakan salah satu unsur terbesar dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara global tingkat perkembangan perekonomian semakin hari semakin

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya utang bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perusahaan memiliki beberapa alternatif dalam melakukan pendanaan,

BAB I PENDAHULUAN. penghindaran pajak oleh perusahaan adalah penggunaan utang. Keputusan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Secara historis peranan seorang manajer keuangan mengalami. perkembangan. Semula tugas manajer keuangan hanya sebatas pada proses

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan internal, yaitu dari laba perusahaan saja, tidak akan cukup untuk

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB II PAJAK, TAX PLANNING, TAX AVOIDANCE, DAN COST OF DEBT. rakyat. Undang-undang Republik Indonesia No.28 tahun 2007 pasal 1 angka 1

BAB I PENDAHULUAN. Laba perusahaan dalam perpajakan digunakan sebagai dasar. perhitungan pajak. Dalam UU KUP No. 28 Tahun 2007, pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang terbesar, terbukti. (

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan pendapatan terbesar negara yang dikelola pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Gambar 1.1 Sumber Pendapatan Negara. Berdasarkan Gambar 1.1 menujukkan bahwa di Negara Indonesia, sumber

BAB I PENDAHULUAN. anggarannya. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengandalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan harus melakukan inovasi agar dapat tetap bertahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dana memegang peranan yang sangat penting, sebab tanpa adanya dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

BAB I PENDAHULUAN. pembayaran pajak dengan cara melakukan manajemen pajak. Suandy, 2011). Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. negara yang utama. Lebih kurang 70% APBN bersumber dari pajak. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu aspek yang memberikan kontribusi yang besar bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional demi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terusmenerus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dua atau lebih orang (pihak), dimana salah satu pihak disebut agent dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik perusahaan go public maupun bukan, pasti memiliki

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi sekarang ini, persaingan dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. harus lengkap atau komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana peningkatan dana bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara. Penerimaan ini

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak hingga saat ini merupakan aspek ekonomi dan aspek keuangan yang paling penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi (Soewardjono, 2005 dalam Yenibra, 2014). Asimetri

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak asing karena krisis kepercayaan finansial yang terjadi. Krisis. suatu perusahaan dalam kemampuan membayar hutang.

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang Undang Ketetapan Umum dan Tata Cara Perpajakan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu cara perusahaan untuk mengembangkan usahanya dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. APBN melalui sektor perpajakan (Candra, 2012). Pentingnya peranan pajak

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan perpajakan (

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Perpajakan pasal 1 ayat 1, definisi pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Namun pemisahan ini mengakibatkan keleluasaan manajemen perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perkembangan pesat dunia bisnis di Indonesia saat ini telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional serta menjadi unsur utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 15,30%, sedangkan pertumbuhan alamiahnya rata-rata. dibandingkan dengan pertumbuhan alamiahnya. Hal ini menunjukkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik minat investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya dunia usaha. Perkembangan dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan untuk. Semakin besarnya pengeluaran pemerintah untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Pajak bagi pemerintah merupakan sumber pendapatan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Investor sebagai pemilik modal yang berperan penting dalam suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Makin banyaknya jumlah perusahaan yang go public menyebabkan arus

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang terjadi. Perkembangan yang terjadi membuat perusahaan satu

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terciptalah kesejahteraan nasional. Dalam melaksanakan pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang untuk kelangsungan negara dan kesejahtraan dari masyarakat. pendapatan negara melalui sektor penerimaan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Berdasarkan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, salah satu tujuan

atau dengan mendapatkan keuntungan (gain) dari peningkatan harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak memberikan kontribusi sebesar 80% (delapan puluh persen) dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia usaha sudah semakin berkembang saat ini. Kemunculan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi dan aktivitas perusahaan yang dilakukan serta kebijakan-kebijakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan hal penting dalam persaingan di dunia bisnis pada

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada masa sekarang perusahaan saat akan memulai bisnisnya harus memiliki ide dan strategi yang baik dan tepat agar bisa bersaing karena perkembangan ekonomi yang semakin pesat. Untuk merealisasikan ide dan strategi tersebut dibutuhkan dana. Dana internal merupakan dana yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan dalam suatu periode dan modal sendiri. Sedangkan Dana eksternal, Dana yang diperoleh dari kreditur seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini biasanya perusahaan mengajukan pinjaman atau menerbitkan surat utang. Dalam perolehan utang perusahaan membutuhkan biaya, sehingga akan timbul biaya utang (cost of debt). Cost of debt merupakan tingkat bunga yang diterima oleh kreditor sebagai tingkat pengembalian yang disyaratkan. Dimana biaya utang (cost of debt) menurut Fabozzi (2007, dikutip dari Juniarti dan Sentosa, 2009) merupakan tingkat pengembalian yang dibutuhkan oleh kreditor saat melakukan pendanaan dalam suatu perusahaan.francis et al. Secara garis besar cost of debt dapat dibedakan menjadi biaya utang sebelum pajak (before-tax cost of debt) dan biaya utang setelah pajak (after-tax cost of debt). Perusahaan yang menggunakan sebagian sumber dananya dari utang akan terkena kewajiban membayar

bunga. Beban bunga akan menyebabkan pajak penghasilan berkurang. Akan tetapi, sebagian besar warga masih beranggapan bahwa pajak sebagai suatu beban. Selain warga, perusahaan atau badan juga beranggapan hal yang sama, bahwa pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba bersih, sehingga mereka berupaya untuk memperkecil pajak dengan cara legal maupun ilegal sehingga mereka mampu mencapai target laba dan likuiditas yang telah ditetapkan perusahaan. Diamond (1991, dalam Causholli dan Knechel, 2012) mengusulkan sebuah model siklus hidup pembiayaan utang untuk perusahaanperusahaan yang menghadapi pendanaan terbatas. Usia perusahaan dapat menjadi tolak ukur dalam siklus hidup pembiayaan yang ditawarkan. Perusahaan yang masih berusia muda cenderung untuk terkunci dalam jenis hubungan yang erat dengan kreditornya. Hal ini disebabkan reputasi perusahaan yang masih kurang dan tingginya risiko yang dihadapi perusahaan membuat perusahaan kesulitan dalam menarik sumber-sumber modal lainnya. Berbeda dari perusahaan yang muda, perusahaan yang berusia lebih tua memiliki reputasi terpercaya dimata kreditor, track record yang jelas dan berisiko lebih rendah memungkinkan perusahaan untuk memiliki sumber modal dari beberapa kreditor. Sehingga perusahaan tua cenderung tidak terkunci dalam jenis hubungan yang erat tersebut. Ada keuntungan yang didapat bagi perusahaan berusia muda dari hubungan pinjaman yang erat dengan kreditor yang dominan ini. Kreditor

yang dominan menghendaki untuk melakukan pemantauan dan kontrol secara langsung guna mengurangi risiko keterbatasan informasi tentang kondisi perusahaan. Pemantauan langsung oleh kreditor ini akan mengurangi asimetri informasi, yang mengarah ke potensi peningkatan alokasi modal bagi perusahaan. Bagi kreditor, keuntungan yang didapat lebih kepada menyediakan pemantauan yang lebih efektif dan efisien daripada tangan panjang atau pihak ketiga yang diutus oleh kreditor (Diamond, 1984 dalam Causholli dan Knechel, 2012). Jenis hubungan pinjaman yang erat dengan kreditor yang dominan memiliki pengaruh positif dalam meningkatkan komponen biaya-biaya bagi perusahaan. Pertama, biaya monitoring bisa menjadi tinggi dan kreditor ingin memulihkan biaya-biaya tersebut sebagai bagian dari keseluruhan pengembalian. Selain itu, hubungan erat antara kreditor yang dominan dan perusahaan memungkinkan kreditor memperoleh informasi pribadi mengenai kondisi perusahaan, yang mana dapat menimbulkan daya tawar dengan perusahaan. Menurut Rajan (1992), kreditor yang dominan dapat menggunakan daya tawar ini untuk menarik biaya pinjaman lebih tinggi melalui biaya utang. Perusahaan yang tumbuh dan berkembang serta dapat melalui siklus hidup pembiayaan ini, secara bertahap memperoleh reputasi yang dapat dipercaya dari pemodal lainnya. Hal tersebut menjadi sinyal bagi pemberi pinjaman potensial lainnya bahwa perusahaan merupakan risiko kredit yang wajar bahkan tanpa pemantauan secara langsung atau

informasi dari dalam. Perusahaan akhirnya dapat menggunakan momentum reputasi ini untuk semakin menarik sumber modal kompetitif lainnya (Diamond, 1991). Banyak hal yang dipertimbangkan pemerintah dalam menyusun reformasi pajak. Reformasi pajak yang kurang optimal yang diperparah dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah, justru akan menyebabkan pemerintah semakin sulit dalam memungut pajaknya. Pajak merupakan sumber pendanaan bagi negara, tetapi bagi perusahaan, pajak akan dihitung sebagai beban yang dapat mengurangi laba bersih suatu perusahaan. Kepentingan fiskus yang menginginkan penerimaan pajak yang besar dan rutin akan bertolak belakang dengan kepentingan perusahaan yang menginginkan pembayaran pajak seminimum mungkin. Dalam meminimumkan jumlah pajak yang harus dibayarkan, perusahaan melakukan manajemen pajak. Manajemen pajak adalah sarana memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar, tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan (Lumbantoruan, 1996 dalam Suandy, 2011). Tujuan manajemen pajak dapat dibagi menjadi dua, yaitu menerapkan peraturan perpajakan secara benar dan usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya (Suandy. 2011). Manajemen pajak disini tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayarkan, namun juga memastikan bahwa perusahaan sudah memenuhi aturan perpajakan dengan

benar sehingga di kemudian hari dapat terhindar dari denda pajak. Salah satu bentuk manajemen pajak yang dilakukan adalah perencanaan pajak (tax planning). Tax planning adalah kegiatan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis penghematan pajak yang dapat dilakukan (Sartika, 2012 dalam Elsa Marcelliana 2014). Tax planning adalah langkah awal dalam manajemen pajak yang pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan (Suandy, 2011). Dengan demikian, tax planning adalah upaya wajib pajak dalam meminimumkan pajak terutangnya guna menghemat jumlah kas yang keluar. Selain itu, pelaksanaan tax planning di dalam perusahaan dapat digunakan untuk mengatur aliran kas. Dengan melakukan tax planning secara matang, manajemen dapat memperkirakan besarnya kebutuhan kas perusahaan sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat. Banyak strategi yang dapat dilakukan dalam tax planning, salah satunya adalah penghindaran pajak (tax avoidance). Tax avoidance adalah suatu tindakan dengan tujuan memaksimalkan penghasilan setelah pajak. Tax avoidance merupakan cara untuk mengurangi pajak yang bersifat legal, karena tidak melanggar peraturan yang ada melainkan dengan memanfaatkan celah-celah hukum perpajakan yang ada, sedangkan tax evasion merupakan pengurangan pajak yang bersifat ilegal atau lebih dikenal dengan penggelapan pajak. Tax avoidance

merupakan upaya efisiensi beban pajak dengan cara menghindari pengenaan pajak melalui transaksi yang bukan merupakan objek pajak. Tax avoidance dilakukan perusahaan melalui kebijakan yang diambil oleh pimpinan perusahaan. Praktik tax avoidance biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan hukum pajak dan tidak melanggar hukum perpajakan. Dalam konteks perusahaan, tax avoidance sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperkecil tingkat pembayaran pajak yang harus dilakukan dan sekalian meningkatkan cash flow perusahaan. Dalam konteks pendapatan negara, tax avoidance telah membuat negara kehilangan potensi pendapatan pajak yang seharusnya dapat digunakan untuk mengurangi beban defisit atas anggaran negara (Budiman dan Setiyono, 2012 dalam Elsa Marcelliana, 2014). Perusahaan dapat memperkecil pajaknya dengan memanfaatkan deductible expense atau dengan kata lain biaya yang dapat dikurangkan. Salah satu deductible expense yaitu dengan menggunakan cost of debt. Dalam era keterbukaan sekarang, maka tuntutan untuk mengelola suatu entitas dengan akuntabel dan transparan tidak dapat dihindarkan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang diisyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat dikelompokkan menjadi 2, pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela

(voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diatur oleh badan pembuat standar dan regulator lainnya seperti Badan Pengawas Pasar Modal di Indonesia, aturan ini berupa persyaratan minimal pengungkapan yang harus dipenuhi oleh perusahaan-perusahaan publik. Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) adalah pengungkapan yang melebihi dari apa yang diwajibkan. Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk pembuatan keputusan oleh para pemakai laporan tahunannya (Meek dkk dalam Suripto, 1998) Dengan adanya voluntary disclosure (Pengungkapan sukarela) yang dilakukan perusahaan dapat mendorong keyakinan investor dan kreditur dalam menentukan kebijakan investasi yang diambil. Investor merupakan pihak eksternal perusahaan yang hubungannya baru dimulai dengan perusahaan pada saat IPO. Sebagai pihak eksternal, investor sangat bergantung pada informasi publik dalam menentukan keputusan investasi mereka, dengan menciptakan permintaan yang kuat kepada perusahaan atas informasi yang kredibel yang telah diaudit oleh auditor terkemuka. Sedangkan kreditor, yang mana telah terlebih dahulu mengerti keadaan dan informasi mengenai nilai perusahaan sebelum IPO, dapat mengurangi ketergantungan mereka pada auditor yang menyuplai informasi sebelum dan sesudah IPO. Kondisi pemantauan langsung yang

masih dilakukan kreditor saat dan setelah IPO menjadi kurang layak karena adanya upaya untuk menyebabkan biaya pemantauan menjadi tinggi, kreditor tidak mungkin bersedia untuk melakukan pemantauan tersebut (Diamond, 1984 dan Schenone, 2010 dalam Causholli dan Knechel, 2012). Hal ini membuka kesempatan untuk memberikan fungsi pemantauan sepenuhnya kepada auditor. Pemantauan yang dilakukan auditor menggeser jauh fungsi pengawasan dari kreditor, yang juga menimbulkan potensi unbundling biaya pemantauan dari biaya utang langsung kepada kreditor bergeser kepada auditor. Sehingga akan berpengaruh terhadap menurunnya biaya utang (cost of debt) perusahaan. Proses perusahaan melakukan IPO memberikan pengaruh berbeda dengan menguji efek kualitas auditor karena perusahaan sebelumnya memiliki sedikit informasi untuk dipertimbangkan oleh investor ketika akan mengevaluasi prospek masa depan perusahaan, misal tingginya asimetri informasi bagi investor pada saat IPO.Banyak penelitian yang telah lama mengakui pentingnya penggunaan auditor berkualitas dalam menurunkan biaya ekuitas bagi perusahaan go public (IPO). Dalam kondisi seperti ini, memilih auditor terkemuka (KAP Big-N) dapat berfungsi sebagai sinyal atas kualitas perusahaan terutama bagi investor yang kekurangan informasi (Menurut Titman dan Trueman, 1986, dikutip dari Causholli dan Knechel, 2012). Dalam beberapa penelitian yang meneliti hubungan kualitas auditor dengan biaya utang (misalnya Causholli dan Knechel, 2012; Juniarti dan

Sentosa 2009; Piot dan Missioner-Piera, 2007) menunjukkan bukti bahwa kualitas auditor memainkan peran penting dalam menurunkan biaya utang (cost of debt). Seperti yang dilakukan Causholli dan Knechel, 2012 meneliti bagaimana hubungan antara reputasi auditor dan biaya utang dipengaruhi oleh usia perusahaan pada saat IPO dan apakah perusahaan berasal dari sektor industri teknologi tinggi. Penelitian ini menemukan bahwa perusahaan yang masih muda pada saat IPO membayar biaya bunga lebih tinggi setelah IPO, dan perusahaan yang berasal dari sektor industri teknologi tinggi yang berusia muda saat IPO menikmati biaya utang lebih rendah dari efek kualitas auditor ini. Tujuan dari mempekerjakan auditor yang berkualitas ini diharapkan dapat meningkatkan integritas proses akuntansi keuangan perusahaan, menghasilkan laporan keuangan yang kredibel yang berguna bagi pemangku kepentingan perusahaan, mengurangi asimetri informasi serta risiko gagal bayar (default risk). Dari sudut pandang pihak eksternal perusahaan, tujuan-tujuan tersebut juga dapat dipengaruhi oleh faktor lainnya, yakni keberadaan komite audit yang independen dan handal (Piot dan Missioner-Piera, 2007). Kehadiran komite audit yang independen, merupakan faktor penting dalam melindungi internal dan eksternal auditor dari tekanan manajer. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penelitian ini mengambil judul Pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Voluntary Disclosure, Komite Audit Terhadap Biaya Utang (Studi Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013). Penelitian ini akan meneliti mengenai cost of debt pada perusahaan yang Terdaftar Di BEI Tahun 2011-2013. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah yang dibuat oleh peneliti adalah: 1. Apakah Tax Avoidance berpengaruh terhadap Biaya Utang? 2. Apakah Kualitas Auditor berpengaruh terhadap Biaya Utang? 3. Apakah Pengungkapan Sukarela berpengaruh terhadap Biaya Utang? 4. Apakah Komite Audit berpengaruh terhadap Biaya Utang? 5. Apakah Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan sukarela, dan Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Utang?

1.3 TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Menguji dan menjelaskan pengaruh Tax avoidance terhadap Biaya Utang. 2. Menguji dan menjelaskan pengaruh Kualitas Auditor terhadap Biaya Utang. 3. Menguji dan menjelaskan pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Biaya Utang. 4. Menguji dan menjelaskan pengaruh Komite Audit terhadap Biaya Utang. 5. Menguji dan menjelaskan pengaruh Tax Avoidance, Kualitas Auditor, Pengungkapan sukarela, dan Komite Audit berpengaruh secara simultan terhadap Biaya Utang? 1.4 MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi peneliti, untuk menambah wawasan peneliti. 2. Bagi akademisi, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian selanjutnya yang sejenis. 3. Bagi perusahaan, sebagai refrensi dan pertimbangan. 4. Memberikan referensi terhadap investor dan kreditor.