PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 029 TELUK ERONG KECAMATAN RENGAT

dokumen-dokumen yang mirip
Eva Renlia, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

Sarmudiah Rahmadeni, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

Sriani, Hendri Marhadi, Eddy Noviana

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

Oleh Rina Ermayanti 1, Otang Kurniaman 2, Lazim N 3

Penerapan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Keterampilan Siswa Kelas V SD Negeri 111 Pekanbaru

APPLICATION OF LEARNING INKUIRI LEARNING MODEL TO IMPROVE IPS LEARNING RESULT IN STUDENT CLASS IV SD NEGERI 15 PANGKALAN NYIRIH RUPAT

THE APPLICATION OF INQUIRY LEARNING MODEL TO INCREASE THE SCHOOL LEARNING OUT COME OF THE FOURTH GRADE STUDENT AT SDN 67 PEKANBARU

Muhamad Midun, Hendri Marhadi, Zariul Antosa

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVA SDN 4 PEKANBARU

THE APPLICATION LEARNING CYCLE MODEL TO INCREASE STUDENTS RESULT ON NATURAL SUBJECT AT FIFTH GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL 105 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV C SD NEGERI I67 PEKANBARU

Afriyenti, Hendri Marhadi, Lazim N HP:

LEARNING MODEL APPLICATION EXPLICIT INSTRUCTION TO INCREASE THE ABILITY OF MOTION ZAPIN DANCE BASIC CLASS V SDN 143 PEKANBARU

APPLICATION INQUIRY LEARNING MODEL LEARNING TO IMPROVE RESULTS IPA CLASS IV SDN 016 SEKELADI KECAMATAN TANAH PUTIH

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE INVESTIGATION GROUP TYPE TO INCREASE LEARNING IIIA STATE ELEMENTARY SCHOOL 017 SEDINGINAN

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

Prinawati, Syahrifuddin, Otang Kurniaman No.

Mulim, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi

IMPLEMENTATION QUANTUM TEACHING MODEL TO IMPROVE RESULT OF IPS STUDIES STUDENT CLASS V SD NEGERI 031 TANJUNG SARI KECAMATAN PUJUD ROHIL

IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE RESULTS IPA LEARNING CLASS VB SD STATE 023 SEDINGINAN

Hengky Saputra, Gustimal Witri, Otang Kurniaman Otang. Cp.

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V-A DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 09 KAYU ARO KOTA PADANG

APLICATION CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TO IMPROVE THE RESULT OF SCIENCE STUDY OF STUDENTS OF SD NEGERI 001 SEIKIJANG BANDAR SEIKIJANG DISTRICT

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

Dewi Santi Marlina, Zariul Antosa, Mahmud Alpusari HP:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 177 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IVB SD NEGERI 153 PEKANBARU

Primary Teacher Education Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS Vb SD NEGERI 113 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

Resti Hayati, Mahmud Alpusari, Lazim N ( )

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS V SD NEGERI NO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS IIC SDN 91 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 77 PEKANBARU

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V.E DENGAN MENGGUNAKAN MODEL WORD SQUARE DI SD KARTIKA I-10 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA TEKS SISWA KELAS III.B SDN 1 PEKANBARU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Keyword : Cooperative Type Think Pair Share (TPS), Science Learning Outcomes.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE ( TPS ) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SDN 011 BUKIT KAPUR.

Education Elementary School Teacher Faculty Of Training and Education Sciener University Of Riau

Rahman, Otang Kurniaman, Gustimal Witri

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE LATIHAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 AIR EMAS KECAMATAN UKUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PBM) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IIIB SD NEGERI 117 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Junidar, Hendri Marhadi, Mahmud Alpusari CP

Zaharah, Otang Kurniaman, Lazim N

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VC SD NEGERI 164 PEKANBARU

IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL INQUIRI TO IMPROVEMENT SOCIAL STUDIES (IPS) STUDENT ACHIEVEMENT OF FOURTH GRADES IV SDN 125 PEKANBARU

Permata Puti Baydar, Mahmud Alpusari, Zariul Antosa

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

Eni Susanti, Otang Kurniaman, dan Lazim. N dan

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN 15 LUBUK ALUNG MELALUI PENDEKATAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME)

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODELS TYPE WRITE A ROUND TO IMPROVE THE CAPABILITIES OF WRITING STUDENTS CLASS V SD NEGERI 5 TANJUNG PUNAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELASVB SD NEGERI 56 PEKANBARU

Keywords: problem-based learning Model, the learning process IPS, IPS Study Results.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING SISWA KELAS II D SDN 148 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS II C SD NEGERI 21PEKANBARU

Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 09 Minas Barat Kecamatan Minas

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Abstract

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 117 PEKANBARU

IMPLEMENTATION INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE RESULTS IPA LEARNING CLASS V SD STATE 033 SINTONG KECAMATAN TANAH PUTIH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 7 PEKANBARU

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Meningkatkan Ketrampilan Membaca Pemahaman

Yatik, Mahmud Alpusari, Hendri Marhadi Cp

PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS II SDN 1 BUNGTIANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Abstract. Keywords : Science, Learning Outcomes, Graphics Card.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ASSURANCE, RELEVANCE, INTERST, ASSESSMENT, SATISFACTION (ARIAS)

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 42 PEKANBARU

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT BENDA KONTRUKSI DARI KERTAS KORAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 009 RAMBAH

Dasrul, Mahmud Alpusari, Drs. Lazim. N

Ijer.web.id Indonesian Journal on Education and Research - Volume 2 No

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE (LC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS Va SDN 163 PEKANBARU

Pendahuluan. Meliana et al., Penerapan Metode Permainan... 1

Rosa Yulia, Mahmud Alpusari, Lazim. N No. HP

THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TO INCREASE SOCIAL SCIENCE LEARNING RESULT OF GRADE V SDN 002 BANTAYAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV B SDN 111 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBUAT KERAJINAN MERONCE SISWA KELAS V SDN 114 PEKANBARU

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN PEMBELAJARAN METODE LATIHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SD NEGERI 007 KAMPUNG BARU KECAMATAN UKUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 85 PEKANBARU

PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V A SDN 54 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 026 PADANG MUTUNG KEC. KAMPAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 148 PEKANBARU

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 029 TELUK ERONG KECAMATAN RENGAT Efniwaty, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi efniwaty@gmail.com, otang.kurniaman @gmail.com, hendri_m29@yahoo.co.id 085225703999 Education Elementary School Teacher Faculty of Teacher Training and Education Science University of Riau Abstract: The background of this research is based on the fact that happened in class V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat, which indicates a low reading skills of students. The problem of this research is "Does the application of direct instructional model can improve students 'reading comprehension Class V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat?" The purpose of this research is to improve students' reading comprehension Class V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat by applying the model direct learning. This study took place in class V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat and held on 5 April until 22 April 2016 with a number of subjects as many as 12 people consisting of 2 women and 10 men. This research is a classroom action research conducted in two cycles. Based on the results obtained by the percentage of individuals and classical completeness by applying direct learning model, before the action amounted to 16.7% and the students who did not complete 83.3%, in the first cycle increased by 66.7% and that is not finished at 33.7%. Then on the second cycle increased by 91.7%, while 9.3% did not complete. In the second cycle the average student learning outcomes 60% and increased to 72.5% in the first cycle, the difference in the increase of the value of the previous test was 20.8%. In the second cycle the average results of tests students' return increased to 82.5% margin improvement that occurred from the first cycle to the second cycle is sebesar13,8%. So the increase in students' test results is by 34.6% overall. From the results of these actions can be summed application of direct learning model can improve students' reading comprehension class V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat. Keywords: Direct Learning Model, Capability Reading, Comprehension

2 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V SDN 029 TELUK ERONG KECAMATAN RENGAT Efniwaty, Otang Kurniaman, Hendri Marhadi efniwaty@gmail.com, otang.kurniaman @gmail.com, hendri_m29@yahoo.co.id 085225703999 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru Abstrak: Latar belakang penelitian ini didasari oleh fakta yang terjadi di kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat, yang menunjukkan rendahnya kemampuan membaca siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat? Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat dengan menerapkan model pembelajaran langsung. Penelitian ini bertempat di kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat dan dilaksanakan tanggal 5 April sampai 22 April 2016 dengan jumlah subjek sebanyak 12 orang yang terdiri dari 2 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Berdasarkan hasil persentase diperoleh ketuntasan individu dan klasikal dengan menerapkan model pembelajaran langsung, sebelum tindakan sebesar 16,7% dan siswa yang tidak tuntas 83,3%, pada siklus I meningkat 66,7% dan yang tidak tuntas sebesar 33,7%. Kemudian pada siklus II peningkatan sebesar 91,7%, sedangkan yang tidak tuntas sebesar 9,3%. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 60% dan meningkat menjadi 72,5% pada siklus I, selisih peningkatan dari nilai tes sebelumnya adalah sebesar 20,8%. Pada siklus II rata-rata hasil tes belajar siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 82,5% selisih peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar13,8%. Jadi peningkatan hasil tes belajar siswa keseluruhan adalah sebesar 34,6%. Dari hasil tindakan ini dapat disimpulkan penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat semester genap Tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : Model Pembelajaran Langsung, Kemampuan Membaca, Pemahaman

3 PENDAHULUAN Membaca merupakan aktivitas yang sangat penting dalam proses pendidikan di sekolah. Hampir seluruh kegiatan pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari aktivitas membaca. Pembelajaran membaca di SD dilaksanakan melalui mata pelajaran bahasa Indonesia dan sastra. Tujuan pembelajaran membaca adalah agar siswa memiliki keterampilan berinteraksi dengan bahasa yang dialihkodekan dalam bentuk tulisan. Untuk itu dalam pembelajaran membaca mata pelajaran bahasa Indonesia, guru dituntut untuk mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran secara efektif sehingga berdampak pada peningkatan keterampilan membaca siswa. Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Keterampilan membaca menjadi sarana untuk menangkap informasi yang ada ditulisan. Keterampilan ini disebut keterampilan berbahasa reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu pengetahuan, pengalaman-pengalaman baru. Semua yang diperoleh dari kegiatan membaca akan memungkinkan orang tersebut mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam padangannya, dan memperluas wawasannya (Depdikdasmen, 2013). Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca guru harus berupaya mencari cara yang efektif dan efisien sehingga kegiatan pembelajaran memberikan dampak positif bagi berkembangnya kemampuan membaca siswa. Rendahnya kemampuan membaca siswa merupakan masalah yang sering terjadi di sekolah. Fenomena ini terjadi pada siswa kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat. Hal ini terlihat dari proses pembelajaran bahasa Indonesia rata-rata siswa masih kesulitan dalam membaca teks atau wacana yang ada di buku teks bahasa Indonesia maupun yang dituliskan guru di papan tulis. Berdasarkan hasil tes membaca dari 12 orang siswa kelas V hanya 2 orang siswa yang tuntas dengan nilai 75. Sementara 10 orang siswa tidak tuntas dengan nilai rata-rata 60. Berdasarkan hasil analisis diketahui beberapa gejala penyebab rendahnya keterampilan membaca siswa, yakni: 1. Guru belum mengkondisikan suasana kelas sehingga siswa ketika membaca tidak kosentrasi; 2. Siswa kurang perhatian dan kurang semangat dalam mengikuti pelajaran; 3. Guru tidak menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa; 4. Guru lebih banyak berceramah dan tidak mempraktikkan atau mendemonstrasikan materi secara langsung pada masing-masing siswa; dan 5. Guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa. Permasalahan di atas perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari guru dan hendaknya guru berupaya mencari cara untuk mengatasinya. Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya keterampilan membaca siswa dapat dilakukan menggunakan model pembelajaran langsung. Model pembelajaran langsung (direct instruction) adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends dalam Trianto, 2007).

4 Pembelajaran langsung (direct instruction) dirancang untuk penguasaan pengetahuan prosedural, pengetahuan deklaratif (pengetahuan faktual) serta berbagai keterampilan. Pembelajaran langsung dimaksudkan untuk menuntaskan dua hasil belajar yaitu penguasaan pengetahuan yang distrukturkan dengan baik dan penguasaan keterampilan (Agus Suprijono, 2010). Menurut Agus Suprijono (2010) model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran apapun, namun yang paling tepat untuk mata pelajaran yang berorientasi kinerja atau performance, seperti membaca, menulis, matematika, bahasa, kesenian, biologi, fisika, kimia, TIK (Teknologi Informatikan dan Komputer) dan pendidikan jasmani. Model pembelajaran langsung juga cocok untuk komponen-komponen keterampilan dalam mata pelajaran yang lebih berorientasi pada informasi, seperti sejarah, sosiologi dan sejenisnya. Dengan demikian bila dikaitkan dengan upaya meningkatkan keterampilan membaca siswa, maka penggunaan model pembelajaran langsung sangat efektif. sebab, pembelajaran langsung dapat digunakan pada membaca pemahaman. Disamping itu dalam pembelajaran langsung, guru secara langsung mengajarkan keterampilan membaca yang benar dan menunjukkan secara langsung cara menguasai keterampilan tersebut melalui demonstrasi dan praktek. Di dalam pembelajaran langsung peran guru sangat besar dan sangat dominan, karena guru lebih banyak beraktivitas dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah: Apakah penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat. Sedangkan tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat dengan menerapkan model pembelajaran langsung. METODE PENELITIAN Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah sebagai sebuah proses investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh guru/ calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi dan situasi pembelajaran (Herawati, dkk, 2008). Desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan model Kurt Lewin yang didasarkan atas konsep komponen, yaitu Perencanaan; Tindakan; Pengamatan; dan Refleksi. Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berulang. Penelitian ini bertempat di kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu dan dilaksanakan tanggal 5 April sampai 22 April 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong berjumlah 12 orang terdiri dari 2 orang perempuan dan 10 orang laki-laki. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: lembar kerja siswa, soal tes ulangan dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa serta kemampuan membaca siswa. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik observasi aktivitas guru dan siswa dan teknik tes kemampuan membaca siswa.

5 Lembar Pengamatan Aktivitas Guru dan Siswa Aktivitas guru dan siswa dapat diukur dari lembar observasi guru dan siswa dan data diolah dengan rumus: NR JS SM x100% (KTSP, dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011) Keterangan: NR = Persentase rata-rata aktivitas guru/ siswa JS = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh SM = Skor maksimum yang didapat dari aktivitas guru/siswa. Adapun interval kategori aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini. Tabel. 1 Interval Aktivitas Guru dan Siswa % Interval Kategori Nilai 81 100 Baik Sekali 61 80 Baik 51 60 Cukup Kurang dari 50 Kurang Sumber: Purwanto (dalam Syahrilfuddin, dkk, 2011) 2. Kemampuan Membaca Depdikbud (Tirianto, 2011) ketuntasan klasikal tercapai apabila 85% dari seluruh siswa memperoleh nilai minimal 65, maka kelas itu dikatakan tuntas. a. Nilai Hasil Belajar Untuk menentukan nilai kemampuan membaca siswa dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: S R N x100 Keterangan: S = Nilai

6 R N = Jumlah skor dari iten atau soal yang dijawab benar = Skor maksimum dari tes. b. Ketuntasan Klasikal Untuk menenetukan ketuntasan belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut (Trianto, 2010): KB T T 1 x100% Keterangan: KB = ketuntasan belajar T = jumlah skor yang diperoleh siswa T 1 = jumlah skor total. c. Nilai Rata-rata Kelas M X N Keterangan: M = Nilai rata-rata kelas X = Jumlah nilai seluruh kelas N = Banyaknya siswa. (Sudjana, 2005) d. Peningkatan Hasil Belajar P posrate baserate x100% baserate Keterangan: P = Peningkatan hasil belajar Posrate = Nilai sesudah tindakan Baserate = Nilai sebelum tindakan. (Zainal Aqip, dkk, 2011)

7 HASIL DAN PEMBAHASAN Aktivitas guru yang diamati dalam penelitian ini terdiri atas 4 kali pertemuan yang terdiri dari dua siklus. Berdasarkan proses pembelajaran berlangsung observer dapat memberikan hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap aktivitas guru dalam menerapkan model pembelajaran langsung. Maka, berdasarkan pengamatan observer pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan aktivitas guru ke dalam tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Persentase Aktivitas Guru pada Pertemuan siklus I dan siklus II No Aspek Siklus I Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 1. Jumlah Skor 11 12 14 15 2. Persentase 55% 60% 70% 75 3. Kategori Cukup Cukup Baik Baik Berdasarkan label di atas terlihat adanya perbandingan aktifitas guru dalam penerapan model pembelajaran langsung pada siklus I dan siklus II. Persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama disiklus 1 sebesar 55% dengan kategori cukup. Kesulitan yang dihadapi oleh guru adalah susahnya mengarahkan siswa agar mengikuti langkahlangkah pembelajaran yang telah diberitahukan oleh guru. Pertemuan kedua siklus I persentase aktifitas guru sebesar 60% dengan kategori cukup. Walaupun aktivitas yang dilaksanakan oleh guru berjalan dengan baik, namun guru masih merasa kesulitan memotivasi siswa agar lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dibandingkan persentase aktivitas guru pada pertemuan pertama disiklus I ini mengalami peningkatan. pada pertermuan pertama disiklus II persentase aktivitas guru adalah 70% dengan kategori baik. Sedangkan pada pertemuan kedua sebesar 75% dengan kategori baik. Pada siklus II pertemuan pertama dan kedua kegiatan pembelajaran sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan harapan. Guru dapat melaksanakan langkah-langkah model pembelajaran langsung secara keseluruhan dengan baik. Dan guru juga dapat membimbing semua kelompok secara merata, suasana kelas pun lebih terkendali pada scat siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 2. Aktivitas Siswa Aktivitas yang dilakukan oleh siswa setama mengikuti proses pembelajaran diamati oleh seorang observer dengan menggunakan lembar Observasi aktivitas siswa dari awal pembelajaran sampai berakhirnya proses pembelajaran. Data hasil Observasi tentang aktivitas belajar siswa pada setiap pertemuan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel 3 di bawah ini:

8 Tabel 3. Persentase Aktivitas Siswa pada pertemuan siklus I dan siklus II Aspek Siklus I Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 Jumlah Skor 11 13 14 14 Persentase 55% 65% 70% 70% Kategori Cukup Cukup Baik Baik Berdasarkan tabel di atas adanya perbandingan Aktivitas siswa selama proses pembelajaran mulai dari Siklus I sampai dengan Siklus II. Pertemuan pertama pada siklus satu persentase aktivitas siswa adalah 55% dengan kategori cukup. Rendahnya keaktifan siswa ini ditandai dengan kurangnya pemahaman siswa tentang materi yang disajikan oleh guru. Pada saat kerja siswa lebih banyak bercanda tidak memperhatikan guru. Pertemuan kedua Siklus I persentase aktivitas siswa juga tidak mengalami peningkatan masih 65% dengan kategori cukup. Siswa mulai memperhatikan guru, hanya beberapa orang siswa yang tidak fokus. Pada saat latihan membaca siswa sudah terlihat belum serius. Rata-rata Aktivitas siswa pada Siklus I adalah 55% dengan kategori Cukup. Untuk Siklus II pada pertemuan pertama persentase aktivitas siswa dari pertemuan sebelumnya mengalami peningkatan menjadi 70% dengan kategori baik, begitu pula dengan pertemuan kedua Siklus II meningkat menjadi 70% dengan kategori baik. Hal ini dikarenakan siswa terlihat sangat senang dan bersemangat membaca materi pelajaran walaupun ada juga sebagian siswa yang tidak serius. Rata-rata persentase yang didapat dari hasil pertemuan 1 dan 2 pada siklus II ini adalah 70% dengan kategori baik. Dengan melihat tabel dapat dibandingkan aktivitas siswa mulai dari pertemuan siklus I dan siklus II terjadi peningkatan. 3. Kemampuan Membaca Dari kedua Siklus I dan II, empat kali pertemuan dan dua kali ulangan harian yang dilakukan dalam penelitian ini dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat Tahun Pelajaran 2015/2016. Maka dapat ditampilkan hasil kemampuan membaca sebelum tindakan dan sesudah tindakan dari skor dasar dan dua kali ulangan harian tersebut dalam bentuk tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Peningkatan Kemampuan Membaca Siklus Nilai Rata-rata Peningkatan Kemampuan Membaca Skor Dasar 60 20,8 UH I 72,5 UH II 82,5 13,8 Peningkatan keseluruhan dari Skor 34,6 Dasar ke UH II Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terjadinya peningkatan kemampuan membaca pada pelajaran Bahasa Indonesia siswa dari skor dasar ke UH 1 dan dari UH 1 ke UH 2 nilai rata-rata ulangan harian siswa sebelum diterapkannya model

9 pembelajaran langsung adalah 60, setelah diadakannya ulangan harian pada Siklus I persentase rata-rata nilainya mengalami peningkatan menjadi 72,5. Begitu juga setelah dilaksanakannya ulangan harian Siklus II nilai rata-rata hasil belajar siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 82,5%. Pada tabel di atas dapat dilihat adanya peningkatan nilai rata-rata hasil tes belajar siswa dari skor dasar ke UH 1, dari UH1 ke UH 2. Nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 72,5 terjadi peningkatan nilai hasil tes belajar bahasa Indonesia siswa sebelumnya dengan selisih 20,8%. Setelah dilaksanakannya UH 2 nilai rata-rata hasil belajar siswa kembali meningkat dibanding dengan siklus I yaitu 82,5 selisihnya 13,8%. Peningkatan hasil tes belajar siswa keseluruhan adalah sebesar 34,6%. 4. Ketuntasan Klasikal Setelah proses pembelajaran membaca dilakukan, maka untuk melihat perbandingan peningkatan individual dan ketuntasan klasikal kemampuan membaca siswa berdasarkan skor dasar (data awal), ulangan harian 1 dan ulangan harian 2 dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran bahasa Indonesia di Kelas V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat secara individu maupun pasangan dan klasikal dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Tabel 5. Data Ketuntasan Individu dan Klasikal Siklus Ketuntasan Individu Jumlah Jumlah Siswa Jumlah Siswa Siswa Tuntas Tidak Tuntas SD 12 2 10 Siklus I 12 8 4 Siklus II 12 11 1 Ketuntasan Klasikal Persentase 16,7% 66,7% 91,7% Kategori Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tabel di atas dapat dilihat pada data awal jumlah siswa sebanyak 12 orang yang telah mencapai ketuntasan individu sebanyak 2 dengan ketuntasan klasikal 16,7%. Sementara siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 8 dengan persentase 83,3%. Hal ini disebabkan siswa kurang memahami materi pelajaran yang diberikan guru, karena guru masih menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga siswa merasa jemu dan kurang tertarik belajar. Disamping itu, guru belum mengkondisikan suasana kelas sehingga siswa ketika membaca tidak kosentrasi; guru tidak menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa; dan guru tidak menggunakan media pembelajaran yang dapat mendukung kegiatan belajar siswa. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I ketuntasan klasikal meningkat menjadi 8 orang dengan persentase 66,7%. Sedangkan siswa yang tidak tuntas masih ada 4 orang dengan persentase 33,3%. Masih adanya siswa yang belum tuntas disebabkan siswa belum memahami materi pelajaran dan juga belum memahami penerapan model pembelajaran langsung yang diterapkan guru. Pada siklus II jumlah siswa yang tuntas lebih meningkat dari sebelumnya, yaitu 11 orang dengan persentse klasikal 91,7%. Sedangkan jumlah siswa yang masih belum mencapai ketuntasan hanya tinggal 1 orang dengan persentase 8,3%. Hal ini disebabkan siswa mulai terbiasa dengan model pembelajaran langsung dan juga siswa lebih mudah menangkap materi pelajaran sehingga pemahaman siswa juga meningkat.

10 Pembahasan Sebelum dilaksanakannya model pembelajaran langsung kemampuan membaca siswa sangat rendah, hal ini disebabkan guru belum mengkondisikan suasana kelas sehingga siswa ketika membaca tidak kosentrasi; guru tidak menggunakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa; guru lebih banyak berceramah dan tidak mempraktikkan atau mendemonstrasikan materi secara langsung pada masing-masing siswa. Oleh karena itu, pelaksanaan pembelajaran yang kurang baik dikelas hasil belajar yang diperoleh siswa pun tidak baik, ini terbukti dari nilai tes membaca siswa. Dari hasil tes membaca 12 orang siswa kelas V hanya 2 atau 16,7% orang siswa yang tuntas dengan nilai 75. Sementara 10 atau 83,3% orang siswa tidak tuntas dengan nilai rata-rata 60. Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap manusia. Keterampilan ini tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Karena itu, keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca guru harus berupaya mencari cara yang efektif dan efisien sehingga kegiatan pembelajaran memberikan dampak positif bagi berkembangnya kemampuan membaca siswa. Salah satu cara untuk mengatasi rendahnya keterampilan membaca siswa dapat dilakukan menggunakan model pembelajaran langsung. Penerapan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan bersemangat. Sebab, siswa belajar menemukan sendiri jawaban. Dalam proses pembelajaran melalui model pembelajaran langsung siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan menerapkan model pembelajaran langsung pada mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas V 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat Tahun Pelajaran 2015/2016, proses dan hasil belajar siswa meningkat sebab, menurut Miftahul Huda (2013) keunggulan terpenting dari instruksi langsung ini adalah adanya fokus akademik, arahan dan kontrol guru, harapan yang tinggi terhadap perkembangan siswa, sistem manajemen waktu, dan atmosfer akademik yang relatif stabil. Fokus akademik berarti prioritas tertinggi terhadap penugasan dan penyelesaian tugas akademik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fokus yang kuat terhadap masalah akademik dapat menciptakan keterlibatan siswa yang semakin kuat dan kemudian menghasilkan dan memajukan prestasi siswa. Model pembelajaran langsung dapat diterapkan pada mata pelajaran apapun, namun yang paling tepat untuk mata pelajaran yang berorientasi kinerja atau performance, seperti membaca, menulis, matematika, bahasa, kesenian, biologi, fisika, kimia, TIK dan pendidikan jasmani. Model pembelajaran langsung juga cocok untuk komponen-komponen keterampilan dalam mata pelajaran yang lebih berorientasi pada informasi, seperti sejarah, sosiologi dan sejenisnya (Agus Suprijono, 2010). Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran. Peningkatan dapat dilihat pada pertemuan 1 siklus I aktivitas guru sebesar 55% pada pertemuan 2 sebesar 55%. Pada siklus II pertemuan 1 aktivitas guru sebesar 70% pada pertemuan 2 siklus II sebesar 70%. Sedangkan aktivitas siswa pada pertemuan 1 siklus I yakni 55% pada pertemuan 2 sebesar 55%. Pada siklus II

11 pertemuan 1 aktivitas siswa sebesar 70% pada pertemuan 2 siklus II sebesar 70%. Penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa, pada skor dasar dengan rata-rata 60 meningkat pada ulangan harian 1 menjadi siklus I menjadi 72,5% terjadi peningkatan nilai hasil tes sebelumnya dengan selisih 20,8%. Setelah dilaksanakannya ulangan harian 2 nilai ratarata hasil belajar siswa kembali meningkat dibanding dengan siklus I yaitu 82,5% selisihnya 13,8%. Peningkatan hasil tes belajar siswa keseluruhan adalah sebesar 34,6%. Kemudian dari ketuntasan individu dan klasikal, pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 8 orang sebesar 66,7% dan yang tidak tuntas 4 orang sebesar 33,7%, sedangkan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas 11 orang sebesar 91,7%, sedangkan yang tidak tuntas 1 orang sebesar 9,3%. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa terjadinya peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran langsung yang diterapkan dalam penelitian ini sehingga hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima. Dengan kata lain bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SDN 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat Tahun Pelajaran 2015/2016. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran langsung dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 029 Teluk Erong Kecamatan Rengat, peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari: 1. Kemampuan siswa sebelum tindakan adalah 60% dan meningkat menjadi 72,5% pada siklus I, selisih peningkatan dari nilai tes sebelumnya adalah sebesar 20,8%. Pada siklus II rata-rata hasil tes belajar siswa kembali mengalami peningkatan menjadi 82,5% selisih peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II adalah sebesar13,8%. Jadi peningkatan hasil tes belajar siswa keseluruhan adalah sebesar 34,6%. Ketuntasan belajar siswa sebelum tindakan sebesar 16,7% dan siswa yang tidak tuntas 83,3%, pada siklus I meningkat 66,7% dan yang tidak tuntas sebesar 33,7%. Kemudian pada siklus II peningkatan sebesar 91,7%, sedangkan yang tidak tuntas sebesar 9,3%. 2. Peningkatan kemampuan membaca siswa juga didukung dengan peningkatan aktivitas guru dan siswa. Pada siklus I pertemuan 1 aktivitas guru sebesar 55% dengan kategori cukup. Pertemuan 2 sebesar 60% dengan kategori cukup. Sedang aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 sebesar 70% dengan kategori baik. Pertemuan 2 sebesar 75% dengan kategori baik. Kemudian aktivitas siswa pada pertemuan 1 sebesar 55% dengan kategori cukup. Pertemuan 2 sebesar 65% dengan kategori cukup. Sedang aktivitas guru pada siklus II pertemuan 1 sebesar 70% dengan kategori baik dan pertemuan 2 sebesar 70% dengan kategori baik.

12 Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian di atas, peneliti memberikan rekomendasi yang berhubungan dengan penerapan model pembelajaran langsung, yaitu: 1. Penerapaan model pembelajaran langsung ini sangat efektif untuk meningkatkan hasil belajar khususnya meningkatkan kemampuan membaca siswa. Hal ini dikarenakan model ini mampu meningkatkan aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 2. Dengan menerapkan model pembelajaran langsung, guru tidak lagi menggunakan metode ceramah yang melelahkan, sedangkan siswa lebih aktif dan tidak ada lagi yang diam saja. 3. Guru sebaiknya memahami secara mendalam tentang konsep model pembelajaran langsung sehingga dapat memudahkan guru dalam menerapkannya. 4. Bagi peneliti selanjutnya yang hendak mencoba menggunakan model pembelajaran langsung ini pada mata pelajaran lain, selain mata pelajaran Bahasa Indonesia. DAFTAR PUSTAKA Agus Suprijono. 2009. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar Miftahul Huda. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung : Rosdakarya Suharsimi Arikunto, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta : Prestasi Pustaka Zainal Aqib. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : CV. Yrama Widya