BAB I PENDAHULUAN. Tanah juga dapat memberi lapangan pekerjaan baru baik secara perorangan. dijadikan perkebunan, perumahan, pertokooan dll.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sehinga dapat memberikan kualitas pelayanan prima terutama dalam rangka

I. PENDAHULUAN. kegiatannya manusia selalu berhubungan dengan tanah. Sehubungan dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. dari terwujudnya prinsip-prinsip yang terkandung dalam Good Governance

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat

BAB I PENDAHULUAN. Bank, Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap saat

BANK TANAH: ANTARA CITA-CITA DAN UTOPIA CUT LINA MUTIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Kebutuhan akan tanah semakin hari semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan tanah dewasa ini semakin meningkat sejalan dengan

diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai atau dimiliki oleh orang perorangan, kelompok orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. wajib tunduk pada aturan-aturan hukum yang menjamin dan melindungi hak-hak

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pelayanan menjadi bahasan yang penting dalam penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, tempat manusia

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. peruntukkan dan dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat, baik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini perkembangan sektor jasa semakin

- 1 - PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN PUBLIK PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Gorontalo. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah pertama, melakukan observasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat (Margono Slamet, 1985:15). Sedangkan W.J.S Poerwadarminta

BAB I PENDAHULUAN. prasarana penunjang kehidupan manusia yang semakin meningkat. Tolak ukur kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. publik, jasa publik, dan pelayanan administratif. informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan perdagangan.

1.PENDAHULUAN. masih memerlukan tanah ( K. Wantjik Saleh, 1977:50). sumber penghidupan maupun sebagai tempat berpijak

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan proses yang sangat strategis

I. PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran perlunya pembangunan berkelanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya pembangunan dapat diketahui suatu daerah mengalami kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan masyarakatnya

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah Negara kesatuan, seperti yang terdapat dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

LD NO.14 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL I. UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Agraria berasal dari bahasa latin ager yang berarti tanah dan agrarius

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

I. PENDAHULUAN. berintegrasi dengan lingkungan dimana tempat mereka hidup. Dengan demikian

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

BAB I PENDAHULUAN. tempat tinggal yang turun temurun untuk melanjutkan kelangsungan generasi. sangat erat antara manusia dengan tanah.

BAB I PENDAHULUAN. untuk perencanaan pembangunan berkelanjutan. Selama ini data

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah persoalan hak atas tanah. Banyaknya permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang penting untuk. kelangsungan hidup umat manusia, hubungan manusia dengan tanah

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan pembangunan manusia seutuhnya dan

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Baik sebagai sumber penghidupan

BUPATI ACEH JAYA PERATURAN BUPATI ACEH JAYA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA

BAB I PENDAHULUAN. segala aspeknya melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya, yaitu tanah

PERAN CAMAT SEBAGAI PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) SEMENTARA DI KECAMATAN MAPANGET KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. berlindung dan melanjutkan kehidupannya. Sejalan dengan bertambahnya

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan negara dan rakyat yang makin beragam dan. atas tanah tersebut. Menurut A.P. Parlindungan 4

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. mendapatkan kepastian hukum atas tanah yang dimilikinya.

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur sebagaimana yang telah dicita-citakan. Secara konstitusional bahwa bumi, air,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 2001 TENTANG PELAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN WONOGIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. Tanah mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia hidup dan

BAB III ISU- ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peranan tanah dalam rangka pembangunan bagi pemenuhan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu harta yang mempunyai sifat permanent dan dapat. dicadangkan untuk kehidupan pada masa datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara bercorak

BAB I PENDAHULUAN. aparatur dalam berbagai sektor terutama yang menyangkut pemenuhan hak-hak sipil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN. yang terdapat dalam organisasi tersebut. Keberhasilan untuk mencapai

BAB I PENDAHULAN. penting untuk kepentingan pembangunan perekonomian di Indonesia, sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dampak menurut Gorys Kerap dalam Otto Soemarwoto (1998:35), adalah

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB II PENGATURAN TANAH TERLANTAR MENURUT HUKUM AGRARIA. tidak terpelihara, tidak terawat, dan tidak terurus.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan hidup umat manusia. Hubungan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya sehingga harus benar-benar dapat digunakan secara efektif dan efisien

KUALITAS PELAYANAN ADMINISTRASI AKTA KELAHIRAN DI KANTOR DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH KOTA SURABAYA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK-HAK ATAS TANAH. perundang-undangan tersebut tidak disebutkan pengertian tanah.

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yaitu sebagai social asset dan capital asset. Sebagai social asset

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka meningkatkan citra, kerja dan kinerja instansi pemerintah

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN. 23 Juni 2007 oleh Bupati Sikka. Organisasi Pemerintah Kecamatan Alok Timur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut M. Irfan Islamy, kebijakan publik (public policy) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good governance atau tata kepemerintahan yang baik merupakan

Independensi Integritas Profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang dilakukan oleh. tata cara dan aturan pokok yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam segala bidang kehidupan, termasuk perubahan di dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu di era globalisasi saat ini sangat maju, hal ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kerangka Teori

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia diseluruh muka bumi ini memiliki hubungan yang erat dengan tanah, Manusia dengan tanah dapat dikatakan sebagai salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan karena tanah dengan manusia saling berkaitan dimana yang mengelolah tanah adalah manusia dan tanah tidak dapat dikelola apabila tidak ada manusia. Tanah juga dapat memberi lapangan pekerjaan baru baik secara perorangan maupun kelompok, dimana tanah yang dikelola haruslah membutuhkan tenaga manusia atau masyarakat sebagai pengelola, seperti pembukaan lahan hutan yang dijadikan perkebunan, perumahan, pertokooan dll. Didalam Undang-Undang Pokok Agria No.5 Tahun 1960 pasal 19 mengharuskan pemerintah menyelenggarakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan yang diatur dalam peraturan pemerintahan Nomor 10 Tahun 1961 tentang pendaftaran tanah, yang kemudian pada tanggal 8 Juli 1987 diubah dengan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang pendaftaran tanah. Menurut Boedi Harsono, pendaftaran tanah adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Negara atau Pemerintah secara terus menerus dan teratur, berupa pengumpulan data, keterangan tertentu mengenai tanah-tanah yang ada diwilayah-wilayah tertentu, pengelolahan, penyimpanan dan penyajian bagi

2 kepentingan rakyat, dalam rangka memberikan jaminan kepastian hukum dibidang pertanahan, termasuk penerbitan tanda buktinya dan pemeliharaan. Bagi kebanyakan manusia tanah merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi, selain makanan dan pakaian, tanah juga digunakan sebagai tempat lokasi permukimanan atau tempat tinggal, aset ( inventaris ), tanah juga dapat diartikan dari beberapa sudut pandang. Djaren Saragih mengemukakan definisi tanah dalam pandangan hukum adat sebagai suatu tempat dari mana manusia menjalani kehidupannya serta memperoleh sumber untuk melanjutkan kehidupannya, karena itu sampai taraf perkembangan sekarang manusia mempunyai kebutuhan terhadap tanah. Hubungan manusia dengan tanah juga terangkum dalam pasal 33 ayat (3) UUD 1945 dimana dinyatakan bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat, di dalam UUD 1945 tersebut menjelaskan bahwa seluruh aset tanah yang dimiliki oleh Negara adalah dapat digunakan untuk mendapat kemakmuran seluruh rakyat Indonesia, oleh karena itu untuk memperoleh kemakmuran dan kesejahteraan bagi bangsa Indonesia harus mampu memanfaatkan dan menggunakan tanah secara bijaksana. Didalam Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 1997 tentang pendaftaran Tanah, dalam ketentuan umum pasal 1 ayat (1) dinyatakan bahwa Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam

3 bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang cukup besar setiap tahun semakin bertambah juga menyebabkan dampak yang sangat besar bagi pertanahan diindonesia, dimana secara otomatis semakin banyak tanah yang digunakan oleh masyarakat baik digunakan untuk pertokoaan permukiman, pertanian. Dari peningkatan jumlah penduduk di Indonesia ini juga menimbulkan kasus sengketa persoalan atas hak tanah baik secara perorangan, suku, agama maupun kelompok, kasus atau sengketa yang sering muncul dapat menimbulkan keresahan dalam masyarakat. Masalah yang sering muncul mengenai persoalan hak atas tanah juga sering disebabkan tuntutan akan peningkatan mutu kehidupan yang lebih baik, hal ini merupakan salah satu dampak pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia, Seiring dengan dilakukan pembangunan juga sering mengakibatkan sengketa di bidang pertanahan dalam masyarakat baik antar perorangan, perorangan dengan pemerintah, maupun antar lintas sektoral saat ini biasanya sengketa yang masalah tanah yang timbul menyangkut kepastian hukum atas tanah. Oleh sebab itu perlu dibuat sebuah legalitas, kepastian hukum bagi setiap pemegang hak atas tanah maupun bagi masyarakat umum, kepastian ini dibuat melalui suatu proses pencatatan secara sistematis atas setiap bidang tanah baik

4 mengenai data fisik maupun data yuridis, dan kegiatan semacam ini dikenal pada tingkat desa dan kecamatan dengan sebutan pendaftaran tanah. Pendaftaran tanah didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur. Rangkaian kegiatan ini tersusun atas pengumpulan, pengolahan, pembukuan, penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar mengenai bidang-bidang tanah, yang di atur dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah No 24 Tahun1997, dimana pendaftaran tanah menghasilkan kepastian bukti hak atas tanah. Pelayanan pendaftaran tanah masyarakat dilakukan oleh pemerintah, dan dikecamatan diberikan oleh pegawai kecamatan yang membidangi, pelayanan masyarakat seperti di pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yaitu Negara berkewajiban memenuhi setiap kebutuhan warga negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya pelayanan publik atau pelayanan masyarakat yang prima dipenuhi kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang pubilk ( public goods ), jasa publik dan pelayanan administratif. Pelayanan diatas terkait dengan orientasi dari pada tata kelola pemerintahan yang baik (good governance), dimana dewasa ini sebagaimana pendapat dari Dwiyanto (2008) yang menyatakan ; Pelayanan masyarakat atau pelayanan publik menurut Kurniawan dalam Sinambela (2008:5), adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang ditetapkan.

5 Sedarmayanti (2009:243) mengatakan bahwa : Pelayanan berarti melayani suatu jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala bidang kegiatan.kegiatan pelayanan kepada masyarakat merupakan salah satu tugas dan fungsi administrasi negara. Pemerintah dan Masyarakat tidak dapat dipisahkan dikarenakan Pemerintah tidak akan terbentuk apabila tidak memiliki masyarakat dan masyarakat juga membutuhkan pemerintah sebagai pemberi pelayanan, ini membuktikan bahwa seluruh elemen lapisan masyarakat sekecil apapun kelompoknya atau individu sekalipun membutuhkan pelayanan pemerintah. Pada tingkat Kecamatan, Kantor Kecamatan sebagai perangkat daerah Kabupaten / Kota mempunyai peran yang sangat strategis, Kantor Kecamatan sebagai ujung tombak pelayanan dikarenakan kecamatan yang berhubungan langsung dengan desa dan kelurahan dan di kecamatan unsur lini seksi-seksi yang memegang peranan penting, karena unit ini yang langsung berhubungan dengan masyarakat dan seksi-seksi ini yang perlu peningkatan SDM aparatur kecamatan. Sehubungan dengan ini maka Wasistiono (2002) mengemukan : Ada dua pola organisasi kecamatan yaitu pola seragam dan pola beranekaragam sesuai dengan besar dan luasnya kewenangan yang didelegasikan yang memilikn kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kecamatan dapat dijadikan sebagai barometer penyelenggaraan pelayanan publik dan etalasi penyelenggaraan pemerintahan daerah di Kabupaten/Kota, dimana Pelimpahan kewenangan yang diberikan oleh Bupati/Walikota kepada

6 Kecamatan diharapkan dapat memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan ditingkat daerah. Salah satu tugas Kecamatan yakni melaksanakan fungsi pelayanan yang diberikan kepada masyarakat ditingkat kecamatan, maka salah satu bentuk pelayanan yang dilakukan adalah pelayanan di bidang administrasi pertanahan, disisi lain fungsi kecamatan berkordinasi dengan kelurahan dan desa diwilayah kerja Kecamatan, dan instansi yang terkait dibidang pertanahan yakni Badan pertanahan Nasional (BPN). Tabel 1 Jumlah Penduduk Pemilik Tanah Belum Memiliki Surat Keterangan Sah NO Keterangan Jumlah 1. 2. 3. 4. Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Pemilik Bidang Tanah Penduduk Pemilik Surat Akta Tanah Penduduk yang Belum Memiliki Surat Keterangan Tanah 28228 16.235 8.543 7.692 Dapat dilihat dari tabel 1 masih terdapatnya masyarakat Kecamatan Salapian yang membeli atau memiliki sebidang tanah yang belum mendaftarkan tanah tersebut dikecamatan, dimana masyarakat hanya mempunyai bukti kepemilikan dari kuitansi pembelian sehingga perlu dilakukan pendaftaran tanah untuk meminimalisasi terjadinya kasus sengketa tanah.

7 Tujuan daripada Pendaftaran tanah untuk meberi legalitas atau keabsahan atas hak tanah yang dimilikinya, dengan didaftarkannya tanah masyarakat tersebut maka masyarakat akan memperoleh bukti Surat Keterangan tanah atau Akta Tanah yang dikeluarkan oleh Kecamatan, dimana tanah yang dimiliki masyarakat tersebut mendapat perlidungan hukum Negara yang sah. Pendaftaran tanah dilakukan agar masyarakat mudah melaksanakan kegiatan sosial ekonomi dibidang pertanahan. Akta tanah yang diterbitkan oleh Camat berupa surat keterangan bukti kepemilikan, tanah merupakan aset yang bernilai ekonomis sehingga dapat diperjual belikan hak atas kepemilikannya kepada peorangan maupun kelompok dan berlaku menjadi agunan untuk mendapatkan pinjaman di Bank. Dikecamatan Salapian masih sering timbul masalah sengketa tanah baik secara perorangan maupun kelompok, hal ini disebabkan karena tingginya tingkat jumlah penduduk yang belum mendaftarkan hak atas tanah mereka, oleh karena itu perlu dilakukan studi lanjut tentang bagaimana Analisis Kualitas Pelayanan Administrasi Pertanahan di Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Melihat fakta yang terjadi di kecamatan Salapian, terdapat beberapa permasalahann yang berkaitan dengan administrasi pertanahan dikecamatan Salapian Kabupaten Langkat, sehingga menarik untuk dilakukan penelitian dikarenakan : - Banyak terjadi kasus sengketa hak atas bidang tanah. - Banyak masyarakat yang tidak memiliki surat keterangan tanah

8 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka ditetapkan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana Kualitas Pelayanan Administrasi Pertanahan di Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat? 2. Bagaimana kepuasan masyarakat terhadap Kualitas Pelayanan pendaftaran Administrasi pertanahan dikantor Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yakni: Untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan administrasi pertanahan di Kantor Camat Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Untuk mengetahui sampai dimana kepuasan masyarakat Kecamatan Salapian mengenai Kualitas Pelayanan Administrasi Pertanahan. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Praktis Dengan dilakukan Penelitian ini sangat besar harapan peneliti untuk dapat memberi masukan, saran serta ide-ide kreatif dalam pelaksanaan sistem administrasi pertanahan bagi Pemerintah Kecamatan Salapian Kabupaten Langkat serta memberi masukan bagi pemerintah daerah dalam menjalankan peran serta fungsinya.

9 1.4.2. Manfaat Teoritis Peneliti juga mengharapkan dapat memberi tambahan wawasan ilmu pengetahuan dalam lembaga pendidikan melalui Penelitian ini, khususnya sebagai pelengkap bahan studi administrasi publik tentang gambaran langsung analisis kualitas pelayanan administrasi pertanahan dikecamatan Salapian Kabupaten Langkat. 1.5. Kerangka Konseptual Peneliti melaui Penelitian ini betujuan untuk memberikan wacana secara mendetail, karena permasalahan yang terkait dengan analisis kualitas pelayanan administrasi pertanahan dikecamatan Salapian Kabupaten Langkat. Didalam penelitian ini terdapat faktor-faktor dan tingkat kepuasan dalam pelayanan terhadap pembuatan administrasi pertanahan dikecamatan Salapian. Tugas pemerintah baik dari provinsi hingga desa khususnya pada kecamatan antara lain memberi pelayanan, dalam kaitanya ini, Ndaraha (1973:14) menyatakan bahwa pemerintah adalah badan yang memproduksi, mendistribusikan atau menjual alat pemenuhan kebutuhan rakyat berbentuk jasa public, dan layanan sipil. Oleh karena itu pemerintah setiap melaksanakan tugas dan kewajibannya aparatur pemerintah diharapkan menempatkan dirinya sebagai pelayan masyarakat bukan sebaliknya, hal ini sesuai dengan pendapat Rasyid (1974:14), bahwa : Pemerintah bukanlah lapangan pekerjaan yang menjadikan kesenagan hidup material yang berlebihan bagi aparatur, karena kebutuhan pengabdian dan pelayanan yang diharapkan dari mereka, justru adalah bagaimana memberikan

10 kesenangan kepada orang banyak, dengan demikian seseorang yang masuk bekerja dilingkungan pemerintahan dengan motivasi untuk menjadi kaya pasti salah pilih. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat dapat dilihat dari perasaan senang atau kecewa dari masyarakat yang mendaftarkan tanah miliknya, dalam hal ini analisis pelayanan administrasi pertanahan memiliki beberapa indikator yang diamati berupa : Gambar 1 Pelayanan Administrasi Pertanahan, Pengaruh dan Indikator yang Dihasilkan Analisis Kualitas Pelayanan Administrasi Pertanahan: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi : Sarana dan Prasarana Kualitas Sumber Daya Manusia Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanah Indikator Kualitas Pelayanan Yang Dihasilkan : 1. Kesederhanaan 2. Kejelasan 3. Kepastian 4. Waktu 5. Akurasi 6. Keamanan 7. Tanggung 8. Kelengkapan sarana dan prasarana 9. Keramahan\kesopanan 10. Kejujuran Masyarakat (Kepuasan dan Pengetahuan)

11 Indikator Kualitas Pelayanan : 1. Kesederhanaan pelayanan dimana pelayanan yang diberikan oleh Kantor Kecamatan dianggap masyarakat mudah baik secara adminitrasi, biaya dan pelayanan yang diberikan sesuai dengan standart pelayanan yang ada. 2. Kejelasan pelayanan dimana pelayanan yang diberikan kepada masyarakat harus mudah dimengerti oleh masyarakat dimana pelayanan yang diberikan dipusatkan pada satu bidang saja di Kantor Kecamatan. 3. Kepastian pelayanan dimana masyarakat mendapat kepastian waktu, biaya, hasil, keamanan dan ketertiban dalam pendaftaran atas kepemilikan tanah mereka. 4. Waktu pelayanan dimana masyarakat mendapat kepastian waktu pelayanan oleh Kantor Kecamatan dalam pendaftaran Hak atas Tanah mereka yang dimulai dari proses pendaftaran sampai dengan proses penerbitan. 5. Akurasi Waktu dimana pelayanan yang dberikan harus mengakuratkan waktu yang ada sehingga tidak banyak waktu yang terbuang dalam proses pendaftran kepemilikan Hak atas Tanah mereka. 6. Keamanan Pelayanan dimana Kantor Kecamatan harus menjaga dan menjamin keamanan dokumen tanah milik masyarakat yang sedang dalam proses pembuatan Akta Pertanahan mereka. 7. Tanggung Jawab dimana kantor kecamatan harus bertanggung jawab atas segala kesalahan dan kehilangan atas dokumen tanah milik masyarakat apabila kesalahan dan kehilang terjadi pada saat proses pendaftaran.

12 8. Kelengkapan Sarana dan Prasarana dimana kantor kecamatan harus meyediakan sarana dan prasarana yang mendukung dalam pendaftaraan hak kepemilikan atas tanah tersebut dimulai dari sarana dan prasarana di kantor sampai dengan di lokasi tanah yang akan di daftarkan karena akan dilakukan pengukuran. 9. Keramahan dan kesopanan dimana ini dituntut pada semua pemberi pelayanan kepada masyarakat, tidak saja di kantor Kecamatan. 10. Kejujuran didalam memberikan pelayanan harus jujur baik secara admitrasi,biaya,waktu. Faktor-Faktor yang mempengaruhi : 1. Sarana dan Prasarana masih kurang lengkanya sarana dan prasarana yang ada terlebih prasarana dilokasi dimana pengukuran yang dilakukan pada tingkat kecamatan masi dilakukan secara manual sehingga hasil yang diperoleh belum maksimal. 2. Kualitas sumber daya manusia dimana penetapan petugas pada bidang pertanahan dikantor kecamatan masi banyak yang belum sesuai dengan latar belakan pendidikan, jadi petugas ini bekerja hanya berdasarkan pengalaman yang diberikan oleh petugas terdahulu atau secara turun temurun. 3. Kesadaran masyarakat untuk mendaftarkan tanah masi rendah dikarena faktor sumber daya manusia masyarakat yang rendah, sehingga mereka merasa legalitas kepemilikan tanah tidak begitu penting karena banyak masyarakat beranggapan mereka sudah mengelola tanah tersebut secara turun temurun sehingga tidak perlu lagi untuk mendaftarkan pada kantor Kecamatan.

13 Dalam hal ini masyarakat merupakan faktor utama yang mempengaruhi analisis kualitas pelayanan adminitrasi pertanahan ini, karena masyarakat dijadikan sebagai penerima pelayanan secara langsung.